4 Ketiduran di Mushalla

Pukul 3 dini hari Saga mulai datang ke rumah mertuanya, dengan langkah yang mengendap-endap akhirnya dia sampai juga di kamar Alina yang kebetulan tidak di kunci.

  "Akhirnya bisa masuk juga," gumam Saga, sedangkan tidur Alina mulai terusik akibat kedatangan Saga.

  "Kamu baru pulang? Dari mana saja," ucap Alina.

  "Itu urusanku," sahut Saga, sedang Alina hanya bisa menghembuskan nafasnya.

  Alina pun mulai beranjak dari ranjangnya melihat waktu yang menunjukkan pukul tiga dini hari wanita cantik itu langsung turun mengambil air wudhu untuk melakukan shalat malam.

  Seketika Saga mulai mengerutkan keningnya pasalnya pria itu benar-benar tidak menyangka dengan apa yang di lakukan Alina saat ini.

  "Aku pikir dia mau marah-marah, ternyata pergi ke kamar mandi," gumam Saga sendiri.

  Setelah beberapa menit akhirnya Alina keluar dari kamar mandi lalu mulai mendekatkan diri terhadap sang khalik melalui tangisannya di sepertiga malam.

  Memang semenjak dia ketahuan mengandung dari situlah penyesalan Alina mulai datang, mungkin dengan cara seperti ini dia bisa meminta ampunan dari Tuhannya.

Selesai shalat dan melangitkan doa-doanya kini Alina mulai duduk di pinggiran ranjang sambil mengelus perutnya yang sudah buncit, dia tidak pernah membayangkan jika takdirnya akan bersanding dengan pria lain seperti ini.

   "Alina, kau sudah selesai shalat?" tanya Sagara tiba-tiba.

  "Iya Om," sahut Alina.

  "Heeeemb, aku kira perempuan seperti mu tidak taat agama, ternyata yang taat agama saja masih bisa kecolongan seperti ini." Ungkapan Saga benar-benar menusuk hati Alina.

  "Maksud Om apa! Apa tidak pantas perempuan kotor sepertiku melaksanakan ibadah sunnah ku, aku hanya manusia biasa yang tidak luput dari kesalahan dan dosa, tapi Tuhan mempunyai pintu maaf seluas samudera kenapa kita sebagai hambanya tidak menggunakan kesempatan ini dengan baik," balas Alina.

   "Aku hanya bicara sepatah kata loh, tapi kamu selalu saja ngegas, apa ini memang karaktermu yang tidak bisa membuat pria betah berada di sampingmu," cetus Saga.

  "Om bilang hanya sepatah kata, tapi perkataanmu membuat hatiku tersinggung, jika kau seorang suami yang baik, maka perlakukan lah pasanganmu dengan baik, apalagi sekarang aku dalam keadaan hamil yang mood nya gampang naik turun," ungkap Alina.

  "Terus urusanku denganmu apa?" pertanyaan Saga kali ini benar-benar membuat Alina tersinggung.

  "Iya memang, anak ini bukan anakmu, makanya kau seolah tidak ada kewajiban untuk menjaga kewarasan mental ibunya, kalau kau tidak ada niatan untuk menikahi ku lebih baik kau tolak saja kemarin, kenapa hal seperti ini harus bohong!" bentak Alina.

  "Heh! perempuan pembangkang, jika keluargamu tidak mendesak Kakakku, dan akan memenjarakan Kakak ku, pasti aku tidak akan menikahimu, kalau di tanya kenapa aku mau, itu semua karena ulah licik keluargamu yang mengancam kakak ku," desis Saga sambil menatap wajah Alina dengan tatapan tajam yang mematikan.

  "Orang tuaku melakukan itu karena ulah keponakanmu juga, bahkan kalau di tanya? Aku menyesal sudah mengenal keponakanmu itu sangat menyesal, karena ulahnya aku harus berhadapan dengan orang sepertimu Sagara, kamu tahu kamu adalah pria terkejam tidak punya hati yang pernah aku temui!" desis Alina.

  Lalu mulai pergi meninggalkan Sagara di kamar sendirian, kali ini Alina begitu sakit hati dengan perkataan Sagara yang seolah merendahkan dirinya, wanita cantik ini terus saja berjalan menyusuri jalanan di kampungnya.

 Suasana subuh nampak terasa sejuk namun tidak bisa menyejukkan hatinya yang saat ini tengah berkecamuk melawan kesakitan yang tidak terbendung.

  "Kau tega Jason! Kau tega andai saja kau tidak lari mungkin aku tidak akan menikah dengan Om mu itu!" teriak Alina dengan bulir air mata yang menetes membasahi pipinya.

   Ketika Alina sedang berteriak, tiba-tiba saja ada seorang nenek tua yang masih mengenali Alina.

  "Eh, neng Alina sedang apa pagi-pagi sekali berada di sini?" tanya seorang paruh baya tersebut.

  "Aku, hanya ingin menikmati suasana subuh yang sejuk ini Nek," sahut Alina dengan kebohongannya.

  "Oh, ya sudah kalau begitu Nenek pergi shalat dulu ya Nak," pamit wanita paruh baya itu yang terlihat bersemangat memenuhi panggilan Tuhannya.

  Suara adzan subuh mulai berkumandang dari sini lah, Alina segera menyusul langkah kaki nenek sepuh tadi untuk segera melaksanakan ibadah wajibnya.

  Sesampainya di musholla Alina langsung saja mengambil air wudhu, setelah itu dirinya mulai mengikuti imam yang sudah mengucapkan takbirotul ihram.

  Dua rakaat kini sudah di laksanakan tidak terasa selepas shalat subuh tadi Alina ketiduran di mushalla ini.

   *******

 Waktu sudah memasuki jam 9 pagi, tiba-tiba saja Saga, bertemu dengan sosok anak kecil yang merengek di gendongan ibunya, ibunya mencoba menenangkan akan tetapi anak laki-laki itu tetap saja menangis tidak mau berhenti.

  Lalu hati Saga terdorong untuk bertanya terhadap wanita tersebut.

  "Mbak itu anaknya kenapa nangis terus?" tanya Saga.

  "Anakku di tinggal pergi ayahnya Pak, maka dari itu dia rewel terus," sahut wanita tersebut.

  "Memang bapaknya kemana?" tanya Saga.

  "Lari dengan perempuan lain," sahut wanita itu.

  Deg!

  Hati Saga menjadi terenyuh melihat sesosok anak yang merengek ingin bersama ayahnya itu, entah kenapa tiba-tiba tangannya terulur untuk menggendong anak tersebut, dan tidak lama kemudian anak yang berusia kira-kira 3 tahun itu diam.

  "Aneh kok bisa diam ya?" tanya Saga sendiri.

  Dan tidak lama pula Sagara terbangun dari mimpinya.

  "Hah! ternyata cuma mimpi, tapi kenapa aku merasa seperti nyata, anak kecil itu seolah mengingatkanku dengan calon anak Alina nanti," ucap Saga lalu mulai beranjak dari ranjangnya.

  "Alina, iya Alina dimana wanita itu sekarang, kenapa aku tidak melihatnya," gumam Saga lalu mulai mencari-cari keberadaan Alina.

  Saga pun mulai mencari-cari Alina bahkan sampai ke dapur, akan tetapi dia tidak menemukan wanita itu, bahkan dia hanya bertemu dengan ibu mertuanya saja.

  "Nak Saga, kau sudah bangun?" tanya Asih.

  "Iya Bu," sahut Saga.

  Saat ini Saga mulai ragu untuk menanyakan keberadaan istrinya itu kepada Ibu mertua, dia takut kalau nantinya akan di salahkan dengan menghilangnya putrinya yang tiba-tiba itu.

  "Buk, aku pamit keluar dulu ya, mau melihat pemandangan di kampung ini," pamit Saga.

  "Iya Nak, sekalian ajak Alina biar dia gak seharian di dalam kamar terus," sahut Ibunya, yang benar-benar membuat Saga semakin khawatir.

"Iya Bu," sahut Saga.

  Saat ini Saga benar-benar khawatir ternyata benar kalau istrinya itu kabur dari rumahnya sendiri bahkan ibunya pun saat ini tidak tahu apa-apa mengenai anaknya.

  "Ah .... Dasar bocil bisanya nyusahin orang terus," gerutu Saga lalu mulai meneruskan kembali perjalanannya untuk mencari Alina.

Bersambung ....

pagi Kakak ... Semoga suka ya!

Terpopuler

Comments

Zecky Lezmana

Zecky Lezmana

rasakan kau Saga baru di tinggal sebentar saja sudah kebingungan makanya punya mulut di jaga jangan seenaknya saja sama istri

2025-04-20

1

Lanjar Lestari

Lanjar Lestari

kebalik nya cowoknya hukum tabur tuai itu cocok buat Jason dan pelakor selingkuh an Jason yg jg sedan hamil bukan buat Saga g cocok deh

2025-04-23

0

mbok Darmi

mbok Darmi

ingat saga hukum tabur tuai itu nyata jgn sampai kamu menyesal seumur hidup mu Krn sudah menyakiti istri mu

2025-04-20

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!