[22 April — 2015]
Kamihara Megumi. Dia adalah seorang perempuan yang paling ingin aku hindari di Sekolah ini.
Bukan tanpa alasan aku menghindar darinya. Itu karena dia adalah seorang perempuan yang paling merepotkan menurutku.
Aku dan dia, pernah menjadi teman saat kami masih kecil. Namun, aku sudah tak pernah bertemu dengannya semenjak aku pindah ke Tokyo, 11 tahun yang lalu.
Sesungguhnya, aku sangat bersyukur tak bertemu dengannya lagi. Namun, saat aku masuk SMA, aku melihatnya kembali, lalu memutuskan untuk menghindar darinya di Sekolah.
Tetapi sekarang...
"Mohon kerja samanya ya... Haruki-chan."
Dia muncul kembali tepat di depanku saat ini.
"Kenapa harus malah orang ini yang aku bantu, Sensei?" aku mengalihkan pandangan dari Megumi.
"Lho, bukannya kalian sekelas ya. Kenapa kamu malah tak ingin membantunya, Minamoto-kun?" tanya Minami-sensei.
"Bukannya aku tidak ingin membantunya..." aku berusaha untuk menjelaskan. "...tetapi, kenapa harus aku yang diminta bantuan?"
"Habisnya, Kamihara-san sendiri yang memintanya," jawab Minami-sensei.
Pandanganku beralih pada Megumi. "Kamihara-san... kenapa kau meminta bantuanku?" tanyaku dengan nada yang lembut.
"Karena aku memang ingin bertemu denganmu kembali, Haruki-chan..." jawab Megumi dengan senyum tak bersalah.
Aku tidak bisa menyalahkannya karena hal ini, aku memang sedang ingin menghindar darinya.
Aku pikir dia takkan mengenaliku sama sekali...
"Jadi seperti ini ya..." gumamku.
"Kami mengatakan apa, Haruki?" tanya Megumi.
"Bukan apa-apa, Kamihara."
Minami-sensei melihat kami dengan wajah bingung. "Kalian pernah bertemu ya?" tanyanya.
"Bukan pernah bertemu..." Megumi tersenyum. "Tetapi kami pernah menjadi teman dekat saat SD, Sensei!."
"Oh, begitu ya..." ucap Minami-sensei.
"Ano..." aku mengangkat tangan. "Bolehkah aku keluar terlebih dahulu, aku akan menunggumu di depan pintu, Kamihara."
Minami-sensei tersenyum. "Tentu saja boleh, Minamoto-kun."
Aku pun melangkah keluar dari ruang guru. Dengan sedikit perasaan yang masih mengganjal di hatiku ini.
"Kenapa Megumi berbicara padaku ya? Bukankah di masa lalu yang aku ingat, dia tak pernah berbicara sekalipun padaku..."
Apa ini artinya masa depan telah berubah secara drastis?.
...Ω Ω Ω Ω Ω Ω Ω Ω Ω Ω Ω Ω Ω Ω Ω Ω...
[13 Tahun yang lalu]
Pertama kali aku bertemu dengannya, pada saat musim panas 13 tahun yang lalu di sebuah taman ketika aku sedang menyendiri.
"Kamu sedang apa?" tanya Megumi yang masih kecil saat itu.
"Hanya sedang menulis namaku di tanah..." jawabku sambil menggoreskan ranting kayu ke tanah.
"Mau bermain denganku?" tanya Megumi kembali.
"Memangnya boleh?" aku balik bertanya.
"Tentu saja boleh..." Megumi tersenyum. "Namaku Megumi, kalau kamu?"
"Haruki," jawabku, sedikit mengangguk.
"Haruki-chan ya... salam kenal."
Megumi menarik tanganku, dan kami pun berlari dan tertawa bersama.
Megumi yang tersenyum padaku saat itu, sangatlah bersinar di pandanganku. Orang yang menjadi teman pertamaku, dialah orangnya.
Semenjak hari itu, kami berdua sering bermain bersama di taman itu.
"Haruki-chan, hari ini kita main apa?."
"Bagaimana kalau kejar-kejaran..."
"Bagus tuh, ayo kita bermain itu."
Setiap hari kami bermain, tak pernah merasa bosan sekalipun. Hingga hari itu tiba...
[11 Tahun yang lalu]
Kami berdua masuk di Sekolah SD yang sama. Di sana, aku mendapatkan banyak teman baru.
Namun, itu adalah awal dari keisengan Megumi yang cemburu dengan teman baruku.
Suatu hari, dia menjahiliku hanya untuk mendapatkan perhatian dariku.
"Kenapa kamu seperti itu, Megumi!?" tanyaku dengan suara keras.
"Habisnya, kamu terus bermain dengan teman barumu..." jawab Megumi, bibirnya mengerucut.
"Kalau begitu, kamu ikut denganku bermain bersama teman baruku dong, Megumi!"
"Tidak mau, aku gak mau bermain dengan teman barumu itu!..."
Semenjak pertengkaran kami saat itu, hubungan pertemanan kami semakin terasa menjauh dari pandangan.
Diriku yang masih kecil saat itu, tentu saja kesal dengan Megumi yang selalu menjahiliku.
Hingga Ayah dan Ibuku memutuskan untuk pindah ke Tokyo, aku merasa senang karena tidak lagi dijahili oleh Megumi.
...Ω Ω Ω Ω Ω Ω Ω Ω Ω Ω Ω Ω Ω Ω Ω Ω...
[22 April — 2015]
[•] Depan ruang guru
Jika dipikirkan kembali, tindakanku yang menghindar dari Megumi mungkin sudah berlebihan.
Apa aku dapat berinteraksi dengannya seperti dulu lagi ya?.
"Haruki-chan!" Megumi sudah keluar dari ruang guru. "Maaf membuatmu menunggu."
"Kamu gak perlu minta maaf segala, Kamihara," balasku. "Jadi, apa yang perlu aku bantu untukmu, Kamihara?"
Megumi menatapku dengan tatapan yang sama seperti dulu, lengan kanannya menggenggam lengan kirinya. Wajahnya memerah, napasnya terengah.
"Aku..." Megumi mulai menjawab pertanyaanku secara perlahan.
"Aku hanya ingin berteman kembali denganmu, Haruki..." jawabnya, malu-malu. "Selain itu, bisakah kamu memanggilku kembali dengan sebutan 'Megumi'?"
Jantungku berdegup kencang ketika mendengar jawabannya. Kedua tanganku bergetar, aku ingin sekali meminta maaf padanya.
Setelah perbuatanku yang mengabaikannya saat kecil, ternyata dia masih tetap ingin berteman denganku.
Megumi, dia...
"Baiklah, aku terima tawaranmu..." aku tersenyum padanya. "Megumi..."
Megumi, mungkin kau bisa disebut sebagai cinta pertamaku saat kecil. Kau adalah orang yang baik, maaf sudah mengabaikanmu selama ini.
"Sungguh..." Megumi bertanya, matanya berkaca-kaca.
"Aku bersungguh-sungguh, Megumi," jawabku. "Tapi jangan memanggilku 'Haruki-chan' di depan orang lain ya? itu memalukan."
Mulutnya terbuka lebar, matanya berbinar, senyumannya sangat bersinar. "Terima kasih, Haruki-chan..."
Mungkin sekaranglah saatnya bagiku untuk lebih memikirkan perasaan orang di sekitarku. Aku tak ingin ada orang yang tersakiti karena perkataan, dan sikapku.
...Ω Ω Ω Ω Ω Ω Ω Ω Ω Ω Ω Ω Ω Ω Ω Ω...
[23 April — 2015]
[•] Sekolah
Aku memperkenalkan Megumi kepada Sakura dan Hana, di dalam ruang kelas.
"Jadi, dialah teman masa kecilku, Megumi," ucapku memperkenalkan Megumi.
"Perkenalkan, namaku Kamihara Megumi. Aku sudah mendengar tentang kalian dari Haruki," ucap Megumi dengan nada sopan, sedikit membungkukkan tubuhnya.
"Kamihara-san ya..." Sakura tersenyum padanya. "Perkenalkan, namaku Yoshimoto Sakura."
"Namaku Yoshida Hana, salam kenal," sambung Hana.
"Yoshimoto-san dan Yoshida-san ya, salam kenal," Megumi pun tersenyum pada mereka berdua.
"Minamoto-kun!" Hana memanggilku, tatapannya tajam.
"Ada apa, Yoshida-san?" tanyaku.
"Kau tadi memanggilnya dengan namanya kan?..." tanya Hana.
Aku sedikit mengangguk.
"Kenapa kau tidak memanggilku dan Sakura dengan nama kami juga?" tanya Hana terakhir kali.
"Memangnya aku harus memanggil kalian dengan nama kalian langsung ya? bukannya kita baru saling mengenal selama 10 hari ya," tanyaku balik.
"Hah?... apa maksudmu berkata seperti itu?" ucap Hana, matanya melotot padaku.
"Bu... bukan apa-apa koo."
Hana saat marah, wajahnya menakutkan sekali.
"Sudahlah Hana-chan, kau tak perlu memaksa Minamoto," Sakura mencoba menenangkannya.
Perlahan, emosi Hana mereda setelah ditenangkan oleh Sakura.
"Syukurlah... aku tidak jadi diomeli oleh Hana," batinku, mengelus dada.
Kemudian Hana mengalihkan pandangannya dariku. "Mungkin memang benar ucapannya, kita belum lama saling mengenal. Berbeda dengan Kamihara-san."
Walau emosinya sudah mereda, dia masih terlihat marah padaku.
Setelah itu, kami berempat saling mengobrol hingga jam pelajaran pertama dimulai.
[Jam istirahat]
[•] Ruang kelas
Tak terasa, jam istirahat telah dimulai. Kami berempat berencana untuk makan bersama di kantin. Namun...
Minami-sensei memasuki ruang kelas kami. "Apakah Minamoto-kun dan Kamihara-san masih ada di dalam kelas?" ucapnya saat memasuki ruang kelas.
"Ada perlu apa memanggil kami, Minami-sensei?" tanya Megumi.
"Aku perlu bantuan kalian..." jawab Minami-sensei. "Bisakah kalian membantuku?."
Kami berdua pun menerima permintaan bantuan dari Minami-sensei. Ternyata, Minami-sensei memerlukan bantuan kami untuk menaruh beberapa barang ke gudang sekolah.
[•] Gudang sekolah
"Kenapa ya, Sensei meminta bantuan kita untuk membawa barang seperti ini?" tanyaku pada Megumi, sambil meletakkan barang yang dibawa.
"Aku juga tidak tahu, Haruki..." jawab Megumi.
"Baiklah, masih ada beberapa barang lagi yang perlu kita bawa..." ujarku. "Kita harus menyelesaikan tugas kita dulu, Megumi."
"Kamu benar, Haruki..." Megumi tersenyum.
[Beberapa menit kemudian]
Kami berdua telah selesai membawa barang terakhir ke dalam gudang.
"Haruki..." Megumi memanggil.
"Ada apa, Megumi?" tanyaku.
Ia menghela napas panjang sambil memegang dadanya. Tatapannya serius, Megumi ingin mengatakan sesuatu padaku.
"Haruki..." Ia mulai berkata. "Apa kau benar-benar Haruki yang aku kenal?" nada suaranya serius.
Apa aku harus memberitahunya?.
"Megumi... ada yang ingin aku tanyakan padamu," ucapku padanya.
"Apa itu?" tanya Megumi.
"Apa kau akan percaya..." aku harus mengatakannya. "Jika aku berasal dari masa depan?"
Bersambung....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 23 Episodes
Comments