Alvaro yang menuju rumah tersangka pun sudah sampai di tempat, saat melihat rumah yang ia datangi ia merasakan getaran yang aneh. Ia pun turun dari mobilnya.
"Jadi ini rumahnya?" tanya Alvaro
"Iya tuan ini rumahnya" jawab Candra
"Ya sudah tunggu apa lagi, ketuk pintunya dan bawa dia kemari" ujar Alvaro sembari bersandar di mobilnya.
"Baiklah bos, Julian ketuk rumah itu" ujar Candra lalu ikut berdiri di sebelah Alvaro
"Baik tuan" jawab Julian lalu mengetuk pintu ruang itu dan memanggil nama pemilik rumah.
Tidak lama pintu itu terbuka dan terlihat seorang gadis remaja yang membuka pintu itu dengan wajah juteknya.
"Kalian berisik sekali ganggu orang tidur saja, cari siapa kalian, gak sopan bertamu dengan teriak teriak kayak tidak berpendidikan" marah gadis itu
Candra dan lainya memandangi gadis itu dengan dingin, lalu Julian pun mulai kesal dan berbicara pada gadis tidak sopan didepannya ini.
"Kau gadis kecil panggil ayahmu yang pengecut itu, kau putri dari Cipto dan itu sangat pantas anak sama bapak gak ada otaknya" ujar julian kesal
Ratu nama gadis itu, ia putri dari Cipto dan Ranti. Ratu yang di maki pun sangat marah serta memaki orang orang itu, dan itu membuat Candra marah.
"Sudah cepat panggil ayahmu itu, jangan membuang waktu kami, kau sangat tidak sopan, tapi tidak kaget juga dengan sikap mu yang sombong karena orang tua mu saja begitu" ujar Candra.
"Eh babu jangan sok berkuasa, hanya kacung berani memerintahku" ujar Ratu menghina candra dengan berani.
Iya tidak tau siapa Candra, walau iya seorang asisten tapi bagi pembisnis Candra adalah orang penting, karena Candra orang kepercayaan dari si raja bisnis.
Alvaro yang mendengar Candra di hina sangat marah, karena bagaimana pun Candra adalah saudara lnya, Alvaro ingin menjawab ucapan Ratu tapi tidak jadi, karena ada yang datang menyapa mereka dengan ramah dan sopan yang, itu membuat menarik di mata Alvaro.
"Assalamualaikum.... Oh ada tamu, maaf kakak semua cari siapa, kak Ratu tamunya kok gak di suruh masuk?" Tanya Tiara heran.
"Dasar bodoh mereka ini mau merampok ngapain di suruh masuk, kamu memang pantas dekat mereka. Dan apa tadi kakak?, gak sudi aku di panggil kamu kakak, urus mereka suruh pergi dari sini, tau terima akibatnya" ujar Ratu marah dan menghina Tiara serta rombongan Alvaro.
Tiara yang sudah biasa mendapatkan perlakuan kasar pun hanya menghela nafas, lalu mencoba tersenyum ramah.
"Maafkan sepupu saya tuan dan kakak semua, karena sudah kasar pada kalian, saya mewakili dia untuk meminta maaf. Tapi maaf apa ada perlu sesuatu pada seseorang di rumah ini, jika iya biar saya panggilkan" ujar Tiara ramah.
Alvaro yang dari tadi diam terus memandangi wajah ayu Tiara, ia dapat melihat dari mata Tiara jika gadis di depannya ini menyimpan kesedihan yang sangat besar dan juga ketidak berdayaan.
"Saya perlu dengan Cipto, dia meminjam uang pada perusahaan kami serta menggelapkan dana perusahaan, ia selalu menghindar, kami sudah memberi waktu tanpa jalur hukum dan semua hutangnya sebanyak 2 milyar" ujar Alvaro
"Dia tidak bisa membayar selama tiga bulan ini, dia terus mengelak dan berjanji ia sudah janji hari ini jika akan menyerahkan rumah ini pada kami" jawab Alvaro dengan tegas tapi bukan marah, ia terus menatap Tiara dengan lekat.
"Apa hutang,.... Dua mil.... Yar, Rumah di sita?" Ujar Tiara dengan suara bergetar.
"Tuan apa tidak bisa beri waktu lagi, bagaimana rumah ini disita, ini rumah milik almarhum kedua orang tua saya dan bukan milik mereka" ujar Tiara dengan air mata tertahan dan itu membuat Alvaro kaget.
Tapi walau iya iba dan tidak tega pada gadis di depannya ini, iya tetap tidak memberi kesempatan lain untuk Cipto karena ia adalah penipu.
"Tidak ada nona uang itu harus di bayar hari ini juga, atau anda mau menjadi alat bayaran, jika iya kau bisa ikut dengan ku" ujar Alvaro tanpa ia sadari dan itu membuat Tiara dan anak buah bos itu kaget.
Karena bagi mereka bosnya tidak akan pernah mau menggadaikan manusia, apa lagi gadis lugu ini pikir mereka.
Jangankan mereka, Alvaro sendiri saja kaget dengan yang iya ucapkan.
Sedangkan Tiara masih shock tapi tiba tiba terdengar suara Cipto dan istrinya.
"Tiara terima tawaran itu kau harus membantu ku untuk melunasi hutang itu, kau harus balas budi sudah kami urusi dan bos aku tidak mau dia sebagai bayaran saja aku akan menjual Tiara dan hasil penjualan itu akan aku bayar dan sisa uang berikan pada saya bagaimana?" Ujar Cipto yang tanpa perasaan.
Mendengar itu Tiara sangat shock begitu juga yang lain, Julian yang mendengar itu sangat marah lalu menendang Cipto hingga tersungkur, ia sangat marah melihat Tiara di perlakukan seperti itu, walau iya tidak mengenal Tiara tapi iya tidak tega mendengar ucapan Cipto pada Tiara.
"Om maksudnya apa, om mau jual Tiara?, Sedangkan Tiara tidak tau uang yang om pinjam dan om ambil dari mereka, lalu apa maksudnya om mengurusi Tiara, apa om lupa ini rumah milik ayah dan ibuku, harta yang kalian makan juga milik ku, setiap hari aku di perlakukan seperti pembantu, akulah yang mengurus kalian bukan kalian yang mengurusi ku" marah Tiara
"Kalian sudah mengambil hak ku dan sekarang kalian dengan tega ingin menjual ku begitu saja, kalian tidak punya hati, hiks.... Hiks.... Hiks.... Aku menyesal memberikan izin kalian untuk tinggal di rumahku" tangis Tiara membuat mereka tidak tega.
"Diam kamu jangan sok kamu, baru punya harta segini sudah sombong, aku gak mau tau kamu harus mau di jual pada bos itu" ujar Tante Ratna
"Baik aku akan pergi dari sini tapi bukan menjual diriku, tuan tolong belilah rumah ini dan aku titipkan rumah ini pada tuan, saat aku ada uang aku akan mengambilnya kembali, terserah tuan akan melakukan apa pada mereka dan ini surat suratnya ada padaku" ujar Tiara dengan tegas.
"Hahaha surat apa yang kaua maksud, rumah ini sudah menjadi milikku aku sudah mengganti nya dan sudah kau tanda tangani" ujar Cipto tidak tau malu
"Maaf om sepertinya om harus membuka mata dan bangun dari tidur kalian, aku tidak sebodoh itu hingga mau memberikan hartaku pada kalian" jawab Tiara
"Tanda tangan itu palsu, karena yang asli seperti ini" ujar Tiara mengeluarkan surat rumah yang ia pegang dan ia bawa kemanapun.
" Tuan ini surat surat rumah lengkap, tolong bantu saya, saya ingin hidup bebas tanpa di kekang oleh mereka lagi, saya lelah" ujar Tiara memohon.
Alvaro melihat semua bukti dan mengangguk, "Baiklah ikutlah dengan ku aku akan mengurus semua ini, setelah itu anda boleh pergi nona" jawab Alvaro
Tiara sangat senang saat mendengar jawaban Alvaro.
Bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 27 Episodes
Comments
🍃🦂 ≛⃝⃕|ℙ$ Nurliana 🦂🍃
Nah saatna kalian pergi dari rumah orang
2025-05-03
0