pagi datang pelan lewat celah tirai motel. Cahaya matahari samar jatuh ke atas sprei kusut dan tubuh dua orang yang tidur berdekatan, tanpa busana.
Nafas mereka pelan, tapi jarak diantara mereka nyaris tak ada
Clarissa membuka mata duluan. Dia tidak langsung bangun. Matanya memandangi langit-langit, lalu perlahan melirik ke samping— Arga masih tidur, satu tangannya memeluk pinggang Clarissa seolah tak mau lepas
Clarissa Bellamy
Lo masih disini (suara serak, pelan)
Arga Zephyrion
(mata masih setengah terpejam, tapi menjawab)
Arga Zephyrion
Dan gue gak akan kemana-mana
Clarissa menoleh penuh. Ada keraguan di matanya, tapi juga kelegaan yang gak mau diakui
Clarissa Bellamy
Lo ngomong kayak gitu udah berapa kali, Ga?
Arga Zephyrion
Gue gak mau kehilangan lo. Beneran (menatap langsung, pelan)
Clarissa Bellamy
lo nggak kehilangan gue, lo cuman gak punya gue sepenuhnya
Arga Zephyrion
[mengelus rambutnya pelan]
Arga Zephyrion
Malam tadi... lo kasih sesuatu yang bahkan gue nggak yakin gue pantes dapatin itu lagi. Makasih udah percaya sama gue
Clarissa Bellamy
jangan bikin itu sia-sia
Arga Zephyrion
Nggak. Gue janji, Ris. Gak akan cabut kayak sebelumnya
Arga Zephyrion
Gak akan biarin lo nunggu tanpa kepastian
Clarissa Bellamy
[menghelan napas, memejamkan mata]
Clarissa Bellamy
Lo ngomong seakan-akan lo udah yakin sama diri sendiri
Arga Zephyrion
Gue belum yakin sama banyak hal
Arga Zephyrion
Tapi... Satu yang pasti gue lebih waras waktu ada lo
Hening
Clarissa nggak menjawab, tapi dia nggak bergerak menjauh. Malah makin dekat, masuk ke pelukan Arga. Napas mereka menyatu
Matahari semakin tingg,i tapi kamar itu tetap gelap, penuh rahasia.
Di ranjang usang itu, dua orang berusaha percaya lagi, meski tahu luka mereka belum benar-benar sembuh
Comments