Menikah

Sashi menoleh ke arah pintu restoran. Seorang pria bertubuh tinggi dan tegap berdiri membelakanginya. Ia sedang berbicara di telepon.

Pak Basuki mengangkat tangannya untuk memanggil.

"Dirga!"

Namun, belum suaranya terangkat lebih tinggi, pria itu sudah melangkah pergi. Tidak menoleh sama sekali.

Sashi menunduk pelan. Ada rasa kecewa yang sulit ia sembunyikan. Apa mungkin dia ditolak lagi, sebegitu tidak baiknya dia sampai mereka enggan untuk melihat.

Pak Basuki menarik napas, lalu mengambil ponselnya dan menekan nomor.

"Kamu di mana, Nak? Kenapa enggak jadi masuk?"

"Ada keperluan mendadak, Yah. Kalau memang Ayah mau aku menikah, aku akan menikah dengan gadis pilihan Ayah."

"Dirga, kamu belum melihat calon istrimu. Kamu Belum tahu siapa dia," kata Pak Basuki.

"Enggak papa, Yah. Aku percaya sama Ayah."

Sashi, yang duduk di hadapannya, ikut mendengar. Ia menatap Pak Basuki ragu.

"Pak... mungkin sebaiknya kita tidak usah melanjutkan rencana ini. Mungkin putra Bapak memang tidak benar-benar berniat menikah."

"Kamu tidak perlu khawatir, Sashi. Dirga sudah menerima perjodohan ini. Minggu depan, kamu dan Dirga akan menikah."

Mata Sashi sedikit membesar, Bagaimana mungkin orang akan memutuskan untuk menikah atau tidak dengan cara seperti ini.

"Kalau kamu ragu karena masa lalumu dengan Azka, ayah ingin kamu tahu sesuatu," lanjut Pak Basuki. "Jenderal Wirantara itu anak saya. Dirga juga anak saya. Bahkan masih ada satu lagi, adiknya Wirantara."

"Jadi beneran ya, Pak?"

"Iya. Tapi dia beda ibu dengan Wirantara. Dulu waktu saya sakit, yang merawat saya cuma Dirga dan ibunya. Jadi saya memilih untuk tinggal bersama mereka."

Pak Basuki menarik napas panjang. "Anak-anak saya yang lain tidak suka. Mereka bilang Saya pilih kasih. Jadi hubungan kami kurang baik."

"Tapi... bolehkah menikah dengan cara seperti ini, Pak?" tanya Sashi ragu. Ini bukan ajang pencarian jodoh di TV yang tipu-tipu itu."

"Boleh," jawab Pak Basuki. "Niatkan semuanya untuk ibadah kepada Allah. Kalau niatmu sudah lurus, insya Allah, meskipun lewat perjodohan, tidak akan ada yang salah. Dan bukankah ini yang Islam ajarkan pada kita?"

Kepala Sashi terangguk, dia ingin sekali menolak tapi, apa yang kakek bilang juga ada benarnya juga. Lagipula, sepertinya lucu kalau dia tiba-tiba menjadi adik ipar Jendral sombong yang sudah membuangnya.

"Pak, Bapak tahu ayah saya?"

Ia mengangguk.

"Jadi Bapak tahu kalau ayah saya cacat?" Lagi-lagi Pak Basuki mengangguk. "Bapak enggak malu?"

"Lho, kenapa harus malu. Semua manusia itu sama di mata Allah, kamu tenang aja. Saya janji, kalau kamu mau menikah dengan anak saya, saya akan membuat hidup ayahmu sangat nyaman."

"Tapi, Pak. Kalau anaknya Bapak enggak cocok sama saya gimana?"

Pria tua itu tertawa, dia menepuk punggung tangan Sashi sambil tersenyum. "Anak saya itu spesial. Dia terlalu fokus sama pendidikan, jadi mungkin dia tidak memiliki kriteria tertentu. Lebih mudah bagimu untuk jatuh cinta padanya."

"Benarkah?"

"Insyaallah .... Dia sempat punya teman masa kecil, tapi temannya itu pergi ke luar negeri. Pindah sama orang tuanya. Selain itu, temen-temennya cowok semua."

"Alhamdulillah."

"Apa?" kaget Pak Basuki. "Jadi kamu bersedia?"

"Insyaallah, Pak," jawab Sashi tanpa keraguan sedikit pun. Dia tidak bisa terus terpuruk seperti sekarang. Dia juga butuh perlindungan. Dia tidak mau satu rumah lagi dengan ibu dan ayah tirinya.

** **

Enam hari kemudian .....

"Aku tuh sampai lupa waktu, Bu. Di Bali tuh semuanya seru banget! Kita coba semua dari diving sampai spa pasangan. Mas Azka sampe gosong!" Amara tertawa renyah, tangannya meremas mesra lengan Azka di meja makan.

"Habis, kamu nggak berhenti ngajak keliling. Padahal aku cuma mau tidur," sahut Azka sambil tersenyum, meski matanya sempat melirik ke arah Sashi yang diam memandangi piringnya.

Bu Azizah ikut tersenyum. "Yang penting kalian senang. Ibu senang lihat kalian bahagia."

"Syukurlah kalau bulan madunya lancar." Pak Hariyono mengangguk. Mereka berbicara seperti itu tanpa memikirkan perasaan Sashi sama sekali. Mungkin karena sejak dulu Sashi memang tidak pernah terlihat di mata mereka.

Tak berselang lama, Sashi meletakkan sendoknya perlahan.

"Bu... aku mau kasih tahu sesuatu," kata Sashi merebut perhatian. "Besok aku mau menikah."

Suara sendok Amara jatuh menimpa piring. Azka menoleh cepat, ekspresinya kaget. Sementara Azizah membelalak. Pak Hariyono hanya mengerutkan dahi.

"Apa?!" seru Amara. "Besok?! Kamu bilang apa barusan?"

"Aku menikah besok," ulang Sashi pelan.

"Ya Allah, Sashi!" Bu Azizah menutup mulutnya, shock. "Kenapa buru-buru? Ibu bahkan belum tahu siapa calonmu."

"Aku sudah putuskan, Bu. Ayah juga udah setuju.

Amara tertawa miring. "Ini pasti tentang desas-desus yang beredar itu, kan? Yang katanya kamu mau nikah sama... kakek-kakek?!"

"Amara," tegur Azka, tapi Amara mengangkat tangan.

"Enggak, aku serius. Kamu pikir ini lucu, Sa? Nikah sama orang tua demi apa? Uang? Kamu sadar gak sih ini bisa jadi bahan omongan satu kelurahan? Jangan bikin malu keluarga cuma karena kamu pengen buru-buru punya suami. Seumpama dia kaya, tetep aja itu enggak lazim!"

"Aku tahu apa yang aku lakukan. Aku bukan anak kecil, Kak Amara. Dan aku enggak menikah karena harta."

"Terus karena apa? Cinta?" Amara menyipitkan mata. "Sashi, kamu bahkan nggak pernah cerita kamu pacaran. Tiba-tiba bilang mau nikah sama... pria tua?"

Ingin sekali Sashi tertawa, sangat keras. Kakaknya ini lucu, memangnya kalau dia pacaran dan bercerita kepadanya, Amara akan merebutnya lagi, seperti itu?

"Dia bukan orang asing buat keluarga kita," jawab Sashi datar. "Dan besok akad serta resepsinya digelar bersamaan. Acaranya sederhana. Aku cuma minta kalian datang."

Bu Azizah masih menatap Sashi, seolah berharap anaknya bercanda.

"Sashi... kamu yakin? Tanpa perkenalan, tanpa proses?" tanya Bu Azizah.

"Aku sudah membuat keputusan. Mungkin tidak seperti orang lain kenal pasangannya, tapi aku percaya ini keputusan yang benar."

Mata Azka menatap Sashi dengan tatapan menusuk. Jadi, benar yang dia dengar. Sashi bersel!ngkuh? Selama ini, dia tidak pernah benar-benar mencintainya padahal, Azka sangat mencintai perempuan itu.

"Kita lihat, seperti apa laki-laki yang mau menikahi wanita mur4h4n sepertimu, Sashi."

Terpopuler

Comments

Ita Putri

Ita Putri

sangat mencintai tapi di tinggal nikah sama yg lain😏

2025-06-06

1

D_wiwied

D_wiwied

helehhh mana ada mencintai tp nikahnya sama org lain

2025-07-18

0

Susanty

Susanty

Azka mau saya tonjok kamu

2025-07-11

1

lihat semua
Episodes
1 Pernikahan Calon Suami
2 Balas Dendam
3 Menikah
4 Langsung Sah
5 Pertemuan Pertama
6 Hangat Pelukannya
7 Insiden Cium4n
8 Situasi Genting
9 Perhatian
10 Seperti Suami Sungguhan
11 Takut Jatuh Cinta
12 Bukan Perempuan Murahan
13 Suamiku?
14 Minta Istri komandan
15 Dia Istri Saya
16 Dia Cuek
17 Masih Direndahkan
18 Kamu yang Selingkuh
19 Lepasin Aku, Mas
20 Fitnah Darinya
21 Jangan Sentuh Saya
22 Jangan Ganggu Kami
23 Aku Suamimu
24 Jantungku berdebar
25 Ciuman sang Penggoda
26 Berhenti Panggil Saya Komandan
27 Kena Batunya
28 Satu Ranjang
29 Selingkuhan?
30 Cemburu dan Iri hati
31 Sehati
32 Dipecat?
33 Ciuman di Kening
34 Kesan Pertama Ibu Mertua
35 Sayap seorang suami
36 Minta Cucu?
37 Sikap Aneh Sashi
38 Kami Mau Buat Cucu
39 Piyama sutra
40 Mandi Malam
41 Tidak Sepadan
42 Tuduhan Azka
43 Rasa Kasihkan?
44 Tidak Mau Kalah
45 Aku yang Tercekik
46 Punya Pacar Kamu, Mas!
47 Kiss Me!
48 Marahnya Dirga
49 Harusnya Aku
50 Hukuman
51 Apa Tujuanmu?
52 Pengakuan Asli atau Menyembunyikan Niat Sesungguhnya?
53 Pengkhianat
54 Orang Selundupan ?
55 Bermuka Dua
56 Malam Pertama
57 Ketagihan
58 Fitnah Mantan Edan
59 Tuhan Tidak Tidur
60 Apa Niatmu?
61 Apa Lagi?
62 Menyesal
63 Kecelakaan
64 Ingin Bayi tapi Tugas Menanti
65 Orang-Orang Aneh
66 Berseteru
67 Gatal Teriak Gatal
68 Ayah Bangun!
69 Sama-sama Keos
Episodes

Updated 69 Episodes

1
Pernikahan Calon Suami
2
Balas Dendam
3
Menikah
4
Langsung Sah
5
Pertemuan Pertama
6
Hangat Pelukannya
7
Insiden Cium4n
8
Situasi Genting
9
Perhatian
10
Seperti Suami Sungguhan
11
Takut Jatuh Cinta
12
Bukan Perempuan Murahan
13
Suamiku?
14
Minta Istri komandan
15
Dia Istri Saya
16
Dia Cuek
17
Masih Direndahkan
18
Kamu yang Selingkuh
19
Lepasin Aku, Mas
20
Fitnah Darinya
21
Jangan Sentuh Saya
22
Jangan Ganggu Kami
23
Aku Suamimu
24
Jantungku berdebar
25
Ciuman sang Penggoda
26
Berhenti Panggil Saya Komandan
27
Kena Batunya
28
Satu Ranjang
29
Selingkuhan?
30
Cemburu dan Iri hati
31
Sehati
32
Dipecat?
33
Ciuman di Kening
34
Kesan Pertama Ibu Mertua
35
Sayap seorang suami
36
Minta Cucu?
37
Sikap Aneh Sashi
38
Kami Mau Buat Cucu
39
Piyama sutra
40
Mandi Malam
41
Tidak Sepadan
42
Tuduhan Azka
43
Rasa Kasihkan?
44
Tidak Mau Kalah
45
Aku yang Tercekik
46
Punya Pacar Kamu, Mas!
47
Kiss Me!
48
Marahnya Dirga
49
Harusnya Aku
50
Hukuman
51
Apa Tujuanmu?
52
Pengakuan Asli atau Menyembunyikan Niat Sesungguhnya?
53
Pengkhianat
54
Orang Selundupan ?
55
Bermuka Dua
56
Malam Pertama
57
Ketagihan
58
Fitnah Mantan Edan
59
Tuhan Tidak Tidur
60
Apa Niatmu?
61
Apa Lagi?
62
Menyesal
63
Kecelakaan
64
Ingin Bayi tapi Tugas Menanti
65
Orang-Orang Aneh
66
Berseteru
67
Gatal Teriak Gatal
68
Ayah Bangun!
69
Sama-sama Keos

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!