Aku sudah berjalan keliling - keliling hutan. Namun tetap kembali ke posisi rumah menakutkan itu. Entah apa maksudnya?. Hari sudah mulai gelap. Aku mencoba memasuki rumah itu dengan senter dengan melangkah perlahan - lahan tak menentu arah. Sepanjang perjalanan aku melihat seperti permainan ouija. Tapi aku mengabaikan nya.
Shinohara Natsumi
" Aku harus mencari tempat tidur dan besok keluar dari sini " Ucapan nya Natsumi mencoba tenang.
Akhirnya setelah 10 menit. Dia menemukan sebuah kamar. Dia perlahan - lahan membuka pintunya. Suasana kamarnya seperti dugaan nya. Sangat menyeramkan. Bulu kuduk nya merinding.
Shinohara Natsumi
[(Isi hatinya): Bagaimana aku bisa tidur di sini?. Hawa nya aja menyeramkan begini. Semangat, Natsumi. Aku baru ingat tidak ada tempat lain sebelum pergi dari sini. Ayo betah - belahin aja. Terus keluar dari sini. ]
Aku menaik ke ranjang tua itu. Kemudian berbaring sembari menarik selimut tua. Ku pejamkan mataku cepat - cepat. Supaya tidak takut dan dapat mimpi indah. Itu sangat tidak nyaman. Aku merasa di awasin. Entah kenapa?. Padahal mereka yang membawaku ke sini. Kenapa mereka yang marah juga?. Aku tidak habis pikir.
Malam itu terjadi sesuatu aneh. Saat aku sedang tertidur pulas. Pagi harinya aku terbangun dari tidurku. Kemudian bangkit dari kasur yang tua itu dan merenggang tubuhku. Mencoba menghilangkan rasa pegal yang menggangguku selama aku tidur. Namun naasnya aku secara tidak sengaja mematahkan ranjang yang sudah usang itu dan berkarat.
Aku menjelajahi kemarin malam yang belum tereksplorasi. Selang beberapa menit kemudian. Aku melihat 3 coretan kertas dan 1 poster berserakan di lantai.
Shinohara Natsumi
" Jangan bilang pemilik rumah ini adalah korban bullying? " Ucapan nya Natsumi agak sedih dan melihat - lihat kertas tersebut.
Shinohara Natsumi
" Pasti berat rasanya. Aku tau. Karena aku juga pernah mengalami nya. Tidak ada yang mendukung kita? " Ucapan nya Natsumi sedih dan tersenyum masam mengingat kehidupan sebelum dia reinkarnasi.
Aku memutuskan untuk berjalan - jalan lagi. Ku lihat banyak sekali lukisan di lorong yang sedang sepanjang 1 meter tersebut.
Shinohara Natsumi
" Lukisan nya bagus - bagus banget. Jadi pengen deh " Ucapan nya Natsumi gembira dan menatap lukisan dengan senang.
Shinohara Natsumi
" Sebenarnya rumah ini bagus sih. Cuma barangnya dan rumahnya udah usang. Kalau bisa renovasi total " Ucapan nya Natsumi dan memikirkan keadaan rumah tersebut sembari berpose berpikir. Dimana - mana orang tersesat panik. lah ini malah mikir renovasi rumah.
Shinohara Natsumi
" Bentar. Kok malah mikir renovasi rumah. Harusnya cari jalan keluar dari rumah ini. " Ucapan nya Natsumi dan menepuk jidatnya kesal.
Secara tiba - tiba pintunya tertutup satu - persatu dan bingkai foto juga ikut berjatuhan sembari terdengar pecahan kaca yang keras. Aku mulai mengejar pintu yang belum di tutup oleh hantu tersebut. Aku terus berlari dan berlari tidak peduli betapa lelahnya kakiku melangkah. Aku akhirnya sampai di pintu terakhir terbuka. Namun sayangnya aku kalah cepat dengan hantu tersebut. Sampai pintu terakhir tersebut sudah di tutup.
Aku merosot di pintu terakhir. Satu - satunya harapanku mulai pupus. Aku sangat ketakutan sekarang. Awal yang ku kira menyenangkan dan taman bermain. Kini berakhir tragedi. Aku tak kunjung menahan air mata yang perlahan - lahan menetes deras dengan tubuhku yang gemeteran hebat.
Kemudian Natsumi berjalan ke dapur. Karena haus. Tapi saat dia sampai di dapur. Ternyata ada air. Natsumi pun segera mengambil air tersebut dan meminumnya. Karena sangat harus. Dia jadi kurang waspada akan bahaya di sekitarnya.
Tiba - tiba dia merasa pusing kepalanya. Seakan - akan meledak kapan saja. Pandangannya buram dan ruangannya terasa berputar - putar dengan cepat. Natsumi berusaha tetap sadar. Tubuhnya akhirnya ambruk setelah perjuangan yang melelahkan.
Rahasia
" Welcome, darling. Aku sudah lama menunggumu di dunia ini. Akhirnya ke sampaian juga permintaan ku. Salahmu sendiri membuatku jatuh cinta. Bagaimana, aku membuatmu hancur berkeping - keping ?. "Ucapan nya seorang cowok seumuran Natsumi dan mengelus pipinya Natsumi.
Comments