BAB 2

"Gue tuh heran banget ya sama loe, kenapa akhir-akhir ini loe sering banget telat masuk kerja..?" tanya Arumi di sela-sela aktivitas kerja mereka.

"Gue akhir-akhir ini kerja malem, jadi kadang suka ketiduran pas paginya" jelas Alexa sambil mengelap meja yang baru saja di tinggal oleh pelanggannya.

"Ya buat apa loe lakuin itu semua Lexa..? Emang loe lagi butuh duit banget ya sampe harus kaya gitu...?" sebagai sahabat Arumi sangat tahu betul keadaan Alexa apalagi dia hanya tinggal sendirian saja.

"Sebenarnya gue lagi butuh duit banyak, nyokap gue sakit" saat mengatakan itu wajah Alexa berubah menjadi murung.

"Nyokap loe, apa gue nggak salah dengar.. buat apa loe masih ngurusin wanita itu, dia aja nggak pernah perduli sama loe. Yang dia pedulikan cuma kakak loe aja, kenapa juga dia nggak minta tolong sama kakak loe yang tajir itu" Arumi benar-benar tidak habis pikir dengan jalan pikiran sahabatnya ini.

"Iya gue tahu, gimana sikap nyokap gue sebelumnya. Tapi Rum biar bagaimanapun juga dia tetap nyokap gue, orang yang udah bawa gue ke dunia ini"

"Tapi kan..." belum sempat Arumi menyelesaikan perkataannya sebuah suara membuat mereka terkejut.

"Enak banget ya kalian santai-santai disini, ingat saya bayar kalian itu untuk kerja bukan untuk ngerumpi nggak jelas" bentak Olla yang baru saja turun dari lantai atas.

""Maaf mbak" ucap keduanya bersamaan.

"Sana kerja lagi jangan ngerumpi terus dan kamu Alexa saya nggak mau dengar ataupun melihat kamu terlambat lagi...!" tegur Olla

"Iya mbak, kalau begitu kami ke dalam dulu"

"Hampir saja kita di makan sama nenek sihir itu" bisik Arumi ketika mereka masuk ke dalam.

"Sssttttt, nanti dia dengar" tambah Alexa yang ikut berbisik.

💞💞💞💞💞💞💞

Suara musik menggema di setiap penjuru gedung ini, Alexa sudah mulai terbiasa dengan suara hingar bingar yang sudah hampir tiga bulan ini dia dengar setiap malamnya, sepulang bekerja di kafe dia akan datang ketempat ini untuk kembali bekerja sampai pagi datang.

Seperti hari ini dia sudah berganti baju dengan baju seragam yang di sediakan tempat ini, rambutnya dia ikat semua ke atas memperlihatkan lehernya yang mulus dan putih begitu pun baju yang di kenakannya, kaos yang ketat dan rok yang sangat mini.

Awalnya dia sangat risih berpenampilan seperti ini, tapi sekarang dia sudah mulai terbiasa.

"Lex loe anterin ini ke ruangan VVIP ya, kebetulan orang yang tugas disana lagi nggak masuk" ucap Winda salah satu teman Alexa di tempat ini.

"Ok, loe tenang saja pasti aman" Alexa pun segera membawa nampan yang berisi beberapa botol minuman dan juga gelas untuk para tamu yang sedang berpesta di ruangan VVIP.

Sangat jarang dia bisa ketempat itu, karena biasanya akan ada pelayan khusus yang melayani mereka, dan tentu saja akan mendapatkan uang tambahan yang lumayan besar.

"Permisi tuan-tuan, ini pesanannya silahkan di nikmati" Alexa mulai menyusun setiap botol dan gelas yang di bawanya di atas meja.

"Hai cantik, ayo temani kami minum disini" salah satu pengunjung menarik tangan Alexa sehingga kini dia duduk di kursi.

"Maaf om, tapi saya nggak minum" tolak Alexa halus.

"Ayo lah hanya sedikit saja" paksa salah satu pengunjung yang lain

Sedangkan di sudut lain seorang lelaki terus saja menatap tajam kearahnya, dia terus menatap sang gadis dan teman-temannya itu.

"Kalau kamu mau minum bersama kami nanti om kasih tip yang sangat besar.." ucap pria tua yang terus memaksa Alexa untuk minum.

Alexa terdiam sesaat, memang benar sekarang ini dia sangat membutuhkan uang, tapi apa dia harus minum.

Biaya rumah sakit yang besar juga harus segera dia bayar, tapi uang yang dia sisihkan belum sepenuhnya terkumpul belum lagi ketika dia meminta kepada kakaknya, yang ada dia malah di marahi dan di hina sedemikian rupa. Padahal uang itu untuk biaya rumah sakit sang ibu yang kini sedang terbaring tak berdaya.

"Sekali saja ya om" tawar Alexa yang langsung mengambil gelas berisi minuman keras, dengan sekali teguk dia meminumnya sampai habis.

Hal itu pun tidak luput dari pengawasan sang lelaki di ujung sana, bahkan kini Alexa sudah menghabiskan banyak sekali minuman dan dia sudah tidak sanggup lagi.

"Sudah om, saya sudah tidak kuat lagi" Alexa segera menolak gelas-gelas yang di sodorkan kepada dirinya.

"Maaf om tapi saya harus kembali bekerja" tolak Alexa yang mulai berusaha berdiri dari tempatnya.

"Kenapa kamu tidak disini saja, om akan berikan tip yang lebih banyak lagi" lelaki itu berusaha untuk menyentuh pipi Alexa yang terlihat sangat mulus, tapi Alexa dengan cepat menghindar.

"Maaf om, saya temani sampai sini saja dan jangan lupa tip yang om janjikan kepada saya" pinta Alexa

Sebelum Alexa benar-benar pergi dia meminta uang yang memang sudah di janjikan untuknya.

"Berikan saja, kasihan dia" ucap lelaki yang sejak tadi hanya melihat saja"

"Ha..ha..ha sepertinya anda mulai tertarik dengan wanita ini, baiklah kami akan lepaskan" pria tua itu pun segera memberikan uang yang dia janjikan kepada Alexa.

"Om banyak banget uangnya..?" tanya Alexa ketika melihat uang berwarna merah begitu banyak.

"Tidak apa-apa itu bonus buat kamu karena kamu sudah mau menemani kami, tapi kalau kamu mau menemani kami bermain tentu akan lebih banyak lagi bonusnya" pria tua itu tersenyum dengan genitnya.

"Tidak usah om, ini sudah cukup sekali lagi terimakasih" Alexa segera pergi dari ruangan itu dengan berjalan sempoyongan.

Dia harus meminta ijin pulang lebih cepat agar bisa beristirahat, tidak mungkin dia bekerja dengan keadaan mabuk seperti ini.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!