5 hari sial

"itu tidak penting, apa mau anda sekarang? Membunuh saya?" Tanya Anastasia cepat.

Raja Aleron tersenyum dan menggelengkan kepala "mana mungkin."

Membunuh wanita cantik di hadapannya? Tidak akan Aleron melakukan hal bodoh itu.

Aleron mundur sedikit lalu memikirkan sesuatu.

"Bagaimana kalau kau menjadi simpanan ku??" Tawarnya sambil menatap wajah Anastasia.

Anastasia dibuat terkejut dengan tawaran yang dilakukan Raja Negri Jarous menurutnya sangat tidak benar.

Bisa-bisanya hal kotor seperti ini dapat dilakukan oleh orang yang berotak pemimpin.

"Maaf, yang mulia keterlaluan. Saya tidak mau."

Aleron tidak suka dengan penolakan yang dilakukan Anastasia.

"Kau tidak boleh menolak ku!" Ucapnya dengan nada yang penuh penekanan.

Anastasia juga tidak Terima dengan paksaan Raja Aleron "saya berhak menolak, mengapa Anda melanggar peraturan kerajaan yang ada pimpin sendiri?"

Anastasia menatap dongkol kepada Raja Aleron, sungguh Raja yang semena-mena.

Raja Aleron tidak melepaskan pandangannya pada Anastasia, pandangan dari Anastasia yang sangat kesal padanya, Aleron tahu itu.

"Ini menguntungkan mu."

"Tidak." Anastasia menolak keras tawaran Raja Aleron, kalo begini kejadiannya mungkin dia sehabis malam itu langsung pergi, masa bodo tahu jalan pulang atau tidak.

Sepertinya dia sehabis dari ruangan ini harus melarikan diri, pria dihadapannya sangat gila.

Raja Aleron kembali bersuara "jangan harap kau akan lepas dari sini."

Anastasia menatap Aleron dengan tidak Terima, seumur hidup dia tidak pernah menghadapi manusia yang otaknya sangat keras kepala.

"Saya undur diri."

Tanpa kata lagi Anastasia pergi meninggalkan ruangan yang jelek itu seperti penghuninya, dengan perasaan kesal.

Saat keluar dari ruangan, Anastasia melihat Javier berdiri disamping pintu, meliriknya sebentar lalu Anastasia benar-benar pergi dari ruangan Raja.

Javier keheranan memandang wajah marah pelayan yang baru saja keluar dari ruangan, dengan hati-hati Javier masuk kedalam menemui Aleron.

"Yang mulia.."

"Alihkan tugas Anastasia, tugasnya sekarang hanya membersihkan kamar ku dan tempatkan dia dikamar yang nyaman."

Javier menatap Raja Aleron dengan diam, ada apa sebenarnya hubungan Raja dengan pelayan itu?

Dia juga ingin bertanya lebih dalam tidak akan bisa, jadi dia akan jalani saja perintah Aleron bagaimana kedepannya tentang pelayan yang bernama Anastasia.

"Baik Yang Mulia."

"Dan satu lagi, jangan sampai Ratu Lorin mengetahui ini, sembunyikan sebaik mungkin darinya." Pintanya lagi pada Javier.

Wajah dingin Aleron sangat kental, dia memandang lurus kearah depan dengan tatapan yang nyalang, dia sangat benci dengan Lorin dan malah dia tidak bisa berbuat apa-apa, padahal dia adalah Raja yang memiliki wilayah terluas.

Jika sana Gerlad tidak ada, sudah dari lama Aleron akan menendang keluar Lorin.

Javier hanya terdiam di tempatnya.

Dilain tempat Anastasia berjalan dengan langkah lebarnya.

"Seenaknya merintahin, gak tau apa aku ini Mashka Romia anak dari Nicholas sama cucunya Alexander" Gerutu Anastasia sambil berjalan melewati koridor istana.

Baru kali ini dia direndahkan sampai ke harga diri, perasaan pas dia masih bernama Mashka tidak pernah membully orang atau melukai teman sekolahnya.

tetapi kenapa dia dipindahkan ketubuh Anastasia yang sudah ditiduri dan dianggap wanita murahan, takdir yang lucu.

"Kakak!" Panggilan seorang yang terdengar masih kecil menusuk gendang telinganya.

Anastasia terpaksa balik badan karena dia mengetahui suara itu, Putra Mahkota Gerlad.

"Ada apa?" Tanya Anastasia dengan tidak berenergi, baru keluar dari hadapan bapaknya, sekarang malah anaknya yang muncul.

Tidak ada yang membuntuti Gerlad, jadi dia juga tidak harus berbicara seformal itu pada anak kecil, rasanya aneh.

"Wah, aku suka gaya kakak." Puji Gerlad dan mengacungkan Jempol

Semenjak dulu semua orang selalu bersifat terlalu monoton, Gerlad agak sedikit bosan.

Pernah sesekali dia mencoba bercanda dengan para pelayan, tapi para pelayan terus memberinya hormat dan tunduk.

"Gerlad lupakan itu, kenapa kamu berkeliaran sendirian?" Tanya Anastasia lagi.

Gerlad berpikir sebentar "emm.. Tidak ada, aku hanya ingin mencari teman"

Anastasia mengangguk mengerti "baiklah, terus cari teman sampai ketemu" Ucapnya lalu berlalu pergi meninggalkan Gerlad.

Bukan kalimat itu yang diharapkan Gerlad dari Anastasia, padahal dia ingin memancing ucapan agar Anastasia mau bermain dengannya.

Gerlad menatap sebal kepergian Anastasia, huuh mau bagaimana lagi, dia harus lebih ekstra untuk menarik Anastasia agar mau bermain dengannya.

Kembali pada Anastasia, dia berjalan semakin menggerutu, perasaannya semakin kesal mengingat dia akan hidup dinovel ini untuk waktu yang lama.

Berarti dia juga akan lama melihat wujud Raja Aleron disini.

Dia berpikir lagi, apakah sanggup dia terus-terusan melihat wujud Aleron?

Memikirkannya saja sudah membuat Anastasia ingin cepat-cepat pergi dari dunia ini.

•••

2 minggu kemudian

Anastasia menjalani harinya menjadi lebih santai daripada 2 minggu lalu, bahkan kamar tidurnya diganti dengan kamar tidur sendiri yang sangat luas.

Kamar ini terletak agak di pojok, Anastasia sangat bersyukur kamar ini tidak akan dijangkau oleh Ratu Lorin.

Sebab Anastasia selalu memergoki Raja Aleron menyelinap masuk kedalam kamarnya, hanya numpang tidur di sampingnya lalu disaat menjelang pagi dia akan pergi.

Ingin rasanya Anastasia juga melakukan hal yang sama, seperti disaat malam dia harus pergi meninggalkan kamar dan pergi kekamar Lia, tapi itu semua tidak bisa.

Sungguh Anastasia geli sendiri, ingin melawan tapi takut kematiannya dipercepat.

Seperti sekarang pekerjaannya adalah cuma membersihkan kamar Raja Aleron yang sebenarnya jika tidak dibersihkan selama sebulan pun masih tetap kinclong.

"Hisss, bau bangkai dari mana ini" Anastasia sambil menutup hidungnya dengan rapat.

"Bisa-bisanya seorang raja besar di dalam kamarnya ada bau bangkai" Anastasia mundur selangkah akibat tidak tahan dengan bau yang menyengat.

Bertepatan dengan Raja Aleron memasuki kamarnya, bisa dibilang ini pertama kali Anastasia bertemu dengan Raja Aleron secara normal tanpa sang Raja mengendap-endap.

"Anastasia" Panggil Aleron, dia ingin mendekat kepada Anastasia berniat untuk mengobrol sedikit.

Anastasia berbalik dan dia semakin menutup hidungnya lebih rapat lagi

"Huekk....." Anastasia sangat tidak tahan disaat dia berbalik, Raja Aleron sudah tepat berada di depannya dan malah membuat bau itu semakin menyengat.

Raja Aleron keheranan dengan prilaku Anastasia, tapi dia tidak akan berbicara dulu.

Anastasia menjauh dari Raja Aleron dan menetralkan nafasnya, untung saja dia tidak muntah karena jika muntah dihadapan Raja itu sangat memalukan.

Dirasa keadaan sudah membaik, Raja Aleron mulai mengeluarkan suaranya.

"Ada apa dengan mu?"

"Yang mulia, apakah anda habis tercebur kedalam got?" Tanya balik Anastasia.

Raja Aleron mengernyitkan dahi, ada apa dengan penciuman Anastasia?

Tetapi dia tetap harus bertanya agar semuanya terlihat jelas.

"Tidak, memang kenapa?"

"Baunya sangat tidak enak, saya ingin muntah" Ucapnya sambil terus menutup hidung.

Anastasia tidak bisa lagi menormalkan ekspresinya, bau yang tidak enak seakan-akan menyerbunya di berbagai sisi.

Raja Aleron terdiam sesat, memandang lurus kearah mata Anastasia dengan dalam.

Dia teringat sesuatu, ini tidak asing, dia pernah mendapatkan pengalaman ini dari salah satu orang.

Sungguh dia pernah mendapatkan masalah ini sama persis, pengalamannya.

Pangalaman tentang....sama yang dialami Ratu Lorin dulu.

Seketika Raja Aleron memandang Anastasia dengan sudut bibir yang terangkat.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!