Ep. 4 - Di bawa pergi

"Urus para wartawan itu dan jangan biarkan mereka membuat kegaduhan."

Suara tegas Adrian Atmaja menggema di tengah kemegahan pesta pernikahan yang belum selesai bahkan belum di mulai.

Tanpa basa-basi, ia berdiri dari kursi dan memberi isyarat ke dua orang kepercayaannya.

Beberapa detik kemudian, Azura sudah dituntun keluar dari ruangan. Riasan pengantin yang masih sempurna pun tampak kontras dengan ekspresi wajahnya yang bingung dan kosong.

Ia bahkan belum sempat berpamitan pada ayah atau lebih tepatnya ayah kandungannya yang tak pernah membela.

"T-Tunggu... kita mau ke mana...?," bisik Azura pelan dengan langkah yang terseret.

Namun, Pak Adrian tidak menoleh. Ia hanya berjalan cepat menuju mobil hitam mewah yang terparkir di halaman depan.

Melihat kejadian itu, pihak keluarga perempuan dan tamu pun mulai riuh.

"Eh? Kok pengantinnya dibawa pergi sekarang?"

"Biasanya resepsi dulu, kan?"

"Ada yang aneh... Tadi suaminya juga nggak jelas mukanya!"

"Iya, aneh banget. Tapi siapa sih yang berani komentar? Itu keluarga Atmaja."

"Aku dengar pengantinnya nggak waras katanya... Duh, masa sih?"

"Tapi yang ceweknya cantik banget. Kasihan kalau cuma jadi korban."

Di sisi lain, Rita dan Nadine tampak kebingungan. Lalu, mereka bergegas keluar, dengan riasan wajah mereka yang juga masih sempurna, sambil merapikan selendang masing-masing dengan tergesa.

"Pak Adrian! Tunggu dulu! Kita kan belum...—"

BLUG!!

Belum selesai bicara, pintu mobil langsung tertutup tepat di depan wajah mereka hingga membuat Rita dan Nadine terkejut.

"Uangnya sudah aku berikan, jadi aku berhak membawa menantuku," seru Pak Adrian, di balik kaca mobil yang setengah terbuka.

Tanpa penjelasan lebih, mobil hitam itu pun melaju, meninggalkan keramaian dan pertanyaan.

Sementara Wirawan, laki-laki paruh baya itu hanya menatap kepergian putrinya dengan tatapan yang sulit di artikan namun nampak sedikit ada kelegaan di matanya.

Entah apa yang di pikirkan ayahnya Azura itu. Adakah yang bisa menebaknya??

Beralih ke dalam mobil. Azura kini duduk dengan kaku, dan tangannya pun gemetar di pangkuannya. "Apa yang sebenarnya terjadi?," batin Azura

Sementara, mobil meluncur mulus menuju tempat yang tak Azura ketahui. Tapi bukan itu yang membuat dadanya sesak.

Yang membuatnya membeku adalah pria di sebelahnya.

Seorang pria dengan wajah yang tenang dan nyaris seperti orang tertidur dengan badan yang tersandar ke pintu jendela.

Pakaian pria itu rapi namun longgar, pakaian yang persis dengan yang di pakai oleh laki-laki yang sudah menikahinya tadi.

Namun, kini Azura bisa melihat wajah pria itu dan bisa melihat ada bekas memar samar di bawah dagunya. "Diakah???."

Azura sedikit mencuri pandang dan melihat pria di sampingnya itu bernafas dengan teratur meski matanya tak pernah terbuka.

Lalu, Azura menoleh ke depan pada sopir dan penjaga dan bertanya, "M-maaf... dia... dia kenapa...?."

"Tuan Rangga memang sering lelah. Biarkan saja. Nanti juga bangun," jawab sang sopir singkat.

GLEK!!!!!!!!

Azura menelan ludahnya secara kasar. Tubuhnya semakin gemetar karena cemas dan gelisah. Cemas akan hidupnya kedepannya, gelisah apa hidupnya akan menjadi lebih baik atau sebaliknya. Ini kah pria yang kini sah menjadi suaminya?

_

_

_

Mobil terus melaju. Melewati perbatasan kota, menuju sebuah vila besar di dataran tinggi yang tersembunyi dari pandangan umum. Pintu dunia Azura yang dulu... benar-benar telah tertutup.

Dan di ujung sana, sebuah kehidupan baru menunggunya. Penuh rahasia... dan mungkin, bahaya.

**

Selama perjalanan, Azura hanya berdiam diri sambil merenungi nasib hidupnya.

Mobil pun terus melaju dengan pelan, menyusuri jalanan panjang yang mulai sepi. Di sambut udara sejuk dari dataran tinggi yang menyelinap masuk lewat celah jendela.

Sementara itu, di luar sana, hamparan sawah menghijau, langit yang tadinya mendung kini mulai terang, dan pepohonan berbaris rapi di sisi jalan.

Pemandangan itu begitu indah, tapi tidak untuk Azura.

Ia hanya duduk kaku dengan wajah yang terus menghadap ke jendela, dengan tangan yang mengepal di atas pahanya yang berbalut gaun pengantin.

Matanya menatap keluar, namun tak benar-benar melihat. Semua keindahan itu seperti ironi atas kehancuran batinnya.

"Setidaknya… tidak ada suara cercaan di sini…," gumamnya dalam hati.

Untuk sesaat, ia merasa... bebas. Tak ada Rita, tak ada Nadine, tak ada ejekan dan bentakan. Udara segar itu membawa napas yang lebih lega bagi Azura, meski hanya sebentar.

Namun saat Azura hendak mengubah posisi duduknya, ia menoleh ke kanan.

Dan, jantungnya nyaris berhenti.

Rangga.

Pria yang duduk diam sejak tadi, kini tengah menatapnya dengan tajam dengan posisi duduk yang menghadap ke arahnya.

Tatapan itu kosong, dingin, dan membekukan. Seolah-olah sorot mata itu bisa menelanjangi pikirannya dan menyelami ketakutannya. Seolah Rangga… bukan manusia biasa.

Spontan Azura menunduk dengan tubuh yang menegang.

"A-aku... m-maaf..." bisiknya, meski ia sendiri tidak tahu kenapa meminta maaf.

Lalu, tangan mungilnya mencengkeram ujung gaun pengantin, untuk mencoba menenangkan detak jantungnya yang berdegup liar. Tapi, rasa takut itu tetap menggulung.

Perlahan, ia memberanikan diri menengadah kembali.

Dan Rangga, masih menatapnya.

Tak berkedip. Tak bergerak.

Hanya tatapan menakutkan yang terpaku padanya.

"Apakah... dia marah? Atau... dia tahu aku takut padanya?," pikir Azura.

Tapi pria itu tetap diam, tak ada sepatah kata pun yang keluar dari mulutnya, bahkan ekspresi pun tak berubah.

"Hentikan... hentikan menatapku seperti itu," batin Azura yang hampir menangis.

_

_

_

Beberapa menit yang terasa seperti berjam-jam pun berlalu. Mobil mulai menanjak menuju sebuah gerbang besar dari batu, dihiasi taman dan lampu-lampu yang temaram.

Akhirnya, mobil yang di tumpangi Azura tiba di tempat tujuan. Sebuah Vila yang megah namun tampak sunyi.

Saat mobil berhenti, sang sopir langsung membukakan pintu belakang. Namun Rangga tidak langsung keluar dan matanya masih saja tertuju pada Azura.

Adapun Azura, ia tidak berani bergerak hingga penjaga datang dan membuka pintu sisi sebelahnya.

"Silakan turun, Nona Azura."

Dengan langkah gemetar, Azura pun keluar dari mobil dan di sambut angin sejuk yang menyentuh wajahnya, sehingga membuat riasannya sedikit berembun.

Meski begitu, ia masih belum sepenuhnya sadar dari ketakutan tatapan Rangga ketika suara pintu mobil sisi lain terbuka.

Azura pun menoleh dan melihat Rangga yang melangkah turun. Tanpa ekspresi. Tak berkata. Namun matanya tetap tak lepas dari Azura.

"Tatapan itu... Dia masih saja menatapku begitu." batin Azura.

"Selamat datang di rumah barumu, Azura. Mulai hari ini, inilah duniamu," sambut Pak Adrian yang sudah lebih dulu sampai dan berdiri di depan tangga.

Azura mencoba tersenyum, namun gagal. Lalu pandangannya kembali jatuh ke arah suaminya, pria yang kini berjalan pelan di belakangnya.

“Apa aku akan hidup bersamanya? Sendirian di tempat seperti ini?.”

BERSAMBUNG...

Terpopuler

Comments

Purnama Pasedu

Purnama Pasedu

menegangkan

2025-05-11

1

lihat semua
Episodes
1 Ep. 1 - Anak tiri
2 Ep. 2 - Luka yang menganga
3 Ep. 3 - Pengantin boneka
4 Ep. 4 - Di bawa pergi
5 Ep. 5 - Tempat tinggal/penjara
6 Ep. 6 - Suamiku?
7 Part 7 - Azura
8 Part 8 - Seperti anak kecil
9 Part 9 - Tatapan itu...
10 Part 10 - Ingin mengenalnya
11 Part 11 - PDKT
12 Part 12 - Hampir saja!!
13 Ep. 13 - Ruang lukis
14 Ep. 14 - Kilas Balik
15 Ep. 15 - Terluka parah
16 Ep. 16 - Tamu tak di undang
17 Ep. 17 - Keterlaluan
18 Ep. 18 - Kau harus kuat
19 Ep. 19 - Semangat Azura!!!
20 Ep. 20 - Satu kamar
21 Ep. 21 - First night
22 Ep. 22 - Gugup
23 Ep. 23 - Pelukanmu terlalu kuat
24 Ep. 24 - Kirain... Ups!
25 Ep. 25 - Di mandiin
26 Ep. 26 - Pakai baju
27 Ep. 27 - Sepenggal masa lalu
28 Ep. 28 - Aku akan melindungimu
29 Ep. 29 - Bisakah sembuh?
30 Ep. 30 - Dalam Dekapan Malam
31 Ep. 31 - 3 detik dan seterusnya
32 Ep. 32 - Sisa Malam
33 Ep. 33 - Apa Ini Namanya Cinta?
34 Ep. 34 - Tiba-tiba lagi
35 Ep. 35 - Kambuh
36 Ep. 36 - Langkah Demi Langkah
37 Ep. 37 - Menjemput harapan
38 Ep. 38 - Suamiku tak seperti mereka
39 Ep. 39 - Tamu Tak di Undang
40 Ep. 40 - 2 sosok
41 Ep. 41 - Isyarat dari Tubuh yang Lelah
42 Ep. 42 - Seorang cucu
43 Ep. 43 - Sambutan untuk Malaikat Kecil
44 Ep. 44 - Pewaris
45 Ep. 45 - Menunggu Keajaiban
46 Ep.46 - Harapan
47 Ep. 47 - Mungkinkah??
48 Ep. 48 - Kabar Duka
49 Ep.49 - Yatim piatu
50 Ep.50 - Surat wasiat
51 Ep.51 - Pembunuh Bayaran
52 Ep.52 - Rencana demi rencana
53 Ep.53 - Hasrat
54 Ep. 54 - Bahaya Mendekat
55 Ep.55 - BAHAYA!!!
56 Ep.56 - FITNAH
57 Ep.57 - KEJI
58 Ep.58 - Suamiku Tak Seperti Mereka
59 Ep. 59 - DI USIR
60 Ep.60 - Akhirnya Pergi
61 Ep.61 - Harus Tabah
62 Ep.62 -
63 Ep.63 - Tanpa jejak
64 Ep.64 - Lima Tahun Berlalu
65 Ep.65 - Bloom & Bara Flower Shop
66 Ep.66 - Toko Bunga
67 Ep.67 - Bagaimana ini...??
68 Ep.68 - Flashback Bag.1
69 Ep.69 - Flashback Bag.2
70 Ep.70 - Flashback Bag.3
71 Ep.71 - Flashback Bag.4
72 Ep.72 - Flashback Bag.5
73 Ep.73 - Flashback Bag.6
74 Ep.74 - Flashback Bag.7
75 Ep.75 - Masa kini
76 Ep.76 - Delivery
77 Ep.77 - Akhirnya bertemu
78 Ep.78 - Orang Asing
79 Ep.79 - Tidak mengenaliku
80 Ep 80 - Kesempatan Tak Jadi
81 Ep.81 - Jangan Ambil Anakku
82 Ep.82 - Ruang Tunggu Rumah Sakit
83 Ep.83 - Demi anakmu
84 Ep.84 - Aku mohon...
85 Ep.85 - Kode Merah
86 Ep.86 - Ruang VIP
87 Ep.87 - "Istri Pak Rangga"
88 Ep.88 - 99,9 %
89 Ep.89 - Maya & Orang Tua
90 Ep.90 - Kepastian
91 Ep.91 - Undangan Pernikahan
92 Ep.92 - Singgle Mom
93 Ep.93 - Bahagia di atas Luka
94 Ep.94 - Haruskah???
95 Ep.95 - Ingin tapi enggan
96 Ep.96 - Beruntun
97 Ep.97 - Azura di Ujung Bahaya
98 Ep.98 - Antara Hidup dan Mati
99 Ep.99 - Antara Dua Dunia
100 Ep.100 - Tidak Ingin Goyah
101 Ep.101 - Menjaga Jarak
102 Ep.102 - Dilema
103 Ep.103 - Keputusan Azura
Episodes

Updated 103 Episodes

1
Ep. 1 - Anak tiri
2
Ep. 2 - Luka yang menganga
3
Ep. 3 - Pengantin boneka
4
Ep. 4 - Di bawa pergi
5
Ep. 5 - Tempat tinggal/penjara
6
Ep. 6 - Suamiku?
7
Part 7 - Azura
8
Part 8 - Seperti anak kecil
9
Part 9 - Tatapan itu...
10
Part 10 - Ingin mengenalnya
11
Part 11 - PDKT
12
Part 12 - Hampir saja!!
13
Ep. 13 - Ruang lukis
14
Ep. 14 - Kilas Balik
15
Ep. 15 - Terluka parah
16
Ep. 16 - Tamu tak di undang
17
Ep. 17 - Keterlaluan
18
Ep. 18 - Kau harus kuat
19
Ep. 19 - Semangat Azura!!!
20
Ep. 20 - Satu kamar
21
Ep. 21 - First night
22
Ep. 22 - Gugup
23
Ep. 23 - Pelukanmu terlalu kuat
24
Ep. 24 - Kirain... Ups!
25
Ep. 25 - Di mandiin
26
Ep. 26 - Pakai baju
27
Ep. 27 - Sepenggal masa lalu
28
Ep. 28 - Aku akan melindungimu
29
Ep. 29 - Bisakah sembuh?
30
Ep. 30 - Dalam Dekapan Malam
31
Ep. 31 - 3 detik dan seterusnya
32
Ep. 32 - Sisa Malam
33
Ep. 33 - Apa Ini Namanya Cinta?
34
Ep. 34 - Tiba-tiba lagi
35
Ep. 35 - Kambuh
36
Ep. 36 - Langkah Demi Langkah
37
Ep. 37 - Menjemput harapan
38
Ep. 38 - Suamiku tak seperti mereka
39
Ep. 39 - Tamu Tak di Undang
40
Ep. 40 - 2 sosok
41
Ep. 41 - Isyarat dari Tubuh yang Lelah
42
Ep. 42 - Seorang cucu
43
Ep. 43 - Sambutan untuk Malaikat Kecil
44
Ep. 44 - Pewaris
45
Ep. 45 - Menunggu Keajaiban
46
Ep.46 - Harapan
47
Ep. 47 - Mungkinkah??
48
Ep. 48 - Kabar Duka
49
Ep.49 - Yatim piatu
50
Ep.50 - Surat wasiat
51
Ep.51 - Pembunuh Bayaran
52
Ep.52 - Rencana demi rencana
53
Ep.53 - Hasrat
54
Ep. 54 - Bahaya Mendekat
55
Ep.55 - BAHAYA!!!
56
Ep.56 - FITNAH
57
Ep.57 - KEJI
58
Ep.58 - Suamiku Tak Seperti Mereka
59
Ep. 59 - DI USIR
60
Ep.60 - Akhirnya Pergi
61
Ep.61 - Harus Tabah
62
Ep.62 -
63
Ep.63 - Tanpa jejak
64
Ep.64 - Lima Tahun Berlalu
65
Ep.65 - Bloom & Bara Flower Shop
66
Ep.66 - Toko Bunga
67
Ep.67 - Bagaimana ini...??
68
Ep.68 - Flashback Bag.1
69
Ep.69 - Flashback Bag.2
70
Ep.70 - Flashback Bag.3
71
Ep.71 - Flashback Bag.4
72
Ep.72 - Flashback Bag.5
73
Ep.73 - Flashback Bag.6
74
Ep.74 - Flashback Bag.7
75
Ep.75 - Masa kini
76
Ep.76 - Delivery
77
Ep.77 - Akhirnya bertemu
78
Ep.78 - Orang Asing
79
Ep.79 - Tidak mengenaliku
80
Ep 80 - Kesempatan Tak Jadi
81
Ep.81 - Jangan Ambil Anakku
82
Ep.82 - Ruang Tunggu Rumah Sakit
83
Ep.83 - Demi anakmu
84
Ep.84 - Aku mohon...
85
Ep.85 - Kode Merah
86
Ep.86 - Ruang VIP
87
Ep.87 - "Istri Pak Rangga"
88
Ep.88 - 99,9 %
89
Ep.89 - Maya & Orang Tua
90
Ep.90 - Kepastian
91
Ep.91 - Undangan Pernikahan
92
Ep.92 - Singgle Mom
93
Ep.93 - Bahagia di atas Luka
94
Ep.94 - Haruskah???
95
Ep.95 - Ingin tapi enggan
96
Ep.96 - Beruntun
97
Ep.97 - Azura di Ujung Bahaya
98
Ep.98 - Antara Hidup dan Mati
99
Ep.99 - Antara Dua Dunia
100
Ep.100 - Tidak Ingin Goyah
101
Ep.101 - Menjaga Jarak
102
Ep.102 - Dilema
103
Ep.103 - Keputusan Azura

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!