Besok paginya Aya berangkat sekolah seperti biasanya. Namun ketika Aya ingin naik angkot. Tiba tiba saya Tiwi menarik tasnya dari belakang.
" Jangan main kabur saja kamu ya. Nanti siang kami jemput " kata Tiwi yang lebih dulu naik ke dalam angkot.
" Astaga, mau ngapain lagi sih," kata Aya yang hanya bisa menghela nafas kasarnya. Sebab kedua sepupunya itu pasti akan mengajaknya kelayapan lagi.
" Kamu ikuti saja, ini tangkapan besar, dia pengusaha muda. Namanya Anwar ," bisik Tika sambil tersenyum tipis.
" Aish...apa ngak bisa kalian berhenti sehari saja. Untuk tidak menganggu ku. Aku mau ulangan tengah semester," kata Aya dengan wajah memelas.
" Ngak bisa, biar adil. Lagi pula kau juga dapat bagian kan, tuh sepatu sama jam tangan baru," tunjuk Tiwi.
" Tapi aku tidak minta ini, kalian yang ngasih ," kata Aya.
" Sama saja, itu juga hasil pemalakan," kata Tiwi pelan di telinga Aya.
Membuat Aya diam. Karna ia tak bisa berbuat apa apa lagi. Sedangkan Tiwi tersenyum melihat Aya yang tidak bisa berkutik karna ulahnya dan Tika.
Setelah cukup lama berada di dalam angkot.
Aya pun turun, saat melewati pintu gerbang sekolahnya dan Aya pun bergegas membayar ongkos angkotnya.
" Aku duluan," kata Aya melirik Tiwi dan Tika yang masih didalam angkot.
" Ya, ingat jangan lupa. Pulangnya kita jemput," teriak Tiwi saat Aya berjalan menjauh. Namun Aya tidak menoleh sama sekali. Ia berjalan cepat kearah pintu gerbang sekolahnya. Dan menghilang di balik pintu pagar.
" Aya ....baru datang.!! sapa Kenzi
" Hai Ken, ya apa pak Frans sudah masuk kelas?" tanya Aya
" Belum, masih tinggal 15 menit lagi. Yuk sampai ketemu di lab komputer," kata Kenzi melewati Aya.
" Ya Ken...sampai ketemu," kata Aya yang menuju kelas 2 .1 di tengah lorong.
*************
Sekitar jam 2 siang Aya sudah pulang dan ia pun berniat ingin cepat cepat sampai ke rumah. Namun ketika ia ingin menghentikan angkot. Lagi lagi...
" Ayo ikut..." kata Tiwi
" Astaga ...kapan kalian kesini nya?" kata Aya kaget Berharap tadi ia bisa langsung pulang kerumah. Namun rupanya Tiwi dan Tika sudah menunggunya sedari tadi.
" Kamu mau kabur...ayo ikut masuk mobil ," Tiwi menarik tangan Aya menuju ke sebuah mobil warna biru. Yang berada tidak jauh dari gerbang sekolah Aya. Dan terlihat Tika sudah duduk di dalam mobil biru itu di kursi belakang
" Mobil siapa?" tanya Aya.
" Ngak usah banyak tanya," jawab Tiwi menyuruh Aya duduk bersama Tika. Sedangkan Tiwi sendiri, duduk di kursi depan Disebelah pria yang berkulit hitam. Yang duduk di belakang stir dengan penampilan rapi dan maskulin.
" War ini yang namanya Aya. Adik sepupu aku yang tadi aku ceritakan," kata Tiwi saat sudah duduk di sebelah pria itu. Sembari memasang sabuk pengaman.
" O...gitu ya, kalian bertiga masih sekolah. Tapi ngak apa apa Lalu kalian mau makan di mana?" tanya pria yang bernama Anwar itu Sambil matanya melihat ke kaca spion melihat sekilas wajah Aya yang terlihat imut
" Terserah kak Anwar saja. Yang penting enak," kata Tiwi sembari mengedipkan matanya pada Anwar.
" Ok...setelah itu. Aku ajak kalian ke mall. Sekalian menemani kak Anwar belanja bulanan ya," kata Anwar tersenyum.
" Siap kak," kata Tiwi senang. " Tapi apa kak Anwar benaran tinggal sendirian di kota ini?" kata Tiwi ingin tahu tentang Anwar.
" Ya karna disini kak Anwar menjalankan bisnis cabang keluarga kakak Jadi tinggal sendiri. Kenapa?" kata Anwar melirik Tiwi.
" Ah ngak ada apa apa kak, berarti kita boleh dong main kerumah kak Anwar dong Jika hari libur.," kata Tiwi ingin tahu banyak dengan pria tajir yang baru ia kenal beberapa hari ini lewat chat mencari perjodohan.
" Boleh , kenapa tidak," kata Anwar yang juga butuh teman untuk sekedar ngobrol
" Asyik....kak Anwar tinggal dimana?" tanya Tika yang ikut bicara dari kursi belakang.
" Di komplek permata hijau no 22," jawab Anwar terlihat santai. Sembari fokus menyetir mobil.
" Wow.. .jadi kak Anwar tinggal di komplek perumahan elit," kata Tiwi yang sedikit terkejut, sebab perumahan itu dikenal sebagai komplek perumahan orang orang kaya di pusat kota bagi mereka.
" Kenapa? biasa saja. Itu hanya tempat tinggal sementara kak Anwar kok, " kata Anwar yang melihat reaksi terkejut dari wajah Tiwi. Gadis kecil yang tak sengaja ia kenal setelah ikut ajang chat mencari jodoh.
" Tapi disana itu komplek elit kak, kami belum pernah masuk lingkungan elit," jawab Tika jujur dari kursi belakang. Sedangkan Aya hanya diam tak bersuara. Karna ia tidak tertarik sama sekali. Dengan milik orang asing yang baru ia kenal. Apalagi kenalan pria lewat kedua sepupunya itu.
" Dasar matre, bilang aku orang kampungan. Padahal mereka berdua yang lebih kampungan," kata Aya dalam hati. Karna tidak tertarik dengan harta dan kemewahan dunia.
Sebab Aya terbiasa hidup didesa dengan alam terbuka dan lingkungan bebas aturan. Dengan suasana yang asri tanpa terpikat dengan kemewahan dunia.
Sedangkan Anwar yang sedari tadi melihat Aya terdiam hanya tersenyum tipis. Karna penasaran pada gadis imut seperti Aya. Yang berbeda dari kedua sepupunya. Sehingga itu mengusik relung hati Anwar.
Tak lama mobil pun berhenti di depan rumah makan yang ramai pengunjungnya. Karena Anwar ingin menepati janjinya pada Tiwi Untuk mentraktir makan gadis belia itu. Apalagi Tiwi membawa kedua adiknya. Yang salah satunya membuat Anwar tertarik untuk mengenalnya lebih jauh.
" Ayo kita masuk, disini gulai kambing dan satenya sangat enak. Ada sate ayam dan kambing muda. Ada juga sop kaki kambing," kata Anwar sambil melangkah masuk ke dalam rumah makan.
" Ya kak, ayo ka, ya " kata Tiwi menatap kedua nya sambil memberi kode.
Aya yang berjalan paling belakang hanya pasrah. Karna setiap kali ia mengikuti Tiwi dan Tika. Memang selalu kecipratan makan enak. Namun itu tetap saja membuat Aya tidak nyaman. Karna sama halnya mereka jadi sugar baby nya om om tajir. Yang mudah di permainkan.
" Aya duduk sini !!" kata Anwar yang ingin kenal dengan gadis pendiam itu.
" Hah....tapi .." kata Aya menatap Tiwi.
" Duduk saja, kita mau makan," kata Tiwi dengan tatapan tajam.
" Ya kak..." kata Aya sedikit tergagap. Karna sedikit takut duduk di sebelah pria asing itu Pria yang sama sekali tidak menarik di mata Aya. Apalagi Anwar berkulit hitam dan tidak tampan seperti teman temannya.
Anwar menyeringai penuh arti. Tersenyum manis kearah Aya. Membuat Aya tidak nyaman. Sampai bulu kuduknya berdiri. Lantaran membayangkan kelakuan pria itu.
" Ya Tuhan, dasar Tiwi gila. Cowok kaya Boneng aja mereka embat. Ampun .. kalo ngak karna uangnya. Pasti ngak bakalan laku deh ni mahluk," kata Aya dalam hati merasa risih sendiri melihat pria disampingnya itu tersenyum padanya.
" Ayo silahkan pesan," kata Anwar memberikan buku menu. Sambil tangannya memanggil pelayan rumah makan.
" Ya mas, wah datang sama adik adiknya ya," kata pelayan itu seakan sudah mengenal Anwar lama.
" Bukan mba, ini calon istri saya dan saudari saudarinya mba. Kami pesan banyak hari ini," kata Anwar dengan sumringah melirik Aya yang duduk di sebelahnya.
Deg......
Seketika saja hati Aya seperti di tusuk sembilu. Saat mendengar perkataan Anwar pada pelayan wanita itu.
" Calon istri," batin Aya sembari matanya menatap Tiwi dan Tika. Sedangkan Tiwi dan Tika hanya tersenyum sambil mengedipkan matanya. Bersikap biasa, karna bukan hal baru bagi mereka . Melihat sikap para om om yang mentraktir mereka makan.
" Sialan.." Umpat Aya. Yang hanya bisa mengumpat di dalam hati. Sambil Aya mengepalkan tangannya. Jika seringkali ia menjadi sasaran empuk bagi Tiwi dan Tika. Untuk mengoda om om kesepian yang butuh pelarian. Agar bisa dimanfaatkan begitu saja
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Comments
Marsiyah Minardi
Kasihan sekali kamu Aya, punya sepupu otaknya pada ga bener
Kuatkan imanmu cah ayu
2025-05-05
1