bab 3- rumah sederhana

Matahari baru saja naik di ufuk timur, membiaskan cahaya keemasan yang mengintip malu-malu lewat jendela kayu rumah sederhana itu. Tere terbangun dengan kepala berat. Matanya menatap langit-langit yang berbeda dari kamarnya di Jakarta yang mewah dan berpendingin udara. Aroma kayu tua, bau tanah basah, dan sedikit bau asap kayu bakar menyesakkan hatinya.

Ia mengerjap-ngerjapkan mata, menoleh ke sisi lain ruangan. Tidak ada siapa-siapa. Kaos oblong lusuh Arga masih melekat di tubuhnya, dipadukan celana pendek longgar. Pipinya memerah malu, teringat semalam betapa canggungnya saat menerima pakaian itu. Tapi tak ada pilihan lain. Gaun mahalnya sudah basah kuyup dan kotor.

Tere menarik napas panjang. “Astaga... aku ini istri orang sekarang. Istri... Arga. Siapa dia? Bahkan aku nyaris nggak tahu apa-apa soal dia...” batinnya penuh sesal.

Di luar kamar, terdengar suara panci beradu dengan sendok kayu. Aroma nasi goreng sederhana mulai menyeruak ke dalam ruangan. Tere menggigit bibir bawahnya.

“Dia... masak untuk aku?”

Tak lama, pintu diketuk pelan.

“Mba... mba Tere, sarapan dulu ya. Aku masak seadanya...” suara Arga terdengar gugup.

Tere diam. Gengsinya setinggi langit. Ia ingin menolak. Tapi perutnya berbunyi nyaring, menghianati niatnya.

“Taruh aja di meja...” ucapnya ketus.

Arga masuk perlahan, meletakkan sepiring nasi goreng hangat di atas meja kecil di sudut ruangan. Ia menyelipkan pandangannya pada Tere, lalu buru-buru menunduk. Jantungnya berdegup lebih kencang dari biasanya.

“Cantik banget...” gumamnya dalam hati, sebelum akhirnya keluar dan menutup pintu.

Tere menatap piring itu. Sederhana, hanya nasi goreng polos dan telur dadar, tapi aromanya menggoda.

“Ya ampun... bahkan masakan sederhana dia bikin aku lapar gini...” desahnya. Dengan ragu, ia mulai menyuap. Pelan-pelan. Hingga akhirnya tak sadar piring itu kosong.

Sementara itu, di Jakarta...

Bu Linda duduk di ruang keluarga, gelisah. Berkali-kali menatap layar ponselnya.

“Pa..! Tere nggak bisa dihubungi. Kamu lihat kan? Dia nggak pernah begini sebelumnya!”

Pak Adrian menoleh dari koran yang dibacanya.

“ma... kamu jangan terlalu panik dulu. Mungkin sinyalnya jelek. Atau dia lagi sibuk kerja. Dia itu anak Papa, kamu tahu sendiri, selalu bertanggung jawab.”

Air mata mulai membasahi sudut mata Bu Linda.

“Kalau memang dia bertanggung jawab, harusnya dia kasih kabar. Aku khawatir terjadi apa-apa, Pa. Perempuan itu lemah... apalagi di luar sana...”

Pak Adrian akhirnya mengalah.

“Baiklah. Aku minta sekretaris cari tahu. Kita tunggu kabar sampai sore, kalau belum ada, kita sewa detektif pribadi.”

Di rumah Arga...

Tere sudah selesai makan dan beranjak ke kamar mandi. Suara jerit kecil terdengar.

“Airnya dingin banget!”

Arga yang sedang memotong kayu di halaman mendengarnya. Bergegas ia memanaskan air di tungku. Beberapa menit kemudian, ia membawa baskom air hangat ke depan kamar mandi.

“Mba Tere... aku taruh air hangat di sini ya...” katanya lirih.

Tere tercekat mendengar suara itu.

“Kenapa sih dia baik banget...” batinnya.

Ia membuka sedikit pintu, hanya cukup untuk mengambil baskom itu. Saat mata mereka bertemu sekilas, jantung keduanya serasa berhenti.

Arga langsung menunduk, wajahnya memerah.

Tere buru-buru menutup pintu kembali, hatinya berkecamuk.

akhirnya teresia selesai mandi, arga melihat tere hanya menggunakan handuk kulit putih rambut nya basah menambah kecantikan nya, arga terpaku lalu sadar dan mengalihkan pandangan nya.

arga bicara" mba nanti mba pilih saja baju yang di lemari aku, aku tidak bisa memilih nya. tere hanya mengangguk.

Siang itu, setelah semua selesai, Arga mempersilakan Tere duduk di ruang depan. Rumah itu bersih meski sederhana. Arga mengambilkan teh hangat.

“Kalau ada apa-apa, mba bilang aja ya. Aku mau ke kebun sebentar. Nggak jauh, cuma di belakang rumah.”

Tere mengangguk kecil. Dalam hatinya, ia mulai mengakui satu hal:

“Dia sopan, dia perhatian......”

Arga berjalan pergi, sementara Tere menatap punggungnya yang mulai menjauh. Angin siang membawa aroma rumput basah dan tanah, seolah ikut menertawakan gengsi yang masih membelenggu hatinya.

Dan untuk pertama kalinya, Teresia merasakan...

Rumah sederhana itu tak lagi terlalu asing.

Terpopuler

Comments

nuraeinieni

nuraeinieni

arga baik

2025-06-21

0

lihat semua
Episodes
1 bab 1- pertemuan takdir ceo cantik dan pemuda desa
2 bab 2- menikah
3 bab 3- rumah sederhana
4 bab 4- menghubungi ortu
5 bab 5- Perdebatan membawa luka
6 bab 6- pagi yang menyentuh hati
7 bab 7
8 bab 8
9 bab 9
10 bab 10
11 bab 11
12 bab 12
13 bab 13 awal langkah baru
14 bab 14- pertemuan tak terduga di Cafe aluna
15 bab 15- cemburu
16 bab 16- antara rindu dan gelisah
17 bab 17 jejak langkah yang membingungkan
18 bab 18
19 bab 19
20 bab 20
21 bab 21
22 bab 22
23 bab 23
24 bab 24
25 bab 25
26 bab 26
27 bab 27
28 bab 28
29 bab 29
30 bab 30
31 bab 31
32 bab 32
33 bab 33
34 bab 34
35 bab 35
36 bab 36
37 bab 37
38 bab 38
39 bab 39
40 bab 40
41 bab 41
42 bab 42 Ingatan yang Berteriak di Tepi Limmat
43 bab 43 Bayangan Kenangan yang Menggoda
44 bab 44 Bayangan yang Menguat dan Tekad yang Membara
45 bab 45 Cincin yang Pudar dan Pukulan Kenangan
46 bab 46 rahasia dibawah langit zurich
47 bab 47 rencana perjodohan
48 bab 48
49 bab 49
50 bab 50
51 bab 51
52 bab 52
53 bab 53
54 bab 54- ingatan yang kembali di ujung perpisahan
55 bab 55
56 bab 56- Cinta yang Kembali Bersemi
57 bab 57
58 bab 58
59 bab 59 adegan 18+
60 bab 60
61 bab 61
62 bab 62
63 bab 63
64 bab 64
65 bab 65
66 bab 66
67 bab 67 proyek Sukarsari
68 bab 68
69 bab 69
70 bab 70
71 bab 71
72 bab 72
73 bab 73
74 bab 74
75 bab 75
76 bab 76
77 bab 77
78 bab 78 jaka & vina di Sukarsari
79 bab 79
80 bab 80 mancing ala jaka
81 bab 81
Episodes

Updated 81 Episodes

1
bab 1- pertemuan takdir ceo cantik dan pemuda desa
2
bab 2- menikah
3
bab 3- rumah sederhana
4
bab 4- menghubungi ortu
5
bab 5- Perdebatan membawa luka
6
bab 6- pagi yang menyentuh hati
7
bab 7
8
bab 8
9
bab 9
10
bab 10
11
bab 11
12
bab 12
13
bab 13 awal langkah baru
14
bab 14- pertemuan tak terduga di Cafe aluna
15
bab 15- cemburu
16
bab 16- antara rindu dan gelisah
17
bab 17 jejak langkah yang membingungkan
18
bab 18
19
bab 19
20
bab 20
21
bab 21
22
bab 22
23
bab 23
24
bab 24
25
bab 25
26
bab 26
27
bab 27
28
bab 28
29
bab 29
30
bab 30
31
bab 31
32
bab 32
33
bab 33
34
bab 34
35
bab 35
36
bab 36
37
bab 37
38
bab 38
39
bab 39
40
bab 40
41
bab 41
42
bab 42 Ingatan yang Berteriak di Tepi Limmat
43
bab 43 Bayangan Kenangan yang Menggoda
44
bab 44 Bayangan yang Menguat dan Tekad yang Membara
45
bab 45 Cincin yang Pudar dan Pukulan Kenangan
46
bab 46 rahasia dibawah langit zurich
47
bab 47 rencana perjodohan
48
bab 48
49
bab 49
50
bab 50
51
bab 51
52
bab 52
53
bab 53
54
bab 54- ingatan yang kembali di ujung perpisahan
55
bab 55
56
bab 56- Cinta yang Kembali Bersemi
57
bab 57
58
bab 58
59
bab 59 adegan 18+
60
bab 60
61
bab 61
62
bab 62
63
bab 63
64
bab 64
65
bab 65
66
bab 66
67
bab 67 proyek Sukarsari
68
bab 68
69
bab 69
70
bab 70
71
bab 71
72
bab 72
73
bab 73
74
bab 74
75
bab 75
76
bab 76
77
bab 77
78
bab 78 jaka & vina di Sukarsari
79
bab 79
80
bab 80 mancing ala jaka
81
bab 81

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!