Alina hanya bisa tercengang melihat langkah Saga yang begitu saja berucap menghakimi dirinya seolah-olah kepergian Jason merupakan kesalahan dirinya.
"Terlalu gampang kau mengatai ku Sagara, aku juga tidak menginginkan semua ini terjadi, aku dan keponakanmu selama ini baik-baik saja, tidak ada masalah ataupun ribut besar, seharusnya kau melihat seksama bukan berat sebelah, hanya karena laki-laki yang meninggalkan ku merupakan keponakanmu, jadi kamu mau seenaknya menyalahkan ini semua terhadapku," ucap Alina dengan nada yang sedikit berteriak.
Sejenak Sagara mulai menghentikan langkahnya, mendengarkan semua luapan hati perempuan yang baru sah menjadi istrinya.
"Kau masih belum puas Alina, dan barusan apa! Kau begitu berani memanggil, namaku, oh sudah mau belajar ngelunjak ya! Ingat ya wanita bodoh kalau bukan karena bayi yang kamu kandung, mana sudi aku menikahi perempuan keras kepala pembangkang seperti dirimu ini!" desis Sagara di depan telinga Alina.
"Aku tidak meminta untuk kamu nikahi, kamu pikir aku tidak bisa membiayai calon anakku, ingat Sagara! Wanita bodoh ini kuat, aku bisa membesarkan calon anakku ini dengan caraku sendiri!" teriak Alina, dengan kencang sampai orang rumah dengar semua dan menghampiri kamar Alina.
"Astaga! Nak, ada apa? Malam-malam seperti ini ribut," ucap Asih dari kejauhan.
Sedangkan Alina hanya terdiam, dia tidak tahu harus menjawab apa, sebenarnya saat ini Alina sangat sungkan sekali karena pertengkarannya sampai terdengar oleh kedua orang tuanya.
"Tidak ada apa-apa Pak, Bu, kami hanya cekcok kecil saja," ucap Sagara yang akhirnya mulai membuka suara.
"Kalau cekcok kecil kenapa anak saya sampai berteriak?" tanya Arie.
"Kita hanya masih belum terbiasa saja, Alina belum tahu karakter saya begitu juga dengan saya, jadi akhirnya kita berdua cekcok, maaf ya Pa, Bu. Sudah membuat kegaduhan di rumah kalian," ucap Sagara.
"Lain kali kalau ada masalah di bicarakan baik-baik kalian ini baru menikah masak sudah berantem saja, apa kata orang nanti, untukmu Nduk, sekarang ini kau sudah bersuami alangkah baiknya kau menurut apa kata suami, begitu juga Nak Saga, pengertianmu dalam berumah tangga sangat di perlukan, apalagi kondisi Alina saat ini sedang hamil, jadi butuh support dari orang-orang terdekat," jelas Asih.
"Iya Bu, maafkan kami berdua yang sudah membuat kegaduhan," ucap Sagara sekali lagi.
"Ya sudah kalau begitu ajak istrimu masuk ke dalam, Ibu titip Alina ya, meskipun dia sedikit cerewet dan suka ke kanak-kanakan, tapi dia merupakan anak yang baik dan selalu berupaya untuk orang yang dia sayang," sahut Asih yang diangguki oleh Saga.
Saga mulai menggandeng tangan Aluna untuk masuk ke dalam kamar, kali ini pria dewasa itu mencoba untuk menepis egonya, meskipun di dalam hatinya saat ini begitu dongkol melihat Alina yang diam seribu kata ketika di datangi orang tuanya.
"Berapa usia kandunganmu?" tanya Sagara tiba-tiba.
"Enam bulan," sahut Alina.
"Sudah dibawa ke dokter?" tanya Sagara lagi memastikan.
"Cuma satu kali, itupun pas awal kehamilan," sahut Alina.
"Loh kenapa tidak di periksa kembali," ucap Sagara.
"Nggak ada waktu karena aku waktu itu masih bekerja," sahut Alina.
"Astaga! Kenapa kau bodoh sekali, nanti kalau ada apa-apa dengan bayimu bagaimana, ini yang di sebut wanita kuat, mengurus anak yang masih di dalam kandungan saja kau belum becus," ucap Sagara.
"Aku memang tidak pernah periksa ke dokter tapi aku yakin bayiku akan baik-baik saja," sahut Alina.
"Hah! Sudahlah terserah kamu saja, lama-lama aku bisa darah tinggi jika dekat-dekat denganmu," ketus Sagara.
"Kamu ini mempunyai kepribadian ganda Om, tadi di depan Ibu dan Bapak kamu bersikap bijak, sekarang kamu mulai marah-marah lagi," celetuk Alina yang membuat Sagara semakin kesal dibuatnya.
"Bodoh amat, sekarang aku mau keluar dulu, cari angin segar, awas selama aku keluar kamu tidak boleh kemana-mana ya," ucap Sagara memperingati istrinya itu.
"Heeeemb," sahut Alina.
"Ya sudah jaga calon anakku baik-baik," ucap Saga, lalu mulai pergi meninggalkan Alina.
Setelah kepergian Saga tadi telinga Alina terasa plong, mungkin karena tidak ada yang marah-marah, akan tetapi dari cara Saga berbicara tadi ada hal yang membuat hati Alina tergugah. Yaitu kata-kata anakku.
"Ah, hidup kadang seperti cerita di Novel saja, yang terlihat tulus tapi meninggalkan, dan yang kelihatannya tidak sayang, nyatanya peduli, meskipun sebesar biji salak," celetuk Alina lalu mulai menyibak selimutnya karena sudah tidak tahan dengan kantuknya.
*****
Di tempat lain saat ini Saga sedang berkumpul-kumpul dengan teman-temannya di sebuah club malam, dengan cara seperti inilah Saga bisa melepaskan sejenak kepenatan yang ada di pikirannya.
"Wiiih, pengantin baru kok malam pertama di club sih, apa tidak sayang dengan istrinya," ucap seorang kawan yang bernama, Mateo.
"Sayang dong, tapi kamu tahu sendiri kan wanita yang ku nikahi itu siapa," sahut Saga.
"Iya sabar ya, nunggu beberapa bulan lagi, kira-kira bisa nahan gak," ucap Mateo dengan nada candaannya.
"Kan kalau gak bisa nahan banyak cewek di club ini tinggal pilih saja," celetuk Dava, teman Saga juga.
"He, he bisa aja Lo Dav," sahut Saga sambil meneguk cairan bening tersebut.
Saat ini ketiga pria dewasa ini sedang asyik, meneguk minuman haram tersebut bahkan sangking asyiknya sampai-sampai mereka tidak sadar ada beberapa gadis yang mendekat ke arahnya, bahkan kedua gadis lainnya sudah berada dipangkuan Dava dan juga Mateo.
"Halo cewek cantik, tolong puaskan saya," ucap Mateo lalu masuk ke dalam kamarnya.
Lalu kemudian di susul dengan Dava, sedangkan cewek yang melayani, Saga masih duduk dan sibuk menuangkan cairan kuning tersebut.
"Mas, apa Mas butuh service dari aku," ucap wanita tersebut menawarkan dirinya.
Sedangkan Sagara hanya terdiam tanpa ada jawaban, ketika tangan wanita ini mulai meraba dada Saga tiba-tiba saja bayangan Saga teringat dengan ucapan dirinya ketika waktu akad tadi pagi.
"Jangan sentuh aku!" sentak Saga, yang tiba-tiba tidak ingin di sentuh padahal malam-malam sebelumnya sesekali Saga selalu main dengan cewek di club ini.
"Loh Mas, kenapa? Biasanya Mas gak pernah nolak," ucap wanita itu yang memang sudah terlihat gatal ingin bersentuhan dengan Saga.
"Aku bilang tidak ya tidak!" gertak Saga yang akhirnya membuat wanita itu langsung mengundurkan diri.
Setelah puas meneguk beberapa gelas, akhirnya Saga pun memutuskan untuk pulang, tidak tahu kenapa, saat ini bayangannya di penuhi dengan wajah polos Alina.
"Ah Sial! Kenapa wajah perempuan itu muncul terus di otakku!" geram Saga sambil melajukan mobilnya.
Bersambung ...
Kali ini hadir pagi-pagi sekali ya Kakak-kakak. Mohon dukungannya ya!
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 25 Episodes
Comments
Lanjar Lestari
sabar Alina krn menuju bahagia butuh perjuangan dan Saga masih syok dg pernikahannya sm km dia bingun sm calon anakmu mau manggil apa sm Saga nanti Daddy/Paman kan Ayah biologis nya Jason ponakannya dan Saga Paman Jason yg nikahi km masih bingun kan br pertama x menikah dan hadapi ibu hamil blm th mood bumil gitu gmn.
2025-04-23
0
mbok Darmi
saga aku sumpahin ya mulut lemes mu akan berbalik kepadamu kamu bilang aluna wanita murahan kedepannya wanita yg kamu anggap murahan ini akan bikin kamu jungkir balik dan bucin akut
2025-04-19
1
Larasati
sdh hadir di sini☝️🥰🥰🥰🥰
2025-04-19
1