Satu Tahun

Aisa menatap dua perempuan, satu pria yang tengah duduk santai di sofa ruang keluarga, mereka bertiga menatap Aisa dengan senyum miring.

"Nak, maafkan ayah yang tidak kuasa menolak keinginan ibu kamu.." lirih Jefri pria setengah baya suami Della

"Saya tidak punya ayah.." sahut Aisa dengan dingin

"Aisa..!!" pekik Della dengan kesal mendengar apa yang di katakan putri tertua nya, tapi kini putri nya hanya Sofia.

"Kenapa..?? Saya mengatakan apa ada nya, ayah sudah meninggal beberapa hari yang lalu.." sahut Aisa dengan berani

Della beranjak dari duduk nya, dia mendekati putri nya dengan kesal, dia tidak menyangka kalau Aisa sangat berani dan lancang, mengatakan suami nya bukan lah ayah nya.

Plakkk..

Plakk..

Della menampar kedua pipi Aisa dengan kesal, dia tidak suka Aisa terlihat sangat berani dengan Jefri, Della ingin Aisa menghormati Jefri sebagai suami nya.

Hemmmzz

Aisa tersenyum miring merasakan apa yang di lakukan ibu nya pada diri nya, Aisa mengusap darah yang keluar dari sudut bibir nya dengan kasar.

"Apa salah saya.." pekik Aisa dengan murka.

"Kamu..!!" pekik Della.

"Kenapa dengan saya..?? Kenapa..???" Aisa semakin berani dengan Della

"Kamu masih tanya salah kamu..!! Apa kamu bodoh, apa ini hasil didikan pria miskin itu..??" kesal Della membawa-bawa mendiang mantan suami nya.

Della menyalahkan mendiang mantan suami nya atas apa yang Aisa lakukan dan katakan, Della menyalahkan atas sikap Aisa pada nya, padahal sikap Aisa pada Della karena sikap Della sendiri.

Aisa menatap tajam ibu kandung nya, Aisa meradang mendengar ibu nya menyalahkan ayah nya yang sudah meninggal dunia, demi membela suami nya, yang sudah jelas-jelas buka ayah Aisa.

"Apa anda buta..???" kesal Aisa

"Dia bukan ayah saya..!! Ayah saya sudah meninggal.." pekik Aisa

"Kamu di kasih hati malah minta jantung.." kesal Della dengan mengangkat tangan nya ke arah Aisa

Belum sampai Della kembali menampar Aisa, dia dengan yang lain, yang ada di ruang keluarga mendengar suara berat pria dari arah pintu utama mansion

"Hentikan.." pekik tuan muda Alandra.

Della menarik kembali tangan nya saat mendengar suara pria yang sangat dia kenal, Della menoleh ke arah sumber suara di mana dia melihat tuan Alandra datang bersama dengan Asisten pribadi nya dan sekertaris nya.

"Tuan muda, anda sudah datang.." ucap Della basa-basi.

"Langsung saja pada inti nya.." sahut tuan muda Alandra

"Mana nona muda tertua dari keluarga kalian..??" tanya tuan muda Alandra

Syett..

"Ini.." ucap Della dengan memutar tubuh Aisa tanpa ragu

Aisa menunduk menatap pria yang ada di depan nya dengan tatapan yang sangat sulit di jelaskan, sedangkan tuan muda Alandra menatap sinis perempuan yang ada di depan nya.

"Tinggalkan aku berdua dengan dia.." ucap tuan muda Alandra dengan dingin

Semua yang ada di ruang keluarga meninggalkan Aisa dengan Elang, mereka tidak ingin membuat kesalahan apalagi keluarga Della yang bukan siapa-siapa untuk Alandra.

Elang menatap Aisa dengan dingin, dia beranjak dari duduk nya, dia mendekat ke arah Aisa yang terkejut dengan apa yang dia lihat saat ini, Aisa tidak menyangka kalau Elang hanya pura-pura cacat.

"Kenapa..?? Terkejut melihat ku..??" tanya keluarga Alandra

"Hemmzz..!! Apa tujuan kamu sebenar nya..??" tanya Aisa dengan dingin

Elang sangat terkejut dengan rekasi yang di tunjukan Aisa pada nya, Aisa sama sekali tidak menunjukkan kesenangan nya saat melihat dia berdiri di depan mata nya.

"Aku tidak punya tujuan.." sahut Elang dengan sinis

"Lalu kenapa kamu mencari istri dari keluarga ini..?? Apa kamu tau, karena kamu, aku kembali berurusan dengan keluarga ini.." kesal Aisa dengan menatap benci Alandra

"Apa maksud kamu..??" tanya Elang tidak paham dengan perkataan Aisa pada nya

Elang merasa kalau Aisa sama sekali tidak senang menikah dengan nya, padahal dia orang yang sangat kaya di dunia, bukan hanya itu Elang juga tidak cacat, tapi kenapa Aisa menunjukan sesuatu yang mengejutkan.

"Aku ini anak kandung yang di buang.!! Karena kamu yang cacat, mereka tidak rela memberikan putri mereka, sedangkan putri buangan ini yang akhir nya menggantikan nya.." ucap Aisa

Elang diam, dia kini paham hubungan perempuan yang ada di depan nya tidak baik-baik saja dengan keluarga nya, dia tidak suka menikah dengan nya, dia menikah karena paksaan dari keluarga nya.

"Aku menikah karena keinginan kakek dan nenek ku.." sahut Elang

"Aku juga sudah memilih perempuan untuk menjadi istri ku, ku harap kamu tidak salah paham dengan pernikahan ini, pernikahan ini hanya sementara.." lanjut Elang

"Hanya 1 tahun saja.." lanjut Elang

"Okay.." sahut Aisa

Kedua nya sepakat untuk menikah hanya setahun, setelah satu tahun mereka akan berpisah, Elang bisa menikahi perempuan yang sudah menyelamatkan nya dan Aisa bisa hidup dengan adik nya.

Elang dan Aisa berjabat tangan setuju dengan pernikahan yang akan mereka jalani, setelah mereka berdua setuju, Elang kembali mendudukkan diri nya di kursi roda.

"Ikut lah bersama dengan ku.." ucap Elang

Emmm..

Aisa menganggukkan kepala nya dengan pelan, dia mendekati kursi roda yang Elang duduki, dia mendorong kuris roda Elang ke arah ruang tamu, di mana semua orang sudah menunggu mereka berdua.

"Aku akan langsung ikut calon suami ku pulang ke mansion nya.." ucap Aisa dengan mendekati sofa yang di duduki ibu, adik tiri dan ayah tiri nya.

Della dengan yang lain menoleh ke arah Aisa dan Elang yang ada di kursi roda, Della senang akhir nya Della dengan Elang setuju menikah, Della tidak lagi takut Elang akan mengincar menikah dengan Sonia, anak kesayangan nya.

"Ah, iyah-iyah kamu bisa pergi dengan tuan muda.." sahut Della dengan senang

Aisa tidak menghiraukan apa yang di katakan Della, dia langsung mendorong kursi roda milik Elang ke arah pintu mansion dengan dada yang semakin sakit, melihat ekspresi Sonia dan Della yang tampak bahagia.

Aisa meninggalkan mansion di mana di dulu perna di usir oleh Ibu nya sendiri bersama dengan Ayah dan adik nya, ini untuk kali pertama dia datang ke mansion ibu nya untuk di jodohkan.

Jika Aisa kini sudah bersiap meninggalkan kediaman ibu nya, di dalam mansion ibu nya tampak memeluk Sonia dengan erat, Sonia membalas pelukan ibu tiri nya.

"Bu, apa tidak apa kalau kakak menikah dengan Elang..??" tanya Sonia

"Kamu jangan pikirkan lagi, yang penting kamu tidak menikah dengan pria cacat.." sahut Della

"Hemmz, siapa yang peduli dengan gembel itu, hanya aku satu-satu nya putri di keluarga ini.." batin Sonia

Jefri hanya diam dengan menatap anak dan istri nya yang tampak bahagia, dia yang tidak punya kuasa tidak bisa berkomentar, apalagi kekuasaan nya jauh lebih tinggi istri nya.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!