Gadis Naif

Mobil yang ditumpangi Alana tiba-tiba berhenti mendadak. Selain Alana, sang sopir pun tak kalah panik dan keluar mencari tahu keadaan mesinnya.

Alana mendengus kesal, mana suasana sudah petang lagi, pikirnya dengan mengedarkan pandangan ke segala arah. Dia kepikiran Bude Rini, beliau pasti akan mencemaskannya, karena dia sudah bilang akan tiba di rumah sebelum magrib.

" Maaf, Mbak! Mobilnya mogok, apa saya carikan taxi yang lain?" tawar sang sopir dari luar mobil. Mendengar itu, Alana merasa kesialan mulai menghampirinya.

" Nggak usah, sudah dekat kok. Aku jalan saja, Pak." jawab Alana kemudian membuka pintu mobil. Gadis dengan rok panjang dan sweeter yang membungkus bagian tas tubuhnya pun menggendong kembali ranselnya.

Jarak ke rumah Bude tidaklah jauh, tapi jika kembali mencari taxi juga nanggung sekali. Jadi, Alana memutuskan untuk berjalan saja.

"Kalau begitu saya kembalikan uangnya tadi!" Sopir segera membuka dompetnya.

"Nggak usah! Rumah saya sudah dekat, Pak." Alana kembali menegaskan. Dia pun kemudian berjalan ke arah komplek rumah Bude Rini.

Suasana berubah menjadi petang. Dia memang sempat mendengar suara adzan saat masih di jalan, hingga akhirnya dia mempercepat langkah kaki agar segera sampai di rumah Bude.

Tapi, ada yang membuat Alana memelankan langkah. Diantara sepinya suasana sore ini, sebuah mobil yang terparkir di pinggir jalan terlihat bergerak-gerak.

Gadis itu mencoba untuk menajamkan pandangannya, tapi tetap saja tak terlihat bagian dalamnya. Kaca mobil dilapisi kaca film hingga orang luar tak bisa melihat aktivitas orang yang ada di dalam.

Semakin lama Alana memperhatikan, mobil itu semakin bergerak jelas. Hingga akhirnya dia mengetuk berkali -kali kaca jendela mobil sedan mewah itu.

" Tok... Tok.... Tok....." ketukannya memburu saat jendela mobil tidak segera dibuka.

Tapi, tak lama kemudian jendela kaca terbuka. Alana sempat terlonjak kaget, ketika melihat dua orang berlawanan jenis yang berada di dalamnya.

Tampilan keduanya terlihat acak-acakan apalagi sang wanita, kancing bajunya terbuka hingga kedua gundukan di dadanya mengintip jelas.

" Ada apa?" tanya Pria itu dengan wajah kesal. Sedangkan sang wanita membenarkan rambutnya yang terlihat kusut.

" Ehmm...... Kalian ngapain? Tidak ada apa-apa, kan?" Dengan polosnya pertanyaan itu terlontar dari mulut Alana.

Pria matang dengan wajah tampan dan tatapan tajam itu menelisik sosok Alana yang sudah mengusiknya. Dalam pikirannya , betapa bodohnya gadis yang kini berdiri di luar mobilnya.

" Kami sedang bercinta. Dan keberadaan kamu sangat menggangu!" geram pria itu dengan mengetatkan rahangnya.

Alana membelalak kaget, dia juga tak bisa menyembunyikan wajahnya yang memerah mendengar jawaban pria itu.

Alana pun memindai pandangannya dari sosok pria itu dan wanita berambut panjang secara bergantian.

" Hiiihhh, perbuatan kalian menjijikan! Dosa tahu." umpat Alana dengan bergidik ngeri. Secepat kilat dia meninggalkan dua orang yang dianggapnya menjijikan.

Setiap langkah yang terayun membuat Alana merutuki kebodohanya sendiri. Tak seharusnya dia se-kepo tadi dan ujung-ujungnya dia harus menahan malu sendiri.

Ini bukan kota kecil seperti kota tempat kelahirannya, pergaulan yang dia hadapi juga tidak hanya sebatas sekolah dan rumah seperti dulu. Jadi sudah seharusnya dirinya berhati-hati dalam bersikap agar terkesan tidak mencampuri urusan orang lain.

Ternyata dunia sekarang seperti ini. Dia baru menyadari, jika tidak salah jika kedua orang tuanya sangat membatasi dirinya dalam bergaul.

Sementara itu, pria yang ada di dalam mobil itu mengumpat kesal. Moodnya untuk bercinta pun langsung menghilang entah kemana.

"Aku akan mengantarmu ke apartemen!" ucap Kalandra dengan menghidupkan kembali mesin mobilnya.

"Bagaimana jika lanjut di apartemenku!" tawar gadis itu.

"Aku sudah tidak mood!" jawab Kalandra.

Gadis itu memang sudah menginginkan pria tampan, gagah dan kaya itu. Dan suatu kebanggaan jika bisa menaklukan pria yang menjadi dambaan para gadis itu.

Pria itu bernama Kalandra Arshaka Bagaskara. Pria matang dan mapan yang mewarisi bisnis gurita dari keluarganya, apalagi wajah tampan dan tubuh atletis yang dimilikinya membuat menjadi sosok pria itu mendekati sempurna.

"Di apartemenku, aku juga bisa membuatmu kembali bergairah, Sayang!" rayu gadis yang seminggu ini menjadi teman kencan Kalandra.

Gadis itu mencoba menggerayangi selangkangan pria yang kini menatap ke arah jalan di depan. Tapi tangan besar Kalandra menahan jari-jari lentik itu agar berhenti. Dia benar-benar sudah tidak menginginkan itu.

"Jangan memaksaku berbuat kasar!" Suara yang penuh intimidasi itu membuat nyali gadis itu mengecil.

Tak ada rayuan atau obrolan apapun. Mobil itu melaju dalam kebisuan hingga berhenti tepat di depan gedung yang menjulang tinggi.

Setelah gadis itu turun dari mobil. Kalandra terus melajukan mobilnya menuju rumah kediamannya.

" Sialan..." umpat Kalandra saat masuk ke dalam kamar mewahnya. Dia masih merasa kesal dengan gadis yang sudah mengganggu kesenangannya sore tadi. Bahkan, gadis itu berani mengatakan jika dirinya menjijikan.

Kalandra melempar kemeja yang baru saja dibukanya itu ke sembarang arah. Pria itu juga membuka celana panjangnya dan hanya menyisakan celana dalam untuk segera masuk ke dalam kamar mandi dan berendam air hangat.

Dia terus memejamkan mata tapi wajah gadis itu terus membayang, apalagi ekspresi yang menunjukkan jijik, hal itu benar-benar membuat Kalandra sangat kesal.

"Palingan dia juga sudah tidak perawan lagi!". gumam Kalandra yang sulit percaya dengan gadis sekarang jika masih bisa menjadi kesuciannya.

###

Matahari sudah mulai naik ke atas, tapi Alana masih mengenakan piyama kesayangannya. Sedangkan Bude masih sibuk menyiram koleksi bunga anggrek yang ada di samping rumah.

"Bude, nanti siang Alana mau pergi sama Hera ya!" pamit Alana denga menunggu persetujuan wanita berumur lima puluhan tahun.

"Mau kemana?" tanya Bude kemudian meletakkan wadah untuk menyiram bunga itu di pojokan.

" Mau ke kampus sebentar, tapi setelah itu kita mau ke mall." jawab Alana jujur, gadis itu memang tidak terbiasa berbohong.

" Kalau begitu bawa mobil saja. Biar GK repot." jawab Bude itu artinya wanita yang masih terlihat cantik diusianya yang tak lagi muda itu mengizinkan Alana.

"Iya bude." jawab Alana.

"Ayo kita sarapan. Bude sudah memasak sejak tadi." ajak Bude Rini dengan membawa Alana kembali masuk ke dalam.

Mereka tinggal berdua. Semua anak Bude Rini sudah berkeluarga, tapi wanita paruh baya itu memilih bertahan di rumah peninggalan suaminya. Banyak kenangan yang tidak bisa ditinggalkannya begitu saja.

" Kamu sudah punya pacar, Al?" tanya Bude masih dengan mengunyah makanan.

" Ehmmmm sudah bude, namanya Mas Dewa. Dia dosen di kampus Alana." Alana akhirnya bercerita, dia memang tidak pandai menutupi sesuatu hal dari orang-orang yang dekat dengannya.

" Kenapa tidak pernah main?" lanjut Bude. Mendengar laki-laki yang dekat dengan keponakannya adalah seorang dosen membuat Bude sedikit lega.

"Alana takut Bude marah. Dan Papa belum memperbolehkan Alana pacaran." jawab Alana malah membuat Bude tersenyum. Padahal Bude Rini juga mengerti gadis seusia Alana memang sudah saatnya untuk mengenal lawan jenis.

"Ajak saja ke rumah. Bude biar tahu seperti apa pilihan Alana." jelas Bude malah membuat Alana malu-malu.

Mereka pun mengakhiri sarapan mereka. Setelah itu Alana bergegas membersihkan diri dan segera menghampiri Hera ke apartemen untuk berangkat kekampus bersama.

Hari ini dia merasa lega. Secara tidak langsung, dia sudah mendapatkan lampu hijau dari keluarganya. Jika melihat reaksi Budenya tidak ada yang perlu dicemaskan jika dia berpacaran dengan Dewa.

Terpopuler

Comments

Dewi Purnomo

Dewi Purnomo

wah kalandra yaaa ....xixixi....takut jika nanti dendam sama Alana sih...

2025-06-13

0

Anis Saidah

Anis Saidah

pasti nanti kalandra penasaran dan ngincar alana

2025-06-14

0

Ickhaa PartTwo

Ickhaa PartTwo

Lanjuttt, semangat up mba

2025-06-12

1

lihat semua
Episodes
1 Hubungan Rahasia
2 Bagian Masa Lalu Dewa
3 Gadis Naif
4 Bertemu Mantannya Dewa
5 Reoni
6 Ulang Tahun
7 Bertemu Lagi
8 Menangis
9 Bertemu Bella
10 Ke kantor Pusat
11 Bersitegang
12 Patah Hati
13 Sakit
14 Masa Lalu
15 Warung Alana
16 Alana Lituhayu
17 Masih Menyimpan Luka
18 Kembali pada masa dulu
19 Menu Warung Lituhayu'
20 Ide Kendra
21 Perlakuan Beda
22 Hubungan Kakak Beradik.
23 Mama Airin
24 Siasat Kendra
25 Rumah Sakit
26 Kendra Lagi
27 Tidak ada jalan keluar
28 Alana yang Dulu
29 Operasi Berlangsung
30 Dewa
31 Cinta yang sama
32 Kejujuran Alana
33 Dewa dan Alana
34 Mas
35 Menikmati Pagi Bersama
36 Alana realita gadis Jawa yang manis
37 Cemburu
38 Ke kantor
39 Informasi Dari Nisa
40 Sah
41 Mabuk
42 Rencana Honeymoon
43 Lingerie ( 21+)
44 Overdosis
45 Bertemu Nisa
46 Kecelakaan kecil
47 Terjebak Ulah Sendiri
48 Club
49 Liburan
50 Terkejut
51 Marah
52 Cinta Dan Menikah
53 Kesal tapi Cinta
54 Digoda Dan Penggoda
55 Milik Kalandra
56 Kencan
57 Makan Malam
58 Ikut Campur
59 Nasehat Zayn.
60 Tidak Bisa Menghapus Masa Lalu
61 Kalandra Membual
62 Mangga Tetangga
63 Nasehat Airin
64 Dito Dan Ambisinya
65 Kalandra Berubah
66 Dewa Pamit
67 Rencana Bertemu Hera
68 Bertemu Bella
69 Alana Bimbang
70 Keributan
71 Bertemu Bella
72 Merasa Gendut
Episodes

Updated 72 Episodes

1
Hubungan Rahasia
2
Bagian Masa Lalu Dewa
3
Gadis Naif
4
Bertemu Mantannya Dewa
5
Reoni
6
Ulang Tahun
7
Bertemu Lagi
8
Menangis
9
Bertemu Bella
10
Ke kantor Pusat
11
Bersitegang
12
Patah Hati
13
Sakit
14
Masa Lalu
15
Warung Alana
16
Alana Lituhayu
17
Masih Menyimpan Luka
18
Kembali pada masa dulu
19
Menu Warung Lituhayu'
20
Ide Kendra
21
Perlakuan Beda
22
Hubungan Kakak Beradik.
23
Mama Airin
24
Siasat Kendra
25
Rumah Sakit
26
Kendra Lagi
27
Tidak ada jalan keluar
28
Alana yang Dulu
29
Operasi Berlangsung
30
Dewa
31
Cinta yang sama
32
Kejujuran Alana
33
Dewa dan Alana
34
Mas
35
Menikmati Pagi Bersama
36
Alana realita gadis Jawa yang manis
37
Cemburu
38
Ke kantor
39
Informasi Dari Nisa
40
Sah
41
Mabuk
42
Rencana Honeymoon
43
Lingerie ( 21+)
44
Overdosis
45
Bertemu Nisa
46
Kecelakaan kecil
47
Terjebak Ulah Sendiri
48
Club
49
Liburan
50
Terkejut
51
Marah
52
Cinta Dan Menikah
53
Kesal tapi Cinta
54
Digoda Dan Penggoda
55
Milik Kalandra
56
Kencan
57
Makan Malam
58
Ikut Campur
59
Nasehat Zayn.
60
Tidak Bisa Menghapus Masa Lalu
61
Kalandra Membual
62
Mangga Tetangga
63
Nasehat Airin
64
Dito Dan Ambisinya
65
Kalandra Berubah
66
Dewa Pamit
67
Rencana Bertemu Hera
68
Bertemu Bella
69
Alana Bimbang
70
Keributan
71
Bertemu Bella
72
Merasa Gendut

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!