Banyak Pikiran

Seperti dalam bayangan, Rania memang terlihat tidak baik-baik saja. Ia berada dirumah sakit seorang diri tanpa ada yang menemani.

Ia kerumah sakit setelah merasakan kram diperutnya. Wajahnya terlihat pucat dan tubuhnya terasa lemas.

"Ibu Rania, sebaiknya sekarang anda harus istirahat total dan berhenti memikirkan yang tidak perlu"

"Anda juga harus banyak makan agar kondisi anda cepat pulih, mengingat kondisi tubuh anda yang lemah karena kekurangan cairan"

Rania hanya diam mendengarkan ucapan dokter yang menanganinya saat ini. Ia tersenyum sedih memikirkan dirinya yang terbaring dirumah sakit seorang diri, dan bukan kali pertama ia datang kerumah sakit untuk memeriksakan kondisinya yang lagi sakit, ini adalah kali ke lima ia sering mengalami kram perut dan asam lambung. Dan saat ini adalah yang terparah untuknya karena benar-benar terasa nyeri dan sulit untuk sekedar meminum obat.

"Katanya aku terlalu banyak pikiran"

Ia tertawa kecil begitu mengetahui faktor utama dari penyakitnya adalah terlalu banyak pikiran.

"Padahal aku harus bicara dengannya hari ini" Ucapnya yang tak berdaya di atas ranjang rumah sakit.

"Tapi, dia juga tidak akan perduli aku ada dimana"

Tertawa getir melihat keadaanya sekarang. Namun, ia mencoba menutup kedua matanya sejenak untuk istirahat dari beban yang menghantui hidupnya.

"Untuk sekarang aku hanya ingin tidur"

Ia benar-benar tertidur tanpa menyadari ada seseorang yang datang menjenguknya. Orang itu menatap tubuhnya yang sedang terbaring dengan infus ditangan dan wajahnya yang terlihat pucat.

Ekspresi wajah dari orang itu terlihat tak percaya dengan apa yang ia lihat, ia terdiam dengan reaksi yang sedikit menyesal. Benar, ia terlihat sedih melihat Rania terbaring lemah diranjang rumah sakit. Orang itu tak lain adalah Andreas, suami dari Rania itu sendiri.

Sesaat setelah ia selesai menerima telfon dari omanya, tenryata Andreas mencoba untuk menelfon bibi pengurus rumah dan menanyakan keberadaan istrinya dan benar saja istrinya itu tidak berada di dalam rumah dan keluar tanpa membawa ponselnya.

"Tolong cari tahu dimana istriku sekarang, lakukan dengan setenang mungkin tanpa menimbulkan kegaduhan"

Begitulah perintahnya pada Rendy dan ia pun akhirnya bisa menemukan keberadaan istrinya yang ternyata sedang ada dirumah sakit. Walau ia harus menunggu sekitar 3 jam untuk akhirnya bisa tahu dimana istrinya itu berada.

"Sebenarnya ada apa dengannya?"

Andreas bertanya-tanya pada perubahan sikap istrinya itu.

...

Tak lama, Rania pun bangun dari tidurnya setelah lebih dari 1 jam ia tertidur, namun ia tak mengetahui bahwa suaminya itu sempat menjenguknya karena Andreas langsung pergi begitu ada panggilan telfon. Kembali menyisakan dirinya seorang diri di dalam ruangan yang sunyi dan sepi.

"Entah mengapa aku merasa tenang berada disini"

Rania merasakan perasaan tenang walau saat ini ia sedang dibalut infus ditangannya dan ada bau obat yang sedang mengelilinginya. Ada ketenangan yang tak bisa ia gambarkan dan itu sedikit melegakan karena setidaknya ia bisa sejenak merasakan kebebasan. Dan ia benar-benar mencoba untuk tak lagi memikirkan hal-hal yang tak perlu seperti apa yang disarankan oleh dokter.

"Sudah jam berapa ini, ya?"

Pandangannya teralihkan pada arah jam yang ternyata sudah menunjukkan pukul 22.00 malam.

"Apa aku harus pulang?" Ucapnya yang masih terlau lemah untuk sekedar bangun dari ranjang.

"Sudahlah, sebaiknya besok pagi saja aku pikirkan"

Rania kembali mencoba untuk menutup kedua matanya dan tak lagi memikirkan yang lainnya.

Episodes
1 Harapan Ideal Dari Sebuah Pernikahan
2 Keputusan Yang Berat
3 Perubahan Sikap
4 Ada Yang Aneh
5 Banyak Pikiran
6 Masa Lalu Datang Tiba-tiba
7 Kacau
8 Kembali Pulang
9 Usaha Yang Sia-sia
10 Seperti Apa Masa Lalunya?
11 Tugas Akhir
12 Salam Terakhir
13 Salam Perpisahan
14 Saat-saat Terakhir Bersama Ibu
15 Alasan Bertahan Tak Lagi Ada
16 Ayo Kita Cerai
17 Tak Mau Berpisah
18 Kegelisahan Andreas
19 Mencoba Memperbaiki Yang Rusak
20 Surat Cerai
21 Memohon Maaf
22 Kesempatan Kedua?
23 Meluruskan Kesalahfahaman
24 Negoisasi
25 Berdamai?
26 Mencoba Menerima Keadaan
27 Perasaan Takut Untuk Ditinggal Lagi
28 Menginap Bersama
29 Permulaan Menuju Lebih Dekat
30 Menata Hati Yang Terlanjur Kecewa
31 Ketulusan Andreas Yang Ingin Berubah
32 Perasaan Serba Salah
33 Berdamai Demi Kebahagiaan Bersama
34 Mencoba Mengartikan Perasaan
35 Menyadari Perasaan
36 Memahami
37 Saling Berusaha
38 Ruang Untuk Berfikir
39 Haruskah Memiliki Anak?
40 Akan Terus Menunggu
41 Ketika Hati Mulai Cair
42 Babak Baru Dari Hubungan Rania dan Andreas
43 Langkah Perubahan dari Rania
44 Curhat Pada Teman
45 Butuh Pencerahan
46 Perasaan Cemas
47 Merubah Cara Berkomunikasi
48 Move On?
49 Cara Mengungkapkan Perasaan Dengan Benar
50 Hadiah
51 Rencana Liburan
52 Berproses Diri
53 Tidak Boleh Mendekat
54 Menuju Jalan Yang Sama
55 Mengeratkan Kembali Tali Persahabatan
56 Couple R
57 Cemburu?
58 Pastikan Bahagia
59 Jawaban Dari Dalam Hati
60 Karena Perlakuan Hangatnya
Episodes

Updated 60 Episodes

1
Harapan Ideal Dari Sebuah Pernikahan
2
Keputusan Yang Berat
3
Perubahan Sikap
4
Ada Yang Aneh
5
Banyak Pikiran
6
Masa Lalu Datang Tiba-tiba
7
Kacau
8
Kembali Pulang
9
Usaha Yang Sia-sia
10
Seperti Apa Masa Lalunya?
11
Tugas Akhir
12
Salam Terakhir
13
Salam Perpisahan
14
Saat-saat Terakhir Bersama Ibu
15
Alasan Bertahan Tak Lagi Ada
16
Ayo Kita Cerai
17
Tak Mau Berpisah
18
Kegelisahan Andreas
19
Mencoba Memperbaiki Yang Rusak
20
Surat Cerai
21
Memohon Maaf
22
Kesempatan Kedua?
23
Meluruskan Kesalahfahaman
24
Negoisasi
25
Berdamai?
26
Mencoba Menerima Keadaan
27
Perasaan Takut Untuk Ditinggal Lagi
28
Menginap Bersama
29
Permulaan Menuju Lebih Dekat
30
Menata Hati Yang Terlanjur Kecewa
31
Ketulusan Andreas Yang Ingin Berubah
32
Perasaan Serba Salah
33
Berdamai Demi Kebahagiaan Bersama
34
Mencoba Mengartikan Perasaan
35
Menyadari Perasaan
36
Memahami
37
Saling Berusaha
38
Ruang Untuk Berfikir
39
Haruskah Memiliki Anak?
40
Akan Terus Menunggu
41
Ketika Hati Mulai Cair
42
Babak Baru Dari Hubungan Rania dan Andreas
43
Langkah Perubahan dari Rania
44
Curhat Pada Teman
45
Butuh Pencerahan
46
Perasaan Cemas
47
Merubah Cara Berkomunikasi
48
Move On?
49
Cara Mengungkapkan Perasaan Dengan Benar
50
Hadiah
51
Rencana Liburan
52
Berproses Diri
53
Tidak Boleh Mendekat
54
Menuju Jalan Yang Sama
55
Mengeratkan Kembali Tali Persahabatan
56
Couple R
57
Cemburu?
58
Pastikan Bahagia
59
Jawaban Dari Dalam Hati
60
Karena Perlakuan Hangatnya

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!