Bab 4. Pernikahan Tanpa Cinta

Maura membuka mata perlahan, ia melihat dinding ruangan bercat serba hitam. Maura tersentak, lalu duduk.

Ingatannya kembali diputar di hari kejadian rumahnya yang hangus terbakar. Lalu ia menangis.

Semakin lama, suara tangisannya semakin terdengar keras. Membuat pintu akhirnya berderit. Lalu terbuka perlahan.

Maura menoleh ke sumber suara itu. Ia melihat suaminya yang sombong, dengan raut tegas menghampirinya.

Mata Maura memerah, degup jantungnya semakin terpacu cepat. Lalu ia melompat dari tempat tidurnya.

"Bajingan, Kamu!" serunya, dengan suara serak khas orang marah.

Gadis itu memukuli Danny sekenanya. Nahasnya, pemuda itu pandai menghindar. Rupanya ia bukan lelaki biasa.

Dari pergerakannya saja yang lincah, Maura bisa menerka jika pemuda itu sudah terlatih sejak lama.

Dengan hanya sekali tarikan pinggang saja, Danny mampu membuat jaraknya dan Naura terkikis.

Ia menatap Maura tanpa kedip. Tetapi sayangnya Maura emosi tinggi saat itu. Bagaimana tidak? Seluruh keluarganya di bantai di depan matanya sendiri, lalu dibakar habis oleh suaminya sendiri.

Maura yang kesal melayangkan tamparan yang sangat keras.

PLAK!

Maura menatap penuh benci.

Saking kerasnya, mampu mengundang segerombolan orang kepercayaan Danny.

"Ada apa Tuan Danny?" tanya salah seorang dari mereka.

Danny mengangkat sebelah tangannya, lalu melambai. Seperti isyarat agar mereka tidak ikut campur dan pergi.

Danny baru saja akan melangkah mundur dan mengunci pintu, tetapi Maura justru menendangnya hingga tubuh Danny tersungkur di lantai.

"Sialan!" Danny mengumpat kesal, lalu berdiri dan menghampiri Maura.

Tangan kekarnya langsung menggapai rambut Maura yang terurai panjang. Pemuda itu bergitu tega menjambaknya karena geram.

"Aaaaaaaarghhh," erang Maura lengkap dengan ekspresi setengah meringis menahan sakit.

Sebelah tangannya bahkan memegangi tangan Danny agar melepaskan tangannya yang masih mencengkeram kuat rambutnya.

"Lepaskan aku bangsat," umpat Maura, dengan suara serak yang nyaris habis tetapi masih bisa didengar.

Danny mendekatkan wajahnya.

"Kau pikir aku menikahimu karena apa, hah? Cinta?" Danny menggelengkan kepalanya berulangkali.

"Tidak Nona cantik. Aku tidak tertarik pada putri pembunuh sepertimu," imbuhnya dengan suara gemetar.

Mata Maura membulat mendengarnya. Ia tak terima mendengar tuduhan itu.

"Apa katamu? Ayahku bukan pembunuh!" teriak Maura, kesal.

"Aku bahkan bisa menikahi seribu jalang lebih sepertimu. Tetapi aku memilihmu. Kau pikir apa? Cinta? Tidak!" Danny mengecup bibir Maura dengan kasar.

Perlakuan Danny membuat Maura meronta-ronta lalu menggigitnya. Darah segarpun mengalir dari sudut bibir Danny.

"Sialan!" serunya, seraya menghempaskan Maura dan mendorongnya di ranjang.

"Dengar ini, jika aku sampai menyentuhmu ... itu karena kamu tak ubahnya pelacur bagiku! Jangan berharap cinta dariku. Itu karena, aku menikahimu demi membalas dendamku atas kematian keluargaku!"

Lagi, Maura masih menatap Danny tanpa kedip. Ia tak menduga jika hidupnya hancur hanya karena kelakuan buruk di masa lalu sang ayah.

Maura sangat tahu benar, jika seluruh keluarganya bisa bela diri. Termasuk orang-orang setia ayahnya. Hanya saja, karena mulai tua, ia menutup perguruan bela diri yang pernah dibukanya.

Sehingga orang yang bekerja padanya tak sebanyak masa muda Tuan Antoni. Tetapi sungguh, Maura tidak pernah menduga jika ayahnya mantan penjagal seperti yang suaminya bilang.

Sebab, sejak Maura duduk di sekolah menengah pertama, ayahnya mulai membuka bisnis. Ya. Meski bermula dari bisnis kuliner kecil-kecilan.

Tetapi semakin lama berkembang menjadi penyuplai makanan siap saji yang beredar luas di pasar.

"Apa katamu? Ayahku seorang pembunuh?" tanya Maura mengulanginya karena tak yakin.

Ia menggelengkan kepalanya berulangkali. Seolah ingin meyakinkan Danny jika semua itu tidak benar adanya.

"Aku yakin kau salah paham Lionel Danny. Ayahku bukan pembunuh," aku Maura meyakinkan Danny.

Mata Danny berembun, lalu bulir bening mengalir dari pelupuk matanya.

"Kau pikir hanya kamu yang sakit dan dendam melihat seluruh keluarga dihabisi? Aku pernah merasakan itu," aku Danny dengan tatapan kosongnya.

Lalu Danny bangkit dan meninggalkan Maura sendirian di kamar mereka.

Gadis itu menangis sambil meringkuk memeluk lututnya.

Namun, meski Danny sangat kasar padanya. Seluruh orang di sana memperlakukan Maura dengan baik.

Maura masih menangis sesenggukan. Waktu itu hari sudah lewat tengah malam. Kamar itu tampak seram untuk ukuran kamar pengantin.

Entah mengapa, Danny sengaja mendekorasi ruangan menjadi serba warna hitam. Bahkan mawar saja yang menghiasi ruangan berwarna hitam. Mungkinkah itu artinya duka? Entah.

Tiba-tiba, ketika Maura masih menangis, seorang perempuan terdengar berteriak setelah sebelumnya mengetuk pintu kamar.

"Permisi, Nona. Aku diminta Tuan menyiapkan pakaian ganti Anda!" serunya dari balik pintu.

"Masuklah," jawab Maura.

Kemudian ia menghapus air matanya dengan kasar. Ia bangun, dan membenarkan posisi duduknya.

Ternyata, ada empat pelayan wanita masuk. Sambil membawakan peralatan merias diri, peralatan mandi lengkap dengan lulur, ada juga yang membawakan banyak kelopak bunga mawar, dan yang terakhir membawakan banyak pakaian untuk Maura.

"Letakkan saja di sofa," kata Maura tanpa menunjukkan senyum sedikitpun di wajahnya.

"Tidak Nona, Anda bisa membuat kami dipecat. Tuan Danny akan sangat marah jika Anda menolak. Tolong, kasihanilah saya," terang salah satu dari Mereka.

Usia maid itu sedikit tua, membuat Maura akhirnya iba.

Maura tak menduga, jika ternyata Danny orangnya sangat pemaksa sekali.

"Baiklah," kata Maura pasrah, setelah beberapa saat berpikir.

Setidaknya, masih ada beberapa orang yang memperhatikan dirinya sebagai pengganti keluarga.

"Kenapa kalian baik padaku?" tanya Maura sembari duduk bersandar menunggu para maid membuka gaun pengantin yang masih melekat di tubuhnya.

"Tuan Danny berpesan, agar kami memperlakukan Anda dengan baik. Memangnya kenapa Nona? Bukankah itu hal yang biasa dilakukan para suami? Maaf saya lancang." Maid itu langsung mundur sambil membungkuk setelah merasa bersalah.

Maura tersenyum kecut. Padahal matanya masih sembab. Air matanya bahkan belum kering menahan duka karena harus kehilangan seluruh keluarganya.

'Kenapa kamu munafik Danny? Apa sebenarnya yang kau rasakan padaku? Kau suka padaku, Danny, tetapi tidak mau mengaku. Baik, lihat saja bagaimana caraku membalas dendam keluargaku.' Batin Maura.

"Aku mau mandi sekarang," kata Maura.

Lalu ia beranjak berdiri, dan mereka membantu Maura melepaskan gaunnya. Tak lama kemudian, ia melangkah menuju kamar mandi.

Meskipun dekorasi kamar sangat menakutkan, tetapi area kamar mandi sangat megah dan berbeda, ada banyak kelopak mawar merah yang sengaja di tata dan di tabur di banyak tempat.

Ada juga yang sengaja dibiarkan mengambang di bathtub. Layaknya pasangan muda merayakan pernikahan mereka.

Lilin aroma terapi sengaja dinyalakan di setiap sisi ruangan. Lalu, setelah tubuh Maura nyaris seluruhnya terendam di dalam bathtub yang penuh kelopak mawar itu lampu akhirnya dimatikan.

Maura tercekat.

"Tolong biarkan lampunya tetap menyala," pinta Maura.

Sayangnya para maid itu tidak mau menuruti.

"Ini adalah perintah Tuan Danny, ia meminta kami mematikan lampu ketika tubuh Anda sudah terendam sempurna, katanya... menyalakan lilin aroma terapi akan membuat Anda lebih baik."

Lalu kemudian, mereka semua keluar dan meninggalkan Maura sendiri. Gadis itu memejamkan matanya sejenak. Seperti sedang menikmati air hangat, bercampur menguarnya mawar dan juga lilin aroma terapi.

Tetapi kemudian, ia dikejutkan suara langkah kaki seseorang yang berjalan mendekat ke arahnya. Maura terbelalak.

Episodes
1 Prolog
2 Bab 1. Diserang Saat Pesta
3 Bab 2. Melamar
4 Bab 3. Pernikahan Berakhir Petaka
5 Bab 4. Pernikahan Tanpa Cinta
6 Bab 5. Adik Perempuan yang Selamat
7 Bab 6. Kesepakatan
8 Bab 7. Kejam
9 Bab 8. Pria Tampan Bernama Liam
10 Bab 9. Pesta Dansa
11 Bab 10. Cemburu Buta
12 Bab 11. Ceraikan Saja Aku
13 Bab 12. Pembunuh Tetaplah Pembunuh
14 Bab 13. Pria yang Lebih Kejam
15 Bab 14. Sok Pahlawan
16 Bab 15. Sentuhan Hangat
17 Bab 16. Paman Luo
18 Bab 17. Sang Penjagal
19 Bab 18. Rumah Bordil
20 Bab 19. Wanita Bersuami
21 Permohonan Maaf
22 Bab 20. Bantu Aku Melarikan Diri
23 Bab 21. Ceraikan Aku
24 Bab 22. Pengakuan
25 Bab 23. Kamar Pesta
26 Bab 24. Menculik Maura
27 Bab 25. Salah Sasaran
28 Bab 26. Denganku atau Mati?
29 Bab 27. Aku Menginginkannya
30 Bab 28. Operasi Kuret
31 Bab 29. Dingin Tapi Perhatian
32 Bab 30. Tak Pantas
33 Bab 31. Manusia Favorit
34 Bab 32. Benci Itu Luka
35 Bab 33. Sebrutal Jiwa yang Dihidupkan
36 Sedang Sakit
37 Bab 34. Jangan Biarkan Kembali Terluka
38 Bab 35. Pemilik Mata Teduh
39 Bab 36. Kebenaran yang Tergerus Perlahan
40 Bab 37 – Detak yang Tak Biasa
41 Bab 38. Sentuhan Bibir Danny
42 Bab 39. Ancaman
43 Bab 40. Di Antara Dua Bahaya
44 Bab 41. Luka dari Dalam
45 Bab 42. Panggung Kebenaran
46 Bab 43. Kepercayaan yang Retak
47 Bab 44. Pembawa Pesan
48 Bab 45. Perubahan Perut Maura
49 Bab 46. Di Bawah Sorot Kamera
50 Bab 47. Wajah yang Sama
51 Bab 48 – Di Balik Cermin Dua Arah
52 Bab 49. Nyawa Baru, Luka Lama
53 Bab 50. Di Balik Meja Interogasi
Episodes

Updated 53 Episodes

1
Prolog
2
Bab 1. Diserang Saat Pesta
3
Bab 2. Melamar
4
Bab 3. Pernikahan Berakhir Petaka
5
Bab 4. Pernikahan Tanpa Cinta
6
Bab 5. Adik Perempuan yang Selamat
7
Bab 6. Kesepakatan
8
Bab 7. Kejam
9
Bab 8. Pria Tampan Bernama Liam
10
Bab 9. Pesta Dansa
11
Bab 10. Cemburu Buta
12
Bab 11. Ceraikan Saja Aku
13
Bab 12. Pembunuh Tetaplah Pembunuh
14
Bab 13. Pria yang Lebih Kejam
15
Bab 14. Sok Pahlawan
16
Bab 15. Sentuhan Hangat
17
Bab 16. Paman Luo
18
Bab 17. Sang Penjagal
19
Bab 18. Rumah Bordil
20
Bab 19. Wanita Bersuami
21
Permohonan Maaf
22
Bab 20. Bantu Aku Melarikan Diri
23
Bab 21. Ceraikan Aku
24
Bab 22. Pengakuan
25
Bab 23. Kamar Pesta
26
Bab 24. Menculik Maura
27
Bab 25. Salah Sasaran
28
Bab 26. Denganku atau Mati?
29
Bab 27. Aku Menginginkannya
30
Bab 28. Operasi Kuret
31
Bab 29. Dingin Tapi Perhatian
32
Bab 30. Tak Pantas
33
Bab 31. Manusia Favorit
34
Bab 32. Benci Itu Luka
35
Bab 33. Sebrutal Jiwa yang Dihidupkan
36
Sedang Sakit
37
Bab 34. Jangan Biarkan Kembali Terluka
38
Bab 35. Pemilik Mata Teduh
39
Bab 36. Kebenaran yang Tergerus Perlahan
40
Bab 37 – Detak yang Tak Biasa
41
Bab 38. Sentuhan Bibir Danny
42
Bab 39. Ancaman
43
Bab 40. Di Antara Dua Bahaya
44
Bab 41. Luka dari Dalam
45
Bab 42. Panggung Kebenaran
46
Bab 43. Kepercayaan yang Retak
47
Bab 44. Pembawa Pesan
48
Bab 45. Perubahan Perut Maura
49
Bab 46. Di Bawah Sorot Kamera
50
Bab 47. Wajah yang Sama
51
Bab 48 – Di Balik Cermin Dua Arah
52
Bab 49. Nyawa Baru, Luka Lama
53
Bab 50. Di Balik Meja Interogasi

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!