Kesalahpahaman

"Maksud Papa apa? Om Bima! Om pikir Aku serendah itu!" Laras jelas tak terima dengan tuduhan dan tatapan penuh selidik kedua Pria dewasa dihadapannya.

"Aku memang pacaran sama Alex dua tahun, tapi demi Tuhan Aku gak pernah macam-macam sama Alex!" Laras dengan nafas memburu kesal, apa-apaan Papanya dan Om Bima, memang Ia semurah itu. SORRY YE!

"Maaf Laras, bukan begitu maksud Om," Bima tahu kini posisinya serba salah. Ini semua gara-gara Alex, Putranya yang Brengsek!

"Lalu, apa penjelasan Kamu pada Papa soal semalam tidak pulang Laras?" Papa Rasyid masih dengan emosi, Ia masih tak bisa membayangkan apa yang telah terjadi semalam antara Putrinya dengan Pria Dewasa seperti Bima.

Laras sejenak terdiam. Tidak mungkin Ia mengatakan kalau Ia dibawa ke hotel dan bangun hanya dengan selimut. Bisa-bisa saat itu juga Ia digantung oleh Papanya.

"Ras, Papa Kamu tanya Sayang," Melihat Laras malah termenung Mama Lana mengusap pelan lengan Laras.

"Kami, Kami tidak ngapa-ngapain. IYA KAN OM?" Laras membesarkan matanya dan membuat ancaman melalu sorot tajam kepada Bima.

"Apa-apaan bocah ini! Bisa-bisanya Dia mengancamku dengan melotot begitu!" Tentu saja hanya bisa dikatakan Bima dalam hati.

"Iya Pak Rasyid, Kami maksud Saya Laras memang tidur dihotel dan Kami tidak berbuat macam-macam."

Sungguh, kepala Pak Rasyid berdenyut, sakit kepala tiba-tba akibat ulah sang anak yang pulang pagi diantar Om-Om seusianya.

Selama ini Papa Rasyid sudah cukup memberi rambu-rambu dan sering mengingatkan bagaimana seharusnya Laras menjaga marwahnya sebagai seorang Perempuan.

"Sebentar Pa, itu sepertinya ada tamu. Kenapa ribut-ribut di luar." Mama Lana lebih peka mungkin saja yang lain sedang sibuk dengan pikirannya masing-masing.

"Maaf Pak ini Masnya sama Mbaknya kesini cari Non Laras." Satpam Rumah Laras takut-takut apalagi melihat Wajah Papa Rasyid sedang diem dan galak begitu.

Laras, Mama Lana dan dibelakang ada Bima menyusul menemani Papa Rasyid melihat ada apa diluar dan memang suara gaduh begitu jelas seperti ada yang sedang beradu argumen.

"Mau apa Kamu kesini?" Tatapan siap menerkam dengan tangan menyilang menjadi sambutan yang Papa Rasyid berikan kepada Alex dan Bella yang kini sudah berada dihadapannya.

"Ras," Alex melirihkan suaranya saat Laras kini berada disamping Papanya.

Belum sempat Alex menjawab, Alex dikejutkan oleh keberadaan Bima, Papanya yang kini melangkah dan sejajar disamping Laras.

"Papa? Ngapain Papa ada disini?" Alex menyipitkan mata. Posisi Laras dan Bima kini tanpa sadar diapit oleh kedua orang tua Laras, Papa Rasyid dan Mama Lana.

"Ngapain Lo kesini! Ini lagi, gayung lope! Ngak malu Lo, ngaku sahabat, tapi pacar sahabat sendiri Lo embat juga!" Cercah Laras yang sudah menahan kesal sejak kemarin, kini begitu dua makhluk laknat itu ada dihadapannya segera saja Laras menumpahkan segala kekecewaan, kemarahan dan sakit hatinya.

"Alex, Papa kecewa." Bima menata sendu namun sorot mata kekecewaan jelas tergambar dari sorot matanya saat netra Mereka saling bersimborok.

"Ras, Aku kesini cuma mau jelasin, kalau Aku sama Bella gak ada apa-apa! Diem lepas!" Alex menggubris tangan Bella yang kini berusaha menggandengnya.

"Gak bisa gitu dong Lex! Lo lupa, Lo sendiri yang dateng ke Gue! Ngeluh Laras payah, gak bisa Lo apa-apain padahal Kalian sudah pacaran dua tahun! Dan Lo gak nolak Lex saat Kita lakuin itu!" Bella balik menyerang, tak terima seolah Ia akan dilepeh Alex dan Alex mau cuci tangan dari semuanya.

"MUNAFIK!"

"Sayang, Laras, Aku bisa jelasin."

"Gue gak butuh penjelasan Lo! Mending sekarang Lo pergi dari hadapan Gue! Dan Lo Bel, Sorry pertemanan Kita putus! Gue jijik punya sahabat yang hobinya ngangkang sama pacar orang! Ups, salah udah Mantan deh!" Begitulah Laras meski hatinya seremuk remahan rengginang sisa lebaran pantang nangis dan menye-menye didepan modelan Ani-Ani dan Mokondo!

"Oh iya satu lagi, Lo mulai sekarang kayaknya harus hormat sama Gua Lex! Soalnya apa? Gue bakal jadi Ibu Sambung Lo! Ya Kan Om?" Mata Laras membola besar dihadapan Bima seolah permainan baru segera dimulai dan Bima dipaksa untuk masuk dalam arus permainan yang dibuat Laras.

Tentu saja kata-kata Laras membuat tak hanya Alex dan Bella yang terkejut, tapi Papa Rasyid dan Mama Lana juga seketika melotot terlebih Bima orang yang namanya ditunjuk Laras.

"Kamu dan Kamu silahkan pergi dari rumah Saya. Kamu sudah dibuang anak Saya!" Papa Rasyid menggesture Satpam membawa Alex dan Bella keluar dari area rumahnya.

"Ras! Tunggu! Pa! Papa jelasin semua ini gak bener kan? Papa gak nikung Aku kan? Ras Aku buktiin Aku gak cinta sama Bella, Aku cintanya sama Kamu!" Teriakan Alex memudar seiring semua kembali masuk ke ruang tamu rumah Laras.

Kini situasi bahkan lebih panas setelah kembali duduk, Laras kini memilih duduk disebelah Bima, tentu saja membuat Papa Rasyid dan Mama Lana semakin cenat cenut dengan tingkah putri semata wayangnya.

"Ras," Bima menoleh pada Laras meminta Laras mencabut kata-katanya yang sukses membuat semua orang terkena serangan jantung.

"Katanya tadi Om mau tanggung jawab, ya Aku siap kok."

"Laras, Kamu sini!" Dengan tatapan mata sudah membesar Papa Rasyid dibuat murka oleh sikap Laras yang asal.

"Papa, Aku sebentar lagi lulus kuliah, tinggal skripsi dan sebelumnya Aku sudah ada planning mau nikah sama Si, udahlah males nyebutnya. Nah, setelah Aku pikir-pikir, semalem Kita juga udah sehotel bareng ya Om, makanya demi nama baik Aku dan nama baik Om, Kita nikah aja!"

Duarrrr!

"Pa, tenang Pa, jantung aman Pa," Mama Lana mengusap punggung suaminya menenangkan Papa Rasyid yang bisa saja mendadak serangan jantung mendengar kata-kata Laras.

"Dan Om, Om itu Papanya Si Brengsek! Dan Aku juga semalam ngerasa rugi, pasti Om udah lihat badan Aku kan? Masa enggak? Makanya demi menjaga marwah Aku sebagai perempuan Om harus nikahin Aku! Udah anak Om tukang selingkuh, Om juga mau jadi orang yang gak bertanggung jawab?"

Mendengar kata-kata Laras, kesadaran Papa Rasyid hilang dan semua serentak panik menunggu Papa Rasyid siuman dari pingsannya.

"Pa, Bangun Pa! Mama belum siap jadi janda!"

"Pa, jangan mati dulu, Laras belum wisuda masa nanti foto Laras pas pakai toga gak ada Papa."

"Pak Rasyid, bangun Pak, Saya akan tanggung jawab menikahi Laras."

Papa Rasyid membuka matanya, tatapannya masih abu-abu, cahaya masuk menyilaukan mata hingga Ia menyipitkan kedua bola matanya sambil memulihkan kesadarannya.

Perlahan Mama Lana membantu Papa Rasyid terbangun dan kini dalam kondisi masih lemas Papa Rasyid bergantian menatap Laras dan Bima, " Papa akan nikahkan Kalian, SEKARANG!"

Terpopuler

Comments

N Wage

N Wage

bukan sedih...malah ngakak😂
si mama belum belum siap jd janda😂
si laras,ada durhakim😂

2025-04-29

2

Eti Alifa

Eti Alifa

si laras mulutnya hrs dilakban😁

2025-05-13

1

lihat semua
Episodes
1 Mengejutkan
2 Tanggung Jawab
3 Kesalahpahaman
4 SAH
5 Rumah Suami
6 Makan Malam Menegangkan
7 Seranjang
8 Diantar Suami
9 Anak Tiri
10 Izin Suami
11 Menginap
12 Persiapan Menghadiri Jamuan
13 Jamuan
14 Kembali Memanas
15 Kabar Mengejutkan
16 Sebuah Pemikiran
17 Ala Gen Z
18 Kecelakaan
19 Mengertilah
20 Dukungan Keluarga
21 Pilihan
22 Lebih Dari Cukup
23 Lebih Dekat
24 Ngadu
25 Jogging
26 Pukulan Telak
27 Nasehat Bima
28 Mandi Bareng
29 Doa
30 Penenang
31 Apa Maksudnya?
32 Lebih Baik
33 Wisuda
34 Keinginan
35 Sudah Rindu
36 Baju Dinas
37 Menggoda Suami
38 Rindu Itu Berat
39 Kangen
40 Nasib
41 Kepalang Tanggung
42 Bikin Cucu
43 Berkelit
44 Bukan Kencan
45 Tukang Maksa
46 Calon Mantu
47 Ikut Suami
48 Awas Jodoh
49 Nyebelin
50 Fitting
51 Drama Menjemput
52 Dua Racun
53 Lebih Baik
54 Mau Apa?
55 Keinginan
56 Disusul Dong!
57 Cemburu
58 Masa Sih?
59 H-7
60 Kabar Bahagia
61 Ngidam
62 Asinan Mangga
63 IGD
64 Resepsi
65 Lega
66 Telur Gulung
67 Rujak Serut
68 Lomba Masak
69 Makan Seafood
70 Sate Kambing Batibul
71 Ada Apa Dengan Rania
72 Tak Biasanya
73 Saingan
74 Sakit Tak Berdarah
75 Manjanya Pakmil
76 Persiapan Family Gathering
77 Drama Pakmil
78 Dunia Fantasi
79 Sat Set
80 Ada Apa Nih?
81 Main Monopoli
82 Drama Es Durian
Episodes

Updated 82 Episodes

1
Mengejutkan
2
Tanggung Jawab
3
Kesalahpahaman
4
SAH
5
Rumah Suami
6
Makan Malam Menegangkan
7
Seranjang
8
Diantar Suami
9
Anak Tiri
10
Izin Suami
11
Menginap
12
Persiapan Menghadiri Jamuan
13
Jamuan
14
Kembali Memanas
15
Kabar Mengejutkan
16
Sebuah Pemikiran
17
Ala Gen Z
18
Kecelakaan
19
Mengertilah
20
Dukungan Keluarga
21
Pilihan
22
Lebih Dari Cukup
23
Lebih Dekat
24
Ngadu
25
Jogging
26
Pukulan Telak
27
Nasehat Bima
28
Mandi Bareng
29
Doa
30
Penenang
31
Apa Maksudnya?
32
Lebih Baik
33
Wisuda
34
Keinginan
35
Sudah Rindu
36
Baju Dinas
37
Menggoda Suami
38
Rindu Itu Berat
39
Kangen
40
Nasib
41
Kepalang Tanggung
42
Bikin Cucu
43
Berkelit
44
Bukan Kencan
45
Tukang Maksa
46
Calon Mantu
47
Ikut Suami
48
Awas Jodoh
49
Nyebelin
50
Fitting
51
Drama Menjemput
52
Dua Racun
53
Lebih Baik
54
Mau Apa?
55
Keinginan
56
Disusul Dong!
57
Cemburu
58
Masa Sih?
59
H-7
60
Kabar Bahagia
61
Ngidam
62
Asinan Mangga
63
IGD
64
Resepsi
65
Lega
66
Telur Gulung
67
Rujak Serut
68
Lomba Masak
69
Makan Seafood
70
Sate Kambing Batibul
71
Ada Apa Dengan Rania
72
Tak Biasanya
73
Saingan
74
Sakit Tak Berdarah
75
Manjanya Pakmil
76
Persiapan Family Gathering
77
Drama Pakmil
78
Dunia Fantasi
79
Sat Set
80
Ada Apa Nih?
81
Main Monopoli
82
Drama Es Durian

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!