Bab 5

Siska memilih pakaian yang akan dikenakannya,  tumben kali ini dia memilih-milih  pakaian yang akan dikenakannya,  sudah berapa kali ganti pakain baru baju yang berwarna hijau salem yang merasa cocok dengan hatinya.

Setelah berias Siska baru beranjak dari tempat tingalnya,  menuju kesebuah warung nasi dipingir jalan,  dibelinya beberapa bungkus nasi campur dengan lauknya,  setelah selesai membeli nasi bungkus, lantas mampir kebengkelnya untuk memberikan  dua bungkus nasi untuk berdua yaitu termasuk untuk Sandi dan Yudi.

Seusai memberikan nasi bungkus langsung pergi ke toko kuenya,  dan sesampainya ditokonya,  diberikan satu bungkus nasi ke Bak Aminah.

"Ba,  ini makan dulu ... ?!.  Ucap Siska sambil memberikan nasi ke Bak Aminah.

"Biarkan itu sama aku dulu ba,  Kata Siska sambil mengantikan kerjaannya Bak Aminah yang lagi melayani seorang pembeli.

"Iya neng ... !.  Jawab Bak Aminah.

Hari ini hari sabtu malam minggu,  tokonya tutup jam enam sore,  dan besoknya hari minggu toko kue tutup,  memang setiap hari minggu toko-toko pada tutup semua,  termasuk bengkelnya ikut tutup juga.

Hari minggu ini Sandi berencana mengajak Siska untuk kencan,  rencananya mau mengajak pergi kesebuah tempat yang menurut Sandi pemandangannya sangat indah untuk dinikmati,  yaitu ada sebuah danau yang dikelilingi oleh sebuah taman yang indah dan nyaman untuk tempat bersantai.

Keduanya kini sedang menghadap kedanau,  sambil memeluk lutut tangan Siska yang sebelahnya memain-maikan rumput yang berada dibawah kakinya.

Sandi pun sama mereka berdua duduk diatas Rumput tebal yang rapih karena rumput-rumputnya terurus dengan baik.

Berlahan tangan Sandi mengulur kebahu nya Siska agar duduk mereka merapat,  yang pada akhirnya kepala bersandar kebahu Sandi

"Indah kan pemandangannya ... ?.  Kata Sandi memulai pembicaraannya.

"Iyah,  cukup indah dan nyaman tempatnya,  dan jauh dari kebisingan ... !.  Kata Siska sambil matanya melirik ke wajah Sandi sekilas.

Selama didanau mereka banyak berbincang-bincang menghabiskan waktu seharian ditaman itu,  berselang mereka berdua berjalan-jalan mengelilingi taman,  melihat pemandangan taman yang penuh beraneka warna bunga-bunga,  dan juga disebelah timur danaunya dilengkapi dengan adanya bukit-bukit kecil yang menambah indahnya pemandangan.

Waktu sudah menunjukan jam lima sire,  mereka berdua mencari sebuah restoran untuk mengisi perutnya yang sudah keroncongan  setelah melihat ada sebuah restoran kecil mereka masuk kedalam restoran kecil tersebut.

"Mau makan apa ... ?.  Tanya Sandi.

"Terserah saja,  mau makan apa saja juga jadi ... !.   Jawab Siska

"Makan nasi sunda aja ya ... ?. Ajak Sandi dan Siska mengangukan kepalanya tanda setuju.

Lantas mereka masuk ke warung nasi sunda,  mereka duduk beralaskan tikar,  karena diwarung itu ada beberapa alas tikar yang terhampar dipingir-pingir warung bambunya.

"Mau makan den ... ?.  Tanya seorang pelayan warung.

"Iyah ... !.   Jawab Sandi

Lantas tak lama pelayan itu membawa nasi sebakul,  ditambah sambal dan lalap mentah dan juga ada goreng ikan mas,  tahu tempe dan pete juga ada goreng Ayam dan ikan asin juga ada disitu,  sudah ditata makanannya oleh pelayan yang sudah ditaruh diatas sebuah tikar tersebut.

Setelah lengkap makanan,  Sandi mengambil piring dan mengisi nasi buat Siska,  setelah memberikan piring berisi nasi kepada lantas Sandi pun mengisi piringnya dengan nasi sebakul,

Siska ketawa melihat isi piringnya Sandi yang penuh dengan nasi itu,  sedangkan lauk-lauknya tidak ditaruh bersama nasi dipiringnya tetapi lauknya terpisah piring,  begitulah cara makan Sandi,  taulah kini Siska cara makanya Sandi yang cara makannya seperti itu.

Siska memangil nama Sandi dengan nama Gembul.

" Gembul mau pulang jam berapa ... ?.  Tanya Siska kepada Sandi

"Setelah habis selesai makan ini,  kita akan langsung pulang ... !. Jawab Sandi

Sandi dipangil Gembul sama Siska wajahnya terlihat tersenyum,  memahami kenapa ratih tiba-tiba menyebut namanya dengan nama Gembul,  karena mungkin,  Siska telah melihat bagaimana cara Sandi makan.

Setelah selesai makan mereka langsung pulang,  mereka mengendarai motor yang telah dibeli dari sebuah rongsokan motor lalu diperbaikinya,  yang kini motornya menjadi seperti baru karena Sandi telah memperbaiki motor itu sebagai montir yang ahli.

Sesampainya ditempat kediaman Siska yaitu  ditempat rumahnya Bi Dari adiknya ibunya alias bibinya ini yang rumahnya besar yang didiami pengurus rumah,  yaitu sepasang suami istri Pak Atmo dan Bok Atmi,  sekarang ditambah dengan kehadiran Siska yang mendiami kamar samping  terasa sepi namun rumahnya tetap bersih dan rapih karena terurus.

Sandi berpamitan pulang pada Siska, yang baru turun dari motornya Siska mengangukan kepala.

"Aku pulang dulu ya ... ?!.  Kata Sandi.

"Yah ... !.  Jawab Siska pendek,  sabil melangkahkan kedua kakinya untuk masuk kerumahnya.

Bok Atmi mebuka tirai rumah,  mengintip dari dalam rumah ingin tau siapa yang barusan datang,  setelah tau Siska yang datang,  lalu Bo Atmi menutup tirai kembali.

Hari sudah larut malam,  mata Siska tak kunjung bisa terpejam,  matanya menatap langit-langit ruma yang tingi,  tetapi lama kelamaan yang pada akhirnya dia tertidur juga.

Keesokannya malam,  setelah pulang dari toko kuenya kini selalu dijemput oleh Sandi pake motornya,  mereka tidak langsung pulang kerumahnya masing-masing,  melainkan kini mereka suka langsung pegi untuk makan bersama-sama,  sepulang makan,  sebentar mereka berkeliling naik motor setelah cari angin lalu mereka duduk ditembokan pingiran jalan sambil berbincang-bincang.

Pada waktu itu Siska sekilas seperti melihat ada bayangan wajah Iwan berjalan bersama dua orang lelaki,  didepan sana dimana terhalang oleh bentangnya rumput taman dan pohon bunga.

Siska sedikit kaget dan heran kenapa Iwan berada dikota ini,  Rasanya ingin sekali berlari untuk mengejar Iwan namun Siska sadar karena dia sekarang sedang bersama Sand setelah waktu menunjukan pukul sepuluh malam,  baru mereka beranjak untuk pulang.

Sesampainya dirumah Siska memikirkan Iwan yang dilihatnya tadi dijalanan, menarik napas  panjang-panjang,  dengan bertanya kepada dirinya sendiri kenapa dia masih memikirkan Iwan dan masih berharap bisa bertemu dengannya lagi,  apakah Siska masih mengharapkan Iwan untuk kembali kepadanya,  begitu pikir Siska.

Keesokannya harinya seperti biasanya, mereka menjalankan kesehari-hariannya secara masing-masing,  sepulang bekerja mereka rutin selalu makan bersama-sama,  dan setelah itu berkeliling cari angin pake motornya setiap hari terus begitu-begitu juga sampai tak terasa waktu berlaju dengan cepat setahun berlalu sudah,  begitu dan begitu saja kegiatan mereka menjalani hidup dalam kesehari-hariannya.

pada satu hari Siska menghadiri sebuah undangan hajatan pernikahan dari sodara lelaki bibinya Siska  yaitu Bi Dari yang menikah dengan Pak Rahman,  sodaranya Pak Rahman inilah yang hajatan akan menikahkan anak perempuannya Yeni yang akan menikah dengan  Dedi kebetulan Dedi ini adalah masih kerabat Sandi maka tidaklah heran kalau Sandi hadir diacara pernikahan ini.

Siska yang datang dengan Bibinya,  berdandan sangat cantik menawan, memakai gaun panjang berlengan panjang dan berwarna perak yang bawah lenganya aga lebar,  terlihat sangat Anggun dan cantik menawan, tak heran kalau banyak mata yang memandangnya.

B e r s a m b u n g.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!