Be My Girl

Kolam air mancur dengan bunga bunga yang tertata rapi disekitarnya serta lampion lampion indah yang menerangi kegelapan. Pantulan sinarnya terlihat berkilauan pada riak air yang bergemericik. Terlihat sederhana tapi mengandung keindahan tak terbaca. Sama halnya dengan gadis yang sedari tadi dipandangi oleh Narel. Baginya Viora dan segala keindahannya lebih menarik dari apapun.

Viora yang sejak tadi larut pada air mancur didekatnya mulai sadar sedang diperhatikan, setelah ia rasakan keheningan bersarang tanpa sedikitpun terpecahkan. Ia mendapati Narel yang masih bergeming menatapnya dengan tatapan yang sulit diartikan dan tak dimengerti oleh Viora sendiri.

"Boleh gue minta sesuatu sama lo? " Ucap Narel tiba tiba.

"A-apa? " Balas Viora gugup karena Narel yang terang terangan menatapnya.

Narel memperbaiki posisi duduknya, ia berdehem lalu semakin menatap Viora serius. Gadis itu tampak begitu menantikan apa yang akan ia ucapkan. Bukannya bicara Narel malah menyengir lebar.

Sadar dirinya dikerjai, Viora melengos kemudian kembali memalingkan mukanya ke arah lain. Cowok disampingnya ini memang asli reseknya. Gak tau apa kalau jantung Viora itu hobi banget berdisko ria didalam sana karena ulahnya sekecil apapun itu. Memang benar benar menyebalkan bag-

"Be my Girl"

Viora membeku seketika, jantungnya mulai lagi berdetak secara bar bar didalam sana padahal ia tak pernah memberi izin untuk itu. Sesuatu kian mendesak hebat memaksa untuk terluapkan kepermukaan. Tapi tertahan tanpa alasan. Semua sendinya mendadak berubah jadi sendi mati. Seluruh kulit ditubuhnya seakan jadi batu. Tubuhnya kaku bibirnya kelu. Kata kata Narel seakan menjadi sihir yang mengubah nya jadi patung.

Narel meraih jemari Viora dan menggenggamnya lembut"Wo ai ni"bisik nya halus disertai sebuah senyum menawan.

Seandainya Viora adalah batu es, mungkin bukan hanya meleleh tapi pasti dia sudah menguap sekarang.

❄❄❄

"PAGI!! "

"LIORAAA!!! "

Viora mencak mencak sendiri dengan kekesalan menggunung. Ia mengusap telinganya yang terasa berdenging karena tadi Liora berteriak tepat disana. Sedangkan Liora yang sudah sampai ditangga tertawa cekikikan, ia tak langsung pergi tapi menunggu Viora mendekatinya.

Viora mengatur nafas sambil mengelus elus dadanya mencoba sabar. Suasana hatinya sedang baik hari ini dan ia tak mau merusaknya dengan hal sekecil apapun itu. Dengan senyum termanis nya ia melenggang melewati saudari kembarnya itu.

"Dih gila! Gak waras! " Cerca Liora sambil mengekor dibelakang Viora dengan terus melancarkan aksi jahilnya.

"Mamaaaaaa... " Rengek Viora.

Akhirnya mood Viora hancur juga. Beri penghormatan pada 'Queen Lion' Liora, yang berhasil menghancurkan kebahagiaan dan kecerahan hati sangat 'Miss Angle' pagi ini.

Kekesalan Viora mendadak diinterupsi oleh kehadiran Narel yang sudah duduk dimeja makan bersama kedua orang tuanya.

"Kalian ini udah pada gede tapi kelakuannya masih kayak anak kecil"

Liora hanya cengengesan mendengar penuturan ayahnya"yang namanya anak pasti kecil dimata mak bapaknya "celetuknya asal.

" Ya in biar cepat"samber Viora yang sudah duduk di salah satu kursi setelah sebelumnya ia melempar kan sebait sapaan pada Narel yang sekarang telah berstatus sebagai pacarnya.

"Ma, Pa, Lio berangkat duluan. Udah janjian sama Vela" Ujar Liora berpamitan kemudian melangkah pergi tanpa menunggu jawaban dari orang tuanya. Jordy hanya bisa menggeleng gelengkan kepala kalau sudah berurusan dengan anak gadisnya yang satu itu.

"Om, tante, saya permisi bentar mau angkat telepon" Ujar Narel, ia melangkah pergi setelah mendapat anggukan dari Jordy dan Sanny.

"Ekhm" Jordy berdehem kemudian terbatuk, matanya mengerling jahil kearah putri sulung nya "Vio nya papa udah berani pacaran ya sekarang? "

"Papa apaan sih?! " Risih Viora, sekarang ia tau darimana keusilan Liora berasal.

"Kamu gak salah pilih" Tambah Sanny dengan santai sambil asik menyiapkan sarapan.

"Mama"

Jordy dan Sanny bertukar pandang dan tersenyum jahil "Calon menantu di masa depan"

"PAPA! MAMA! "

...❄❄❄...

Siang itu Jordy dikejutkan oleh kehadiran Liora yang tiba tiba di kantornya. Lebih tepatnya ia dikejutkan oleh permintaan putrinya itu.

"Kamu mau pindah kemana? Mars? Venus? Yupiter? Atau pluto? " Seloroh nya menanggapi permintaan Liora.

"Ish, papa, Lio serius! " Kesal Liora.

Jordy tertawa kecil"Emang kamu mau pindah kemana? "

"SMA Galaxy! " Jawab Liora penuh kemantapan.

Pernyataan itu dibalas tatapan penuh selidik oleh Jordy"The reason? "

"Pokoknya lio mau pindah! " Tegas Liora.

Raut wajah Jordy berubah serius, radarnya menangkap sesuatu yang mencurigakan dari putri nya itu. Dan hati kecilnya bilang, itu adalah satu hal yang tak akan pernah ia setujui. "Kamu tetap di Antariksa! " Putusnya kemudian.

"Papaaaa.... " Rengek Liora, ia menatap ayahnya dengan tatapan memelas"Lio gak nyaman di Antariksa. Lio mau pindah"tuturnya dengan nada sendu yang membuat siapapun luluh mendengarnya.

Jordy memijit mijit pangkal hidungnya, ini yang paling ia benci, ia selalu tak tahan menolak keinginan anaknya yang satu ini jika dia sudah memohon seperti itu.

"Spica udah balik, dia sekolah di SMA Galaxy. Vela juga di sana. Lio mau pindah paaa" Tambah Liora sambil menampilkan puppy eyes andalannya.

"Kan kamu yang milih dulu! "

Liora merengut kesal, bibirnya dimajukan sambil terus mengoceh ini dan itu. Mengoceh tanpa henti hingga Jordy dibuat pusing sendiri.

"Oke, oke, papa akan urus surat pindahnya segera, puas? "

Detik itu juga tanpa aba aba apapun Liora menghambur memeluk ayahnya, dan berteriak senang.

Mendengar nada riang putri nya, hati Jordy merasa lapang.

❄❄❄

"Serius lo mau pindah? " Tanya Viora memastikan dan mendapat anggukan dari Liora"Papa setuju? "Tanyanya lagi, kedua kalinya Liora kembali mengangguk. " Ngapain pake pindah segala sih? "

"Lo gak tau rasanya jadi gue" Cetus Liora kemudian menghempaskan tubuhnya di atas kasur queen size miliknya. Matanya menerawang menatap langit langit coklat gelap kamarnya.

Viora memahami maksud Liora , dan membenarkan semua yang dikatakan Liora bahwa Viora tidak akan pernah tau apa yang dirasakan Liora.

"Oh ya, lo udah jadian ama k--ehm.. Narel kan? " Tanya Liora tiba tiba.

Viora menatap bingung tapi tak urung ia mengangguk juga.

Liora tanpa memiliki banyak pertanyaan di kepalanya, ia menukar posisi jadi menelungkup sambil menopang dagu dengan kedua tangan dan mata yang menatap Viora dengan tatapan meneliti, ia sedikit memicing lalu bertanya"Gimana caranya dia nembak lo? "

"Y-ya gitu deh. Ngapain juga lo nanya itu? " Jawab Viora sedikit gugup dengan tatapan Liora.

"Lebih rinci tatang! "

"Penting apa gue cerita? " Viora memutar bola matanya malas.

"Serius ih, gue penasaran, gimana caranya anak ingusan kek dia nembak cewek. Pasti salting salting an ya dia? "Ujar Liora beralasan sambil tersenyum mengejek dan menarik turunkan alisnya.

Viora mencibir dalam hati karena ucapan Liora yang mengatakan Narel anak ingusan. Cowok tulen, gagah, tegas, (dikit resek) semacam Narel di bilang anak ingusan? Trus yang udah gede bagi Liora tu kayak mana?

" Malahan santai banget, gue aja yang gugup setengah mampus"Viora berujar tanpa sadar sesaat kemudian ia menutup mulutnya sendiri dengan tangannya.

Liora tampak tertarik, ia bangkit duduk menghadap saudari kembarnya itu"jadi, dia bilang apa aja? "Tanyanya dengan wajah serius.

" Apasih kepo! "Balas Viora lalu melempar wajah sok serius adiknya itu dengan bantal.

" Ih.. "Liora bersungut kesal" Kepo gue nih, kepo"

Viora melengos, tumben tumbenan Liora tertarik dengan hal hal semacam ini? Ada apa? Apa mungkin ia juga sedang didekati oleh seorang cowok setipe Narel? Viora tau tentang Liora yang hobi gonta ganti cowo sewaktu jaman jaman SMP dulu, semenjak mereka beranjak ke SMA Liora tak pernah lagi terlihat dengan cowok manapun, mungkin dia sudah tobat.

"Oke, berhubung gue lagi mood gue akan cerita, ekhm... " Viora mulai mengambil posisi dan mengalir lah cerita itu, kelihatan banget kalau dia bocah ingusan yang lagi puber. Kisah cinta anak labil alay, pikir Liora. "Ini nih, intinya... Kalimat sakral Narel yang... Gimana ya, gitu deh, hehe.. "

Liora mendelik melihat kelakuan kakaknya itu, ya Viora memang beda dengan Liora, cewek itu begitu menutup hatinya terhadap pria manapun, siapa sangka tipe cowok kayak Narel lah yang mampu memikat nya. 'Kasian kembaran gue cantik cantik dapet cowok Manusia setengah jadi-edan-fucking-gila- macam si kampret Narel itu ' batinnya menyumpah nyerapahi manusia tak berdosa dengan membabi buta

"Jadi pas Narel nembak gue itu dia bilang gini.. " Viora mengekspresikan dirinya seperti saat Narel bicara".. 'Boleh gue minta sesuatu dari lo? 'Terus gue jawab 'apa? 'Tau gak dia bilang apa lagi? "

"Be My Girl" Ucapan Liora spontan, ia sendiri juga terlihat kaget dengan ucapannya, dan lebih kaget lagi saat Viora mengiyakannya"Demi apa lo dia bilang begitu?! "Heboh Liora sambil menuding Viora dengan telunjuknya.

Viora yang setengah melongo masih kaget dengan ucapan Liora, hanya mengangguk bodoh" Ho'oh. Lo kok bisa tau? "

Liora terdiam terlihat memikirkan sesuatu, seakan sedang.... Mencari alasan? "Engg.. Gue baca di novel" Jawabnya kemudian"gue asal tebak aja, mana tau kalau emang bener begitu, haha.. "Ia tertawa garing, Sementara Viora mengedikkan bahu acuh" Sana lo balik ke kandang, gua mau tidur"usir Liora.

Viora bersungut kesal mendapat usiran tak beradab adiknya itu, dengan kesal ia bangkit lalu melenggang keluar pergi ke kamarnya sendiri, lagipula ia juga sudah mengantuk.

Liora menatap hampa pintu yang sudah ditutup dari luar oleh Viora.

'Lo gak akan tau dan gak akan pernah mengerti'

❄❄❄

Di hari libur yang indah ini, Viora sudah bagun pagi pagi dan berdandan cantik-rapi-simple-perfect, rencana nya sih mau menghabiskan waktu seharian dengan selingkuhannya. Nggak deng, maksudnya mau seharian di toko buku, maunya seharian ini berduaaaaaa-an terus sama buku buku kesayangannya yang udah gak ia sentuh sejak seminggu terakhir ini, gara gara kesibukan belajar, tambah lagi si Narel pacar gantengnya yang rada rada resek dan gangguin mulu.

Tapi oh tapi, semua plan Viora harus di pasrahkan gagal total! Pasalnya ya siapa lagi kalau bukan gegara pacar reseknya yang ganteng itu. Dengan tiba tiba tanpa aba aba, peringatan, dan ultimatum apapun tuh cowok taunya sudah nongol di depan rumah Viora bertepatan saat ia akan pergi dengan akang ojol yang sudah di pesannya. Jadi batal deh rencana selingkuhannya😞.

"Kok lo tau sih gue mau ngajak jalan. Kita emang sehati ya" Ucap Narel dengan tersenyum bangga sambil mengemudikan mobilnya.

Kalian sangka karena mereka udah pacaran manggilnya aku-kamu sayang-sayangan cenayang kata Liora itu,? Gak bakal! Yang satunya cewek polos yang kaku judes dan baru pertama kali pacaran, satu lagi si cowok resek jail dan gak tau romantis romantisnya. Eh, kan pas nembak nya kemaren kemaren itu romantis banget sampe Viora dibikin meleleh ya? Gak tau pokoknya, Narel itu cowoknya ya gitu, gak bisa di tebak. Kadang romantis, perhatian, lembut, kadang cuek, resek, mintak ditabok mulu.

"Dih PD amat lo, gue tadi mau ke toko buku, bukan mau jalan ama situ yee" Sinis Viora, nah kan keluar penyakit judesnya.

"Tapi kan tetap enakan di jemput pacar ketimbang di jemput kang ojol. Apalagi pacarnya ganteng kayak gue ini"balas Narel tak mau kalah sambil tersenyum sumringah.

'Iya sih' ringis Viora dalam hati " Tapi kan tetap juga lebih seneng pergi sama kang ojol ketimbang ngikutin kemauan gak jelas lo! " Viora balas menyembur marah.

"Kemauan apa emang? Gue gak minta apa apa loh Vi, atau emang lo mau ngasih? " tanya Narel ambigu, oh ya jangan lupakan senyum licik-iblis-jahanam nya itu.

Viora memberengut kesal, ia mengalihkan pandangan keluar jendela sambil masih ngedumel dalam hati. Punya pacar modelan begini pacaran gak pacaran mah sama aja. Kalau gitu mah mending temanan aja, biar Viora juga bebas sama kang ojol nya, eh sama bukunya maksudnya. Yakali pacaran ama kang ojol, mending ganteng lah ini... Bah!

"Kemana nih jalannya? " tanya Narel tiba tiba.

"Hah? Emang mau kemana? " Tanya Viora balik.

"Ya elonya mau kemana? "

TIk

TIK

TIK

Tak TIK apaan sih! 😒😒

Waktu berlalu....

Krikk krik

Sumpah dah, Narel ama Viora garing amat! 😆😅

Oke, kita kembali ke cerita.

Viora masih loading mencerna ucapan Narel. Sementara Narel yang gak sabaran menghela nafas lelah dan terus mengemudi dengan perasaan kesal. Tapi tiba tiba ide cemerlang melintas di benaknya, otak bulus nya pun bekerja.

"Ke hotel aja yuk"

PLAK

Viora spontan menabok kepala Narel dengan sepenuh perasaan, perasaan emosi, kalo pake rasa sayang si Narel ga bakal meringis kesakitan.

"Toko buku sekarang! " Perintah mutlak Viora sambil menyilang kan tangan di depan dada.

Narel menggerutu kesal tapi tetap juga menuruti keinginan pacarnya tercinta itu. Sesekali ia melirik kesamping nya, dan setiap ia menoleh yang terlihat olehnya hanya wajah ditekuk Viora. Ekspresi cewek itu tak berubah sama sekali dan tetap bungkam walau sudah 10 menit berlalu. Otomatis Narel yang merasa terabaikan pun mulai kebosanan.

"Vi"

".. "

"Vio.. "

"... "

"Vioraa.. "

"... "

PLAK

"Duh.. Durhaka ya calon istri. Untung sayang. "

❄❄❄

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!