Zaven duduk di ruang kerja. Lampu temaram, jari-jarinya mengetuk meja pelan, tapi pikirannya... penuh Elvira.
Bayangan tatapan gadis itu—berani, terluka, tapi tidak takut—masih menari di benaknya.
Zaven Siregar Alexander's
Kenzo benar. Kenapa aku biarkan dia hidup?
(Bergumam sendiri)
Ia memejamkan mata. Lalu suara pintu di ketuk.
Tok..Tok..
Zaven Siregar Alexander's
Masuk ❄️
Raka Mahardika Leuvienne's
Gue baru denger.... soal gadis itu.
Zaven Siregar Alexander's
Bukan urusan lo.❄️
Raka Mahardika Leuvienne's
Kalau dia mulai menyentuh hati lo, itu urusan semua dari kita.❄️
Zaven menoleh pelan. Mata mereka saling menantang
Zaven Siregar Alexander's
Nggak ada yang menyentuh hati gue. Hati gue udah mati... sejak lama.❄️❄️
Raka Mahardika Leuvienne's
Kalau emang mati... kenapa lo keliatan hidup pas dia natap lo?❄️
Zaven diam. Untuk kesekian kalinya hari ini.... dia tak bisa membalas.
Dan dari balik pintu yang sedikit terbuka, Elvira mendengar semuanya.
Wajahnya pucat. Dia tak mengerti apa maksud semua itu.
Tapi satu hal pasti...
Comments