Antara Cinta Dan Iman
Aya baru keluar dari pagar sekolahnya. Saat kedua sepupunya, Tiwi dan Tika sedang menunggunya di depan gerbang sekolah.
" Woi...cepat dong !! Lelet amat nih anak" teriak Tiwi pada Aya. Yang biasa mereka panggil Aya. Pada gadis imut yang terlihat manis itu Karna kulit Aya berwarna kuning langsat dan berambut lebat.
" Dih kalian ngapain nungguin aku disini, tadi aku langsung mau pulang," kata Aya yang memang biasanya langsung pulang kerumah Setelah pulang dari sekolah.
" Kita jalan jalan dulu, ngeceng mumpung masih siang. Siapa tahu dapat cowok tajir," bisik Tika ke telinga Aya.
" Aish ...dasar mata duitan. Ada ada saja ulah kalian," omel Aya dengan wajah cemberut Menatap kedua sepupunya itu. Karna Aya tinggal di rumah tantenya. Selama ia menyelesaikan SMK nya di kota. Sebab orang tuanya tinggal di desa pendalaman.
" Dih kamu ini. Jangan jadi orang munafik deh. Kamu aja pasti butuh duit kan" kata Tika yang langsung menarik tangan Aya menjauh dari pintu gerbang
" Tapi tidak semua di nilai dengan duit juga kali ka," Jawab Aya enteng. Karna pastinya tahu dengan apa yang dilakukan kedua sepupunya itu. Yang tidak lain ingin mengoda om om tajir dan pria kaya. Agar bisa membeli kan apa yang mereka mau.
" Sudah ayo ikut saja, orang ngak lama kok. Kita cuma mau ngerjain mas mas kenalan kita semalam itu," kata Tiwi yang mengikuti Tika dan Aya dari belakang.
" Kenapa ngak kalian berdua aja sih, pake ngajak aku segala," protes Aya.
" Karna kamu buat umpannya," jawab Tiwi terkekeh. Sebab tahu Aya cukup cantik dari mereka berdua.
" Ngak mau, kalian jahat. Masa aku melulu yang jadi umpan," kata Aya yang berhenti melangkah sambil menghempaskan tangan Tiwi.
" Aish pakai bertingkah kamu ya. Apa kamu mau kita bilangin mamak. Biar kamu di usir dari rumah," ancam Tika. Membuat nyali Aya langsung ciut. Sebab tidak ada lagi keluarganya di kota ini. Selain tantenya.
" Aish kalian ini," kata Aya memasang wajah cemberut. Karna tidak bisa berbuat apa apa lagi. Selain menuruti kemauan kedua sepupunya itu.
Aya memang hidup menumpang di rumah tantenya. Untuk bisa menyelesaikan SMA nya. Setelah itu ia berjanji untuk pulang atau mencari pekerjaan sendiri. Setelah ia menamatkan sekolahnya.
Lalu ketiganya pun menunggu angkot dipinggir jalan. Tak lama sebuah angkot pun berhenti di depan tempat mereka berdiri. Sehingga ketiganya pun naik dan duduk menempati kursi yang kosong.
" Kita mau kemana?" bisik Aya.
" ikut saja, ngak banyak tanya" jawab Tiwi tersenyum.
" Ya ya, lagi pula kita perlu cari angin segar sebelum pulang kerumah," bisik Tika yang senang bisa main di luar. Sebelum mereka pulang kerumah.
" Bagaimana jika kita terlambat pulang, Tante bisa marah besar ," kata Aya khawatir tantenya akan marah nanti. Jika tahu mereka keluyuran setelah sepulang sekolah.
" Mana ada, mama kan baru selesai mengajar jam 3 sore," kata Tiwi yang lebih tua dari Tika dan Aya.
" Terserah....tapi jika tante tahu. Kalian berdua harus bertanggung jawab," kata Aya.
" Tenang saja ya, selama kamu tidak mengadu macam macam pada mama kita. Kita tetap aman," kata Tiwi terlihat santai
Lalu Aya pun terdiam. Sambil matanya memperhatikan penumpang lain. Yang juga anak anak sekolah dari sekolah lain.
Cukup lama mereka berada di dalam angkot. Setelah angkot melewati pertokoan besar Tika dan Tiwi saling memberi kode.
" Bang berhenti di depan ya ," teriak Tika
" Ya mba," sahut sopir angkot tanpa menoleh.
Lalu angkot itu pun berhenti di pinggir jalan. Sehingga Tiwi, Tika dan Aya bergegas turun. Lalu Tiwi membayar ongkos angkot kepada sang sopir.
" Terimakasih bang," kata Tiwi saat menerima kembalian uangnya.
" Ya mba," jawab di sopir angkot yang kembali menjalankan angkot nya.
Sedangkan Aya yang berdiri bersama Tika melihat kiri kanan. Bingung mereka mau apa dan ngapain di tempat itu
" Hei jangan bengong tuh orangnya sudah menunggu ," kata Tiwi menujuk seorang pria berpakaian rapi duduk di sebuah cafe yang terlihat dari tempat mereka berdiri
" Memangnya siapa dia," Aya pun bertanya Karena belum pernah mengenal pria tersebut
" Ngak usah banyak tanya, ayo kesana !! " kata Tiwi melangkah lebih dulu. Diikuti Tika dan Aya dari belakang.
Lalu mereka mendekati meja pria yang duduk seorang sendiri sambil menyesap kopinya.
" Hai Dan, nih adik adik aku. Kenalin Tika dan Aya ," kata Tiwi saat sudah berada di dekat pria itu.
" Hai ..senang kenal kalian, ayo duduk!! Silahkan pesan apa yang kalian mau," kata pria itu sembari tersenyum ramah.
Beda hal dengan Aya yang merasakan bulu kuduk nya merinding seketika. Saat melihat sekilas senyum di wajah pria didepannya.
" Ya Tuhan , apa mau nya Tiwi sih. Apa dia masih belum kapok merayu om om," batin Aya yang ikut duduk. Setelah Tika duduk di dekat Tiwi.
" Apa kalian baru pulang sekolah?" kata pria itu menelisik wajah Tika dan Aya.
" Iya Dan, katanya kamu mau ngajak aku jalan jalan dan belanja. Sekalian aja aku ajak mereka kesini.," kata Tiwi dengan suara di buat buat mendesah.
" Iya dong, masalah itu gampang. Bahkan kalian bisa belanja apa yang kalian mau. Tapi dengan syarat nanti malam kita kencan ya," kata pria itu sambil melirik ke arah Aya.
Aya yang merasa diperhatikan. Hanya diam dengan wajah memerah karna kesal pada sepupunya itu.
" Sialan Tiwi, apa dia sudah biasa begini Mencari duit tidak cara tidak halal," Aya pun bicara dalam hati. Sambil matanya melihat kearah tempat lain.
" Masalah itu gampang Dan, hei ayo pesan makan dan minumannya . Kalian belum pada makan kan," kata Tiwi. Yang membuat Aya semakin kesal. Karna sepupunya itu memperalat dirinya dan Tika
" Aku sudah kenyang wi, kalian saja ," Aya pun akhirnya bersuara.
" Eh jangan gitu, tidak baik menolak rezeki. Ayo pesan saja apa yang kalian suka," kata pria itu sumringah. Seraya menatap Tiwi dengan penuh arti .Begitu juga pada Tika dan Aya
Namun Aya yang merasa jengah pun beranjak dari kursinya. " Wi , ka aku kebelet pipis," kata Aya berbisik pelan.
" Apa mau aku antar?" kata Tika.
" Tidak usah, tunjuk kan tempatnya saja," kata Aya.
" Tuh disana, cepat kembali ya," kata Tiwi.
" Ya ....angguk Aya yang merasa tidak nyaman dengan tatapan pria yang akan mentraktir mereka makan.
Sedangkan Dani pria yang duduk tenang di kursinya itu tersenyum tipis. Sembari menatap Aya yang meninggalkan kursinya.
" Apa dia adik bungsu mu?" tanya Dani menatap Tiwi.
" Ya dia yang paling muda dari kami. Tapi dia juga yang paling cerewet ," kata Tiwi.
" Hahaha....tak masalah. Sudah biasakan kan wanita itu cerewet dan pintar ngomel. Jika tidak cerewet, bukan cewek namanya," kata Dani tertawa.
" Hahaha Iya juga ya, kan kami bukan waria?" canda Tika mencairkan suasana.
" Hahaha ya begitulah," kata Dani tertawa lepas. Karna bisa ia mendekati gadis gadis belia itu.
Sedangkan Aya terpaku menatap cermin di kamar toilet . Sambil membasuh tangannya setelah keluar dari kamar kecil. Lalu setelah selesai ia pun keluar dari tempat itu. Untuk kembali ke tempat Tiwi dan Tika.
" Aya...!! " panggil seseorang memanggil Lisa
Lisa pun menoleh ke sumber suara.
Dan melihat teman sekelasnya yang sedang berdiri membersihkan lantai yang berdekatan dengan kamar mandi.
" Ken... !!." kata Aya kaget
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Comments
Hidayati Yuyun
Terimakasih sudah setia
2025-05-05
0
neng ade
hadir thor 🙏❤️
2025-05-05
1