BAB 5 Panik

"Apa! Shaka ga ada di kamar? Yang benar saja bi? Semalam Shaka masih ada di dalam kamar kok. Diana sayang, semalam Shaka tidur bareng kamu kan?" tanya Naya untuk memastikan anaknya masih ada di rumahnya semalam.

"Iya Tante. Tapi pas aku bangun, Shaka memang sudah engga ada di kamar."

Naya begitu panik saat mendapat laporan dari bi Irah. Apalagi penjelasan dari Diana membuatnya merasa frustasi.

"Semalam kalian tidak berantem, kan?" tanya Naya ingin tahu. Khawatir gegara ada Diana di rumah itu, Shaka pergi tanpa izin.

"Hadeuh Naya ngapain sih kamu ngurusin anak orang? Lagi pula Shaka pergi paling sebentaran doang. Nanti juga balik lagi. Lagi beli sesuatu kali buat sarapan atau lagi lari pagi di luar sana," ujar Melina sambil menyuruh Diana untuk segera mandi.

"Ya engga mungkin lah kak Mel. Shaka itu termasuk anak rumahan. Dia kalau pergi-pergi bilang dulu ke ibunya tapi pagi ini dia sudah ga ada di rumah ini, ya ampun Shaka...Shaka, kamu di mana sih?" jelas Naya begitu perhatian, membuat Melina curiga.

"Tunggu-tunggu. Kok aku perhatikan yang panik kamu bukan ibunya sendiri? Sebenarnya Shaka itu anak kamu atau anak bi Irah sih. Begitu khawatirnya kamu sama anak itu?"

Naya terhenyak, jantungnya berdegup kencang, kekhawatiran melanda jiwanya. Namun ia berusaha setenang mungkin, agar tidak menimbulkan kecurigaan yang berkepanjangan. Kemudian menarik nafasnya dengan berat. Ia mencari jawaban yang tepat untuk menjawab kecurigaan Melina.

"Gimana aku engga panik Kak. Ini tuh terjadi di rumahku sendiri. Kalau terjadi sesuatu di luar sana, pasti aku dan Juan yang harus bertanggung jawab," sangkalnya dengan tenang.

"Ck ga harus sepanik itu kali. Di rumah ini pasti ada CCTV, kan? Coba kamu cek di sana kebenarannya, ayo Di kita bersiap untuk pergi!" ujarnya sambil berlalu dari hadapannya.

Melina menarik lengan Diana untuk beranjak dari kamar Shaka. Diana menurut saja.

Naya hanya diam. Masalahnya yang bisa melihat CCTV hanya Juan dan satpam. Sebelum ke pos satpam, Ia menghampiri bi Irah yang terlihat cemas.

"Bi Irah, kalau terjadi apa-apa dengan Shaka, kamu yang harus bertanggung jawab!" bisiknya dengan geram.

Bi Irah terhenyak. Tubuhnya terasa membeku. Ia merasa tidak melakukan apa pun dengan kepergian Shaka yang tanpa izin. Apalagi semalam, Shaka tidak tidur bersamanya. Bi Irah jelas menyangkalnya.

"Nyonya maafkan saya. Ini bukan kehendak saya..." bi Irah mengejar Naya yang tidak peduli dengan ucapan bi Irah.

Naya begitu marah melihat anaknya tidak ada di dalam rumahnya. Ia dengan cepat keluar rumah untuk memastikan kepergian Shaka melalui CCTV.

×××

×××

Di ruangan yang berbeda, seorang wanita cantik memegang kepalanya yang terasa berat. Ia menyesali perbuatan yang dilakukannya semalam. Ia sangat malu pada kekasihnya yang belum lama ini jadian.

Kalau saja ia tahu acara reuni berakhir dengan menegak air wine, tentu dia tidak akan hadir di tempat laknat tersebut. Hampir saja tubuhnya menjadi santapan lezat temannya yang sudah mengincarnya sejak SMA.

Beruntung kekasihnya datang menjemputnya, sehingga temannya itu dihajar habis-habisan oleh Arya kekasihnya.

"Bangun! Arisa Bangun!" Ratih sangat marah dengan kejadian semalam.

Arisa mengerjapkan matanya sambil memijat pelipisnya karena kepalanya masih terasa berdenyut.

"Kamu tuh ya, sudah diberi izin keluar, katanya mau pulang jam sembilan malam tapi kenapa pulang jam dua dini hari, hah! Mana sama cowok lagi. Siapa dia, katakan!"

"Aduuh Mama, berisik tahu pagi-pagi ngomel. Risa masih sakit kepala ini."

Arisa mengeluh disaat dirinya tidak baik-baik saja, Mamanya mengomel tanpa jeda.

"Apa yang sudah kalian lakukan? Pulang dalam keadaan mabok, pasti kalian sudah melakukan sesuatu, jawab!" geram Ratih murka.

Arisa terdiam, mencerna ucapan mamanya. Bibirnya terasa sulit untuk berucap.

"Ya ampun, aku?" Arisa menutup bibirnya dengan telapak tangannya.

Hal itu membuat Ratih tambah murka. Ia semakin salah paham dengan gelagat anaknya.

"Jadi kalian sudah melakukan hubungan terlarang? Ayo cepat katakan! Kamu tuh ya, Mama sudah mendidik kamu dengan adab yang baik ternyata ini hasilnya? Kamu tega sudah menyakiti hati Mama. Kamu sudah mempermalukan keluarga. Kamu sudah mencoreng nama baik keluarga. Bagaimana kalau kakakmu tahu akan hal ini?" Ratih merasa terpukul dengan kenyataan pahit yang harus ia terima.

Arisa mengeryitkan keningnya masih bingung dengan ucapan mamanya. Apalagi melihat mamanya menangis tersedu seolah sedang merasakan kekecewaan yang mendalam.

"Mam..aku tidak mengerti apa yang mama ucapkan, kepalaku pusing banget. Ssssh..." suaranya mendesis, Risa masih memegang kepalanya yang masih terasa berat.

Arisa menyingkapkan selimutnya, ia berjalan dengan sempoyongan. Aroma alkohol masih jelas terasa di mulutnya.

"Haist gegara macan tutul, aku kena dampaknya." gumam Arisa kesal.

Ia memutar shower, membersihkan tubuhnya yang terasa lengket. Setelah selesai ia merasa sedikit lebih fres dan nyaman.

"Mama masih di sini?" ucapnya tenang.

Ratih menatapnya dengan tajam melihat anak gadisnya masih memakai handuk kimono dengan rambut yang basah.

"Ma....maaf nih, Risa mau pake baju. Jangan lihat ya! Risa malu,"

"Kamu sama lelaki itu buka-bukaan malah ga tahu malu. Giliran dilihat mamanya malu dasar anak ga tahu diri!"

Arisa menggeleng-gelengkan kepalanya. Ia tidak berucap sepatah kata pun, hanya mendengarkan omelan Mamanya yang masih tersulut emosi sambil ia mengenakan pakaiannya.

Setelah cukup rapi, Arisa duduk di samping mamanya dengan perasaan campur aduk.

"Mama apa yang tadi mama katakan semuanya tidak benar."

"Kamu pikir mama bodoh, hah!"

Arisa menjelaskan dengan penuh hati-hati kalau dirinya tidak melakukan apa pun dengan lelaki itu.

"Pokoknya Mama tidak mau tahu. Kalau memang lelaki itu kekasihmu, malam ini juga lelaki itu harus datang ke rumah ini,"

"Buat apa Mam?"

"Malam ini juga dia harus bertanggung jawab dengan apa yang sudah ia perbuat. Kamu dan dia harus secepatnya menikah!"

"A...apa?"

Mana mungkin bisa seperti itu, sementara kekasihnya itu hanya melakukan pertolongan padanya. Arisa sangat bingung. Apa yang harus ia lakukan setelah ini? Belum tentu Arya, kekasihnya itu mau diajak menikah secepatnya. Wajah Risa menatap sendu sang Mama.

Terpopuler

Comments

⍣⃝𝖕𝖎ᵖᵘ🅟🅘katan🅟riak🅤3G🍁❣

⍣⃝𝖕𝖎ᵖᵘ🅟🅘katan🅟riak🅤3G🍁❣

kenapa bi Irah yang harus disalahin sih aneh ni ajaib ini Naya hello intropeksi diri dong eluu udah nyakitin hati Shaka dengan tidak mengakui dirinya sebagai anakmu huh

2025-07-05

2

ᶯᵗ⃝🐍mᑲ ɯαƙƚυ𝐀⃝🥀

ᶯᵗ⃝🐍mᑲ ɯαƙƚυ𝐀⃝🥀

jalanin aja deh , Risa.menjelaskan tanpa bukti gk bakal dipercaya,masa iya harus tes ,masih tingting atau enggak /Facepalm/.klo di tes sudah pasti GK tingting saat itu juga

2025-07-10

0

Mam D3V ™©🍼🍼

Mam D3V ™©🍼🍼

Bodok amat dah sama keluarga besar Juan wkwkwkwk

2025-06-25

1

lihat semua
Episodes
1 BAB 1 Dia Anak Pembantu
2 BAB 2 Perkara Teh
3 BAB 3 Rencana Shaka
4 BAB 4 Berhasil Kabur
5 BAB 5 Panik
6 BAB 6 Di rumah Sopir
7 BAB 7 Empati Shaka
8 BAB 8 Dibawa Pulang
9 BAB 9 Demi Mama
10 BAB 10 Kemarahan Juan
11 BAB 11 Kejujuran Arisa
12 BAB 12 Permintaan Shaka
13 BAB 13 Sebuah Permohonan
14 BAB 14 Dilema
15 BAB 15 Harus Mengalah
16 BAB 16 Ada apa dengan Naya
17 BAB 17 Penyesalan
18 BAB 18 Shaka Hilang
19 BAB 19 Shaka Ada di Mana?
20 BAB 20 Anak Tuyul Siapa?
21 BAB 21 Stok Amara
22 BAB 22 Mirip Buatan Papa
23 BAB 23 Akhirnya...
24 BAB 24 Diantar Pulang
25 BAB 25 Bertemu Orang Spesial
26 BAB 26 Hasrat Arya
27 BAB 27 Arisa Mencari Tahu
28 BAB 28 Jadi Ketahuan
29 BAB 29 Yes berhasil
30 BAB 30 Spesial Pake Cinta
31 BAB 31 Tanya Alamat
32 BAB 32 Memenuhi Undangan
33 BAB 33 Ditembak Santan Kara
34 BAB 34 Tawaran Dikara
35 BAB 35 Kado Terindah
36 BAB 36 Kado Terindah 2
37 BAB 37 Reaksi Dikara
38 BAB 38 Minta Restu
39 BAB 39 Menemui Mantan Mertua
40 BAB 40 Reaksi Mantan Mertua
41 BABA 41 Sikapnya Berubah
42 BAB 42 Menyamar Lagi
43 BAB 43 Memenuhi Janji
44 BAB 44 Penawaran Calon Mertua
45 BAB 45 Bertemu Tuyul
46 BAB 46 Kekecewaan Amara
47 BAB 47 Keputusan Amara
48 BAB 48 Sebuah Pilihan
49 BAB 49 Harapan Dikara
50 BAB 50 Nasihat Mama
51 BAB 51 Kepergian Naya
52 BAB 52 Ilusi Naya
53 BAB 53 Ternyata
54 BAB 54 Ditangkap Satpam
55 BAB 55 Ke Rumah Mantan Mertua
56 BAB 56 Pingsan
57 BAB 57 Permintaan Naya
58 BAB 58 Bertemu Shaka
59 BAB 59 Luapan rasa
Episodes

Updated 59 Episodes

1
BAB 1 Dia Anak Pembantu
2
BAB 2 Perkara Teh
3
BAB 3 Rencana Shaka
4
BAB 4 Berhasil Kabur
5
BAB 5 Panik
6
BAB 6 Di rumah Sopir
7
BAB 7 Empati Shaka
8
BAB 8 Dibawa Pulang
9
BAB 9 Demi Mama
10
BAB 10 Kemarahan Juan
11
BAB 11 Kejujuran Arisa
12
BAB 12 Permintaan Shaka
13
BAB 13 Sebuah Permohonan
14
BAB 14 Dilema
15
BAB 15 Harus Mengalah
16
BAB 16 Ada apa dengan Naya
17
BAB 17 Penyesalan
18
BAB 18 Shaka Hilang
19
BAB 19 Shaka Ada di Mana?
20
BAB 20 Anak Tuyul Siapa?
21
BAB 21 Stok Amara
22
BAB 22 Mirip Buatan Papa
23
BAB 23 Akhirnya...
24
BAB 24 Diantar Pulang
25
BAB 25 Bertemu Orang Spesial
26
BAB 26 Hasrat Arya
27
BAB 27 Arisa Mencari Tahu
28
BAB 28 Jadi Ketahuan
29
BAB 29 Yes berhasil
30
BAB 30 Spesial Pake Cinta
31
BAB 31 Tanya Alamat
32
BAB 32 Memenuhi Undangan
33
BAB 33 Ditembak Santan Kara
34
BAB 34 Tawaran Dikara
35
BAB 35 Kado Terindah
36
BAB 36 Kado Terindah 2
37
BAB 37 Reaksi Dikara
38
BAB 38 Minta Restu
39
BAB 39 Menemui Mantan Mertua
40
BAB 40 Reaksi Mantan Mertua
41
BABA 41 Sikapnya Berubah
42
BAB 42 Menyamar Lagi
43
BAB 43 Memenuhi Janji
44
BAB 44 Penawaran Calon Mertua
45
BAB 45 Bertemu Tuyul
46
BAB 46 Kekecewaan Amara
47
BAB 47 Keputusan Amara
48
BAB 48 Sebuah Pilihan
49
BAB 49 Harapan Dikara
50
BAB 50 Nasihat Mama
51
BAB 51 Kepergian Naya
52
BAB 52 Ilusi Naya
53
BAB 53 Ternyata
54
BAB 54 Ditangkap Satpam
55
BAB 55 Ke Rumah Mantan Mertua
56
BAB 56 Pingsan
57
BAB 57 Permintaan Naya
58
BAB 58 Bertemu Shaka
59
BAB 59 Luapan rasa

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!