Bab 3

Bengkel terlihat sedang dirubah yang ternyata bengkel motornya itu telah dijual oleh pemiliknya,  ketukang penjual bakso.

Sandi yang telah membuka bengkel motornya,  yang tempatnya dibelokan pertigaan jalan, kini tidak ada saingan,  dikarena bengkel motornya Leon sudah tutup,  tapi meskipun bengkel motornya Leon masih buka,  tidak akan bisa mengalahkan bengkel motornya Sandi,  karena mau tidak mau Sandi sudah memiliki banyak pelangannya.

Hari itu seperti biasanya Sandi sibuk dengan pekerjaannya,  namun walaupun cape kerja,  toh sekarang bengkel motornya sudah menjadi miliknya pribadi,  dan sudah tidak didalam kendali orang lain lagi.

Setelah memiliki bengkel sendiri Sandi memiliki pemikiran untuk mempunyai montir baru untuk membantu dirinya didalam mengatasi pekerjaannya,  dan katanya ada seorang teman nya yang mau bekerja dibengkel motornya nya yaitu Yudi namanya.

Hari-hari penuh kesibukan,  Sandi dibantu oleh Yudi menjalankan bengkelnya dengan penuh semangat,  begitu juga dengan Siska yang dibantu oleh bak Aminah sebagai pembantu barunya,  mereka juga penuh semangat dalam kesibukannya,  dua teman baru ini seperti sedang berlomba unruk mencari rezeki,  dan keduanya seperti memiliki kegairahan yang sama dalam menjalankan bisnisnya sehari-hari.

Tak terasa empat bulan sudah berlalu,  waktu begitu cepat melaju,  mereka masih saling sibuk untuk mengurus usahanya masing-masing,  sampai pada waktunya Sandi akan mengembalikan uang pinjamannya kepada Siska namun hanya separuhnya.

Hari sudah menjelang malam,  waktu sudah menunjukan jam dua puluh yaitu alias jam delapan malam, tokonya Siska tutup jam sembilan malam,  begitu juga dengan bengkelnya Sandi sama tutupnya jam sembilan malam.

Sandi mengambil poselnya hendak menelepon Siska dan menyuruh Rudi untuk menutup bengkelnya lebih awal,  karena akan pergi ketoko kuenya,  karena pikir toko kue takut keburu tutup.

"Haloo ... ?.  Terdengar dari ponselnya Sandi

"Belum tutup tokonya ... ?.  Tanya Sandi diponsel.

"Belum,  sebentar mungkin akan tutup tokonya ... !.  Jawab Siska.

"Aku kesitu ya,  sekarang ... ?!.  Kata Sandi memberi tau.

"Boleh,  kesini aja ... !.  Kata Siska.

"Oke,  saya tutup dulu ya ... ?.  Kata Sandi.

" Ya ... !.  Jawab Siska sambil menutup teleponnya.

Tak lama Sandi datang ketokonya Siska kebetulan toko kue pun akan tutup,  seberes toko tutup,  bak Aminah pun pamitan pulang kepada Siska..

"Aku pamitan pulang ya neng ... ?!. Bak Aminah berpamitan untuk pulang.

"Ya bak, hati-hati dijalan yah ... ?!.  Kata Siska.

"Iya neng ... ?!.  Kata bak Aminah sambil pergi berlalu.

Dipersilahkannya Sandi untuk duduk dikursi meja makan tamu,  yang sedari tadi cuma berdiri sambil tersenyum memandangi Siska.

"O ... yah,  silahkan duduk...?!!.  Siska menyuruh duduk.

"Terimakasih ... ?!.  Ucap Sandi sambil duduk dikursi meja makan tamu.

"Ada apa,  tumben mau datang ketokoku ... ?.  Tanya Siska sambil ikut duduk dikursi meja makan yang berhadapan dengan Sandi

"Ini ehh ... aku mau mengembalikan uang modal yang kamu pinjamkan kepada aku ... tapi,  gak semuanya,  cuma baru ada separuhnya,  uang yang akan dikembalikan nya ... ?!.  Kata Sandi sedikit terbata-bata bicaranya,  karena ada Rasa malu karena baru separuhnya uang yang mau dikembalikan,  dari keseluruhan jumlah uang yang dipinjamkan.

"Ohh,  gak apa-apa,  emangnya sudah ada uangnya,  apa engak mau dipake dulu gitu,  buat kebutuhan yang lainnya yang harus dibeli ... ?.  Tanya Siska kepada Yono kalau-kalau Sandi masih membutuhkan uangnya untuk keperluan yang lainya.

"Ohh, tida.. tida.. ini uangnya ... ?!.  Yang lantas Sandi menyodorkan sejumlah uang kepada Siska

"Terimakasih ya, aku terima uangnya nihh ... !.  Ucap Siska sambil menerima sejumlah uang dari Sandi tersebut.

"Aku yang seharusnya berterimakasih kepada kamu Sis,  terimakasih ya,  udah bantu aku ... ?!.  Ucap Sandi pada Siska yang sedang tersenyum menatapnya.

" Iya ... kembali kasih ... ?!.  Balas Siska sambil mengangukan kepalanya.

Setelah itu Sandi menawarkan diri untuk mengantar Siska pulang kebetulan jalannya sama satu arah untuk pulang,  Siska setuju untuk pulang bareng bersama, Sandi dan Siska sedang berjalan menuju pulang tiba-tiba ada yang menyapa.

"Halo ... Gembul... baru pulang ya... ?!.  Sapa anak-anak yang lagi pada nongkrong dipingir jalan.

Siska celingukan kiranya siapa yang disapa oleh anak-anak itu,  karena yang sedang lewat kesitu pada waktu itu hanya ada mereka berdua,  lalu tiba-tiba Sandi menyahut sapaan anak-anak yang lagi nongkrong dipingir jalan tersebut.

"Iyaa,   baru pulang,  permisii,  numpang lewat ya ... !.  Kata Sandi sambil senyum-senyum, terus Siska bertanya sama Sandi

"Siapa Gembul San ... ?.  Tanya Siska kepada Sandi.

"Aku,  Gembul ... !.  Jawab Sandi.

" H a a h... !.  Siska bengong.

"Namamu Gembul ... ?. Tanya Siska memastikan,  dan Sandi pun mengangukan kepalanya,  yang lantas menerangkan kepada Siska,  kenapa sampai Sandi dijuluki Si Gembul.

Ketawa Siska terbahak-bahak, karena merasa lucu setelah mendengar cerita Sandi  yang makannya sehari sekali tapi menghabiskan nasi sebakul itu sampai dijuluki Si Gembul.

Setelah sesampainya dirumahnya Siska, lantas Sandi berpamitan untuk pulang.

"idak mampir dulu ... ?.  Tanya Siska.

"Tidak terimakasih, malu nanti dilihat orang,  sudah malam nihh ... !.  Jawab Sandi.

"Oh,  iyah,  terima kasih ya ... sudah mau nganterin aku pulang ... ?!.  Kata Siska.

"Iyah ... !!.  Sahut Sandi  sambil pergi berlalu, meningalkan Siska.

Siska yang masih terdiam,  berdiri mematung memandangi punggung Sandi hinga bayangannya menghilang,  Siska merasa dia bertemu lagi dengan sosok bayangan Iwan yang baru,  kini pikirannya Siska dihantui oleh bayangannya Iean,  Siska kini merasa takut terjadi kedua kalinya,  seperti kejadian yang menimpanya dimasalalunya yang kelam.

Perasaannya belum sembuh,  semenjak ditingal Iwan pergi,  kini Sandi yang datang didalam kehidupannya yang lagi mulai melupakan Iwan sedikit demi sedikit.

Siska mengelah napas panjang sabil membuka kunci pintu,  setelah masuk kekamarnya,  tidak lupa menutup kembali pintu kamarnya,  lalu dia membantingkan tubuhnya keatas tempat tidur lalu terus ngorok tertidur pulas,  tidak biasanya Siska tertidur seperti itu,  biasanya selalu menganti pakaiannya dan membasuh mukanya dulu sebelum tidur.

Ke esokan harinya biasa Siska bangun dari tidurnya langsung kekamar mandi membasuh badanya hinga bersih,  yang lantas berpakaian rapih dan bersih,  setelah itu baru berangkat pergi ketokonya,  Siska tiap hari berangkat ketokonya dengan berjalan kaki karena jaraknya tidak jauh dari temat tingalnya,  dibelokan dia sempat melirik kearah bengkelnya Sandi yang baru buka,  terlihat pula disana didekat toko kue ada Bak Aminah berdiri sedang menungu Ratih datang,  bergegas Siska menyebrangi jalan,  setelah sampai ditokonya langsung memberikan kunci pintu toko ke Bak Aminah,  yang langsung menerima kunci pintu toko dan langsung membuka toko kuenya.

Hari ini Tidak biasanya Siska terlihat sangat lesu tidak bergairah,  dia terduduk termenung tetapi apa yang dipikirkan tidak tau, Siska merasa lesu seperti tidak memiliki tenaga,  kini yang melayani pembeli cuma Bak Aminah saja sendiri,  Siska cuma duduk-duduk tidak banyak yang dikerjakan,  dan Siska cuma menerima dan memberikan kembalian uang pembeli kue saja,  bi Aminah yang terheran-heran melihat tingkah Siska yang tidak biasanya itu.

"Ada apa dengan,  Neng ini ... ?.   Begitu gumam Bak Aminah.

"Neng, kenapa apa eneng lagi sakit badan ya ... ?.  Tanya Bak Aminah.

"Engak apa-apa ba, saya cuma merasa tubuh saya merasa lemas saja ... !.  Kata Siska menerangkan ke Bak Aminah.

"Iya..., itu bertanda eneng lagi tidak enak badan alias eneng lagi sakit ... ?!.  Kata Bak Aminah memberi penjelasan.

B e r s a m b u n g.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!