4 Bertemu

Pelayan yang tadi berdiri dengan kaki bergetar kini sudah tidak bernyawa dengan kepala yang terpisah dari badannya.

Seketika hati Anastasia menjadi ngilu, pelayan itu dipaksa melakukan hal buruk, tetapi dia yang harus menerima konsekuensi dari pemikiran kotor seseorang.

"Aku berjanji akan segera meninggalkan tempat tidak adil ini bersama calon anakku."

Semua orang menatap dengan penuh kepuasan disaat lenyapnya pelayan yang berkhianat.

Anastasia menunduk, entah bagaimana nasibnya nanti jika sampai ketahuan.

Yang pasti dia akan meninggalkan Wilayah kerajaan ini walau membutuhkan jarak berbulan-bulan, kehidupannya disini sangat menyedihkan.

"Natsya." Bisik Lia dan menyenggol badanya sedikit

Anastasia berhenti melamun dan menatap Lia penuh tanda tanya, mata Lia melirik kepada Raja Aleron takut-takut.

Arah pandang mata Anastasia bertemu dengan Raja Aleron, ternyata Raja Aleron tengah menyampaikan sesuatu, dan dia berhenti menatap Anastasia.

"Yang mulia, apakah ada sesuatu Yang menganggu anda?" Tanya Javier

Raja Aleron berdeham "nanti akan ku bicarakan diruang kerjaku dan untuk masalah ini jangan terlalu dibesarkan pada para mentri."

Hampir seluruh perdana mentri menyukai Ratu Lorin, tanpa mengetahui kebusukannya dari dalam. Ratu Lorin sangat menyimpan erat bau bangkai agar tidak tercium orang lain.

Jika perdana mentri tahu, bisa saja Ratu Lorin kembali bersandiwara dan mengorbankan pelayan lagi.

"Baik yang mulia."

Raja Aleron pergi lebih dulu meninggalkan Ratu Lorin, dia tidak memikirkan lagi pendapat orang-orang sekitarnya mengenai hubungan harmonis dengan Lorin.

Ratu Lorin kembali menahan malu, rencananya gagal dan diketahui oleh Aleron, lalu saat ini Aleron bersikap tidak peduli dengannya.

Disisi lain Anastasia terus membujuk Lia untuk segera pergi dari tempat ini

"Cepatlah, banyak pekerjaan yang harus kita selesaikan."

"Ada apa denganmu sebenarnya Natsya? Dan kenapa kau menggerai rambutmu terus, apakah tidak panas." Heran Lia.

Sebenarnya dia sangat menyukai geraian rambut Anastasia karena itu memang sangat cocok, tetapi melihat Anastasia bekerja dengan rambut tergerai juga membuat Lia risih.

Anastasia terdiam sebentar, terlihat memikirkan sesuatu dimata Lia.

"Aku hanya mencoba model ini, apa tidak cocok?" Tanya balik Anastasia.

Lia menggelengkan kepalanya "itu sangat cocok dan bagus untukmu, aku suka melihat tetapi tidak saat kau beraktivitas, itu menganggu ku bahkan melihat mu, aku seperti terkena gerah."

Anastasia membenarkan itu, dia saja sangat gerah dengan keadaan ini. Tapi mau bagaimana lagi, rambutnya digerai untuk menutupi bekas kemerahan dilehernya.

"Oke, minggu depan akan ku gerai." Final Anastasia, dia tidak tahu bekas kemerahan itu akan hilang dalam berapa hari.

Lia menjadi bingung tetapi tetap mengiyakan.

Mereka berdua mulai keluar dan melanjutkan aktivitas sebagai pelayan dapur.

•••

"Apa yang ingin anda bicarakan yang mulia."

Kini Raja Aleron dan Asistennya Javier tengah berada diruang kerja.

Keadaan sudah kembali Normal, seakan-akan kejadian tadi hanyalah hal biasa bagi para penghuni istana, tidak ada rasa kasihan.

"Apa kau tahu aku tidur dengan siapa malam tadi?" Aleron memandang Javier mencari tahu jawaban.

Javier terdiam, dia bingung harus menjawab apa sekarang.

"Maaf yang mulia, saya tidak melihatnya karena saya harus menahan pergerakan Ratu Lorin." Jujur Javier.

Tidak ada jalan lain selain memanggil seorang pelayan yang sempat menarik perhatiannya.

"Pelayan dapur, rambutnya coklat tergerai apa kau tahu namanya?" Tanya Aleron lagi.

"Ya yang mulia saya mengetahuinya, namanya adalah Anastasia"

"Panggil dia kesini."

Javier tertegun, untuk apa? Apakah Raja mengetahui siapa yang tidur dengannya?

Walau dengan keadaan bingung, Javier tetap melakukan perintah dari Aleron "baik yang mulia." Dia membungkuk sebentar lalu pergi dari hadapan Aleron.

Didapur kerajaan, Anastasia sibuk melihat-lihat bahan-bahan masak, dia harus mengetahui lebih dulu bahan apa-apa saja yang sudah ada dijaman ini.

Dan saat dia nanti pergi, dia dapat bertahan hidup dengan berjualan makanan.

Imajinasinya dengan membuka restoran dan memiliki banyak cabang buyar akibat panggilan dari kepala pelayan.

"Anastasia, kemari." Wanita yang sudah berumur itu memanggil dengan wajah garangnya.

"Ada apa bibi?"

"Kau dipanggil Yang mulia Raja, ingat sikapmu harus sopan disana nanti." Peringat Bibi Loly.

Tubuh Anastasia seakan mati rasa, apakah kematiannya di percepat?

"Bi.." Anastasia ingin sekali menolak dan mau langsung kabur saja, tapi itu tidak akan bisa.

"Cepat! Tuan Javier akan mengantarmu." Bibi Loly mendorong Anastasia untuk keluar dari dapur.

Dengan pasrah Anastasia melangkah mendekati Javier yang sedang melihat kearahnya.

"salam tuan." Ucapnya.

Javier hanya mengangguk "yang mulia telah menunggumu." Dia berjalan lebih dulu menunjukkan jalan.

Anastasia mengikuti Javier dari belakang, hatinya sekarang tidak karuan membayangkan hal-hal buruk yang akan terjadi padanya.

Sampai didepan pintu, Javier berhenti dan Anastasia sontak menghentikan langkahnya juga.

"Masuklah." Perintahnya.

Anastasia mengangguk dan berjalan melewati Javier masuk kedalam ruangan.

Terlihat Raja Aleron yang sedang duduk sambil mengerjakan laporan-laporan kerajaannya menumpuk dimejanya.

Anastasia jadi ragu untuk berhadapan, tapi ini sudah terlanjur masuk.

"Salam yang mulia Raja." Anastasia membungkuk seadanya, tidak penting jika ini salah, Ditendang dari Kerajaan sekarang dia rela.

Raja Aleron menoleh, ternyata Javier tidak salah bawa, ini adalah wanita yang dia inginkan.

"Aku ingin membicarakan sesuatu dengan mu." Kalimat pertama Raja untuknya membuat Anastasia terdiam dengan wajah tegang.

Raja Aleron berdiri dari duduknya, berjalan mendekati Anastasia tanpa melepaskan pandangan mereka.

Anastasia menatap tanpa kedip, ada apa dengan pria dihadapannya ini, sangat tidak mudah ia tebak.

Kini mereka berdua berhadapan, tangan Raja Aleron perlahan menyingkirkan rambut Anastasia yang menutupi lehernya.

Sontak Anastasia menghentikan tangan itu untuk bertindak "maaf yang mulia, apa yang sedang anda lakukan pada saya." Ucap tak Terima Anastasia.

Raja Aleron tertawa simpul, dia sudah membuktikannya "aku sudah melihat bekas itu, jujur padaku, apa kau yang tidur denganku dimalam itu?" Tuntutnya.

Tubuh Anastasia membeku, apa kematiannya datang sekarang dan Tidak jadi 2 minggu lagi.

Mau bohong tapi sudah terlanjur ketahuan, dan kalo jujur sudah pasti dipenggal.

"Jawab." Titah Aleron

Mau tak mau Anastasia harus jujur, dia sudah merelakan jika hari ini dia terakhir hidup, padahal dia didunia ini belum sampai 24 jam.

"Ya." Jawab Anastasia, dia seperti menatap malaikat maut sekarang.

Ruangan seketika senyap, tidak ada lagi yang memulai obrolan.

Raja Aleron maju selangkah, hingga jarak mereka berdua sangat dekat, hembusan nafas keduanya saling terasa.

Anastasia berubah pikiran, mungkin yang tadi dia mengira kematian akan datang 2 jam lagi berubah jadi 2 menit.

Tatapan mata Aleron sangat menusuk, Anastasia menjadi semakin tertarik nyawanya.

"Dari mana kau berasal?" Tanyanya dengan jarak sedekat ini.

Anastasia mengernyit bingung, jadi pria brengsek ini tidak tahu pelayannya dari mana? Peluang untuk penyusup sangat besar.

"itu tidak penting, apa mau anda sekarang? Membunuh saya?" Tanya Anastasia cepat.

Raja Aleron tersenyum dan dia menggeleng pelan "mana mungkin."

Membunuh wanita cantik di hadapannya? Tidak akan Aleron melakukan hal bodoh itu.

Aleron mundur sedikit lalu memikirkan sesuatu.

"Bagaimana kalau kau menjadi simpanan ku?"

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!