Chapter 3: Aria Pixis

Pesta Guild yang berlangsung lama kini sudah berakhir begitu juga dengan matahari yang mulai tenggelam. "Nak Sho... untuk kartu pengenal mu sebagai High Human akan diselesaikan besok, datanglah kemari dihari esok." Ucap Venica kepada Sho.

Setelah mendengar apa yang diucapkan Venica, Sho pun menganggukkan kepalanya lalu berpamitan "Baiklah, terima kasih, aku akan kembali dihari esok!" Jawab Sho kepada Venica sembari berjalan menuju pintu keluar Guild.

Baru saja Sho keluar dari Guild, dia tak sengaja bertabrakan dengan seorang gadis yang mungkin seumuran dengan nya. Gadis tersebut memiliki perawakan yang cantik, rambut nya pendek sebahu serta memiliki warna biru gelap yang indah, terlihat juga mata berwarna kuning nya yang mengkilap didalam kegelapan. "Apa kau tidak apa-apa? maaf aku tidak memperhatikan jalan tadi." Ucap Sho sembari mengulurkan tangan kepada gadis itu untuk membantu nya berdiri.

"Terima kasih, aku baik baik saja" Gadis itu berterima kasih kepada Sho sembari memegang tangan Sho.

"Mengapa pria berwajah polos sepertimu baru saja keluar dari Guild?" Tanya gadis itu dengan penuh penasaran, mata nya bergerak dari atas kebawah seakan-akan menganalisis Sho.

"Aku berwajah polos? Apa yang kau maksud? aku ini Hig-" Seketika ucapan Sho dipotong oleh suara Persephone yang muncul tiba-tiba didalam kepalanya.

"Sho, aku merasakan kekuatan Apollo melapisi gadis itu. Berhati-hatilah terhadap nya." Bisik Persephone yang dimana nada bicara nya terasa waspada.

"Maksudku, aku baru saja mencari informasi dari Guild." Ucap Sho kepada gadis yang penasaran itu.

"Hmm... baiklah, kalau berjodoh mungkin kita akan berjumpa lagi." Ucap gadis itu sembari masuk kedalam Guild, meninggalkan Sho yang berdiri didepan pintu Guild.

Sho yang tak mau pikir panjang, dia menuruti perkataan Persephone lalu berjalan menuju area timur untuk mencari penginapan. 1 jam telah berlalu, Sho tidak kunjung menemukan penginapan yang kosong, karena kebanyakan penginapan itu penuh. "Sepertinya aku akan tidur di pohon lagi malam ini..." Gumam Sho sembari terus berjalan.

Sho pun beruntung dan mendapatkan informasi tentang penginapan yang masih memiliki satu kamar kosong, setelah Sho sampai disana, Sho langsung memesan satu kamar untuk bermalam selama 1 malam, gadis yang bertabrakan dengan Sho didepan Guild tadi tiba-tiba menyela "Bagaimana kalau kamar ini aku saja yang menyewa nya? aku akan membayar lebih." Ucap nya kepada seorang pria yang duduk di bangku resepsionis.

"Hei tidak bisa begitu, apakah ibumu tidak mengajari mu sopan santun!?" Balas Sho dengan nada yang sedikit membentak.

"Hah! memangnya kalau aku menyela kau bisa apa? lagipula aku bisa membayar lebih dari bayaran yang kau berikan" Jawab gadis tersebut dengan nada mengejek kearah Sho

"Asal kau tahu, sebaiknya kau jangan berurusan dengan ku, Aku ini High Human kau tahu?" Ucap Gadis tersebut sembari menunjukkan kartu pengenal miliknya, disitu tertulis nama Aria Pixis dan Apollo sebagai konstelasi nya.

Persephone benar, gadis bernama Aria ini adalah inkarnasi dari Apollo. Sho yang terbawa suasana membalas perkataan Aria dengan nada yang marah "Oh ya!? Aku juga seorang High Human!"

"Memangnya aku percaya dengan omong kosong-mu hah!? mana kartu pengenal mu?" Ucap Aria dengan nada yang tidak percaya dan mengejek.

"Aku memang tidak memiliki kartu pengenal, tapi aku bisa membuktikan nya!" Sho berkata dengan penuh percaya diri.

"Bisakah kalian berdua diam!" Ucap Resepsionis yang berjaga di penginapan.

"Kalian bedua terlalu berisik! mulai sekarang tinggalkan penginapan ku, tidak ada satupun dari kalian yang mendapatkan kamar." Ucap Resepsionis tersebut dengan nada yang tegas sembari mengusir Aria dan Sho keluar dari penginapan miliknya.

Setelah diusir pun Aria dan Sho masih saja berdebat "Oh hebat, karena kau yang berisik aku diusir!" Teriak Aria kepada Sho

"Bukan kah kau duluan yang memulai karena berusaha mencuri kamar yang ini aku sewa!?" Balas Sho dengan nada yang marah karena dia terbawa suasana.

"Kau mengaku sebagai High Human bukan? kalau begitu katakan siapa konstelasi mu dan buktikan kekuatan mu!" Ucap Aria dengan nada yang percaya diri bahwa Sho berbohong kepadanya.

"Namaku Sho Noerant, Konstelasi ku adalah Persephone." Jawab Sho kepada Aria.

"Itu lucu bahkan aku tidak bertanya siapa namamu, tapi... Persephone ya? kalau begitu tunjukkan kekuatan mu." Ucap Aria kepada Sho dengan nada yang merendahkan.

"Sho, kau sudah berkata terlalu banyak karena terbawa suasana. Sebaiknya berhenti disini dan pergi dari hadapan gadis itu." tegur Persephone dengan nada yang tegas kedalam kepala Sho.

Sho yang terlalu terbawa suasana menghiraukan teguran dari Persephone, dengan cepat Sho mencabut kalung yang berada di leher nya "Akan ku tunjukkan bahwa aku seorang High Human!" Sho menggenggam dengan erat kalung yang dia pegang.

"Persephone jawab panggilan ku!" teriak Sho dengan lantang sembari mengangkat tangan kanan nya yang memegang kalung

setinggi mungkin.

Tidak ada yang terjadi. Tak ada reaksi apapun dari kalung Sho, kalung tersebut tidak berubah menjadi Bident bahkan tidak mengeluarkan cahaya sedikitpun. "Ahahaha... " Aria tertawa terbahak-bahak melihat Sho yang bertingkah konyol.

"Ternyata benar kau hanyalah pembohong... aku sudah membuang-buang waktuku hanya untuk melihat mu berpose konyol." Ucap Aria dengan nada kecewa lalu berjalan pergi.

Sho tertegun dan terkejut karena tidak ada reaksi apapun dari Persephone.

"Hei Tunggu! Aku akan menunjukkan nya! Jangan pergi!" Teriak Sho kepada Aria yang berjalan meninggalkan nya sendirian.

Setelah Aria pergi cukup jauh, Persephone mulai berbisik kepada Sho. "Kau membuat ku kecewa Sho, kau terlalu terbawa suasana dan emosi mu sehingga menghiraukan teguran ku." Ucap Persephone kedalam kepala Sho, nada bicara nya terdengar kecewa.

"Kenapa kau tidak menuruti perintah ku untuk memunculkan Bident!" Balas Sho kepada Persephone, nada bicara Sho terdengar marah.

"Dengarkan aku Sho, Apollo adalah konstelasi yang menaungi gadis itu. kau tidak perlu berhubungan dengan nya." Ucap Persephone dengan suara nya yang mendesis seperti ular.

Sho berjalan menuju pinggiran desa Zeen dan melompat keatas tembok penghalang hanya untuk pergi menuju pohon beringin yang ada di samping tembok. "Memangnya hubungan mu dengan Apollo seburuk itu?" Tanya Sho kepada Persephone dengan nada penasaran, namun tak ada jawaban dari Persephone.

Sho melompat keatas pohon beringin tersebut dan menggantung tas bawaan nya ke-ranting pohon. Setelah menunggu agak lama tak ada jawaban dari Persephone meskipun Sho masih menunggu jawaban darinya. "Baiklah, aku minta maaf karena terbawa emosi tadi." Sho meminta maaf kepada Persephone lalu berbaring di ranting pohon yang cukup tebal untuk beristirahat.

Persephone masih tidak menanggapi Sho, hal ini membuat Sho tertidur karena menunggu jawaban terlalu lama, belum lagi hari sudah sangat gelap gelap, belum lagi disekitaran pohon beringin ini begitu menenangkan karena jauh dari keramaian. Usai Sho tertidur ranting-ranting pohon dan dedaunan bergerak dengan sendiri nya untuk menyelimuti tubuh Sho dan melindungi nya dari marabahaya, serta beberapa daun juga menutupi tas bawaan Sho

Disisi lain, terlihat Aria yang memantau Sho dari atas tembok penghalang. Aria terkejut melihat ranting dan dedaunan pohon bergerak dengan sendirinya untuk menyelimuti dan melindungi Sho yang tertidur. "Wow seperti nya dia tak sepenuhnya berbicara omong kosong." Gumam Aria dari kejauhan sembari berjalan menjauh untuk mencari penginapan lain nya.

Matahari terbit dan bersinar, ranting pohon dan dedaunan kembali bergerak sendirinya, dedaunan yang menutupi tas milik Sho pun berjatuhan, lalu cahaya matahari bersinar terang mengenai Sho tepat kearah wajahnya sehingga Sho terbangun, dan ranting pohon bergoyang dengan sendirinya, Karena efek goyangan dari ranting yang menopang tubuh nya, Sho pun terjatuh dari ranting pohon beringin tersebut. "Ack! itu menyakitkan..." Gumam Sho kepada dirinya sendiri sembari mengelus-elus punggung nya yang sakit.

Mungkin ini bentuk dari kekesalan Persephone, namun siapa yang tahu?. Sho pun berdiri lalu naik keatas pohon kembali untuk mengambil tas nya yang digantung. "Hm? Seperti nya aku beruntung karena aku tidak dirampok malam tadi." Gumam Sho sembari turun dari pohon kembali.

Padahal alasan tas Sho tidak dirampok itu ada dua: /pertama tas milik Sho ditutupi oleh dedaunan, dan yang kedua Sho tidur di liar tembok pembatas desa Zeen, belum lagi daerah itu sangat sepi dan jauh dari keramaian. "Saatnya mengambil kartu pengenal ku sebagai High Human!" Ucap Sho dengan antusias sembari berlari menuju Guild.

Tak perlu waktu lama, Sho akhirnya tiba di Guild, meskipun hari masih pagi tapi Guild masih saja ramai akan pengunjung, saat Sho masuk Linda memanggil Sho, lalu menyuruhnya untuk datang ke meja resepsionis "Sho kemari! Kartu pengenal mu sebagai High Human telah siap." Ucap Linda dari meja Resepsionis.

Tak mau pikir panjang, Sho pun menghampiri Linda dan mengambil tanda pengenal milik nya. Tanda pengenal itu berwarna cokelat dan menggunakan bahan utama pohon oak. Nama Sho tertulis beserta nama Persephone disana, dipinggiran kartu nya terdapat lapisan perak yang mengkilap. "Terima kasih Nona Linda..." Sho menundukkan kepala nya lalu berjalan menuju pintu keluar Guild.

Sebelum Sho sampai di pintu keluar, Aria menghadang nya. "Tidak secepat itu. Mengapa kau tidak mengeluarkan kekuatan milikmu dimalam tadi dan mempermalukan dirimu sendiri." Ucap Aria dengan nada kesal sembari menatap kedua mata Sho, kini Aria dan Sho bertatapan.

"Minggir, aku ada tempat yang harus ku tuju." Ucap Sho Kepada Aria dengan nada yang datar.

Sho berjalan melewati Aria begitu saja tanpa mengatakan sepatah kata lagi. Sho bertekad untuk tidak terbawa emosi lagi seperti malam tadi, dia berharap bahwa Persephone mungkin akan memaafkan nya jika dia menjauhi Aria. "Baiklah kalau itu mau mu, aku tak akan menggangu mu lagi. Dasar Pria bodoh." Ucap Aria kepada Sho sembari berjalan menuju meja makan.

Sho tidak menghiraukan ucapan Aria, dan pergi keluar dari Guild untuk mempersiapkan bekal perjalanan nya untuk pergi menuju Ibukota Vixen.

Terpopuler

Comments

J. Elymorz

J. Elymorz

Wow.. apakah akan ada sedikit bumbu-bumbu romance antara Sho dan Aria? /Chuckle//Chuckle/

2025-04-20

1

lihat semua
Episodes
1 Chapter 1: Perang di Rivera
2 Chapter 2: Persephone
3 Chapter 3: Aria Pixis
4 Chapter 4: Bau Kematian
5 Chapter 5: Taruhan
6 Chapter 6: Ibukota
7 Chapter 7: Canggung
8 Chapter 8: Misi Pertama
9 Chapter 9: Terjebak
10 Chapter 10: Perang Besar
11 Chapter 11: Pasca-pertempuran
12 Chapter 12: Ramalan Takdir
13 Chapter 13: Bertemu Kembali
14 Chapter 14: Permusuhan?
15 Chapter 15: Makhluk Menyimpang
16 Chapter 16: Perusak Tatanan Dunia
17 Chapter 17: Pahlawan
18 Chapter 18: Gadis Perwujudan Harapan
19 Chapter 19: Tekad Seorang Putri.
20 Chapter 20: Rencana Besar
21 Babak Penjelasan Serta penampilan para karakter.
22 Chapter 21: Graudel
23 Chapter 22: Puncak Pertarungan
24 Chapter 23: Pengungkapan Perasaan
25 Chapter 24: Masalalu Yara
26 Chapter 25: Surat
27 Chapter 26: Tiga Entitas Misterius
28 Chapter 27: Wabah Berjalan
29 Chapter 28: Penyembuhan Aria
30 Chapter 29: Tiga Lawan Satu
31 Chapter 30: Terpisah
32 Chapter 31: Kesedihan
33 Chapter 32: Pengkhianatan
34 Chapter 33: Lahirnya Noir
35 Chapter 34: Bertemu kembali
36 Chapter 35: Tekad untuk menjadi lebih kuat
37 Chapter 36: Empat lawan satu
38 Chapter 37: Penghinaan
39 Chapter 38: Tanpa Ampun
40 Chapter 39: Reuni
41 Chapter 40: Awal dari masa depan yang baru
42 Chapter 41: Bangkitnya Liora
43 Chapter 42: Pangeran?
44 Chapter 43: Lebih kuat
45 Chapter 44: Kekhawatiran seorang Ibu
46 Chapter 45: Sosok Bayangan
47 Chapter 46: Takdir yang kejam
Episodes

Updated 47 Episodes

1
Chapter 1: Perang di Rivera
2
Chapter 2: Persephone
3
Chapter 3: Aria Pixis
4
Chapter 4: Bau Kematian
5
Chapter 5: Taruhan
6
Chapter 6: Ibukota
7
Chapter 7: Canggung
8
Chapter 8: Misi Pertama
9
Chapter 9: Terjebak
10
Chapter 10: Perang Besar
11
Chapter 11: Pasca-pertempuran
12
Chapter 12: Ramalan Takdir
13
Chapter 13: Bertemu Kembali
14
Chapter 14: Permusuhan?
15
Chapter 15: Makhluk Menyimpang
16
Chapter 16: Perusak Tatanan Dunia
17
Chapter 17: Pahlawan
18
Chapter 18: Gadis Perwujudan Harapan
19
Chapter 19: Tekad Seorang Putri.
20
Chapter 20: Rencana Besar
21
Babak Penjelasan Serta penampilan para karakter.
22
Chapter 21: Graudel
23
Chapter 22: Puncak Pertarungan
24
Chapter 23: Pengungkapan Perasaan
25
Chapter 24: Masalalu Yara
26
Chapter 25: Surat
27
Chapter 26: Tiga Entitas Misterius
28
Chapter 27: Wabah Berjalan
29
Chapter 28: Penyembuhan Aria
30
Chapter 29: Tiga Lawan Satu
31
Chapter 30: Terpisah
32
Chapter 31: Kesedihan
33
Chapter 32: Pengkhianatan
34
Chapter 33: Lahirnya Noir
35
Chapter 34: Bertemu kembali
36
Chapter 35: Tekad untuk menjadi lebih kuat
37
Chapter 36: Empat lawan satu
38
Chapter 37: Penghinaan
39
Chapter 38: Tanpa Ampun
40
Chapter 39: Reuni
41
Chapter 40: Awal dari masa depan yang baru
42
Chapter 41: Bangkitnya Liora
43
Chapter 42: Pangeran?
44
Chapter 43: Lebih kuat
45
Chapter 44: Kekhawatiran seorang Ibu
46
Chapter 45: Sosok Bayangan
47
Chapter 46: Takdir yang kejam

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!