Ep. 5 - Tempat tinggal/penjara

"Azura, kini kamu memiliki dunia baru. Hiduplah seperti apa yang kamu inginkan tanpa tekanan dari keluargamu lagi. Tapi ingat, sekarang kamu sudah punya suami. Jadi, bukan hanya dirimu yang harus di jaga tapi suamimu juga."

Pak Adrian memberi beberapa pesan pada Azura sambil menggiringnya masuk ke dalam Vila yang berpintukan besar tersebut.

Adapun Azura, entah apa yang di artikannnya dari pesan mertuanya itu. Tapi yang pasti, ia merasa jika hidupnya itu hanya berpindah dari satu penguasa ke penguasa lain.

Apalagi, orang yang akan menjadi partner seumur hidupnya itu merupakan orang dengan gangguan jiwa. Mungkin inilah nasibku, pikirnya.

**

Waktu pun berjalan detik demi detik. Kini, langit mulai cerah dengan matahari yang semakin meninggi ketika Azura akhirnya dipersilakan masuk ke dalam vila.

Suasana megah dengan interior klasik serba krem dan emas seolah menyambutnya... namun bagi Azura, semua itu justru terasa dingin dan asing.

“Ini kamar Anda,” ucap salah satu pembantu wanita sambil membukakan pintu.

Sebelum masuk, Azura memutar pandangannya dan mencari sosok pria yang sudah jadi suaminya. Tapi sejauh mata memandang, ia tidak melihatnya meskipun sekedar bayangannya. "Dia pergi kemana??."

Akhirnya, Azura pun masuk perlahan ke sebuah kamar yang luas, dengan kasur berkanopi putih, jendela besar yang menghadap taman belakang, dan lemari yang terbuat dari kayu jati.

Saat tatapannya lurus ke meja rias, riasan dan berbagai alat makeup sudah berjejer rapi dan lengkap dengan keadaan baru. Namun tak ada satu pun dari barang-barang tersebut yang membuatnya nyaman.

“Aku… sendiri di sini?,” gumam Azura pelan.

Belum sempat ia duduk, suara pintu di belakangnya terbuka kembali. Azura langsung menoleh, dan jantungnya pun kembali berdegup dengan kencang.

Rangga.

Pria itu berdiri di ambang pintu, sambil menatap lurus padanya, lalu melangkah masuk tanpa berkata apa pun.

Refleks, Azura pun bergeser ke sudut kamar karena gugup. "Ka-kalau mau... aku bisa keluar dulu," ucapnya canggung, namun tak digubris.

Tapi Rangga hanya berjalan ke arah jendela, membuka tirai, lalu menatap langit yang cerah.

Dalam beberapa saat, suasana terasa sunyi dan canggung. Hingga akhirnya, pria itu berkata pelan, “Langit... mereka sering bicara padaku di sana.”

Azura tertegun. Ia tidak tahu harus menjawab apa.

“Rangga… apa maksudmu?,” tanya Azura dengan suara lirih dan terdengar ragu.

Tapi Rangga hanya tertawa kecil. Lalu ia berjalan ke sisi ranjang dan duduk diam, seperti boneka yang kehabisan energi.

“Mereka bilang kamu akan datang,” bisik Rangga sambil menatap kosong ke lantai. “Wanita bersinar dengan aura luka. Kamu cantik, tapi rapuh. Seperti kaca... yang bisa pecah kalau disentuh.”

GLEK!!!

Azura menelan ludahnya dengan bulu kuduk yang merinding. Pelan-pelan ia melangkah mundur. Ia tidak tahu apakah pria ini berbicara padanya… atau pada suara-suara dalam kepalanya.

"Istirahat saja ya... aku juga lelah...," kata Azura gugup sambil bergegas ke sisi tempat tidur yang lain.

Namun bukannya beristirahat, Rangga malah beranjak dan keluar dari kamar. Sementara Azura hanya bisa menatap punggungnya yang jika di lihat sekilas, Rangga seperti laki-laki yang nampak biasa-biasa saja, tidak gila seperti yang orang-orang katakan.

**

Setelah kepergian Rangga, Azura memejamkan matanya di sudut ranjang, karena tubuhnya terasa seperti terhempas batu besar.

"Aku lelah sekali... Tubuhku terasa remuk. Aku akan istirahat sebentar," gumamnya lirih. Dan tidak butuh waktu lama kelopak matanya pun akhirnya menutup dengan sempurna.

Waktu pun berlalu diam-diam. Langit juga sudah berganti warna. Sinar sore menyusup dari celah-celah tirai. Bahkan angin lembut menyentuh wajah Azura, namun ia tetap tertidur lelap.

Gaun pengantin putih yang masih melekat di tubuhnya terlihat kusut. Riasan di wajahnya pun sedikit luntur, dan rambutnya sudah tidak serapi sebelumnya.

Meski begitu, wajahnya tetap menampakkan rasa lelah yang besar seolah tidur ini adalah satu-satunya pelarian dari luka yang membebaninya.

Klek!!!

Pintu kamar terbuka dengan perlahan. Kemudian, seorang pelayan wanita yang berusia sekitar empat puluhan melongokkan kepalanya.

"Nona Azura…?," panggilnya pelan.

Pelayan itu mendekat, lalu menggoyangkan pundak Azura sedikit.

“Nona… sudah sore. Anda belum makan apa pun sejak datang.”

Merasa terusik, Azura pun bergumam dalam tidurnya, kemudian perlahan membuka matanya.

Cahaya yang temaram menyilaukan sesaat hingga membuatnya meringis kecil. Begitu pandangannya mulai jelas, ia langsung tersentak dan terduduk.

"A-aku..." pekiknya dengan napas yang tersengal. "Di mana aku?."

Azura menoleh ke sekeliling dan merasa kebingungan dalam beberapa detik sebelum akhirnya menyadari semuanya.

Kamar besar itu… ranjang berkanopi… pernikahan yang memaksanya… dan pria asing yang menjadi suaminya…

“Aku di sini…” bisiknya dengan getir. “Di rumah orang asing. Di dalam hidup yang bukan pilihanku.”

Pelayan yang mendengar perkataan Azura itu hanya tersenyum kikuk lalu berkata, “Saya sudah menyiapkan makanan di ruang makan, Nona. Jika Nona ingin bersih-bersih dulu, kamar mandi ada di sebelah sana.”

Azura mengikuti petunjuk yang di arahkan pelayan tersebut dan hanya mengangguk pelan.

Namun sebelum pelayan itu keluar dari kamar, tiba-tiba terdengar sebuah suara. Suara yang nyaring, seperti derit besi… disertai bunyi denting yang keras…

CREEEEK... DUNG! DUNG! DUNG!

Azura sontak menoleh ke arah jendela, lalu ke pintu. Suara itu entah berasal dari mana, namun terdengar menggema dalam lorong rumah yang sunyi.

“Suara apa itu…?,” tanya Azura.

“Itu… mungkin suara lonceng tua di halaman belakang. Kadang berbunyi kalau tertiup angin," jawab pelayan dengan gugup.

DUNG… DUNG… suara itu terdengar lagi. Kali ini disertai dengan suara pintu yang berderit, jauh dari dalam rumah.

Merasa penasaran, Azura pun melangkah mendekati jendela, lalu menyingkap tirai dengan perlahan.

Ia melihat taman kecil di belakang vila, lengkap dengan jalan setapak dari batu dan patung-patung tua yang tertutup lumut.

Di salah satu sudutnya berdiri tiang lonceng berkarat. Lonceng itu berayun pelan, seolah ada yang menyentuhnya.

Namun anehnya… tidak ada angin. Bahkan pohon-pohon di sekitar taman diam dan rumput pun tak bergoyang.

“Itu… bukan karena angin,” bisik Azura.

Saat ia menoleh untuk bertanya lagi, pelayan tadi sudah tidak ada di ruangan. Pintu kamar pun terbuka sedikit, "Dia sudah pergi."

BERSAMBUNG...

Terpopuler

Comments

Purnama Pasedu

Purnama Pasedu

hantu ya

2025-05-12

1

lihat semua
Episodes
1 Ep. 1 - Anak tiri
2 Ep. 2 - Luka yang menganga
3 Ep. 3 - Pengantin boneka
4 Ep. 4 - Di bawa pergi
5 Ep. 5 - Tempat tinggal/penjara
6 Ep. 6 - Suamiku?
7 Part 7 - Azura
8 Part 8 - Seperti anak kecil
9 Part 9 - Tatapan itu...
10 Part 10 - Ingin mengenalnya
11 Part 11 - PDKT
12 Part 12 - Hampir saja!!
13 Ep. 13 - Ruang lukis
14 Ep. 14 - Kilas Balik
15 Ep. 15 - Terluka parah
16 Ep. 16 - Tamu tak di undang
17 Ep. 17 - Keterlaluan
18 Ep. 18 - Kau harus kuat
19 Ep. 19 - Semangat Azura!!!
20 Ep. 20 - Satu kamar
21 Ep. 21 - First night
22 Ep. 22 - Gugup
23 Ep. 23 - Pelukanmu terlalu kuat
24 Ep. 24 - Kirain... Ups!
25 Ep. 25 - Di mandiin
26 Ep. 26 - Pakai baju
27 Ep. 27 - Sepenggal masa lalu
28 Ep. 28 - Aku akan melindungimu
29 Ep. 29 - Bisakah sembuh?
30 Ep. 30 - Dalam Dekapan Malam
31 Ep. 31 - 3 detik dan seterusnya
32 Ep. 32 - Sisa Malam
33 Ep. 33 - Apa Ini Namanya Cinta?
34 Ep. 34 - Tiba-tiba lagi
35 Ep. 35 - Kambuh
36 Ep. 36 - Langkah Demi Langkah
37 Ep. 37 - Menjemput harapan
38 Ep. 38 - Suamiku tak seperti mereka
39 Ep. 39 - Tamu Tak di Undang
40 Ep. 40 - 2 sosok
41 Ep. 41 - Isyarat dari Tubuh yang Lelah
42 Ep. 42 - Seorang cucu
43 Ep. 43 - Sambutan untuk Malaikat Kecil
44 Ep. 44 - Pewaris
45 Ep. 45 - Menunggu Keajaiban
46 Ep.46 - Harapan
47 Ep. 47 - Mungkinkah??
48 Ep. 48 - Kabar Duka
49 Ep.49 - Yatim piatu
50 Ep.50 - Surat wasiat
51 Ep.51 - Pembunuh Bayaran
52 Ep.52 - Rencana demi rencana
53 Ep.53 - Hasrat
54 Ep. 54 - Bahaya Mendekat
55 Ep.55 - BAHAYA!!!
56 Ep.56 - FITNAH
57 Ep.57 - KEJI
58 Ep.58 - Suamiku Tak Seperti Mereka
59 Ep. 59 - DI USIR
60 Ep.60 - Akhirnya Pergi
61 Ep.61 - Harus Tabah
62 Ep.62 -
63 Ep.63 - Tanpa jejak
64 Ep.64 - Lima Tahun Berlalu
65 Ep.65 - Bloom & Bara Flower Shop
66 Ep.66 - Toko Bunga
67 Ep.67 - Bagaimana ini...??
68 Ep.68 - Flashback Bag.1
69 Ep.69 - Flashback Bag.2
70 Ep.70 - Flashback Bag.3
71 Ep.71 - Flashback Bag.4
72 Ep.72 - Flashback Bag.5
73 Ep.73 - Flashback Bag.6
74 Ep.74 - Flashback Bag.7
75 Ep.75 - Masa kini
76 Ep.76 - Delivery
77 Ep.77 - Akhirnya bertemu
78 Ep.78 - Orang Asing
79 Ep.79 - Tidak mengenaliku
80 Ep 80 - Kesempatan Tak Jadi
81 Ep.81 - Jangan Ambil Anakku
82 Ep.82 - Ruang Tunggu Rumah Sakit
83 Ep.83 - Demi anakmu
84 Ep.84 - Aku mohon...
85 Ep.85 - Kode Merah
86 Ep.86 - Ruang VIP
87 Ep.87 - "Istri Pak Rangga"
88 Ep.88 - 99,9 %
89 Ep.89 - Maya & Orang Tua
90 Ep.90 - Kepastian
91 Ep.91 - Undangan Pernikahan
92 Ep.92 - Singgle Mom
93 Ep.93 - Bahagia di atas Luka
94 Ep.94 - Haruskah???
95 Ep.95 - Ingin tapi enggan
96 Ep.96 - Beruntun
97 Ep.97 - Azura di Ujung Bahaya
98 Ep.98 - Antara Hidup dan Mati
99 Ep.99 - Antara Dua Dunia
100 Ep.100 - Tidak Ingin Goyah
101 Ep.101 - Menjaga Jarak
102 Ep.102 - Dilema
103 Ep.103 - Keputusan Azura
104 Ep.104 - Pertengkaran
105 Ep.105 - Kesalahan Semalam
106 Ep.106 - Membawamu Kembali
107 Ep. 107 - Aku Adalah Ayahmu
108 Ep.108 - Azura, Rangga, Bara & Maya
109 Ep.109 - Rahasia Kelam
110 EP.110 - Tinggalah
111 Ep.111 - Warna hidupku
112 Ep.112 - Tiga Hati
113 Ep.113 - Suatu malam
114 Ep.114 - Aku punya Ayah
115 Ep.115 - Mulai Terkuak
116 Ep.116 - Tes
117 Ep.117 - Sepahit Batrawali
118 Ep. 118 - Dinding Dingin
119 Ep. 119 - Keputusan Berbahaya
120 Ep. 120 - THE END
121 Karya Baru
Episodes

Updated 121 Episodes

1
Ep. 1 - Anak tiri
2
Ep. 2 - Luka yang menganga
3
Ep. 3 - Pengantin boneka
4
Ep. 4 - Di bawa pergi
5
Ep. 5 - Tempat tinggal/penjara
6
Ep. 6 - Suamiku?
7
Part 7 - Azura
8
Part 8 - Seperti anak kecil
9
Part 9 - Tatapan itu...
10
Part 10 - Ingin mengenalnya
11
Part 11 - PDKT
12
Part 12 - Hampir saja!!
13
Ep. 13 - Ruang lukis
14
Ep. 14 - Kilas Balik
15
Ep. 15 - Terluka parah
16
Ep. 16 - Tamu tak di undang
17
Ep. 17 - Keterlaluan
18
Ep. 18 - Kau harus kuat
19
Ep. 19 - Semangat Azura!!!
20
Ep. 20 - Satu kamar
21
Ep. 21 - First night
22
Ep. 22 - Gugup
23
Ep. 23 - Pelukanmu terlalu kuat
24
Ep. 24 - Kirain... Ups!
25
Ep. 25 - Di mandiin
26
Ep. 26 - Pakai baju
27
Ep. 27 - Sepenggal masa lalu
28
Ep. 28 - Aku akan melindungimu
29
Ep. 29 - Bisakah sembuh?
30
Ep. 30 - Dalam Dekapan Malam
31
Ep. 31 - 3 detik dan seterusnya
32
Ep. 32 - Sisa Malam
33
Ep. 33 - Apa Ini Namanya Cinta?
34
Ep. 34 - Tiba-tiba lagi
35
Ep. 35 - Kambuh
36
Ep. 36 - Langkah Demi Langkah
37
Ep. 37 - Menjemput harapan
38
Ep. 38 - Suamiku tak seperti mereka
39
Ep. 39 - Tamu Tak di Undang
40
Ep. 40 - 2 sosok
41
Ep. 41 - Isyarat dari Tubuh yang Lelah
42
Ep. 42 - Seorang cucu
43
Ep. 43 - Sambutan untuk Malaikat Kecil
44
Ep. 44 - Pewaris
45
Ep. 45 - Menunggu Keajaiban
46
Ep.46 - Harapan
47
Ep. 47 - Mungkinkah??
48
Ep. 48 - Kabar Duka
49
Ep.49 - Yatim piatu
50
Ep.50 - Surat wasiat
51
Ep.51 - Pembunuh Bayaran
52
Ep.52 - Rencana demi rencana
53
Ep.53 - Hasrat
54
Ep. 54 - Bahaya Mendekat
55
Ep.55 - BAHAYA!!!
56
Ep.56 - FITNAH
57
Ep.57 - KEJI
58
Ep.58 - Suamiku Tak Seperti Mereka
59
Ep. 59 - DI USIR
60
Ep.60 - Akhirnya Pergi
61
Ep.61 - Harus Tabah
62
Ep.62 -
63
Ep.63 - Tanpa jejak
64
Ep.64 - Lima Tahun Berlalu
65
Ep.65 - Bloom & Bara Flower Shop
66
Ep.66 - Toko Bunga
67
Ep.67 - Bagaimana ini...??
68
Ep.68 - Flashback Bag.1
69
Ep.69 - Flashback Bag.2
70
Ep.70 - Flashback Bag.3
71
Ep.71 - Flashback Bag.4
72
Ep.72 - Flashback Bag.5
73
Ep.73 - Flashback Bag.6
74
Ep.74 - Flashback Bag.7
75
Ep.75 - Masa kini
76
Ep.76 - Delivery
77
Ep.77 - Akhirnya bertemu
78
Ep.78 - Orang Asing
79
Ep.79 - Tidak mengenaliku
80
Ep 80 - Kesempatan Tak Jadi
81
Ep.81 - Jangan Ambil Anakku
82
Ep.82 - Ruang Tunggu Rumah Sakit
83
Ep.83 - Demi anakmu
84
Ep.84 - Aku mohon...
85
Ep.85 - Kode Merah
86
Ep.86 - Ruang VIP
87
Ep.87 - "Istri Pak Rangga"
88
Ep.88 - 99,9 %
89
Ep.89 - Maya & Orang Tua
90
Ep.90 - Kepastian
91
Ep.91 - Undangan Pernikahan
92
Ep.92 - Singgle Mom
93
Ep.93 - Bahagia di atas Luka
94
Ep.94 - Haruskah???
95
Ep.95 - Ingin tapi enggan
96
Ep.96 - Beruntun
97
Ep.97 - Azura di Ujung Bahaya
98
Ep.98 - Antara Hidup dan Mati
99
Ep.99 - Antara Dua Dunia
100
Ep.100 - Tidak Ingin Goyah
101
Ep.101 - Menjaga Jarak
102
Ep.102 - Dilema
103
Ep.103 - Keputusan Azura
104
Ep.104 - Pertengkaran
105
Ep.105 - Kesalahan Semalam
106
Ep.106 - Membawamu Kembali
107
Ep. 107 - Aku Adalah Ayahmu
108
Ep.108 - Azura, Rangga, Bara & Maya
109
Ep.109 - Rahasia Kelam
110
EP.110 - Tinggalah
111
Ep.111 - Warna hidupku
112
Ep.112 - Tiga Hati
113
Ep.113 - Suatu malam
114
Ep.114 - Aku punya Ayah
115
Ep.115 - Mulai Terkuak
116
Ep.116 - Tes
117
Ep.117 - Sepahit Batrawali
118
Ep. 118 - Dinding Dingin
119
Ep. 119 - Keputusan Berbahaya
120
Ep. 120 - THE END
121
Karya Baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!