Seperti terbangun dari mimpi buruk

"........"

Kedua mata yang sudah tertutup dua minggu penuh akhirnya bisa membuka dengan perlahan. Nafas yang sangat lemah juga kembali stabil. Kegelapan perlahan menghilang tergantikan cahaya terang dari sinar matahari yang masuk melalui jendela.

"Nona muda, anda sudah bangun. Saya akan memanggil Taun dan Nyonya." Pelayan wanita itu langsung berlari keluar dari ruangan kamar.

Selang beberapa menit saja sepasang suami istri datang bersama tiga pria muda. Mereka masuk dengan wajah cemas. Seorang pria tua juga ikut bersama mereka membawa kotak kayu. Pria tua itu duduk di kursi yang ada di samping tempat tidur. "Saya akan memeriksa keadaan Nona muda terlebih dulu." Untuk memastikan keadaan pasiennya dia memeriksa denyut nadi di pergelangan tangan gadis muda itu. "Keadaannya sudah stabil. Nona muda sudah baik-baik saja hanya membutuhkan istirahat lebih banyak." Pria tua itu bangkit. "Tuan Bai, bisa bicara berdua sebentar?"

"Baik."

Setelah mereka berdua keluar dari ruangan kamar. Tabib berkata, "Keadaan Nona muda memang sudah membaik. Tapi karena benturan keras di bagian kepala belakang. Kemungkinan besar akan mengakibatkan hilang ingatan."

Wajah Tuan Bai menjadi sangat panik. "Apa putriku bisa di sembuhkan?"

"Untuk sementara saya tidak bisa memastikannya. Namun akan lebih baik jika Nona muda tidak mengingat masa lalunya. Karena bisa saja masa lalu itu akan menjadi trauma baru dan keadaaan Nona muda akan semakin memburuk. Saya akan meresepkan obat." Tabib itu menuliskan beberapa bahan obat yang di butuhkan. Baru setelahnya pamit pergi dari kediaman.

Tuan Bai kembali lagi kedalam kamar setelah mengantarkan tabib keluar kediaman. Di dalam ruangan putri keempatnya masih berbaring diam. Meskipun istrinya juga ketiga putranya mencoba untuk mengajaknya berbicara tapi tetap tidak ada respon yang mereka dapatkan.

"Suamiku." Wanita itu menatap suaminya dengan air mata mengalir. Dia mendekat memeluk tubuh suaminya dengan erat. "Kenapa putri kita menjadi seperti ini? Tidak seharusnya kita menyetujui pertunangan ini."

"Qi er pasti akan baik-baik." Tuan Bai mengelus lembut kepala istrinya. "Kita harus kembali. Jangan menganggu Qi er istirahat. Kalian bertiga juga harus kembali. Jangan menganggu adik kalian terlalu lama." Dia mengajak semua orang untuk segera keluar dari ruangan kamar.

"Baik," jawab serentak ketiga Tuan muda Bai. Mengikuti perintah ayah mereka.

Di saat ruangan kamar kembali sunyi. Gadis di atas tempat tidur meneteskan air matanya. 'Apa yang sebenarnya terjadi?' Dia hanya bisa membuka kedua matanya tanpa mampu menggerakkan tubuhnya. Setiap pertanyaan seperti tidak memiliki jawaban. Mulutnya terkunci rapat tidak mempu di buka. Suaranya tertahan kuat di tenggorokan.

Pelayan wanita yang ada di dekat Nona mudanya langsung menyadari keanehan yang ada. Dia mengelap air mata yang terus mengalir. "Nona, apa masih ada yang sakit?" Suaranya sangat lembut. "Beberapa waktu ini semua orang sangat khawatir dengan keadaan Nona muda. Syukurlah Nona muda bisa sadar dari koma." Mengambil handuk kecil merendamnya beberapa saat di air hangat. Baru setelahnya di usapkan pada bagian tubuh Nona mudanya.

'Apa ini dunia bawah?' ujar gadis itu dalam hati. Tubuhnya tidak dapat di gerakkan. Seperti terpatri dengan baik di atas tempat tidur.

Setiap hari akan ada satu orang yang datang secara bergiliran. Menemani gadis itu berbicara, bersantai, menceritakan banyak hal juga memberikan kehangatan. Tanpa sadar waktu telah berlalu salama satu bulan penuh. Perlahan gadis itu dapat merasakan pergerakan pada kedua tangannya. Meksipun masih sangat lemah namun sudah bisa membuat semua orang bahagia. Setelah mendengarkan cerita dari orang-orang yang datang menjenguknya. Dapat di pastikan jika pemilik tubuh adalah Nona keempat Bai Qi dari kediaman Tuan kedua Bai Haoran.

Yaitu keluarga paman keduanya. Bai Xue pernah di beritahu adik kelimanya, jika Tuan kedua Bai Haoran tidak memiliki hubungan baik dengan keluarga ayahnya. Yang merupakan Tuan pertama Bai Zheng, pewaris sah keluarga Bai. Hubungan kedua saudara itu retak selama sepuluh tahun lebih. Tuan kedua Bai Haoran juga memilih untuk pergi dari Ibu Kota tinggal di kota lain. Untuk menghindari perselisihan dengan kakak tertuanya.

Setelah memastikan semua keraguan di hatinya dia sadar jika dirinya masih ada di dunia. Jiwanya tidak di tarik menuju dunia bawah setelah meninggal dunia. Namun masuk ke tubuh adik sepupunya sendiri.

Pagi itu angin bertiup tidak terlalu kencang. Udara juga terasa lebih nyaman bahkan kehangatan di luar ruangan terasa menenangkan. Tuan muda kedua Bai mengajak adik keempatnya berjemur sinar matahari pagi. Dia menggendong gadis itu dalam dekapannya membawanya menuju ke halaman depan. "Qi er, kamu masih tidak bisa mengingat siapa aku?"

Gadis itu menggelangkan kepalanya pelan.

"Aku kakak kedua mu, Bai Muchen. Kakak pertama Bai Mingze, dan adik ketiga Bai Muyang. Mereka saat ini sedang dalam masa tugas tidak bisa datang menjaga mu. Sekarang giliran kakak kedua yang akan menjaga mu." Meletakkan tubuh adik keempatnya di atas kursi panjang yang telah di siapkan. Taun muda kedua berjongkok memijat kaki adik keempatnya pelan. "Kamu menyukai matahari pagi ini?"

Gadis itu mengangguk pelan.

"Kakak juga menyukainya."

Dari arah pintu masuk halaman kediaman Nona muda keempat. Pelayan wanita datang membawa mangkuk berisi obat. Kepulan asap panas masih terlihat untuk beberapa saat lalu menyebar kesegala arah. "Tuan muda kedua, Nona muda. Obat sudah siap."

"Biar aku saja." Tuan muda kedua Bai Muchen mengambil mangkuk obat dari nampan yang ada di tangan pelayan wanita. Dia mencium bau obat untuk beberapa saat. Bau pahit tercium sangat pekat. Namun di saat dia melihat bungkusan di atas nampan ada rasa lega yang ia rasakan. Setidaknya ada manisan yang bisa menghentikan rasa pahit dari obat. Dia berlutut lalu meniup beberapa kali obat yang sudah ada di sendok. Baru setelahnya menyuapkannya kepada adik keempatnya.

Pelayan wanita mengambil satu butir manisan dan di berikan kepada Nona mudanya. Setelah obat di telan perlahan.

Melihat adiknya terlihat tidak memberikan penolakan terhadap obat yang ia berikan. Tuan muda kedua Bai Muchen menyuapi obat kepada adik ketempatnya kembali. "Jika tidak bisa mengingat masa lalu. Tidak masalah, jangan terlalu di paksakan. Kesehatan jauh lebih penting."

"Ka..kak..." Suara pelan dengan terbata-bata akhirnya bisa di keluarkan dari mulut Bai Qi. Nona muda keempat dari kediaman Tuan kedua Bai Haoran.

Mendengar itu Tuan muda kedua Bai Muchen bangkit dengan penuh semangat. "Eyyy... Pelan-pelan saja." Mengelus lembut kepala adik keempatnya. Senyuman kehangatan penuh rasa syukur terlihat sangat jelas di wajahnya. "Kakak akan memberitahukan hal ini kepada Ibu dan Ayah. Mereka pasti sangat senang setelah mendengarnya." Memberikan mangkuk obat kepada pelayan wanita. Dia langsung berlari kencang keluar dari halaman kediaman tempat adik perempuannya tinggal.

Bagi gadis itu mengeluarkan satu kata saja sudah terasa menyesakkan. Mulutnya seperti di tekan kuat benda berat sehingga tidak bisa berbicara dengan mudah.

Terpopuler

Comments

Kusii Yaati

Kusii Yaati

menempati tubuh sepupunya sendiri sebagai nona keempat Bai Qi jauh lebih baik dari pada jadi nona keempat Bai Xue yang di anggap membawa sial dan berakhir kematian yang tragis /Whimper/

2025-06-11

1

Arix Zhufa

Arix Zhufa

semoga dengan kembali hidup di tubuh berbeda, nona ke empat mendapat kebahagiaan & meluapkan dendam masa lalu

2025-04-29

1

Santy Susanti

Santy Susanti

nyesek bangeeet 😭😭😭😭

2025-04-28

1

lihat semua
Episodes
1 Wanita hina
2 Kabar kematian Nyonya muda kedua Jiang
3 Seperti terbangun dari mimpi buruk
4 Kehangatan keluarga yang selalu di rindukan
5 Keluarga rumah tangga kedua Bai Haoran
6 Menjadi adik perempuan
7 Sudah waktunya untuk pergi
8 Salju pertama di waktu itu
9 Paviliun yang penuh keramaian
10 Kejadian tidak terduga
11 Nona keempat Bai Qi
12 Keluarga rumah tangga pertama Bai Zheng
13 Menikmati malam di Kota Liang
14 Hilangnya Nona keempat Bai Qi
15 Setitik cahaya dalam kegelapan
16 Terbebas dari penculikan
17 Seperti halnya pengantin baru
18 Kebiasaan yang sulit di hilangkan
19 Surat pertunangan
20 Satu wajah dengan dua sisi berbeda
21 Ibu Kota
22 Sumbu yang mati
23 Istana dalam tempat Selir Agung Feng Rui
24 Pesta Tuan putri pertama Zhen Yu Yan
25 Pernikahan Tuan putri pertama Zhen Yu Yan
26 Seperti gangguan tak berarti
27 Di malam festival lentera di Ibu Kota
28 Perputaran karma
29 Gadis tanpa sandaran
30 Pinggiran Ibu Kota
31 Desa Buangan
32 Berusaha semaksimal mungkin
33 Seperti gadis berbeda
34 Ruang hati untuk satu orang
35 Wanita pilihan hati
36 Kehidupan yang aku inginkan
37 Tidak lagi mampu pergi jauh dari sisimu
38 Bukan gadis yang mudah di tindas
39 Ikatan cinta dua jiwa
40 Cinta dalam kata tidak dalam hati
41 Kebebasan yang hilang
42 Kebenaran yang terungkap
43 Bai Qi dan Bai Xue
44 Mengembalikan semua luka yang pernah ada
45 Antara putra kecil atau putri kecil
46 Meninggalkan Ibu Kota
47 Keluarga kecil Zhi
Episodes

Updated 47 Episodes

1
Wanita hina
2
Kabar kematian Nyonya muda kedua Jiang
3
Seperti terbangun dari mimpi buruk
4
Kehangatan keluarga yang selalu di rindukan
5
Keluarga rumah tangga kedua Bai Haoran
6
Menjadi adik perempuan
7
Sudah waktunya untuk pergi
8
Salju pertama di waktu itu
9
Paviliun yang penuh keramaian
10
Kejadian tidak terduga
11
Nona keempat Bai Qi
12
Keluarga rumah tangga pertama Bai Zheng
13
Menikmati malam di Kota Liang
14
Hilangnya Nona keempat Bai Qi
15
Setitik cahaya dalam kegelapan
16
Terbebas dari penculikan
17
Seperti halnya pengantin baru
18
Kebiasaan yang sulit di hilangkan
19
Surat pertunangan
20
Satu wajah dengan dua sisi berbeda
21
Ibu Kota
22
Sumbu yang mati
23
Istana dalam tempat Selir Agung Feng Rui
24
Pesta Tuan putri pertama Zhen Yu Yan
25
Pernikahan Tuan putri pertama Zhen Yu Yan
26
Seperti gangguan tak berarti
27
Di malam festival lentera di Ibu Kota
28
Perputaran karma
29
Gadis tanpa sandaran
30
Pinggiran Ibu Kota
31
Desa Buangan
32
Berusaha semaksimal mungkin
33
Seperti gadis berbeda
34
Ruang hati untuk satu orang
35
Wanita pilihan hati
36
Kehidupan yang aku inginkan
37
Tidak lagi mampu pergi jauh dari sisimu
38
Bukan gadis yang mudah di tindas
39
Ikatan cinta dua jiwa
40
Cinta dalam kata tidak dalam hati
41
Kebebasan yang hilang
42
Kebenaran yang terungkap
43
Bai Qi dan Bai Xue
44
Mengembalikan semua luka yang pernah ada
45
Antara putra kecil atau putri kecil
46
Meninggalkan Ibu Kota
47
Keluarga kecil Zhi

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!