"Bagaimana keadaan kamu..??" tanya Aisa dengan memegang tangan adik nya dengan lembut, tatapan nya sangat sendu, dia tidak tega melihat adik nya seperti sekarang ini.
Aira menatap kakak nya dengan tatapan pilu, dia ingin bertanya dari mana kakak nya mendapatkan uang untuk biaya operasi dan memakamkan Ayah nya.
Aira sudah tau kalau Ayah nya sudah meninggalkan nya, dia juga tau kalau kakak nya sudah memakamkan Ayah nya dengan layak di salah satu pemakanan yang ada di dekat desa mereka.
"Kak.." panggil Aira dengan nada suara serak.
"Apa yang sakit..??" tanya Aisa dengan memeriksa adik nya dengan cemas.
"Kak, aku baik-baik saja.." lirih Aira
"Lalu kenapa kamu menangis..??" tanya Aisa dengan mengusap air mata adik nya
"Kak, dari mana kakak mendapatkan uang untuk biaya operasi dan pemakaman Ayah..??" tanya Aira dengan menarik tangan kakak nya, Aira menggenggam tangan kakak nya dengan menatap mata sang kakak dengan dalam.
Aisa membalas genggaman adik nya dengan lembut, Aisa tersenyum, dia mengusap air mata adik nya yang terus turun dengan deras nya dengan tangan yang lain.
"Jangan cemaskan itu.." lirih Aisa
"Kak, kakak berhutang..??" cecer Aira
Shuttt..
Aisa menaruh jari telunjuk nya di bibir adik nya, dia tidak ingin mendengar apapun dari sang adik, Aisa sudah cukup bersyukur dengan adik nya yang sudah sadar dan juga operasi nya berjalan lancar.
Aisa kini hanya perlu memikirkan bagaimana cara nya dia mendapatkan uang untuk terapi kedua kaki adik nya, tidak ada hal lain yang ada di dalam benak Aisa saat ini.
"Aira, kamu jangan banyak pikiran.." lirih Aisa dengan lembut
"Kak, jangan mengutang atau melakukan hal bodoh demi aku kak, biarkan aku menyusul Ayah harus nya.." lirih Aira penuh dengan penyesalan, dia tau kalau kakak nya pasti melakukan sesuatu agar dia bisa mendapatkan uang.
"Aira, Aira kamu jangan mengatakan apapun..!! Kamu harus bersama dengan kakak, kalau kamu ikut ayah, kakak dengan siapa..??" sahut Aisa dengan memeluk adik nya dengan erat
Aisa dan Aira menangis sesenggukan, mereka tidak ingin berpisah, hanya saja Aira merasa kalau dia membebani kakak nya, Aira tau banyak uang yang di butuhkan sang kakak untuk biaya kesembuhan nya.
"Kak.." lirih Aira
"Jangan mengatakan apapun yah.." lirih Aisa
"Jangan perna meninggalkan kakak, kakak akan membuat kamu bisa berjalan lagi, membuat kamu bisa menikmati masa remaja kamu.." lanjut Aisa
Aira semakin menangis mendengar apa yang di katakan kakak nya, dia tidak mendapatkan kasih sayang Ibu nya selama ini, hanya ayah dan kakak nya yang memberikan cinta untuk nya.
Saat kakak beradik tengah merasakan cinta dan sayang satu sama lain, mereka mendengar suara pintu terbuka, Aisa melepas pelukan nya dari adik nya.
Aisa berbalik dia menoleh ke arah pintu, dia melihat dua perempuan yang tengah berjalan mendekati mereka dengan senyum mengejek, membuat Aisa merasa sangat geram.
"Untuk apa kalian di sini..??" tanya Aira dengan nada suara yang sama sekali tidak bersahabat
"Nak, kenapa kamu mengatakan seperti itu..???" sahut Della dengan lembut
Aira membuang muka, dia tidak ingin berdebat dengan perempuan yang sudah melahirkan nya, tapi sayang cinta dan kasih sayang nya tidak pada nya dan sang kakak.
Della hanya mencintai perempuan yang ada di samping nya, pahala sudah sangat jelas kalau Sonia bukan lah anak kandung nya, tapi Della memanjakan nya.
"Bagaimana keadaan Aira..??" tanya Della
"Seperti yang nyonya lihat.." sahut Aisa
"Pasti membutuhkan banyak uang..??? ibu bisa membantu kamu dengan satu syarat.." lirih Della tanpa perasaan.
"Apa yang nyonya inginkan..??" tanya Aira dengan sinis, dia kembali menatap Ibu nya dan anak tiri nya.
"Muda sekali Aira, kakak kamu hanya tinggal menikah dengan keluarga Alandra, pria yang sudah di jodohkan oleh Ibu untuk kakak kamu.." ucap Della.
"Pria cacat yang tengah mencari istri untuk merawat nya.." lanjut Sonia dengan mengejek Aisa
Aira menatap Sonia dengan semakin benci, dia tidak menduga dengan apa yang dia dengar, Della menjual anak kandung nya dengan pria cacat, Aira saat ini tidak bisa berpikir tentang semua yang Della lakukan.
Aira kini yakin dan percaya kalau Della tidak pantas di panggil ibu oleh nya atau sang kakak, Della lebih tepat nya di panggil seperti saat ini Aira dan Aisa memanggil Della dengan panggilan nyonya.
"Apa nyonya masih punya hati..??" tanya Aira
"Ibu tidak tega dengan Sonia yang diinginkan pria cacat itu, meskipun dia sangat kaya, tapi pria dari keluarga Alandra cacat.." sahut Della dengan menggenggam tangan putri tiri nya
Aisa menganggukkan kepala nya dengan pelan, kini dia paham dengan semua nya, ibu nya lebih mementingkan Sonia dari pada dia. "Jadi demi anak tiri nyonya, anda mengorbankan saya..??" tanya Aisa
"Mau bagaimana lagi..?? Kamu tengah membutuhkan uang, sedangkan dia banyak uang, bukan hanya itu saja, ibu akan memberikan kamu 500 juta untuk kamu menggantikan Sonia.
Prokk..
Prokk..
Prokk..
Aisa bertemu tangan dengan dada yang sangat terasa sangat sesak, dada nya sangat sakit mendengar apa yang di katakan ibu nya, jantung nya seolah di hantam godam raksasa.
" Anda sangat hebat..!! Sangat-sangat hebat, melempar kami keluar dari mansion, setelah itu ibu menikah dengan pria lain dan merawat anak yang bukan darah daging nyonya penuh dengan cinta, memanjakan nya dengan materi, cinta, sedangkan kami, harus bekerja keras untuk mendapatkan sesuap nasi dan yah, untung nya kami masih bisa bertahan sampai saat ini, meskipun bukan dari uang nyonya, semua yang anda lakukan saat ini saya akan ingat, tidak akan perna saya lupakan.." lirih Aisa dengan mengusap air mata nya dengan kasar.
Sonia yang ada di samping ibu tiri nya, tersenyum puas melihat Aisa dan Aira menderita, dia yang akan menjadi satu-satu nya putri Della, tidak akan perna ada yang lain, termasuk dua gembel yang sudah di usir Della.
"Kak, bukan seperti apa yang kakak pikirkan, aku masih kuliah, belum ingin menikah, jadi ibu dengan terpaksa menjodohkan kakak dengan tuan Alandra.." lirih Sonia
"Kenapa kalau masih kuliah..?? Bukan kah sama saja, kamu masih bisa kuliah setelah menjadi istri.." sahut Aisa
"Tapi aku belum siap kak.." lirih Sonia dengan nada suara yang sangat di buat selembut mungkin.
"Sudah cukup..!! Mau tidak mau, kamu harus mau menikah dengan tuan Alandra, kalau tidak jangan salahkan ibu melakukan sesuatu pada Aira.." ancam Della
Deg..
Jantung Aisa dan Aira seolah berhenti berdetak setelah mendengar ancaman Della pada mereka, dada yang sudah seperti di hantam godam, kini seperti di jatuhkan dari ketinggian setelah terluka.
"Anda sangat kejam, hanya demi anak tidak jelas ini anda mengorbankan kak Aisa.." pekik Aira dengan sangat kencang
Plakkk..
Ahhh..
Della menampar Aisa dengan sangat kencang, pipi yang sebelum nya sudah merasakan tamparan, kini kembali mendapat tamparan.
"Kak.." pekik Aira saat dia melihat sang kakak yang malah mendapatkan tamparan dari Della bukan nya diri nya, Aisa menghalangi Della menampar Aira.
"Ingat besok datang ke mansion dengan pakaian layak, jangan seperti gembel.." ucap Della setelah menampar Aisa, bukan nya menyesal Della malah menghina anak kandung nya.
Della meninggalkan dua anak kandung nya bersama dengan anak tiri nya, mereka berdua tampak memperdulikan Aisa dan Aira yang kini berpelukan melihat apa dan mendengar apa yang Della lakukan dan katakan pada nya, kedua kakak beradik menangis sejadi-jadi nya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 24 Episodes
Comments