《 05 》 Obat Penawar

...🤍🤍🤍...

Klinik Tabib Gong telah kosong dan kini Zhang Gu Yue berbalik meninggalkan tempat kosong itu dan berniat membeli sebuah gudang untuk menyimpan tanaman obat-obatan milik nya.

Musim hujan telah tiba beberapa minggu terakhir. Zhang Gu Yue sudah tak memiliki waktu banyak untuk mengumpulkan tanaman obat. Selain penyakit baru itu, tentu penyakit lain pun akan tetap terjadi walaupun tidak separah wabah penyakit langka tersebut.

Dengan teguh, Zhang Gu Yue mendaki gunung dan membawa banyak tanaman obat dan menyimpan nya di gudang milik nya.

Dia sudah mendengar jika wabah penyakit itu telah muncul di ibu kota dan para tabib masih mencari cara untuk menyembuhkan penyakit langka itu. Tapi dari mereka belum ada yang berhasil, justru dalam beberapa minggu kini penyakit itu telah menyebar bahkan sampai ke pelosok desa.

Zhang Gu Yue menatap dedaunan yang masih basah karena air hujan dengan tenang. Baju coklat lusuh masih melekat di tubuh kurus nya, ia belum berfikir untuk mengungkap identitas asli Zhang Gu Yue, jadi biarlah waktu yang mengungkap nya.

"IBU... IBU..." teriak histeris seorang gadis kecil saat melihat tubuh ibunya yang kejang-kejang dibawa dengan gerobak menuju kediaman tabib oleh ayah nya. Namun langkah kecil nya membuat dirinya tertinggal dan kini hanya bisa menangis terduduk di tanah.

"Adik, jangan menangis" ucap Zhang Gu Yue lembut.

"Kakak hiks... hiks... Ibu ku kenapa seperti itu hiks... bagaimana kondisi adik ku? Ibu ku sedang mengandung" ucap lelaki kecil itu sesenggukan.

"Ibu mu hamil?!"

"I-iya hiks..."

Tidak benar, tadi saat gerobak yang di tarik oleh ayah anak itu melewati dirinya, dia melihat jika kondisi sang ibu sedang kejang-kejang dan tak ada benda atau orang yang melindungi perut besar ibu hamil itu. Ia tak bisa membiarkan itu terjadi, jika saja ada benturan keras yang mengenai perut nya, bisa-bisa bayi yang ada di dalam kandungan, gugur dan tak bisa di selamat kan.

"Ayo kita susul ibu mu" ucap Zhang Gu Yue lalu menggendong tubuh lelaki kecil itu dan berlari mengikuti kemana gerobak tadi pergi.

"Paman, tunggu sebentar, bayi di dalam kandungan istri mu bisa terbentur" ucap Zhang Hu Yue sedikit berteriak.

Seakan sadar, sang suami menghentikan gerobak nya dan menatap istri nya yang masih kejang-kejang dengan perut yang besar berisi buah hati mereka.

"Astaga anak ku. Nona, ini bagaimana?" ucap nya khawatir.

"Adik kecil kau pegangi ibu mu dan pastikan perut ibu mu tidak terbentur di sisi kanan ya, biar kakak yang menjaga sebelah kiri"

"Baik Kakak"

Setelah nya mereka kembali membawa wanita hamil itu sedikit lebih pelan. Sesampainya di tempat tabib, wanita hamil itu langsung ditangani oleh tabib.

"Kakak, apa ibu ku akan baik-baik saja?"

"Tentu saja, jangan menangis lagi ya?" ucap Zhang Gu Yue.

"Um! Lan'er janji tidak akan menangis lagi, Lan'er akan berdoa untuk ibu dan adik bayi"

"Bagus"

Tak lama, tiba-tiba ada pasien dengan gejala serupa masuk ke dalam rumah tabib dan ternyata itu adalah kepala desa yang membawa putra nya.

"Tabib tolong putra ku"

Tabib di sana hanya satu dan dia dibuat kuwalahan dengan datang nya tiga orang dengan kondisi yang sama. Ia bingung sebab dia sendiri masih belum tau jenis penyakit apa yang menyerang para pasien nya saat ini.

"Maaf Tuan, saya belum tau jenis penyakit apa ini" ucap tabib menunduk dalam.

"Bagaimana bisa?! panggil semua tabib kesini" ucap kepala desa, karena kondisi sudah tak memungkinkan lagi jika ia membawa anak nya ke rumah tabib lain dikarenakan di luar sedang hujan deras.

Zhang Gu Yue sendari tadi hanya diam memperhatikan sambil menenangkan anak kecil yang ada di gendongan nya. Ia tak bisa langsung maju dan mengaku bahwa ia bisa mengobati luka tersebut, karena bagaimana pun juga ia termasuk baru dalam dunia medis.

Tak lama kemudian tiga tabib paling terkenal di wilayah desa itu datang dan langsung memeriksa tiga pasien yang kini dua masih kejang dan yang satu sudah diam namun dengan kondisi yang begitu memperihatinkan. Dimana mulut nya terus mengeluarkan air liur.

Terlihat dahi ketiga tabib itu mengkerut dan setelah nya menggeleng menatap sang kepala desa, seakan memberitahukan jika mereka juga tidak mengetahui penyakit apa yang mengenai mereka bertiga. Kepala desa yang melihat itu pun semakin bingung, nyawa putra nya kini dalam bahaya dan tak ada satu pun tabib yang bisa menyembuhkan putra satu-satu nya.

Desa mereka memang sangat terpencil, bahkan jika ingin ke pusat kota itu akan memakan waktu sekitar lima hari atau bisa sampai tiga hari perjalanan tanpa istirahat. Apalagi cuaca hujan yang saat ini turun begitu deras membuat jalan licin dan beberapa tanah longsor. Sungguh bukan solusi yang baik, bahkan bisa saja nyawa mereka juga ikut terancam.

"Tuan, semua tabib yang ada melaporkan jika mereka juga tidak bisa menyebuhkan dan mengetahui jenis penyakit apa itu. Bahkan mereka juga kuwalahan karena pasien serupa terus berdatangan" ucap salah satu orang kepercayaan kepala desa itu.

"Tabib Gong, apakah kau sudah bertanya pada nya?" tanya kepala desa.

"Maaf Tuan, menurut yang saya tau Tabib Gong telah pergi untuk berkelana beberapa minggu yang lalu"

"Bagaimana bisa?!" kepala desa memijat pelipis nya, sekarang bukan hanya kondisi anak nya saja yang harus ia perhatikan, melainkan seluruh warga nya.

"Tuan, bukan kah Nona kecil ini adalah murid Tabib Gong" ucap seseorang menunjuk Zhang Gu Yue. Kini perhatian semua orang tertuju pada gadis kecil itu.

"Kau benar, kenapa kau diam saja sejak tadi?"

"Maaf Tuan, bukan nya saya tidak peduli, hanya saja saya tidak memiliki kepercayaan diri yang lebih. Memang benar saya adalah murid Tabib Gong, hanya saja saya baru sebentar berguru pada nya" ucap Zhang Gu Yue menundukkan pandangan nya dengan senyum tipis yang hanya dia yang tau.

"Setidak nya cobalah memeriksa atau kau tau dimana keberadaan Tabib Gong itu?" tanya kepala desa.

"Guru tidak memberitahukan kemana tujuan nya kali ini, maaf kan saya Tuan" jawab Zhang Gu Yue.

"Coba kau memeriksa, siapa tau kau bisa mengerti. Oh ya siapa nama mu?" titah kepala desa.

"Baik Tuan, saya hanyalah gadis biasa dengan nama Yue"

Zhang Gu Yue maju untuk mengecek nadi ibu hamil yang tadi sempat ia bantu, cukup lama ia mengecek pasien tersebut lalu beralih ke pasien yang lain. Sedangkan sang kepala desa dan beberapa warga yang hadir di sana juga ikut menatap tubuh ringkih dengan balutan baju sederhana itu penuh harap.

Memang benar desa itu hanyalah desa kecil yang berada di kawasan yang benar-benar terpencil, namun keharmonisan di desa itu benar-benar dijaga dengan hati-hati. Jadi walaupun tinggal di desa terpencil seperti itu, para warga nya pun tidak merasa keberatan, justru mereka senang bisa tinggal di daerah yang nyaman dan damai.

"Jadi bagaimana?" tanya kepala desa saat melihat gadis Yue itu terlihat selesai memeriksa.

"Menjawab Tuan, saya merasa familiar dengan kondisi saat ini. Dulu guru pernah mengajari ku tentang penyakit ini" ucap Zhang Gu Yue.

"Bagus bagus! kalau begitu cepat katakan kau butuh apa untuk menyembuhkan mereka" senang sang kepala desa.

"Dulu guru menyuruhku untuk selalu mencari dan mengumpulkan ranshen dan daun merah, beliau juga mengajariku cara meracik nya. Aku akan mencoba membuat ramuan nya, mohon nanti tabib menilai obat yang ku buat" ucap Zhang Gu Yue.

Wajah para tabib yang tadi nya sudah menggelap berangsur cerah. Sebab mereka yang telah menjadi tabib selama bertaun-taun justru merasa terkalahkan oleh seorang gadis bau kencur karena suatu penyakit aneh, sungguh mereka merasa harga diri nya terinjak-injak. Namun saat dengan sopan gadis Yue itu meminta pendapat mereka, rasa kesal di hati sedikit mereda.

Kini setelah Zhang Gu Yue membuat ramuan itu, dia menyerahkan tiga cangkir kecil ke hadapan para tabib untuk diperiksa. Sambil menunggu respon mereka, Zhang Gu Yue menjelaskan tentang tanda-tanda, sebab, dan cara mencegah penyakit tersebut agar mereka juga bisa menilai jika obat yang ia buat memang cocok untuk penyakit kali ini

Mendengar penjelasan gadis Yue itu, para tabib seakan mendapatkan pencerahan. Aroma lembut begitu menenangkan keluar dari obat yang telah di racik, mereka juga yakin jika obat itu bisa di coba untuk menyembuhkan penyakit tersebut.

"Benar-benar obat dewa! aroma nya begitu lembut namun kuat ini benar-benar luar biasa" puji salah satu tabib.

"Benar, aku juga telah mencoba nya dan ini benar-benar obat yang bagus. Tidak masalah jika kita mencoba nya untuk menyembuhkan penyakit aneh ini"

"Aku bahkan belum pernah meracik obat sebagus ini"

"Kalau begitu tunggu apa lagi, Nona Yue apakah masih ada yang harus dilakukan selain memberi obat ini?" tanya kepala desa senang.

"Ada Tuan, kita juga harus melakukan beberapa teknik akupuntur untuk menenangkan syaraf. Maaf atas ketidak sopanan ku meminta bantuan tabib yang lain" jawab Zhang Gu Yue.

"Tidak perlu sungkan, katakan saja apa yang bisa kita bantu, benarkan?" ucap salah satu tabib dengan senyuman tulus nya.

"Tentu, yang utama kali ini adalah kesembuhan pasien. Kita harus bersatu untuk terus menjaga keharmonisan wilayah kecil ini"

"Baiklah, maaf merepotkan tabib sekalian" ucap Zhang Gu Yue.

Ia sengaja menggunakan nama Tabib Gong untuk mendapatkan kepercayaan orang-orang. Karena jika menggunakan nama nya, itu akan lebih sulit dan membuang-buang waktu untuk menjelaskan. Kini hal utama yang harus ia lakukan adalah mengambil kepercayaan orang-orang di desa itu untuk kemudahan nya di masa depan dan tentu kesehatan para pasien itu.

Dan benar saja, keesokan hari nya, obat itu bekerja dengan baik sehingga kini orang yang terkena penyakit sudah bisa menggerakkan tubuh mereka walau masih lemas dan harus mendapatkan beberapa pengobatan akupuntur hingga mereka benar-benar sembuh total.

Hal itu membuat nama nya dengan mudah terkenal, karena bisa menyembuhkan penyakit aneh itu dan ternyata dia juga memberikan obat-obatan yang selama ini dia kumpulkan dengan gratis. Namun bagi mereka, mereka juga tau diri dan mengganti bayaran gadis kecil Yue ini dengan memberikan rumah baru yang lebih layak huni dan tak jarang mereka juga memberikan gadis itu berbagai bahan pangan atau sandang terbaik mereka.

"Seharus nya kabar ini akan sampai di ibu kota sekitar kurang dari dua minggu lagi" ucap Zhang Gu Yue menatap arah ibu kota.

...🤍🤍🤍...

Terpopuler

Comments

@¥u N!Z@

@¥u N!Z@

widih keren banget

2025-07-15

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!