Syifa duduk di pantry dapur khusus pelayan. Dania, Fatma serta yang lainnya pun ada di dalam sana karena waktunya jam makan siang.
Dania menepuk pundaknya Syifa,” hey, kenapa melamun sambil makan, apa kamu kelelahan bekerja sebagai pelayan pribadinya Tuan Jordan?”
Syifa terlihat murung,” saya sedih karena sudah berapa hari ini nggak ada yang mampir baca, berikan ulasan atau berkomentar. Kasihan Mak Daeng padahal novelnya banyak tapi satupun nggak ada yang mampir baca.”
Dania duduk di depannya Syifa,” iya yah bulan mei ini nggak seperti bulan lalu yah. Biasanya setiap hari ada saja yang baca. Ehhh ini juga novel baru nggak ada yang mampir baca. Aku turut sedih dan prihatin.”
“Kita doakan saja semoga saja besok-besok jadi ramai jadi bisa lagian gajian kasihan emak Daeng punya tiga anak ngga punya suami, timpal Lela.
Ketiganya terdiam kemudian melanjutkan acara makannya siang hari itu.
“Syifa, kamu sudah delapan bulan lebih bekerja di samping Tuan Muda Jordan, bagaimana perasaan kamu apa dia nggak galak seperti kebiasaannya?” tanyanya Lela perempuan yang selalu berharap dia lah yang terpilih bekerja di samping salah satu pewaris keluarga besar itu.
Syifa melirik sekilas ke arah Fatma terlebih dahulu sebelum menatap Lela,” lumayan capek Mbak, banyak perintahnya harus ini itu nggak boleh ada kesalahan sedikitpun.”
“Tapi, kan lumayan gede bonusnya kalau bekerja bersama mereka,” timpal Dania.
“Alhamdulillah bonus dengan kerjaan sebanding lah,” balasnya Syifa.
“Kamu masih pacaran dengan kekasihmu yang ada di kampung?” Tanyanya lagi Dania.
Syifa terlebih dahulu menghabiskan makanannya sebelum berbicara,” Alhamdulillah, iya Mbak. Kenapa emangnya?”
“Kalau aku nih yah, amit-amit jabang bayi lah kalau punya kekasih yang setiap bulan minta dikirimkan uang. Nggak sedikit pula kamu tfkan untuk dia. Dimana-mana bukan perempuan yang jadi tulang punggung lah Kamu malah jadi ATM berjalannya,” ujarnya Dania yang bernada sarkas.
“Syifa ini terlalu lugu dan polos jadi mudah dimanfaatkan oleh kekasihnya padahal kekasihnya itu cowok yang nggak bener,” cerca Fatma kemudian meninggalkan ruangan tersebut.
Syifa tidak ambil hati dan pusing dengan ucapan mereka karena itu sudah seringkali didengarnya bahkan hampir setiap hari. Baginya dia melakukan itu karena cinta dan ikhlas saja.
“Mbak mau kemana?” Tanyanya Syifa yang melihat Fatma berjalan ke arah luar.
“Tugas dan kerjaan ku selesai, aku mau ke luar belanja ada yang harus aku beli,” jawab Fatma sambil mengerlingkan sebelah matanya.
Syifa hanya tersenyum tipis karena sudah paham kemana perginya Fatma setelah ini.
Syifa berjalan ke arah kamarnya setelah menyantap makanannya. Lela dan Dania memperhatikan kepergiannya Syifa sambil saling berbisik.
“Apa kamu nggak perhatiin kalau Syifa semakin cantik?” Tanyanya Lela.
“Dia kan memang sudah cantik dari awalnya cuman dipoles dikit saja dia akan semakin cantik. Kenapa emangnya? Bukannya itu keharusan kalau mau bekerja di samping salah satu Tuan Muda harus berpenampilan bagus, menarik. Jadi wajarlah kalau Syifa semakin cantik,” imbuhnya Dania.
Lela meremas sendok makannya,” gue harus mencari cara untuk menggantikan posisinya Syifaa. Gue yakin lebih pantas menjadi pelayan pribadinya Tuan Muda yang paling ganteng.”
Dania pun pergi meninggalkan dapur karena dia masih ada pekerjaan yang meski dikerjakan.
Syifa pun sama, dia harus mengecek beberapa pakaian dari Jordan yang sudah di laundry di binatu rumah itu.
Ia berjalan ke arah kamarnya Jordan, tapi langkahnya terhenti ketika mendengar suara seseorang yang menyapanya.
“Hemph! Apa kamu pelayan khusus Abang Jordan?” Tanyanya seorang pria yang sudah berdiri di depannya Syifa.
Sedangkan Syifa memundurkan langkahnya beberapa langkah dan menunduk karena tidak sopan baginya terlalu dekat dengan majikannya.
Pria itu menelisik wajah dan bentuk tubuhnya Syifa dari atas hingga ke bawah, sedangkan Syifa yang diperhatikan dengan lamat-lamat seperti itu merasa risih dan tidak nyaman.
“Benar sekali Tuan Muda Jonathan, tapi saya harus cepat-cepat bekerja takutnya Tuan Muda Jordan balik dari kantornya,” balasnya Syifa dengan sopan.
“Apakah kamu sudah punya pacar kalau belum, boleh nggak kita pacaran?” Pintanya Jonathan sambil menaik turunkan alisnya.
“Maaf saya sudah punya tunangan Tuan Muda Jo,” jawab Syifa seraya memperlihatkan jarinya yang terpasang dua cincin emas dari dua lelaki sekaligus.
Syifa langsung berjalan meninggalkan Jonathan adik bungsunya Jordan sekaligus adik ipar rahasianya yang menatapnya dengan tatapan yang sulit diartikan.
“Kalau dia yang menjadi penghangat ranjangku gue nggak masalah mau dia pelayan kek istri orang kek pasti akan seru,” gumamnya.
Syifa merasakan dirinya diperhatikan oleh Jonathan sehingga dia semakin mempercepat langkahnya dan barulah bisa bernafas lega ketika sudah di dalam kamar Jordan.
“Kenapa perasaanku nggak enak ketika ditatap oleh Tuan Jonathan?” batinnya.
Baru saja beberapa menit bekerja, telponnya berbunyi. Dia celingak-celinguk memperhatikan sekitarnya sebelum mengangkat teleponnya itu.
“Assalamualaikum Abang Amri,” ucapnya Syifa.
“Waalaikum salam, Syifa kamu udah gajian belum?” Tanyanya Amri dari balik telpon.
“Belum Abang mungkin minggu depan,” balasnya Syifa.
“Sayang calon istriku, bisa nggak kalau gajian jatah Abang lebih banyak dari ibu tiri kamu Bu Darma? Abang mau bayar pajak motor soalnya,” ucapnya Amri dengan nada suara yang dibuat selembut mungkin.
Syifa mendengarkan dengan seksama permintaan dari sang kekasih dan menimbang terlebih dahulu. Sebenarnya dia tidak perlu repot-repot berfikir lama karena di rekeningnya cukup banyak selama dua bulan terakhir menjadi istrinya Jordan, hanya saja dia berencana uang itu akan menjadi tabungan masa depannya jika kelak dia diceraikan dan berhenti bekerja.
Gaji dan bonus yang dia dapatkan saja masih ada sisa untuk ditabung setelah mengirimkan uang kepada kedua adiknya Salwa dan Salsabila yang ada di kampung dan juga termasuk untuk calon suaminya.
“Insha Allah yah Bang, saya nggak bisa janji karena hutang saya yang ada sama bos belum lunas juga jadi nanti setelah bayar barulah saya bisa tahu lebihnya berapa,” jelas Syifa yang terpaksa berbohong dan entah kenapa dia tiba-tiba berbicara seperti itu.
“Oh gitu, iya kalau gitu. Abang tunggu seperti biasa saja kalau kamu sudah gajian,” balasnya Amri yang sebenarnya sangatlah berusaha untuk menahan rasa kesalnya di balik telpon tapi demi uang dia harus berusaha untuk terdengar pria yang baik.
“Sudah dulu yah Abang, saya harus kembali bekerja takutnya majikan lihat saya menelpon gaji saya bisa dipotong,” ujarnya Syifa kemudian menutup telponnya.
Syifa bisa bernafas lega setelah mematikan sambungan teleponnya dan entah kenapa ada perasaan aneh yang muncul dari dalam benaknya yang tiba-tiba menguasai hati dan pikirannya.
“Sudah tiga tahun lebih Abang Amri selalu saja meminta uang kepadaku sedangkan dia sekalipun tidak pernah memberikan apapun untukku.” Syifa terduduk di atas sofa sembari mengingat hubungannya dengan Amri yang begitu-begitu saja.
Sesekali terdengar helaan nafasnya ketika dia tersadar kalau selama ini Amri termasuk pelit kepadanya.
“Meskipun dihari ulang tahunku hadiah sebiji cokelat saja nggak pernah. Padahal saya nggak pernah meminta hadiah yang mahal sesuai dengan keikhlasan dan kemampuannya,” cicitnya yang mulai merasakan ada sesuatu yang tidak wajar dalam hubungannya.
Syifa berjalan ke arah dalam walk in closet dan mengecek semua pakaian yang baru saja dicuci dan disetrika kemudian memasukkannya ke dalam lemari.
Tapi, betapa terkejutnya ketika ada tangan yang tiba-tiba melingkar di pinggangnya hingga membuatnya terkejut setengah hidup.
“Argh!! Lepaskan!” Jeritnya Syifa sambil memukuli tangan orang itu.
Syifa memukul tangan pria itu dengan sekuat tenaga yang dimilikinya.
“Rasakan pukulanku, Kamu pasti pencuri kan yang berniat ingin mencuri,” geramnya tanpa melihat ke arah wajah orang yang memeluknya.
Tapi karena kekuatannya kalah jauh sehingga Syifa tak sanggup lagi bergerak ketika kedua tangannya dipegang erat-erat oleh orang itu.
“Stop! Ini aku,” ucapnya Jordan.
Syifa mendongak menatap ke atas dan betapa terkejutnya ketika melihat siapa orang yang tadi memeluknya tanpa aba-aba.
“Tu-an Mu-da maafkan sa-ya tidak sengaja,” sesalnya Syifa yang sampai tergagap saking takutnya mendapatkan amarah dari majikannya itu.
Jordan memegangi kedua tangannya Syifa dan sedikit mendorong tubuhnya hingga punggungnya Syifa mengenai lemari.
“Karena kamu sudah nakal memukuliku kamu harus mendapatkan balasan hukuman yang setimpal,” ucapnya dengan nada suara datar dan terkesan dingin dengan tatapan mata elangnya menatap ke arah Syifa yang tubuhnya sudah gemetaran ketakutan.
“Mak-sudnya hu-ku-man apa Tuan Muda?” Tanyanya Syifa yang terlihat ketakutan.
Satu sisi bibirnya Jordan terangkat ke atas ketika melihat Syifa yang ingin menangis ketakutan membayangkan hukuman apa yang akan diterimanya.
Tangan satunya Jordan memegangi kedua tangannya Syifa dan satu tangannya melepas dasinya kemudian mengingat kedua tangannya Syifa.
“Kayaknya seru kalau kita melakukannya dengan gaya seperti ini,” ucapnya dengan memperlihatkan senyuman evilnya.
Syifa hanya terdiam dan tidak berani menentang apa yang akan dilakukan oleh majikannya itu. Satu persatu Jordan melucuti pakaian yang menempel di tubuhnya Syifa hingga hanya menyisakan hijab dan bra penutup cup serta kain berbentuk segitiga renda berwarna pink.
Jordan tersenyum nakal melihat dalaman yang dipakai oleh Syifa,” lucu banget apa yang kamu pakai.”
Seperti biasanya kedua pasutri itu akan bergantian saling memberikan kebahagiaan dan saling menghangatkan tubuh masing-masing hingga beberapa kali ronde sampo Jordan benar-benar kelelahan dan puas.
Tapi, akhir-akhir ini Jordan sering kali kelabakan tak sanggup mengimbangi permainan sang istri kecilnya yang semakin mampu membuatnya berteriak keenakan.
Beberapa menit kemudian setelah mereka beraktivitas adu mekanik seperti biasanya. Syifa tidur pulas di atas ranjangnya, Jordan menyelimuti tubuhnya Syifa dengan bedcover kemudian tanpa terduga dia mengecup keningnya Syifa.
“Thanks banget atas pelayanannya sayangku. Malam ini aku bahagia dan puas banget,” cicitnya.
Jordan memakai baju kimononya kemudian berjalan ke arah balkon kamarnya sambil menikmati minuman berwarna merah dalam cawannya.
“Sudah delapan bulan dia melayaniku tapi sekalipun aku tidak pernah bosan dengan apa yang dilakukannya. Bahkan, setiap menit setiap jam aku nggak bisa melewatinya dengan baik tanpa melihat wajahnya."
Jordan keheranan dengan sikapnya sendiri akhir-akhir ini.
"Entah apa yang terjadi kepadaku? Dengan Dea dulu aku nggak seperti ini bahkan hubungan aku dengan Dea cuma bertahan tiga bulan saja sedangkan dengan Syifa sudah hampir setahun.”
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 21 Episodes
Comments
Eva Karmita
tampa kamu sadari kamu sudah jatuh cinta Jordan dgn Syifa
2025-05-25
1
sunshine wings
udah bilang pinjam ato minta uang tapi gak dibayar balek dalam masa tiga tahun loh
😤😤😤😤😤
2025-05-26
0
sunshine wings
hargailah isterimu Jordan yg masih polos dengan ragam duniawi.. 🥰🥰🥰🥰🥰
2025-05-26
0