Kembali jadi bayi

Arthea masih tidak percaya, dia terus mencubit pipinya sampai merah. Cubitannya terasa sakit, artinya apa yang terjadi saat ini bukanlah mimpi. Dirinya kembali memadangi wajahnya dari dekat. Memastikan, apa yang dirinya lihat tidaklah halu semata.

"Actagaaaa, lucu kali dili ini." Gumam Arthea. Dia kembali menutup mulutnya, dan mencoba untuk menjulurkan lidahnya.

"Eeeeel! Eeeellll! El uhuk! uhuk! Cssss Csss ... kenapa cucaaaah?! Kenapa cucaaah?! Kenapa lidah ini belok cecuka hati?!" Arthea merasa frustasi dengan lidahnya yang sulit di ajak bekerja sama. Dia kesulitan mengucapkan huruf dengan benar, kecadelan ini cukup menganggunya.

Arthea menadahkan tangannya ke atas, kemudian mengepalkannya sambil memasang raut wajah penuh tekanan. Dia sedang berpikir, kenapa dirinya bisa kembali kecil. Namun saat mengingat kejadian terakhir sebelum dirinya tak sadar, Arthea jadi berpikir sesuatu.

"Makcudnya, di culuh balik lagi jadi kecil bial dapat pelhatian ayah dan kakak agal menghindalii ... kematian?" Arthea tersenyum senang. Tapi, mengingat perjuangannya dulu yang terabaikan, membuat senyumannya surut. Kedepannya nanti, dia akan menghadapi kerumitan hidupnya.

"Ndaaaa! Kenapaaaa, anak ceimut dan cegembul ini halluss mendelita lagi?!"

BRAK!

"NONA ARTHEA!"

Arthea menatap Lena yang baru saja datang menghampiri dengan raut wajah panik dan nafas memburu. Wanita itu lekas berlutut di hadapan Arthea dan meraih kedua bahunya. Dengan panik, Lena memeriksa kondisi Arthea dan memastikan gadis kecil itu baik-baik saja.

"Apa Nona baik-baik saja? Kepalanya sudah tidak pusing? Demamnya ... syukurlah, demamnya sudah turun. Selama seminggu ini Nona demam, saya dan pelayan lainnya sampe panik melihat keadaan anda." Lena terlihat menghela nafas lega setelah menempelkan punggung tangannya pada kening Arthea. Memastikan, demam gadis kecil itu sudah turun.

"Bibi Len ...." Lirih Arthea dengan suara bergetar. Bibirnya mencebik ke bawah, matanya terlihat berkaca-kaca menahan tangis.

"Eh, Nona?" Antara bingung dan terpana melihat kegemasan sang nona saat ini. Apalagi kedua pipinya yang sangat chubby, ingin rasanya Lena menggigit gemas kedua pipi gembul itu.

"Bi Len, huaa! Thea linduu Bi Lenaaa!" Arthea memeluk Bi lena dengan erat, jingga membuat wanita itu merasa tercekik.

"Nona, saya tidak bernafas!" Serunya.

Arthea melepaskan pelukannya, dia kembali menatap kekat pengasuhnya. Sekarang, Bi Lena tampak terlihat muda. Padahal sebelumnya, wanita itu sudah memiliki helaian rambut putih. Tapi di masa ini, wanita itu kembali muda.

"Nona kenapa? Apa saat sakit Nona mimpi sesuatu hm?" Tanya Lena lembut, wanita itu lalu mengelus rambut panjang Arthea.

"Cangat buuluk." Lirih Arthea dan membatin, "Sayangnya itu bukan mimpi, tapi kehidupan nyata. Aku harus terkurung selama belasan tahun dan tetap berakhir di habisi juga. Astaga, apa aku harus menunggu selama itu lagi dan berakhir tersiksa lagi?"

"Nona?" Tegur Lena saat melihat Arthea melamun.

Arthea tersadar, dia kembali merubah ekspresinya. "Bi Lena, umul Thea belapa?" Tanyanya, dia tidak tahu berapa umurnya saat ini.

Lena tersenyum, "Anda lupa lagi yah? Umur nona sekarang lima tahun. Baru tadi malam Nona merayakannya, sudah lupa?"

Arthea tersenyum lebar sembari mengg4ruk kepalanya yang tak gatal. Andai wanita itu tahu, jika dirinya bukan lupa. Melainkan, memang tidak tahu. Dia bisa tiba-tiba kembali menjadi balita, bayi lima tahun yang begitu polos tapi berjiwa dewasa. Tentu saja, tidak pernah terpikirkan olehnya.

"Sekarang mandi, ayo." Lena menggandeng tangan Arthea masuk ke dalam kamar mandi. Namun, saat dia akan membuka baju gadis kecil itu, tiba-tiba Arthea memekik histeris.

"Mau napaiiiin?!" Arthea menyilangkan tangan di depan d4danya sambil mel0t0t pada Lena.

"Saya ... mau mandikan Nona." Ucapnya dengan heran.

Arthea menggeleng, "Thea mandi cendili bica! Cudah becaaaal, nda boleeeh! Bibi kelual aja, Thea bica mandi cendili!" Serunya seolah akan di apa-apakan.

Lena tidak percaya Arthea bisa mandi sendiri. Jika di biarkan, dia berpikir Arthea tidak akan bersih menggosok tubuhnya. Apalagi, lihat tangannya yang pendek itu, mana sampai ke punggungnya?

"Nona tapi ...,"

"Althea cudah becaaal, maluu. Bibi Lena pelgi aja, Thea mau kopi cucu buatan Bi Lena kayak biaca." Ucap Arthea yang mana membuat Bi Lena terlihat kaget.

"Kopi susu? Sejak kapan Nona minum kopi? Nona, anda masih kecil, tidak baik meminum kopi. Kapan anda meminumnya? Dari mana anda mendapatkannya?"

Gawat! Arthea melupakannya, dia terlalu santai mendalami peran sebagai dirinya sendiri sampai lupa jika saat ini dia berusia lima tahun. Dimana ada anak usia lima tahun menyukai kopi? Yang benar saja!

"Itu ... Thea mimpi, yah ... Thea mimpi!"

Raut wajah Lena berubah, "Oh, hanya mimpi. Ya sudah, Bibi akan biarkan Nona mandi sendiri. Tapi kalau di cek masih kurang bersih, Bibi yang mandikan ulang, oke?"

Arthea mengedipkan satu matanya dengan kedua jarinya yang membentuk huruf o. Lalu, anak itu menutup pintu kamar mandi dan menguncinya. Lena sedikit khawatir, takut sang nona tidak dapat membuka kuncinya. Tapi, dia mencoba untuk tenang dan memberikan kepercayaan pada gadis kecil itu.

Semuanya berjalan baik awalnya, Arthea mudah melepas pakaiannya dan masuk ke dalam bathtub yang sudah di isikan air. Anak itu kemudian menyabuni badannya. Tapi saat akan menyabuni punggungnya, dia tak bisa melakukannya.

"Kenapa cuucaaah cekaliii!" Arthea kesulitan menyabuni belakang punggungnya, tangannya terlalu pendek untuk menggapainya.

"Halus bagaimana ini, pelutnya telalu maju jadi Thea nda bica." Gumam Arthea.

Tak hilang akal, Arthea menumpahkan semua sabun yang ada di dalam botol dalam bathtub. Hal itu tentu membuat air menjadi penuh dengan busa. Arthea tertawa senang, dengan cara seperti ini seluruh tubuhnya dapat terkena sabun.

Tok!

Tok!

"Nonaaa, jangan lama-lama! Anda bisa masuk angin nantinya!"

"Iya Bibi, cebental lagi!" Seru Arthea dan turun dari bathtub kecilnya. Dia lalu berjalan menuju shower untuk membilas tubuhnya.

Cklek!

Arthea keluar dari kamar mandi dengan handuk yang melilit tubuhnya. Melihat itu, Lena menghela nafas lega. Dirinya sempat khawatir, tapi untunglah tidak terjadi apapun. Gegas, dia masuk ke dalam kamar mandi untuk menguras air di dalam bathtub.

"Astaga!" Lena syok melihat air penuh busa yang Arthea lakukan. Dia menoleh pada gadis kecil sang pembuat ulah yang sedang berdiri di ambang pintu sambil menyengir lebar.

"Cucah nyampe tangannya, telhalang pelut. Thea tumpahkan cemua itu cabun. Nda papa, cetok kan macih banyak." Ucap Arthea dengan tatapan polosnya.

.

.

.

Arthea sudah rapih, rambutnya pun sudah terkuncir dengan pita yang indah. Dress bunga-bunga yang di kenakanan menambah kesan imut untuknya. Lena selalu pandai dalam mendandaninya, padahal wanita itu memiliki anak laki-laki bukan anak perempuan yang bisa di dandani.

"Bibi akan keluar sebentar, Nona ingin belajar apa?" Tanya Lena.

"Gambal." Jawab Arthea singkat, dia memang menyukai kegiatan itu sejak dirinya kecil sampai dewasa.

"Oke, Bibi siapkan." Lena menyiapkan segala perlengkapannya dan meletakkannya di atas meja belajar Arthea. Segala aktifitas yang Arthea lakukan, selalu di kamarnya.

Setelah Lena keluar dan pintu tertutup, Arthea berlari menuju pintu dan menguncinya. Dia memastikan tidak akan ada orang yang masuk ke dalam kamar dan mengganggunya. Gadis kecil itu lalu berlari menuju lemari pakaiannya dan membukanya dengan lebar.

"Thea banyak menaluh uang, kemana uangnya? Ini lemali yang cama, Thea inget betul-betul." Arthea menarik laci kecil lemarinya, di kehidupan sebelumnya dia banyak menyimpan uang sebagai bekal dirinya keluar dari kediaman Edbert. Namun, laci itu kosong. Uangnya tidak ada, dan perhiasan yang ia simpan juga tidak ada. Arthea lalu memandangi lemari yang mirip dengan miliknya di kehidupan sebelumnya.

"Tamatlah cudah ... gimana mau kabul kalau nda ada uang. Nda mau Thea jadi olang cucah di jalan. Kalau telus dicini, akan telancam." Gumam Arthea. Dengan lemas, ia menjatuhkan b0k0ngnya begitu saja. Menatap lemas pada laci yang ada di pelukannya.

Tarikan nafas berat Arthea tak membuat hatinya menjadi nyaman. Tiba-tiba dia kepikiran sesuatu, tentang hal sebelum dirinya dapat terdampar kembali di umur lima tahun. Dia kembali mengingat kejadian sebelum kesadarannya hilang.

Arthea membatin sambil menatap tangan gembulnya saat ini. "Aku kembali mengulang waktu dimana usiaku masih lima tahun. Aku di beri kesempatan kehidupan kedua, untuk apa? Jika pada akhirnya, Ayah akan membvnuhku juga. Kue itu ... kue itu yang membuatku jadi seperti ini sekarang."

Terpopuler

Comments

🎀𝔸ᥣᥙᥒᥲ🎀

🎀𝔸ᥣᥙᥒᥲ🎀

Aku ngikik bangeet sama Thea dia menjelma jadi anak yang dewasa sebelum waktunya🤣🤣🤣

2025-06-06

17

Rosy

Rosy

berarti Thea sudah meninggal dong..apa jangan2 karena kue dari ayahnya..Thea kan cuma makan itu sebelumnya..wah..wah..kue nya di racun kah 😱

2025-06-06

9

Srie Handayantie

Srie Handayantie

iyaa juga yah , baru ngeuh kan dia abis makan kue dari ayah nya trus demam Ampe seminggu GK sembuh2 , tp sebelumnya ayah nya panikk itu apa sandiwara yahh 🤔

2025-06-06

8

lihat semua
Episodes
1 Sangkar emas
2 Kembali jadi bayi
3 Rahasia Arthea
4 Thea bukan anak capi!
5 Pencuri kecil
6 Kendrick yang penasaran
7 Kabur
8 Kemarahan Kendrick
9 Pencarian nona muda Edbert
10 Kembali ke kediaman Edbert
11 Arthea merajuk
12 Apa yang kamu inginkan?
13 Permintaan Arthea
14 Pindah kamar
15 Biar ayah obati
16 Perhatian Kendrick
17 Nasi goreng buatan Arthea
18 Rasa penasaran Elfian
19 Buku misterius
20 Dia bukan putrimu
21 Rahasia keluarga Edbert
22 Tidak akan mengulanginya
23 Kekesalan Arthea
24 Tuntutan Arthea
25 Kebahagiaan putri Kendrick
26 Sekolah di hari pertama
27 Bakat yang terpendam
28 Malam yang penuh drama
29 Keraguan
30 Tragedi kantin
31 Permintaan maaf Arthea
32 Thea lindu bunda
33 Ketakutan Axton
34 Berbagai dugaan
35 Siapa yang harus di percaya?
36 Pasar malam
37 Suasana hari yang indah
38 Mendekati Zeroun
39 Permintaan maaf Axton
40 Pelaku yang sebenarnya
41 Terancam
42 Pencarian
43 Konferensi pers
44 Mencoba kabur
45 Hal yang sia-sia
46 Rencana Rama
47 Pengejaran tersangka
48 Ayah!
49 Pertemuan yang sangat mengharukan
50 Cinta yang kembali
51 Kembalinya sang Nyonya
52 Sama sepertimu
53 Pemakaman
54 Sisi romantis Ayah Kendrick
55 Pembelaan bunda
56 Hasil tes DNA
57 Terjadi lagi
58 Impian yang terwujud
59 Waktu yang berlalu
60 Merasa tak asing
61 Saran Vero
62 Tawaran menikah
63 Lamaran mendadak
64 Di jemput calon suami
65 Patah hati Eko
66 Malam yang di tunggu
67 Tanggung jawab ayah
68 Pernikahan Z&A
69 Ibuku
70 Perbedaan pikiran
71 Menunda kehamilan
72 Rindi yang di selimuti kecewa
73 Menepis ego
74 Cemburu berakhir chek in
75 Aduan Arhan
76 Keanehan Zeroun
77 Hamil?
78 Kejutan dari Zeroun
79 Kontraktsi
80 Kelahiran Baby H
81 CERITA BARU(XANDER REY LERGAN)
Episodes

Updated 81 Episodes

1
Sangkar emas
2
Kembali jadi bayi
3
Rahasia Arthea
4
Thea bukan anak capi!
5
Pencuri kecil
6
Kendrick yang penasaran
7
Kabur
8
Kemarahan Kendrick
9
Pencarian nona muda Edbert
10
Kembali ke kediaman Edbert
11
Arthea merajuk
12
Apa yang kamu inginkan?
13
Permintaan Arthea
14
Pindah kamar
15
Biar ayah obati
16
Perhatian Kendrick
17
Nasi goreng buatan Arthea
18
Rasa penasaran Elfian
19
Buku misterius
20
Dia bukan putrimu
21
Rahasia keluarga Edbert
22
Tidak akan mengulanginya
23
Kekesalan Arthea
24
Tuntutan Arthea
25
Kebahagiaan putri Kendrick
26
Sekolah di hari pertama
27
Bakat yang terpendam
28
Malam yang penuh drama
29
Keraguan
30
Tragedi kantin
31
Permintaan maaf Arthea
32
Thea lindu bunda
33
Ketakutan Axton
34
Berbagai dugaan
35
Siapa yang harus di percaya?
36
Pasar malam
37
Suasana hari yang indah
38
Mendekati Zeroun
39
Permintaan maaf Axton
40
Pelaku yang sebenarnya
41
Terancam
42
Pencarian
43
Konferensi pers
44
Mencoba kabur
45
Hal yang sia-sia
46
Rencana Rama
47
Pengejaran tersangka
48
Ayah!
49
Pertemuan yang sangat mengharukan
50
Cinta yang kembali
51
Kembalinya sang Nyonya
52
Sama sepertimu
53
Pemakaman
54
Sisi romantis Ayah Kendrick
55
Pembelaan bunda
56
Hasil tes DNA
57
Terjadi lagi
58
Impian yang terwujud
59
Waktu yang berlalu
60
Merasa tak asing
61
Saran Vero
62
Tawaran menikah
63
Lamaran mendadak
64
Di jemput calon suami
65
Patah hati Eko
66
Malam yang di tunggu
67
Tanggung jawab ayah
68
Pernikahan Z&A
69
Ibuku
70
Perbedaan pikiran
71
Menunda kehamilan
72
Rindi yang di selimuti kecewa
73
Menepis ego
74
Cemburu berakhir chek in
75
Aduan Arhan
76
Keanehan Zeroun
77
Hamil?
78
Kejutan dari Zeroun
79
Kontraktsi
80
Kelahiran Baby H
81
CERITA BARU(XANDER REY LERGAN)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!