"Arabella Azalea maukah kamu menjadi pacar ku."
"Jangan kan di dunia nyata, di dunia mimpi pun gue ngga sudi nerima Lo jadi cowok gue."
Abel menatap langit - langit kamar nya dengan pikiran yang berkecamuk, jika mengingat kata - kata itu hati nya terasa sesak sekali. Selalu ada perasaan bersalah dan penyesalan dalam hatinya. Tapi dia tidak bisa berbuat apa pun, ibarat kata nasi sudah menjadi bubur itu lah yang terjadi.
"Huft...." Abel menghela nafas nya berat.
Malam ini sungguh otak dia saat ini tidak bisa berpikir jernih sama sekali karena terlalu banyak yang harus dia pikirkan, tagihan hutang, tagihan kontrakan, dan biaya hidup lain nya. Di tambah lagi pertemuan nya dengan Kaivan setelah sekian tahun lama nya justru membawa nya terseret dalam masalah yang baru dan berhubungan kembali dengan uang.
Beberapa kali gadis cantik itu menghela nafas nya dengan begitu berat, untung saja rasa sakit pada telapak kaki nya sudah berkurang saat ini. Setidak nya masih ada orang baik seperti Bu Wulan yang membantu nya untuk mengobati luka itu.
"Aku tidak menyangka bakal bertemu lagi dengan kamu Kai," kata Abel sambil memandangi sebuah foto usang dengan tatapan sendu.
Bertemu dengan orang yang pernah ada dalam masa lalu nya dalam kondisi seperti ini jelas bukan keinginan Abel. Tapi takdir ternyata membawa Abel harus terlibat kembali dengan orang yang sejak dulu ingin dia hindari karena rasa bersalah dan penyesalan yang selalu dia rasakan.
Tentang penolakan yang Abel lakukan dulu jelas ada alasan nya, cukup gadis itu sendiri yang tahu.
"Ya tuhan... bagaimana ini, kenapa masalah demi masalah selalu muncul dalam hidup ku. Masalah hutang almarhum papa saja belum lunas sampai sekarang, kini sudah muncul masalah baru lagi dan berhubungan dengan uang kembali. Dari mana aku bisa mendapatkan uang sebanyak itu dalam waktu satu Minggu. Pah...Mah...Abel harus gimana?" ucap Abel dengan bibir bergetar menahan isak tangis.
Seperti ini lah seorang Abeliaza Azalea, nampak dari luar gadis ini terlihat kuat dan tegar dalam menghadapi cobaan hidup yang dia alami, tapi tetap saja dia hanya manusia biasa jika mendapat ujian hidup secara terus menerus jelas ada sisi rapuh nya. Apalagi dia hidup sendirian di dunia ini. Tidak ada orang terkasih dalam hidup nya yang bisa dia ajak berbagi tentang apa yang dia alami saat ini.
"Apa besok aku temui Kaivan saja ya, minta kelonggaran waktu untuk mengganti vas bunga kristal itu. Kalau perlu aku akan memohon pada dia supaya aku bisa mencicil nya," pikir Abel.
Setelah semalam berpikir akhir nya dia memutuskan pagi ini dia akan ke apartemen Kaivan. Gadis itu akan meminta supaya di beri waktu lebih lama lagi untuk mengumpulkan uang sebesar itu, kalau perlu dia akan memohon supaya di beri keringanan dengan mencicil nya.
Dengan kaki yang masih berbalut kain kasa, gadis cantik itu mengendarai sepeda motor nya menuju ke apartemen Kaivan.
Tepat pukul enam pagi, gadis cantik itu sudah tiba di depan apartemen Kaivan. Beberapa kali tangan dia terulur untuk menekan bel pintu apartemen pria itu namun dia urungkan, takut kedatangan dia yang masih terlalu pagi itu mengganggu aktivitas pemilik apartemen mewah itu.
"Kira - kira Kaivan sudah bangun belum ya, aku tunggu sebentar lagi kali ya. Ah tapi, kalau aku kelamaan di sini aku bisa terlambat ke restoran lagi. Mana jarak restoran dari sini kan jauh," gumam Abel bingung sendiri.
"Ah...lebih baik aku coba saja lah," akhir nya Abel pun memutuskan untuk menekan bel pintu apartemen di depan nya itu. Namun baru saja tangan nya terulur ke atas, tiba - tiba pintu apartemen itu terbuka dan muncul lah sosok pria tampan dengan setelan kantor yang berdiri tegap di hadapannya.
"Kamu! Ngapain pagi - pagi seperti ini ada di depan apartemen saya?" ucap Kaivan dengan nada yang dingin sekali.
Abel yang awal nya terkejut dengan kemunculan Kaivan yang secara tiba - tiba, langsung menguasai diri nya. Perlahan gadis cantik itu menarik nafas nya dalam - dalam guna mengurangi rasa gugup yang ada di dalam diri nya.
"Ehm..ini..anu...aku mau ngomong sama kamu, bisa minta waktu nya sebentar Kai," kata Abel dengan penuh hati - hati. Mengingat sejak tadi Kaivan seolah risih sekali dengan kedatangan dia, karena fokus pria itu selalu pada layar ponsel nya saja.
"Lima menit.." jawab pria itu sambil melihat ke arah jam tangan mewah yang melingkar di tangan nya.
"Ah iya, jadi kedatangan ku ke sini mau minta keringanan sama kamu soal ganti rugi Vas bunga kristal yang tidak sengaja aku pecahkan semalam. Aku mohon supaya di beri batas waktu lebih lama lagi, supaya aku bisa mengumpulkan uang itu. Ehm kalau bisa, aku ingin mencicil nya Kai?"
"Cuma itu?" ucap pria itu sambil menaikkan salah satu alis nya.
Abel menganggukkan kepalanya sambil berharap ada jawaban yang sesuai dengan keinginan nya itu.
"Buang - buang waktu saya saja..." ucap Kaivan sambil berlalu pergi meninggalkan Abel begitu saja.
Abel yang menyadari Kaivan berjalan meninggalkan dia, langsung sigap menyusul Kaivan yang sudah beberapa langkah berjalan dari hadapannya. Dengan langkah yang kesusahan karena menahan luka pada telapak kaki nya, akhir nya Abel pun berhasil mencekal tangan Kaivan.
"Aku mohon Kai, beri aku waktu yang lebih lama lagi atau setidak nya biarkan aku untuk mencicil nya," mohon Abel.
Kaivan melirik ke arah tangan Abel yang berada di tangan nya, dengan gerakan cepat laki - laki itu langsung menghempaskan tangan Abel dengan begitu kasar sampai membuat wanita itu hampir saja terhuyung jatuh.
"Singkirkan tangan kotor mu itu," ucap Kaivan dengan sorot mata yang sangat tajam ke arah Abel.
Abel terperangah dengan sikap Kaivan itu, sungguh dia tidak menyangka jika Kaivan akan se kasar itu pada nya. Laki - laki yang dia kenal sebagai pribadi yang baik dan lembut dulu kini sudah berubah. Tapi dia memaklumi jika Kaivan berlaku seperti itu pada nya saat ini. Kesalahan nya dulu pada pria di hadapannya ini jelas telah membuat rasa benci yang mendalam pada nya, karena bisa Abel lihat sejak pertama kali mereka bertemu ada sorot benci dan dendam dalam mata Kaivan.
Tanpa mengucapkan apa pun lagi Kaivan langsung berjalan kembali meninggalkan Abel. Tapi gadis itu tidak diam begitu saja, dengan mengabaikan rasa sakit pada telapak tangan kaki nya, dia berusaha untuk mengejar laki - laki itu.
"Kai aku mohon beri aku waktu lebih lama lagi untuk mengumpulkan uang itu."
Tapi apa yang Abel ucapkan itu tidak mempengaruhi Kaivan sama sekali, laki - laki itu tetap berjalan tidak menghiraukan Abel sama sekali.
Saat Kaivan hampir sampai di depan lift, laki - laki itu langsung menghentikan kaki nya," saya tunggu kamu di night club' Xx malam ini jam sembilan, tidak boleh telat walau semenit pun jika tidak ingin saya berubah pikiran."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 23 Episodes
Comments
Chusnul Zazah
Kaivan jangan terlalu membenci nanti jatuh cinta lagi loh?? jangan lupa Abel itu seorang gadis yatim piatu sekarang??
jangan sampai karena dendam kamu lupa bagaimana sikap bunda Azizah yg begitu lembut dan baik dalam mendidik mu?? Apa yg kamu rencanakan sama Abel untuk datang ke club di jam 9 malam?? 🤔😇
2025-04-21
0
ken darsihk
Duhhh Kai mau apa kamu menyuruh Abel ke night club pada malam ini
Jangan lah kamu menjadi monster tanpa mengindahkan orang yang sedang kesusahan 😠😠😠
2025-04-22
0
Teh Euis Tea
ya ampun kai. jgn gitu dong jd ha tega sm abel
2025-04-21
1