Bab 1. Diserang Saat Pesta

Malam ini bulan bersinar terang. Langit yang ditaburi bintang sekalipun, tak mampu menerangi jalanan sepi yang dilewati Maura.

Malam ini, Maura diajak serta oleh ayahnya untuk menghadiri sebuah pesta ulang tahun seorang pemuda berpengaruh, yang enam bulan belakangan menjadi rekan bisnisnya.

"Maura, kau sangat cantik. Ayah yakin Lionel Danny akan langsung jatuh hati padamu," kata ayah Maura sembari memandangi putrinya.

Maura masih bersikap tak acuh. Sama seperti biasanya, ia tidak tertarik sama sekali jika diajak membicarakan tentang pria manapun.

Ia bisa menebak. Jika ayahnya akan mengatur perjodohan dengan rekan bisnisnya itu.

"Dia tertarik atau tidak, aku tidak peduli. Lagi pula ... aku lebih tertarik dengan belajar bela diri." Maura mengembuskan napas, lalu ia lebih memilih mengalihkan perhatian ke arah luar jendela.

Sementara itu, sang ayah justru terkekeh pelan.

"Dia berbeda, Maura. Pria ini sangat digandrungi wanita. Kamu akan cemburu melihatnya," goda sang ayah, yang malas ditimpali oleh Maura.

Kemudian, suasana di dalam mobilpun menjadi hening. Mungkin saja sang ayah lelah meyakinkan putrinya.

Malam itu, mobil melaju kencang menuju daerah perkotaan. Gedung-gedung tinggi pencakar langit, menjadi saksi ramainya jalanan kota saat itu.

Setelah sekitar setengah jam lebih berkendara, akhirnya Tuan Antoni sampai juga di gedung megah yang dituju.

Letaknya berada di tengah kota, memudahkan para tamu undangan yang ingin datang. Berbeda dengan Tuan Antoni yang memang memilih tinggal di pinggiran kota. Sehingga untuk sampai di sana saja lumayan memakan waktu lama.

Pintu ruangan terbuka lebar, ketika Tuan Antoni yang datang bersama istri dan anaknya melangkah memasuki tempat itu.

Sementara beberapa orang kepercayaan Tuan Antoni, terlihat berdiri siaga.

Di waktu yang sama. Lionel Danny, menoleh ke arah mereka. Pandangan matanya sejenak menatap Tuan Antoni, tetapi menit setelahnya berpindah ke arah Maura.

Sorot matanya sangat tajam mengiris, seakan menyiratkan arti yang entah. Lalu kemudian, kakinya berjalan cepat menghampiri tamu undangan yang dianggap spesial itu.

"Oho, Tuan Antoni. Tak kusangka Anda datang sendiri. Aku merasa sangat terhormat." Danny setengah membungkukkan badannya, seolah menunjukkan rasa hormat.

"Hahah, aku memang harus datang anak muda. Lagi pula ada janjiku padamu yang belum kutepati bukan?"

Kemudian, mereka berdua terlihat mengobrol sejenak, entah mungkin sekedar basa-basi bisnisnya.

Selanjutnya, Tuan Antoni berjabat tangan dengan pemuda itu, setelah beberapa orang kepercayaan mendekat menyerahkan hadiah ulang tahun untuknya.

"Selamat ulang tahun," ucap Tuan Antoni dengan tatapan teduhnya, yang disambut senyum hangat oleh Danny.

"Terimakasih, Tuan," jawabnya, lalu pandangan Danny berpindah pada wajah cantik Tuan Antoni.

"Dia ...," katanya. Kalimatnya terjeda.

Sepasang mata Maura dan Lionel Danny akhirnya bertemu sejenak. Seperti dua orang yang saling mengagumi.

Beberapa tamu yang datangpun melihat ke arah keduanya. Maura sangat cantik. Ia menjadi pusat perhatian dengan gaun merah jambu lengkap dengan tali yang menggantung di lehernya.

"Dia putri pertamaku. Bagaimana menurutmu, kau setuju Danny?" tanya Tuan Antoni, seraya menatap manik mata lawan bicaranya.

Suasana yang riuh mendadak hening.

Lionel Danny memang tidak menjawab, tapi gestur tubuhnya yang disertai anggukan kepala mengisyaratkan persetujuan.

"Nama Anda, Nona?" Danny mengalihkan pandangannya ke arah Maura sambil mengulurkan tangan.

"Maura," jawab Maura. Irit kata.

Gadis cantik itu rupanya sedang berusaha menutupi rasa gugupanya. Ia bahkan mengedarkan pandangannya ke arah lain. Seolah menghindari bertatapan mata langsung dengan Danny.

"Mari," ajak Danny, ia mengulurkan tangannya.

Tetapi sayangnya Maura hanya melirik, lalu melangkah mengikuti pergerakan Danny, membiak keramaian para tamu.

Suasana ulang tahun Danny berlangsung meriah, ketika tiba saatnya potong kue, beberapa perempuan cantik menatapnya penuh harap.

Mungkin saja di antara mereka berharap pemuda itu memberikan kue potongan pertama pada mereka. Tetapi sayangnya dugaan itu membuat mereka akhirnya kecewa.

Karena Danny, memberikan potongan kue pertamanya pada Maura.

Namun, siapa sangka gadis itu justru menyerahkan kue yang baru saja ia terima kepada sang Ayah.

"Maaf, tidak bermaksud membuatmu tersinggung. Tradisi keluargaku mengajarkan, orang tua harus lebih dulu," ungkapnya, sambil sedikit tersenyum.

Pipi Danny bersemu merah seketika, kedua tangannya terkepal. Ini untuk pertama kalinya ia merasa dipermalukan.

"Ah, tidak apa-apa," katanya. "Maaf Tuan Antoni, aku tidak bermaksud membuat Anda tersinggung," imbuhnya kemudian.

Tuan Antoni tersenyum simpul, sembari mengedarkan pandangannya ke sekeliling ruangan.

"Aku paham anak muda."

Kemudian mereka melanjutkan keseruan pesta. Karena hari semakin larut malam. Akhirnya Tuan Antoni memutuskan untuk pulang.

Mulanya, ia ingin membawa serta Maura. Tetapi entah apa yang Lionel Danny pikirkan, ia menentangnya.

"Tuan, jika Anda ingin aku menyetujui kesepakatan kita. Aku ingin mengenal lebih dekat Maura," katanya sambil terus memandangi gadis itu.

Maura merasa tak nyaman ditatap seperti itu. Sehingga ia memilih melempar pandangan ke arah ibunya.

"Oh tentu," sahut Tuan Antoni.

"Silahkan Anda pulang, saya ingin Maura tinggal. Sebelum tengah malam, saya sendiri yang akan mengantarnya di kediaman Anda, Tuan," bujuk Danny seraya memberikan gestur mempersilahkan.

Ucapan itu membuat kening Tuan Antoni berkerut, kemudian ia menyetujui seakan patuh.

Maura yang sebenernya keberatan, akhirnya menerima karenasang Ayah.

***

Singkat cerita. Maura ikut bergabung di kemeriahan pesta, sepulang kedua orangtuanya.

Malam itu, Tuan Antoni yang selalu berhati-hati meninggalkan salah seorang pengawal untuknya secara diam-diam.

Danny membawa Maura masuk ke dalam ruangan yang lebih dalam. Di sana ada beberapa perempuan cantik menunggu.

Danny baru saja menjatuhkan diri ke sofa empuk sudut ruangan. Beberapa dari mereka langsung berkerumun.

Pemuda itu hanya melambaikan tangan, tetapi dua orang gadis sudah langsung duduk di pangkuannya. Beberapa lainnya menyuapkan makanan, bahkan ada pula yang sengaja menuangkan minuman.

Maura yang tidak tertarik hanya berusaha mengamati, lalu ia melangkah menjauh.

Ada debaran tak biasa yang gadis itu rasakan. Rasa aneh yang menjalar ke sekujur tubuhnya.

Entah mengapa, tiba-tiba ia merasa sedih. Sedih luar biasa.

Di waktu itulah beberapa orang terlihat menerobos masuk dan menyerang. Danny menyadarinya.

Ia melihat salah seorang pria bertopeng, menyerang dan langsung ingin menggapai tubuh Maura.

Beberapa orang lagi melepaskan tembakan. Suasana seketika berubah kacau dan riuh.

Danny bergerak cepat, berlari sekuat tenaga dan menarik Maura hingga berada dalam dekapannya.

DOR!

Suara tembakan terdengar memekakkan telinga. Maura dan Danny terjatuh, dengan posisi Danny berada di atas tubuh Maura.

Napas mereka terengah-engah.

"Dalam hitungan ke-tiga, cepat bergerak," ucap Danny memberikan aba-aba.

Maura masih terpaku menatapnya sejenak, lalu ia mengangguk setuju.

Suara tembakan masih berlangsung. Danny menarik tembak yang semula berada di pinggangnya. Lalu mengarahkan ke beberapa orang yang sengaja mengacaukan pesta ulang tahunnya.

"Satu, dua, tiga ... lari!" teriak Danny.

Lalu ia terus menembak sambil melindungi Maura. Dari arah lainnya, sang bodyguard Maura terus menembak juga kepada siapapun yang akan menyerangnya.

Keduanya berhasil lolos, lalu Maura berlari ke belakang. Di sana sudah ada mobil sport menunggunya.

"Masuk," aja Danny seraya menarik lengan Maura setengah memaksa.

'Kau, sebenarnya pria seperti apa, Danny. Begitu banyak di kelilingi perempuan. Dan memiliki musuh tak terduga.' Batin Maura menatapnya.

Terpopuler

Comments

elz.

elz.

rapih bgt tulisannya kak 👍👍

2025-07-12

0

lihat semua
Episodes
1 Prolog
2 Bab 1. Diserang Saat Pesta
3 Bab 2. Melamar
4 Bab 3. Pernikahan Berakhir Petaka
5 Bab 4. Pernikahan Tanpa Cinta
6 Bab 5. Adik Perempuan yang Selamat
7 Bab 6. Kesepakatan
8 Bab 7. Kejam
9 Bab 8. Pria Tampan Bernama Liam
10 Bab 9. Pesta Dansa
11 Bab 10. Cemburu Buta
12 Bab 11. Ceraikan Saja Aku
13 Bab 12. Pembunuh Tetaplah Pembunuh
14 Bab 13. Pria yang Lebih Kejam
15 Bab 14. Sok Pahlawan
16 Bab 15. Sentuhan Hangat
17 Bab 16. Paman Luo
18 Bab 17. Sang Penjagal
19 Bab 18. Rumah Bordil
20 Bab 19. Wanita Bersuami
21 Permohonan Maaf
22 Bab 20. Bantu Aku Melarikan Diri
23 Bab 21. Ceraikan Aku
24 Bab 22. Pengakuan
25 Bab 23. Kamar Pesta
26 Bab 24. Menculik Maura
27 Bab 25. Salah Sasaran
28 Bab 26. Denganku atau Mati?
29 Bab 27. Aku Menginginkannya
30 Bab 28. Operasi Kuret
31 Bab 29. Dingin Tapi Perhatian
32 Bab 30. Tak Pantas
33 Bab 31. Manusia Favorit
34 Bab 32. Benci Itu Luka
35 Bab 33. Sebrutal Jiwa yang Dihidupkan
36 Sedang Sakit
37 Bab 34. Jangan Biarkan Kembali Terluka
38 Bab 35. Pemilik Mata Teduh
39 Bab 36. Kebenaran yang Tergerus Perlahan
40 Bab 37 – Detak yang Tak Biasa
41 Bab 38. Sentuhan Bibir Danny
42 Bab 39. Ancaman
43 Bab 40. Di Antara Dua Bahaya
44 Bab 41. Luka dari Dalam
45 Bab 42. Panggung Kebenaran
46 Bab 43. Kepercayaan yang Retak
47 Bab 44. Pembawa Pesan
48 Bab 45. Perubahan Perut Maura
49 Bab 46. Di Bawah Sorot Kamera
50 Bab 47. Wajah yang Sama
51 Bab 48 – Di Balik Cermin Dua Arah
52 Bab 49. Nyawa Baru, Luka Lama
53 Bab 50. Di Balik Meja Interogasi
Episodes

Updated 53 Episodes

1
Prolog
2
Bab 1. Diserang Saat Pesta
3
Bab 2. Melamar
4
Bab 3. Pernikahan Berakhir Petaka
5
Bab 4. Pernikahan Tanpa Cinta
6
Bab 5. Adik Perempuan yang Selamat
7
Bab 6. Kesepakatan
8
Bab 7. Kejam
9
Bab 8. Pria Tampan Bernama Liam
10
Bab 9. Pesta Dansa
11
Bab 10. Cemburu Buta
12
Bab 11. Ceraikan Saja Aku
13
Bab 12. Pembunuh Tetaplah Pembunuh
14
Bab 13. Pria yang Lebih Kejam
15
Bab 14. Sok Pahlawan
16
Bab 15. Sentuhan Hangat
17
Bab 16. Paman Luo
18
Bab 17. Sang Penjagal
19
Bab 18. Rumah Bordil
20
Bab 19. Wanita Bersuami
21
Permohonan Maaf
22
Bab 20. Bantu Aku Melarikan Diri
23
Bab 21. Ceraikan Aku
24
Bab 22. Pengakuan
25
Bab 23. Kamar Pesta
26
Bab 24. Menculik Maura
27
Bab 25. Salah Sasaran
28
Bab 26. Denganku atau Mati?
29
Bab 27. Aku Menginginkannya
30
Bab 28. Operasi Kuret
31
Bab 29. Dingin Tapi Perhatian
32
Bab 30. Tak Pantas
33
Bab 31. Manusia Favorit
34
Bab 32. Benci Itu Luka
35
Bab 33. Sebrutal Jiwa yang Dihidupkan
36
Sedang Sakit
37
Bab 34. Jangan Biarkan Kembali Terluka
38
Bab 35. Pemilik Mata Teduh
39
Bab 36. Kebenaran yang Tergerus Perlahan
40
Bab 37 – Detak yang Tak Biasa
41
Bab 38. Sentuhan Bibir Danny
42
Bab 39. Ancaman
43
Bab 40. Di Antara Dua Bahaya
44
Bab 41. Luka dari Dalam
45
Bab 42. Panggung Kebenaran
46
Bab 43. Kepercayaan yang Retak
47
Bab 44. Pembawa Pesan
48
Bab 45. Perubahan Perut Maura
49
Bab 46. Di Bawah Sorot Kamera
50
Bab 47. Wajah yang Sama
51
Bab 48 – Di Balik Cermin Dua Arah
52
Bab 49. Nyawa Baru, Luka Lama
53
Bab 50. Di Balik Meja Interogasi

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!