Tanggung Jawab

"Lepasin Om! Aku bakal teriak biar semua orang merhatiin Om! LEPAS!" Dalam gendongan Bima, maaf tapi lebih tepatnya seperti memanggul beras, Laras berada dibahu Bima dibopong meski Laras terus meronta tak bisa diam.

Setelah sampai mobil, Bima menaruh Laras perlahan di kursi depan sebelah kemudi kemudian menutup pintu dan beralih ke kursi kemudi agar segera keluar meninggalkan hotel.

"Dimana alamat rumahmu, Saya antar!" Bima melirik sekilas kearas Laras sedangkan Si Gadis sedang menggumam tak jelas, misuh-misuh atas perlakuan Bima kepadanya.

"Laras, cepat waktu Saya gak banyak." Tak juga menyebutkan alamat rumahnya Bima terpancing emosi.

Sudah lama tidak berurusan dengan makhluk yang bernama Perempuan membuat kesabaran Bima setipis tissue.

Akhirnya Laras memberikan alamatnya dan kini Mereka sudah sampai didepan pintu pagar berwarna hitam dengan dinding didominasi warna putih.

"Loh, Om mau ngapain?" Laras melihat Bima membuka pintu mobil dan memintanya keluar.

"Saya antar Kamu ke dalam. Orang Tua Kamu ada di rumah?" Bima berjalan akan mengetuk pintu.

"Loh, kok begitu! E, tunggu, Om mau ngomong apa sama Papa dan Mama? Om mau ngelaporin kalau Aku sudah putus sama Alex atau mau ngomong soal semalam Aku nginep sama Om dihotel?"

Sungguh, berurusan dengan betina adalah hal yang paling Bima hindari karena ini, RIBET!

"Laras, Saya harus ke kantor, jadi ayo segera masuk biar semuanya cepet beres." Bima memijat pelipisnya yang mulai pening dengan ulah Laras.

Melihat Laras melenggang santai keluar mobil entah apa yang sedang dipikirkan Perempuan yang kini Ia buntuti saat akan bertamu ke rumah yang mungkin akan ada kejutan setelahnya.

"Laras!"

"Mama. Ada Papa gak?"

Laras celingak celinguk setelah mencium tangan Mamanya.

Sementara Bima berdiri disamping Laras tentu saja membuat Mama Lana mengernyitkan dahi, menatap penuh tanya, Siapa Pria matang disebelah putrinya yang semalam tak pulang.

Tentu sebagai seorang Ibu, pikiran Mama Lana sudah terkontaminasi ada hubungan apa Putrinya dengan Pria Matang hingga semalam Laras tak pulang ke rumah.

Belum reda segala kebingungan Mama Lana, tiba-tiba suara deheman dari arah dalam seketika membuat semua yang ada membeku tak terkecuali Bima.

Sebagai seorang Pria matang dan dewasa, Bima mengucapkan salam lebih dahulu.

"Selamat pagi, perkenalkan Saya Bima." Bima mengulurkan tangan hendak menyalami kedua orang tua Laras yang kini memperhatikan dirinya.

"Selamat pagi, Mas, eh maksud Saya Pak Bima." Jika bukan karena mata Papa Rasyid memberi kode pada Mama Lana yang tiba-tiba memanggil Mas pada Pria yang Ia yakini usianya tak jauh beda dengan dirinya.

"Ada keperluan apa Pak Bima kesini? Mengapa Laras bisa pulang bersama Anda? Dan Kamu Laras kenapa semalam tidak pulang?"

Telak!

Sekali menepuk dua orang kena mental oleh Papa Rasyid.

"Pa, ajak masuk dulu Tamu Kita, Laras, Pak Bima ayo masuk." Mama Lana menyentuh lembut jemari Papa Rasyid. Tahu betul Suaminya sudah mode senggol bacok Mama Lana memilih membawa semuanya masuk ke dalam rumah agar tak menjadi konsumsi publik.

Suasana dalam ruang tamu rumah Laras seketika bagai bom waktu, hening dan siap meledak sewaktu-waktu.

"Begini, Pak Bima, tolong jelaskan kepada Saya bagaimana Putri Saya Laras bisa bersama Bapak dan Laras tolong jelaskan kepada Papa kenapa semalam Kamu tidak pulang?" Bima bisa melihat jelas, amarah yang tertahan namun masih mampu menguasai diri dan jelas sekali sorot tajam mata Pak Rasyid, Papa Laras mengarah kepadanya.

"Begini Pak Rasyid, Saya memang semalam membawa Laras bersama Saya,"

Terlihat rahang Pak Rasyid mengeras, entah sudah seperti apa spekulasi dikepalanya, yang Bima yakin dengan pasti, semua ini akan berakhir tidak sesederhana yang terlihat.

Masih mengatur kata-katanya, Bima meneruskan kalimatnya yang terjeda,"Kami-"

"Semalam Aku menginap di hotel dengan Om Bima Pa!" Laras menjawab tuntas dan tentu saja kini sorot tajam itu mengarah padanya.

"Kalian," Wajah Pak Rasyid mengeras, suaranya bergetar, semua pikiran buruk menjadi satu dalam benaknya. Anak Gadisnya bermalam dengan Pria Dewasa dan di hotel!

"Tapi, Kami tidak melakukan apa yang Pak Rasyid pikirkan. Saya hanya membawa Laras yang saat itu, Ma, buk Pak."

"Laras! Sejak kapan Kamu mabuk-mabukan! Astaga Laras! Selama ini apa kurang cukup Papa nasehati Kamu! Jangan bergaul dengan Pria seperti Alex Bajingan itu! Sekarang Kamu datang dan bermalam dengan Dia! Laras, Papa gak ngerti bagaimana cara berpikir Kamu!"

"Pa, jangan emosi, inget jantung Papa." Mama Lana mengusap pelan Papa Rasyid menenangkan Suaminya yang sudah naik pitam.

Tentu saja Bima, mendengar cacian Rasyid kepada Alex putranya merasa tertohok. Apakah Ia sudah lalai menjaga Alex selama ini?

Bima akui bahwa kesibukannya mengurus Perusahaan di dalam dan luar negeri membuatnya memang hanya melimpahi Alex dengan materi berlebih.

Tetapi Bima tetap tidak membenarkan bahwa Alex putranya rupanya menyalah gunakan kepercayaan dan materi berlimpah yang Ia berikan untuk berfoya-foya dan menuruti kesenangannya dengan merusak perempuan. Sungguh hati Bima remuk mendengar bagaimana Putranya dinilai seburuk itu oleh orang lain.

"Pak Rasyid, maaf Saya menempatkan Laras dalam posisi ini. Sebetulnya semalam itu Saya hanya ingin menyelamatkan Laras, karena Laras di Club sendirian. Dan Saya juga sebagai orang tua memohon maaf atas kelakuan Putra Saya yang menyakiti Laras."

Dahi Pak Rasyid mengernyit, tatapan penuh selidik dan segudang tanya Rasyid layangkan pada Bima yang mengutarakan hal membingungkan.

"Maksud Anda?"

"Benar Pak, Saya adalah orang tua dari Alex. Laras berhubungan dengan Putra Saya."

"Sudah selesai Om! Aku bukan lagi pacar Alex! Alex Si Bajingan sudah tidur dengan Sahabat Aku Bella, dan kemarin Aku memergokinya dan Kita sudah selesai!"

Bagai palu godam yang menghantam kepala Rasyid. APA!

Putrinya Laras baru saja diselingkuhi dengan Pria berengsek dan yang menolongnya adalah dari Ayahnya Pria tersebut namun semalam Laras tak pulang.

Astaga Tuhan! Bagaimana pikiranku harus merespon! Laras!

"Pak Rasyid tenang saja, Saya akan bertanggung jawab." Bima sendiri merutuki kata-katanya yang begitu saja keluar dari mulutnya.

"Maksudnya gimana Om?"

"Laras!"

Laras mengulum bibirnya tak lanjut bertanya karena Ia sudah paham betul saat ini Papanya benar-benar sedang marah.

"Tanggung jawab? Apa pantas sebagai Orang Tua dari putra yang telah menyakiti anak Saya Pak Bima mengatakan itu." Bukan lagi antara seorang Ayah namun kini tatapan menghakimi Papa Rasyid selayaknya seorang Pria yang sedang menantang kepada Bima.

"Saya tahu, anak Bapak dan Putra Saya sudah dua tahun berpacaran, maka dari itu, Saya akan bertanggung jawab kepada Laras."

Kini sorot mata Pak Rasyid memicing pada Laras, "Kamu selama berpacaran dengan Si Brengsek tidak macam-macam kan?" Detik waktu terasa berhenti jawaban Laras sesungguhnya bagai dentum genderang yang siap meledak dalam jantung Pak Rasyid.

"Maksud Papa apa? Om Bima! Om pikir Aku serendah itu!" Laras jelas tak terima dengan tuduhan dan tatapan selidik kedua Pria dewasa dihadapannya.

Terpopuler

Comments

Seven sweet

Seven sweet

Mampir nih thor

2025-06-27

0

lihat semua
Episodes
1 Mengejutkan
2 Tanggung Jawab
3 Kesalahpahaman
4 SAH
5 Rumah Suami
6 Makan Malam Menegangkan
7 Seranjang
8 Diantar Suami
9 Anak Tiri
10 Izin Suami
11 Menginap
12 Persiapan Menghadiri Jamuan
13 Jamuan
14 Kembali Memanas
15 Kabar Mengejutkan
16 Sebuah Pemikiran
17 Ala Gen Z
18 Kecelakaan
19 Mengertilah
20 Dukungan Keluarga
21 Pilihan
22 Lebih Dari Cukup
23 Lebih Dekat
24 Ngadu
25 Jogging
26 Pukulan Telak
27 Nasehat Bima
28 Mandi Bareng
29 Doa
30 Penenang
31 Apa Maksudnya?
32 Lebih Baik
33 Wisuda
34 Keinginan
35 Sudah Rindu
36 Baju Dinas
37 Menggoda Suami
38 Rindu Itu Berat
39 Kangen
40 Nasib
41 Kepalang Tanggung
42 Bikin Cucu
43 Berkelit
44 Bukan Kencan
45 Tukang Maksa
46 Calon Mantu
47 Ikut Suami
48 Awas Jodoh
49 Nyebelin
50 Fitting
51 Drama Menjemput
52 Dua Racun
53 Lebih Baik
54 Mau Apa?
55 Keinginan
56 Disusul Dong!
57 Cemburu
58 Masa Sih?
59 H-7
60 Kabar Bahagia
61 Ngidam
62 Asinan Mangga
63 IGD
64 Resepsi
65 Lega
66 Telur Gulung
67 Rujak Serut
68 Lomba Masak
69 Makan Seafood
70 Sate Kambing Batibul
71 Ada Apa Dengan Rania
72 Tak Biasanya
73 Saingan
74 Sakit Tak Berdarah
75 Manjanya Pakmil
76 Persiapan Family Gathering
77 Drama Pakmil
78 Dunia Fantasi
79 Sat Set
80 Ada Apa Nih?
81 Main Monopoli
Episodes

Updated 81 Episodes

1
Mengejutkan
2
Tanggung Jawab
3
Kesalahpahaman
4
SAH
5
Rumah Suami
6
Makan Malam Menegangkan
7
Seranjang
8
Diantar Suami
9
Anak Tiri
10
Izin Suami
11
Menginap
12
Persiapan Menghadiri Jamuan
13
Jamuan
14
Kembali Memanas
15
Kabar Mengejutkan
16
Sebuah Pemikiran
17
Ala Gen Z
18
Kecelakaan
19
Mengertilah
20
Dukungan Keluarga
21
Pilihan
22
Lebih Dari Cukup
23
Lebih Dekat
24
Ngadu
25
Jogging
26
Pukulan Telak
27
Nasehat Bima
28
Mandi Bareng
29
Doa
30
Penenang
31
Apa Maksudnya?
32
Lebih Baik
33
Wisuda
34
Keinginan
35
Sudah Rindu
36
Baju Dinas
37
Menggoda Suami
38
Rindu Itu Berat
39
Kangen
40
Nasib
41
Kepalang Tanggung
42
Bikin Cucu
43
Berkelit
44
Bukan Kencan
45
Tukang Maksa
46
Calon Mantu
47
Ikut Suami
48
Awas Jodoh
49
Nyebelin
50
Fitting
51
Drama Menjemput
52
Dua Racun
53
Lebih Baik
54
Mau Apa?
55
Keinginan
56
Disusul Dong!
57
Cemburu
58
Masa Sih?
59
H-7
60
Kabar Bahagia
61
Ngidam
62
Asinan Mangga
63
IGD
64
Resepsi
65
Lega
66
Telur Gulung
67
Rujak Serut
68
Lomba Masak
69
Makan Seafood
70
Sate Kambing Batibul
71
Ada Apa Dengan Rania
72
Tak Biasanya
73
Saingan
74
Sakit Tak Berdarah
75
Manjanya Pakmil
76
Persiapan Family Gathering
77
Drama Pakmil
78
Dunia Fantasi
79
Sat Set
80
Ada Apa Nih?
81
Main Monopoli

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!