Tiba di lantai 17 Laras mengagumi keindahan bangunan arsitekturalnya.
"Mbak silahkan duduk dulu, saya panggilkan HRD nya?"
"Ohh Iya mbak, silahkan!"
Laras duduk dengan gelisah menunggu antriannya di panggil.
Sambil menunggu gilirannya masuk, Laras menyapa teman sebelahnya, karena bangku duduknya penuh, yang ada cuma di sebelah mbaknya itu.
"Permisi Mbak, Bolehkah duduk di sini?"
"Silahkan Mbak!"
"Perkenalkan namaku Laras, kalau Mbak siapa?"
"Saya Tika Mbak!"
"Salam kenal ya Mbak." ucap mereka berdua.
Giliran namaku dipanggil, jantungku berdegup, rasanya tenggelamkan Aku di planet Neptunus
"Mbak Laras, Silahkan masuk!"
"Iya Mbak, Tik Aku duluan ya!"
"Aku doakan Ras semoga keterima ucap Tika dengan tersenyum."
"Permisi Pak." ucapnya dengan tersenyum
"Silahkan duduk!"
"Terimakasih Pak!"
"Apa motivasimu ikut ini?"
"Uang," ucap Laras dengan malu.
"Selain Uang, apa ada lagi?"
"Tidak pak!"
Sang CEO memutar kursi kerjanya dan mengangkat wajahnya, keduanya sama-sama terkejut menunjukkan jari tangannya ke muka lawan dengan muka menahan marah
"Kamu!"
"Maaaafff pak, ucap Laras sambil dengan gugup."
Kamu tanggung jawab, gara-gara kamu mobilku masuk bengkel mengakibatkan kerusakannya tidak sedikit.
"Hahhh uang darimana Aku menggantinya?" batin Laras. sedangkan Aku di sini lagi butuh uang untuk bapak. gimana ini?.
"Kenapa diam, hahh?" ucap CEO dengan berteriak.
"Berapa habisnya Pak?"
"Tiga ratus juta!"
"Apa tiga ratus juta pak!"
"Kok banyak banget, waktu itu cuma penyok aja lho, Bapak mau memeras saya ya?" ucapnya dengan sengit.
Kalau bapak mau memeras saya, Bapak salah karena saya tidak punya uang pak, untuk menggantikan semua kerusakan mobil Bapak dengan nominal tiga ratus juta.
kalau kamu tak sanggup membayarnya, berarti kamu harus mau jadi istri kedua ku.
Gimana dengan penawaranku? ucapnya sambil menaikkan alis. Laras meremas ujung dressnya dengan tangan berkeringat dingin, kalau Aku bayar jasaku sebagai pembantu bukan istri gimana pak?.
Yang disini itu Bosnya siapa? bapaklah masak saya pak ucap Laras dengan bersungut-sungut. kenapa tadi kamu mengatur saya? Aku tidak mau jadi istri bapak!! Aku takut nanti istri bapak yang pertama marah-marah menjambak rambutku, sang CEO menjawil hidung Laras kebanyakan nonton sinetron kamu itu.
"Tidak menerima penolakan!"
"Tapi pak, Saya nggak cantik, tidak menarik dan blablabla!"
"Aku mau kamu jadi istri ku."
masalah cantik dan lainnya nanti bisa saya permak dengan uang yang saya miliki bisiknya di telinga Laras. "hurang kaya mah suka-suka bebas pak " ucap di dalam hati
Tapi saya menolak tidak menerima penolakan!!
Satu bulan lagi kita menikah, persiapankan dirimu dengan sebaik-baiknya.
"Ada yang di tanyakan?"
"Silahkan keluar!, bila tidak ada!"
"Permisi Pak."
Laras berjalan tidak semangat pikirannya kemana-mana, haruskah jadi yang kedua?
terus gimana reaksi keluargaku apabila satu bulan lagi Aku menikah.
Laras berjalan gontai dari gang masuk perkarangan rumahnya, jiwanya hilang, harapan menikah dengan orang yg di cintai pupus sudah.
"Assalamu'alaikum pak,bu."
"Laras pulang."
"Darimana kamu ras, jam segini baru pulang?" ucap ibunya dari arah dapur
"Dari rumah teman Bu!" sambil mencium tangan Ibunya
"Ya udah sana, mandi trus sholat."
"Baik Bu."
Di dalam kamar Laras merenung dan memikirkan kejadian hari ini, benar-benar di luar dugaannya tau dia orang nya Aku ogah ikutan selebaran yang di kasihkan Tari.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 127 Episodes
Comments
Maliqa Effendy
spasi,tanda baca,sama paragraf perbaiki ya
2022-03-06
0
Rizq
ceritanya menarik mbag tp tulisanny yg g mnarik..bikin bingung sma situasi..dr berbicara dgn ibu drumah tiba2 uda bicara sma tari aj soal gajian..jd bingung kn..perbaikin lg ya mbag tulisannya..ceritany saya suka dan akan trus mbacany
2021-01-24
2
Ery Kamiri
Laras isi formulir kan memang untuk di kontrak jd istri kedua koq jadi ada penolakan jd anah baca nya
2021-01-05
7