BAB 5 Penyakit Yang Aneh

  Setahun sudah waktu berjalan semenjak pengkhianatan yang dilakukan Mas Dani. Selama itu aku terus berjuang melawan rasa takut dan curiga yang terus menyiksa ketika suami ku itu keluar rumah atau pergi bekerja. Bahkan terkadang aku bisa merasakan pikiran ku menjadi tak normal karena perasaan takut yang hampir setiap detik membuat ku tersiksa,walaupun beberapa kali mencoba untuk kembali membangun sebuah kepercayaan dalam hubungan rumah tangga kami.

   Dan hari ini Mas Dani izin keluar ingin berkumpul bersama teman-temannya. Aku mengizinkan meskipun sedikit tak percaya dengan alasannya. Namun demi menjaga kedamaian dalam rumah tangga kami,aku memilih untuk diam dan membiarkan ia pergi.

   Mas Dani pergi dari rumah pukul setengah tujuh malam dan berjanji akan pulang dalam waktu dua jam ke depan. Aku mengiyakan saja dan tak berharap ia akan pulang sesuai dengan janjinya. Karena pengalaman ku selama berumah tangga dengannya,tak pernah sekalipun ia menepati janjinya. Selalu ada alasan yang akan ia siapkan ketika melanggar apa yang telah dijanjikan. Dan hal ini telah menjadi sebuah kebiasaan baginya tanpa berpikir akibat bagi hubungan kami.

   Hampir pukul sebelas malam,tak ada tanda-tanda Mas Dani pulang. Ingin menghubunginya namun handphonenya tak dibawa. Sambil menemani putri ku Kinara yang tidur,aku pun berselancar di dunia media sosial sekedar mencari kesenangan.

   Sebenarnya aku sangat tak nyaman jika suami ku pulang larut malam. Letak rumah kami yang berada di pinggiran kota dan jauh dari pemukiman penduduk membuat keadaan terasa sepi dan sedikit menakutkan. Hanya ada satu rumah mewah yang bersebelahan langsung dengan rumah kami. Rumah milik Bibi Zahra seorang janda. Tinggal seorang sendiri karena anaknya bekerja di luar negeri. Kadang Bibi Zahra selalu mengajak aku dan Kinara bermain di rumahnya yang megah.

   Bila dibandingkan dengan rumah Bibi Zahra,rumah yang kini menjadi tempat tinggal kami sangatlah sederhana. Tak memiliki plafon hingga kadang membuat kami harus merasa kedinginan. Hal ini membuat ku merasa sedih melihat putri ku Kinara harus tumbuh di tempat yang sederhana dan membuatnya merasakan kedinginan.

   Ingin memiliki rumah yang bagus serta nyaman seperti milik Bibi Zahra. Akan tetapi gaji Mas Dani setiap bulannya hampir tak cukup untuk memenuhi kebutuhan kami sehari-hari. Apalagi aku tak bekerja sehingga hanya bisa mengharapkan gaji Mas Dani.

    Serdang asik membaca status beberapa teman di aplikasi biru,tiba-tiba saja diri ku merasa gelisah tanpa sebab. Sengaja tak ku hiraukan perasaan gelisah itu hingga beberapa menit,akan tetapi semakin terasa dan pada akhirnya membuat ku kesulitan bernafas. Dengan cepat ku tegakkan tubuh ku agar lebih leluasa bernafas namun kini semakin parah. Jantung terasa berdebar dan membuatku keringat dingin. Dan aku pun menjadi panik. Seketika pikiran takut mati langsung menghantui ku. Entah apa yang sebenarnya terjadi.

  Di tengah kepanikan dan kesulitan bernafas,aku masih bisa berusaha untuk tetap tenang. Setelah merasa sedikit lebih lebih baik dari sebelumnya,aku bergegas turun dari ranjang dan menuju dapur. Tujuan ku adalah mencari termos demi segelas air panas agar nafas ku kembali normal.

   Segelas air hangat yang ku minum secara perlahan-lahan masuk ke tenggorakan hingga membuat nafas ku kembali normal. Sedikit bingung apa yang sebenarnya terjadi. Sungguh kejadian aneh yang untuk pertama kalinya ku alami. Sempat terpikir dalam benak ku,apakah diri ini di guna-guna oleh seseorang. Tapi siapa yang melakukan dan untuk apa.

   Akhirnya aku kembali masuk ke kamar dan berbaring di samping putri ku. Dan tepat pukul dua belas malam Mas Dani pulang. Tubuhnya mengeluarkan aroma alkohol. Ku tebak suami ku itu menghabiskan waktunya hingga larut malam untuk minum-minum bersama temannya.

   "Belum tidur ?" Sapa Mas Dani sambil membaringkan tubuhnya di ranjang.

   "Belum,aku tadi sesak nafas Mas. Besok - besok jangan pulang larut malam. Kasian Kinara jika terjadi sesuatu pada ku." jawab ku langsung bercerita sekaligus memperingatkan Mas Dani. Aku memang sangat takut terjadi hal yang berbahaya pada ku jika Mas Dani sedang tak di rumah.

   "Kok bisa sesak ? Apa sekarang kamu baik-baik saja ?" Terlihat Mas Dani sedikit panik. Seketika merasa terharu dengan reaksi yang ditunjukkan oleh suami ku itu.

   "Nggak tahu Mas. Tiba-tiba saja."

   "Baiklah,besok aku nggak ke mana-mana lagi setelah pulang kantor. Ayok kita tidur." Ajak Mas Dani dan aku pun setuju.

   Setelah beberapa detik kemudian tak ada lagi perbincangan antara aku dan Mas Dani. Suami ku itu terlihat sudah tertidur pulas.

   Ku pikir setelah kejadian sesak nafas yang ku alami,tak akan adalagi hal membuat ku terganggu. Namun hingga pukul dua pagi aku tak bisa tidur. Lambung ku terasa perih dan terpaksa aku harus makan di tengah malam.

   Selesai mengisi perut dengan makanan,hingga setengah jam kemudian diri ku tak kunjung merasa kan kantuk. Justru saat ini jantung ku terasa berdebar dan tubuh terasa sangat lemah. Dan kembali rasa panik melanda ku. Ah,entah apa yang sebenarnya terjadi.

   Berbagai cara ku lakukan agar rasa kantuk datang menghampiri,mulai dari mengubah posisi tidur hingga berpindah-pindah tempat tidur namun tetap saja tak bisa. Pada akhirnya karena kelelahan pukul empat pagi barulah aku tidur.

   Baru saja tertidur dua jam,pukul enam pagi aku terbangun dan tak bisa tidur lagi. Mungkin karena telah terbiasa bangun di jam seperti itu,tubuh ku tak lagi bisa diajak untuk terlelap meskipun sedang merasa kantuk yang luar biasa.

   Dengan tubuh yang lemah serta jantung yang terus berdebar akibat kurang mendapatkan istirahat,aku tetap bekerja menyiapkan makanan bagi suami dan putri ku. Mas Dani yang melihat ku tampak kusut dan lemah tak bisa menahan diri untuk tak bertanya.

   "Kamu kenapa sayang ? Kok terlihat lemah ?"

   "Iya Mas,Aku nggak bisa tidur semalam. Jantungku terus berdebar dan tubuh ku terasa lemah. Sepertinya aku nggak sanggup menjaga Kinara." Jawab ku sambil terduduk lemah.

"Baiklah,aku akan izin tak masuk kantor hari ini. Kinara biar ku jaga agar kamu bisa tidur."Putus Mas Dani akhirnya.

Aku merasa lega karena Mas Dani ada di rumah dan membantu untuk menjaga putri kami Kinara yang sangat aktif. Setelah menyiapkan sarapan,aku pun kembali mencoba untuk tidur. Kali ini tubuhku tidak hanya merasakan kantuk,namun juga terasa sangat lemah hingga membuat ku berpikir apakah ini akhir dari hidupku. Rasa panik terus menguasai pikiran ku hingga membuat ku kembali sulit terlelap. Entah apa yang sebenarnya terjadi pada ku.

Episodes
1 BAB 1 Pengenalan Tokoh
2 BAB 2 Perselingkuhan Mas Dani
3 BAB 3 Mengantongi Bukti Perselingkuhan Mas Dani
4 BAB 4 Memuji Wanita Lain
5 BAB 5 Penyakit Yang Aneh
6 BAB 6 Gerd Anxiety
7 BAB 7 Dipermalukan Mertua
8 BAB 8 Kedatangan Ipar
9 BAB 9 Sakit Hati Seorang Ibu
10 BAB 10 Mas Dani Kembali Bertemu Mantannya
11 BAB 11 Mas Dani Cemburu
12 BAB 12 Perang Dingin Suami Istri
13 BAB 13 Mertua Cerewet
14 BAB 14 Apakah Suami ku Berbohong lagi ?
15 BAB 15 Kesalahan Yang Diulangi
16 BAB 16 Hilda Memberikan Bukti
17 BAB 17 Merasakan Akibat Dari Keputusan Yang Dibuat Sendiri
18 BAB 18 Tak Lagi Perduli Dengan Apapun Yang Ditawarkan Mas Dani
19 BAB 19 Lagi-lagi Mas Dani Tak Menepati janjinya
20 BAB BAB 20 Diusir Oleh Suami
21 BAB 21 Mas Dani Mengadu Pada Ibunya
22 BAB 22 Peket Perawatan Dari Bibi Zahra
23 BAB 23 Aku Setuju Bercerai
24 BAB 24 Mama Mertua Mendukung Mas Dani
25 BAB 25 Hari Yang Menyenangkan
26 BAB 26 Papa Mertua Selingkuh
27 BAB 27 Mama Mertua Tak Berubah
28 BAB 28 Terlihat Semakin Dekat Tanpa Malu
29 BAB 29 Asna Hamil
30 BAB 30 Fitnah Yang di Buat Mas Dani
31 BAB 31 Kemarahan Mas Dani
32 BAB 32 Edward,Anak Bibi Zahra
33 BAB 33 Mas Dani dan Asna Bertengkar
34 BAB 34 Jalan-jalan bersama Edward
35 BAB 35 Mempermalukan Diri Sendiri
36 BAB 36 Masalah Baru Bagi Mas Dani
37 BAB 37 Pertengkaran Mas Dani dan Asna
38 BAB 38 Terjebak oleh Sandiwara ku Sendiri
Episodes

Updated 38 Episodes

1
BAB 1 Pengenalan Tokoh
2
BAB 2 Perselingkuhan Mas Dani
3
BAB 3 Mengantongi Bukti Perselingkuhan Mas Dani
4
BAB 4 Memuji Wanita Lain
5
BAB 5 Penyakit Yang Aneh
6
BAB 6 Gerd Anxiety
7
BAB 7 Dipermalukan Mertua
8
BAB 8 Kedatangan Ipar
9
BAB 9 Sakit Hati Seorang Ibu
10
BAB 10 Mas Dani Kembali Bertemu Mantannya
11
BAB 11 Mas Dani Cemburu
12
BAB 12 Perang Dingin Suami Istri
13
BAB 13 Mertua Cerewet
14
BAB 14 Apakah Suami ku Berbohong lagi ?
15
BAB 15 Kesalahan Yang Diulangi
16
BAB 16 Hilda Memberikan Bukti
17
BAB 17 Merasakan Akibat Dari Keputusan Yang Dibuat Sendiri
18
BAB 18 Tak Lagi Perduli Dengan Apapun Yang Ditawarkan Mas Dani
19
BAB 19 Lagi-lagi Mas Dani Tak Menepati janjinya
20
BAB BAB 20 Diusir Oleh Suami
21
BAB 21 Mas Dani Mengadu Pada Ibunya
22
BAB 22 Peket Perawatan Dari Bibi Zahra
23
BAB 23 Aku Setuju Bercerai
24
BAB 24 Mama Mertua Mendukung Mas Dani
25
BAB 25 Hari Yang Menyenangkan
26
BAB 26 Papa Mertua Selingkuh
27
BAB 27 Mama Mertua Tak Berubah
28
BAB 28 Terlihat Semakin Dekat Tanpa Malu
29
BAB 29 Asna Hamil
30
BAB 30 Fitnah Yang di Buat Mas Dani
31
BAB 31 Kemarahan Mas Dani
32
BAB 32 Edward,Anak Bibi Zahra
33
BAB 33 Mas Dani dan Asna Bertengkar
34
BAB 34 Jalan-jalan bersama Edward
35
BAB 35 Mempermalukan Diri Sendiri
36
BAB 36 Masalah Baru Bagi Mas Dani
37
BAB 37 Pertengkaran Mas Dani dan Asna
38
BAB 38 Terjebak oleh Sandiwara ku Sendiri

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!