Di sebuah desa terpencil hidup sebuah keluarga yang sangat miskin dari semua warga yang lain di kampung tersebut...
Bu Tika beserta suaminya Asraf di karunia empat orang anak, satu laki-laki dan tiga perempuan...namun sayang anak laki-laki itu meninggal karena kelalaian orang tua saat dia sakit...pak Asraf dan bu Tika tidak bisa membawa putra mereka ke rumah sakit karena terkendala biaya...hal itu disebabkan putra mereka satu-satunya meninggalkan luka yang sangat dalam..
Pak Asraf yang memiliki perigai buruk dalam keluarga, dia tidak sedikitpun merasa bersalah atas kehilangan putra semata wayang nya itu...justru saat putranya meninggal pak Asraf sibuk main judi dan pergi bersama wanita lain...
"Hiks...hiks..ibu, Gali...!!"ucap Khansa berderai air mata bersama kedua adiknya dan bu Tika menatap kosong Jenazah anak kecil terbaring kaku di lantai tanah beralaskan tikar...
"Kakak, adik kita, Gali..!! Dia pergi meninggalkan kita..ini semua gara-gara ayah...kalau bukan karena ayah pemalas dan tidak berjudi mungkin hidup kita tidak seperti ini..dan mendapatkan hinaan dari orang lain.."
Bu Tika memeluk erat ketiga anaknya, meratapi nasib mereka yang begitu prihatin...saat Khansa menangis meratapi kepergian adiknya,Gali. Semilir angin segar dengan lembut menyapu wajahnya, setiap angin menyentuh wajah, Khanza..rasanya hatinya itu sangat damai dan seolah ada sesuatu yang memeluknya memberikan sandaran dan ketenangan..namun dia tidak mengerti apa itu..
Miris sekali kehidupan mereka, disaat mereka sedang berduka para tetangga tidak ada yang peduli...hanya ada pak RT dan beberapa orang yang turut membantu untuk mempersiapkan jenazah dan dimakamkan tak jauh dari sana...turut hadir juga Wandy seorang tidak dengan orang tuanya...karena orang tuanya tidak menyukai Khansa dan keluarganya..
"Sudah nak, tidak usah menangis ikhlaskan kepergian adik kalian...dia sudah bahagia bersama yang maha kuasa di surga..." ucap bu Tika biarpun hatinya sangat sakit tapi wanita paru baya itu berusaha untuk tetap tegar demi anak-anaknya...
"Kamu keterlaluan, mas Asraf..entah kemana kamu bersama perempuan-perempuan itu hingga kamu tidak tahu jika putramu sudah tidak ada.." batin bu Tika menjerit...menyayangkan sikap sang suaminya yang tidak bertanggung dalam keluarga.. tapi justru sibuk dengan perempuan..entah apa yang didapat dari pak Asraf hingga para wanita pada mendekatinya..padahal soal uang dia nggak punya, dia dapat kecuali dari bu Tika dan anak-anaknya hasil dari pergi bantu-bantu di kebun orang...
"Maaf bu Tika hari semakin siang apa kita harus menunggu pak Asraf dulu baru makamkan, atau gimana.. kasihan kalau nunggu sampai sore...apalagi kita tidak tahu kemana pak Asraf pergi dan kapan pak Asraf pulang...!!" ucap pak Rt menatap bu Tika bersama ketiga putrinya menangis pilu menjaga jenazah Gali yang sudah selesai di mandikan bahkan sudah di kafani..
Bu Tika menarik nafas panjang sambil menggeleng kepala.." tidak pak Rt, tidak perlu menunggu kepulangan ayahnya kita makamkan saja.." kekecewaan terbesar terpancar di wajah bu Tika sebagai seorang ibu dan seorang istri merasa sangat terpukul dengan kepergian putranya dan saat genting seperti ini entah dimana suaminya...
Pak RT hanya mengangguk saja dan di bantu oleh beberapa bapak-bapak tetangga yang ikut mengusung jenazah Gali untuk di makamkan setelah di sholatkan...
"Eh, miris kali ya kehidupan bu Tika dan ketiga putrinya...sudah miskin punya suami sifat begitu..kasihan si Gali di makamkan tanpa ayahnya entah kemana..nih ya kalau aku Gali sudah aku gentayangan untuk menghantui ayah seperti pak Asraf"
"Iya nih...mana lagi nanti persiapan si Khansa mau menikah dengan Wandy..aku kalau jadi bu Tika sudah lama aku tinggalkan laki-laki tak berguna itu..." bisik-bisik tetangga..
Bukannya mereka datang membantu keluarga Khansa karena masih berduka.. justru mereka dapat cibiran dari para tetangga yang julid dan nggak punya hati...mereka memandang rendah keluarga Khansa...
Tidak ada acara tahlilan karena memang keluarga Khansa sama sekali tidak punya Apa-apa bahkan sekedar makan aja harus ikut ke ladang orang dulu..
********
Sementara di sebuah kamar hotel pak Asraf lagi bercocok tanam dengan seorang perempuan..dia tidak malu dengan umurnya
"Sayang kamu nikmat sekali..makasih ya kamu sudah mau mengeluarkan uang untuk kita bersenang-senang..tapi kamu tidak perlu takut sayang sebentar lagi mas akan menjadi orang kaya...setelah anakku yang nomor pertama menikah dengan anak orang kaya aku akan mendapatkan mobil baru dan emas sebagai mahar...itu nanti aku berikan semua padamu..."
"Serius mas..?? kamu nggak bercanda kan? nanti istri tua peotmu itu yang mengambil semua mahar itu.." kata perempuan itu dengan mata berbinar namun bibirnya sedikit cemberut..mau aja di bohongi oleh pria malas seperti pak Asraf..
"Serius dong sayang..!! Tenang saja wanita tua itu nggak punya hak...aku kepala rumah tangga yang berhak mengatur semua itu"
"Oh ya sayang, mas dulu pulang ya sudah sore nanti mas akan kesini lagi besok soalnya mas harus pulang untuk mempersiapkan pernikahan anak mas.."
"Boleh mas, tapi janji ya besok balik kesini lagi..!!" ucap perempuan itu masih gelendotan di lengan pak Asraf..
"Serius sayang...apa yang nggak bisa untukmu..oh ya sayang boleh mas minta ongkos dua ratus ribu untuk pulang dan besok kembali kesini.." tanpa banyak bicara perempuan itu mengeluarkan dua kertas merah dua lembar dan serakan ke tangan pak Asraf..
Setelah menerima uang itu pak Asraf langsung memesan ojek dan pulang ke rumah... pak Asraf pulang kerumah dari jauh dia melihat ada bendera kuning terpasang di depan rumah reot hampir rubuh itu...namun dia sangat santai seolah tidak terjadi apa-apa..
"Dari mana saja kamu pah...apa kamu tidak tahu jika Gali sudah meninggal dan bahkan sudah di makamkan...dimana letak hati nuranimu pah..!!sampai anak meninggal saja kamu tidak tahu...sepenting apa wanita murahan selingkuhan kamu itu..!!""ucap bu Tika menahan gejolak amarah.
"Apaan sih kamu..!! kalau sudah meninggal ya lebih bagus.. biar tidak menjadi beban dari pada sakit terus juga...dari pada kamu ngomel nggak jelas, lebih baik sana buatkan aku kopi..." kata pak Asraf menatap tajam bu Tika..
"Astagfirullah..Ya Allah, pak. Sungguh tega hati bapak berbicara begitu pada almarhum anakmu...!!" ucap bu Tika merasakan kecewa mendalam terhadap respon suaminya...
"Dasar ayah nggak guna.." ucap Chana..seketika mengundang emosi pak Asraf...
"Plak....!!"
"Cukup yah, jangan sakiti kak Chana...!! Memang apa yang di katakan kak Chana benar kok kenapa ayah tidak terimah...!! Sejak kapan ayah berguna bagi kami...kerja ayah hanya bisa pergi dan pulang marah-marah nggak jelas.." kata Arumi membela Chana kakak kembarnya...jadi Chana dan Arumi adalah saudara kembar...
"Seumur hidupku, aku sangat membenci seorang ayah sepertimu...!!" teriak Arumi berlari masuk kedalam kamar kecilnya sambil memegang pipinya dengan berderai air mata..
"Khansa, ayah nggak mau tahu kamu desak Wandy secepatnya menikahi kamu..kalau tidak ayah akan menjodohkan kamu dengan laki-laki lain dari luar kampung..jurangan Carlo kalau kamu menikah dengannya hidup kamu bahagia.. kamu yang akan memberikan ayah banyak uang, walaupun laki-laki itu sudah punya istri...!!" ucap pak Asraf tidak punya hati..
"Ayah...ayah..sampai kapan ayah baru sadar...dengar ya ayah...kalaupun aku tidak jadi menikah dengan mas Wandy...jangan harap aku akan menuruti permintaan ayah..." ucap Khansa berlalu pergi..
Bu Tika hanya bisa geleng kepala penuh kekecewaan...
Tidak tersirat sedikitpun kecemasan atau kesedihan di wajah pak Asraf sebagai seorang ayah yang baru saja kehilangan putranya...mungkin karena bukan dirinya yang melahirkan sehingga dia tidak merasa sedih dan kehilangan...
Pak Asraf yang duduk di bangku kecil yang sudah sedikit lapuk di depan rumah...merasakan angin kencang mendorong tubuhnya hingga jatuh dan tersungkur di tanah, ia mengeram kesakitan
"Wusss...."
"Brukkkk..."
"Argh...!!" pak Asraf merasakan cairan mengalir di bibirnya ternyata bibirnya menyentuh tanah sehingga bibirnya berdarah..."Tika..." teriak pak Asraf tak lama bu Tika berlari tergopoh-gopoh dari dalam..
"Astagfirullah...pah..bapak kenapa kok bisa jatuh...??"
"Banyak tanya, kamu...!!cepat bantuin sakit tahu...!!"
Hidup itu harus saling bersosialisasi, jangan hanya egois, kalau mau egois, mendingan hidup di hutan saja. Seberapa mahal harga sebuah bantal, tidak akan menggantikan tenang dan nyaman bahu seorang suami...namun berbeda dengan bu Tika yang memiliki seorang suami yang benar-benar tidak punya hati..dia tidak layak disebut sebagai seorang suami maupun ayah..
"Yang egois kamu, yang selalu disalahkan aku. Yang temperamental kamu, yang selalu sabar aku. Rasanya aku sudah lelah dengan perilakumu selama ini. Bagaimanapun aku berusaha untuk tetap mempercayaimu, namun sayang aku tak bisa menahan rasa kecewaku padamu. Jadi orang jangan cuma egois dan pengen menangnya sendiri! Coba sekali-kali kamu menjadi aku, dan ngerasain gimana menjadi posisi kaya gini. Perempuan itu lebih suka perhatian kecil tapi berkali-kali, daripada perhatian besar tapi cuma sesekali..Kenyataan yang menyedihkan adalah bahwa kesempatan tak datang dua kali. Jika aku memperlakukanmu seperti halnya kamu memperlakukanku, kamu pasti akan membenciku." ucap bu Tika
Menatap tajam pak Asraf bukan hanya mental bu Tika yang tergoncang tapi ketiga anaknya juga..dalam hatinya percuma memberikan nasihat kepada sang suami karena tidak akan terealisasikan olehnya...
Daripada menjelaskan apapun terhadap suami yang egois dan tidak pernah mau mengerti, mengalah serta meminta maaf kadang akan menjadi tindakan yang sangat penting...Hidup harus selalu mendengarkan lawan bicara, jangan hanya meninggikan ego dan tak mau mengalah. Ada beberapa hal yang membuatmu harus mengalah, jangan keras kepala dan egois...Kedewasaan antara setiap orang sangatlah dibutuhkan. Untuk itu, sebaiknya jangan saling egois dan menang sendiri.
Cinta itu seutuhnya bukan sebutuhnya. Cinta itu tentang memiliki dan mempertahankan bukan memiliki dan ditinggalkan...sementara bu Tika sudah tidak mendapatkan cinta dan kasih sayang dari sang suami..
"Betapa indahnya kalau kita saling menghargai dan mengerti. Jangan saling egois dan nggak peduli. Ketahuilah, suami yang baik itu tidak egois. Lidah itu sangat kecil dan ringan. Tapi bisa mengangkatmu ke derajat yang paling tinggi dan bisa menjatuhkanmu ke derajat paling rendah. Cintailah dirimu sendiri, namun jangan egois. Pahamilah orang lain namun jangan terpaksa juga." ucap bu Tika setelah itu berlalu pergi meninggalkan pak Asraf menahan sakit..dia mendengus kesal karena bu Tika sama sekali tak peduli padanya...
Bersambung....
Tak lama bu Tika kembali dan membawa secangkir kopi hitam, ia hanya meletakan di meja lapuk terbuat dari kayu itu tanpa suara...pak Asraf hanya bisa melirik sinis tanpa mengeluarkan suara..ia menatap istrinya dari ujung kaki sampai ujung rambut baru mencabikan bibirnya..
"Nggak, aku nggak bisa diam begini saja, aku bisa gila dan Sandra pasti meninggalkan ku, jika aku tidak berikan apa yang sudah aku janjikan padanya.. aku harus desak Khansa untuk segera menikah dengan Wandy...karena hanya dia yang bisa membuat aku senang dapat mahar dari keluarga Wandy...tapi kalau Wandy tidak secepatnya menikah dengan Khansa...dengan terpaksa aku menyetujui permintaan juragan Carlo untuk menikahkan dia dengan Khansa, aku akan dapat banyak harta darinya...aku bisa berfoya-foya dengan perempuan aku juga bisa bebas main judi...ternyata enak juga punya anak perempuan, tinggal jual saja ke orang kaya..." gumam pak Asraf tersenyum simpul...
Kopi yang masih menyembul mengeluarkan asapnya nggak di minum sama pak Asraf, ia bangkit dari duduknya dan gegas pergi walaupun sudah malam...ternyata dia mendatangi Wandy...kebetulan Wandy sedang duduk sambil ngopi bersama beberapa orang di warung kopi dekat rumahnya...melihat kedatangan calon mertuanya Wandy biasa saja...
"Om...!!" sapa Wandy.. saat pak Asraf melihat Wandy pak Asraf membuang bokongnya di kursi kosong yang ada di samping Wandy...
"Wandy, kamu disini ternyata..baguslah kebetulan om ada perlu sama kamu...!!" Wandy menyipitkan matanya.
"Soal apa om..?"
"Soal hubungan kamu sama Khansa...kalau memang kamu serius menikahi Khansa om minta sama kamu secepatnya kalian segera menikah...!!" ucap pak Asraf..Wandy menaikan kedua alisnya.
"Loh om, kan sudah ku bilang aku akan segera menikah dengan Khansa...keluarga juga sepakat bukan..!! Tapi kan Gali baru meninggal om belum lewat hari juga kok bisa-bisa nya om memikirkan pernikahan..!;"
"Iya om tahu, tapi om hanya mengingatkan kamu..jangan lupa sampaikan sama ayah dan ibumu agar mereka memberikan mahar sesuai permintaan ku...lagian kamu yang akan mewarisi semua harta orang tuamu...adik kamu tidak mungkin dengan kondisi mentalnya begitu..."
"Maksud apa om Bicara begitu...!! walaupun adikku tidak normal bukan berarti aku menjadi orang yang serakah dan tidak memperhatikan dia..." ucap Wandy yang kesal akhirnya bangkit berdiri dan pergi meninggalkan pak Asraf...rencana Wandy mau bertemu dengan Khansa membahas acara pernikahan mereka...
"Eh ada pak Asraf...dari mana saja pak kok bisa Gali meninggal hingga di makamkan pak Asraf nggak ada..malah ketemu pula disini..." tegur salah satu bapak-bapak..
"Iya aku ada urusan..lagian untuk apa pusing sih orang kalau udah meninggal ya sudah...ajalnya sudah tiba.." jawab pak Asraf acuh..
"Astagfirullah Asraf...dimana hati nuranimu sungguh keterlaluan kamu...!! kamu sebagai seorang ayah nggak ada tanggung jawabnya ya..." tegur bude tukang warung..
"Sudahlah bude jangan ikut campur urusan keluargaku..." bude warung hanya bisa geleng kepala..
"Suatu saat kamu akan menyesal Asraf..!!"
"Wussss...." bulu kuduk pak Asraf merinding sekelebat angin menyapu pundaknya...
"Kenapa ya jadi merinding begini...kaya ada yang mengawasi ku belakangan ini...tapi siapa ya mana ini sudah malam lagi..." batin pak Asraf setelah bapak-bapak yang di warung itu pada pulang
Pak Amar dan bu Farda hanya memiliki dua orang anak, anak pertama yaitu Wandy dan anak kedua adalah Gibran, waktu kecil Gibran normal seperti anak pada umumnya...namun suatu waktu Gibran mengalami tabrakan lari dan setelah di bawa kerumah sakit...kata dokter ada saraf yang terganggu..padahal waktu kecelakaan itu hanya kaki dan tangan Gibran yang terluka tidak ada bekas luka parah di kepalanya...
Sejak itu Gibran menjadi anak yang tidak normal...jika dia berbicara semuanya lancar namun dia kayak orang linglung dan sering lupa..terkadang dia juga bicara sendiri...dan sikapnya kayak anak-anak..
Kepercayaan warga desa di kampung Khansa masih sangat kental dengan hal mistis...banyak tak jarang orang memakai jasa dukun untuk memelet orang...atau mereka bersekutu dengan jin untuk menjadi kaya...
Karena kepercayaan orang kampung terhadap mistis dan dukun sehingga mereka mempercayai jika adanya jin penjaga hutan atau gunung kramat yang berada di belakang rumah warga...sudah sering kali terjadi hal-hal aneh seperti warga kampung ada yang hilang dan tiba-tiba saja ketemu di hutan setelah mereka mendatangi seorang dukun yang sangat sakti...
Sementara di rumah reot kecil itu, bu Tika bersama ketiga anaknya duduk diam dengan pikiran masing-masing...tidak ada makanan apapun untuk di makan...
"Kakak...entah kenapa perasaanku mengatakan jika ada sesuatu nanti terjadi pada pernikahan kakak sama mas Wandy gara-gara ulah ayah...!!" ucap Chana.. tiba-tiba.. spontan semua menoleh padanya..
"Jaga bicaramu dek...takut ayah dengar dia murka lagi sama kamu" tegur Khansa..
"Iya nak kenapa kamu bicara begitu...hubungan kakakmu dan Wandy baik-baik saja..."
"Entahlah...!!tapi perasaan ku mengatakan begitu..ingat ya kakak apapun yang terjadi dengan hubungan kakak dan mas Wandy jangan pernah menuruti permintaan ayah untuk nikah dengan juragan Carlo.. yang sudah punya banyak istri itu...ayah itu kejam dan egois, dia tidak pantas di panggil ayah..demi judi dan perempuan murahan dia rela menjual anaknya...lebih baik kakak kembali ke kota untuk melanjutkan kuliah karena kakak juga masih muda...!!" ucap Chana langsung membalikan tubuhnya dan tidur dengan perut kosong tanpa ada makanan masuk...
Bu Tika dan Khansa saling pandang...memang Khansa masih muda peluang untuk dia melanjutkan kuliah tinggal ambil paket C aja...Khansa mau gadis pintar sama seperti kedua adiknya..namun sayang mereka harus berhenti sekolah karena tak punya biaya jangankan biaya hanya sekedar untuk makan saja susah..
Karena memang tidak ada apa-apa yang mau di masak...beras pun tak ada..setelah ketiga anaknya tidur..bu Tika mengambil air wudhu untuk salat...ia mencurahkan semua isi hatinya kepada Allah...tanpa sepengetahuan bu Tika ternyata Khansa belum tidur dia juga bangun dan ikut sholat...
"Wusss...wusss...wusss.." ibu dan anak ini dapat merasakan kehadiran seseorang namun mereka tetap melanjutkan salat mereka...bulu kuduk mereka meremang...sudah sering kali Khansa mencium bau wangi bunga melati setiap kali dia merasakan kehadiran seseorang...kadang wanginya berbeda-beda.
Ibu dan anak ini khusyuk dalam berdoa...dengan berderai air mata mereka meminta kepada Allah untuk memberikan mereka kekuatan...Khansa meminta kepada Allah agar bisa mengubah kehidupan mereka menjadi lebih baik..
Itulah kehebatan keluarga Khansa dari semua warga kampung...walaupun mereka termiskin dari semua warga kampung...tapi tidak sedikitpun terlintas dalam pikiran mereka untuk pergi mencari dukun agar menjadi kaya...keluarga bu Tika sangat taat beragama...mereka telan mentah semua hinaan dan cacian dari orang-orang...
Berbeda dari yang lain Khansa selalu merasakan kehadiran seseorang...namun tidak pernah dia melihat wujud orang itu...
"Eh...nak kamu ikut salat juga...ibu pikir kamu sudah tidur nak...??"
"Aku mana bisa tidur bu, kalau belum salat..." ucap Khansa mencium punggung tangan bu Tika.
"Bu...yang sabar ya..aku tahu apa yang ibu rasakan...aku janji bu suatu saat aku amat mengangkat derajat keluarga kita..." ucap Khansa memegang tangan bu Tika dengan erat..bu Tika hanya bisa tersenyum dan mengganguk.
"Ibu tidurlah..."
"Kamu juga tidurlah nak..." ucap bu Tika dan Khansa mengangguk..Khansa membaringkan tubuhnya di samping kedua adiknya yang sudah terlelap...dia berusaha menanamkan matanya namun tidak bisa
"Semoga setelah aku menikah dengan mas Wandy...aku bisa membantu perekonomian ibu dan bisa menyekolahkan kedua adikku...tapi kenapa perkataan Chana terniang di pikiranku.." gumam Khansa akhirnya dia ikut terlelap...
Saat di pastikan semua sudah terlelap ada gumpalan asap masuk menembus dinding dan berubah menjadi manusia menatap ke arah Khansa dan kedua adiknya...
Bersambung
"Pah..ibu tidak mau tahu...bagaimana pun caranya Nova harus menikah dengan Wandy...!!Cari cara untuk singkirkan si Khansa. Dia tidak pantas bersanding dengan Wandy...!!" kata Salwa memang sejak dulu Salwa bersama suaminya tidak menyukai keluarga Khansa..mereka lupa jika bukan karena harta dari kakeknya Khansa mereka bukan siapa-siapa...
"Iya mah...ini papa lagi memikirkan itu..mana sebentar lagi Khansa dan Wandy menikah..papa sampai heran...masa gadis secantik Nova lulusan sarjana bisa kalah sama si Khansa yang hanya lulusan SMP dan miskin lagi .." kata pak Guntur...
Entah apa yang di rencanakan pak Guntur...tapi dari raut wajahnya dia sedang merencanakan sesuatu...
Sementara bu Tika bangun lebih awal..dia membuka tutupan lumbung yang terbuat dari ayaman...ternyata didalam ada beberapa isi singkong hasil dari kebun salah satu warga...kebetulan beberapa hari yang lalu Khansa ikut bersama mereka untuk bantu panen singkong...sehingga dia diberikan oleh pemilik singkong..
Di kampung seroja kebutuhan warga disana biasanya Singkong, kentang, bawang dan padi. biasanya hasil ladang setelah panen akan di beli oleh pak Amar untuk di kirim ke luar kota...seperti sekarang warga kampung seroja panen singkong dan kentang...mereka jual ke pak Amar dengan harga rendah...nanti pak Amar kirim keluar kota dengan harga tinggi...
Bukan hanya itu...pak Amar juga punya ternak sapi dan sambil dua kandang...dia sering impor daging keluar kota dan bahkan keluar negeri...ada gilingan daging untuk buat bakso dan daging giling selain kirim keluar kota mereka juga sebarkan ke pasar-pasar tradisional...ada juga sebagian warga punya ternak seperti ayam, kambing namun mereka selalu menjualnya ke pak Amar...karena mereka tidak punya banyak relasi dari luar untuk di jual ternak dan bahan pangan mereka...
Itulah yang membuat keluarga pak Amar semakin jaya dan merasa di atas angin...hingga menginjak-injak harga diri orang yang lemah...bukan hanya itu pak Amar juga mengunakan pesugihan untuk memperlancar usahanya.
"Alhamdulillah..ya Allah..untung masih ada singkong ini..biar aku olah aja menjadi makanan penangkal perut anak-anak ku...aku nggak tahu lagi harus gimana...tidak ada barang berharga yang bisa aku jual...seandainya dulu mas Asraf tidak gila judi mungkin rumah peninggalan kakeknya anak-anak masih ada..." gumam bu Tika sambil mengeluarkan singkong dari dalam lumbung..
Dulu rumah peninggalan orang tuanya pak Asraf di berikan kepada pak Asraf...yang ada di samping rumah reot mereka..tapi karena pak asraf suka berjudi dan main perempuan...dia menjual rumah itu dan membangun rumah reot di samping...di tambah lagi pak Asraf orangnya sangat pemalas..
"Kasian anak-anak hari-hari hanya makan singkong rebus..tapi apa yang harus aku lakukan...tidak ada barang berharga yang bisa aku jual..." gumam bu Tika tak sengaja matanya melihat gas dan juga kompor yang sudah lama tidak di pakai, kompor dan gas itu sewaktu mereka masih tinggal di rumah lama..." ha...kenapa aku musti lupa ya dengan kompor dan gas ini...kalau di jual lumayan juga...untuk apa di simpan sementara tidak di pakai gas masih bagus kompor juga..." bu Tika hanya ngomong dalam hati..rencana bu Tika akan menjual gas dan kompor ke tetangga jika tidak laku baru bu Tika jual gas ke pangkalan gas pasti di beli dan harganya juga pasti lumayan..
Namun bu Tika tidak ingin memberitahukan kepada sang suami karena kalau sang suami tahu...uang hasil jual gas dengan kompor di ambil..biar anak-anaknya menahan lapar tunggu sampai pak Asraf pergi baru bu Tika pergi jual gas dan kompornya...
"Eh...nak kamu sudah bangun...? tanya bu Tika saat melihat Khansa keluar dari kamar reot sambil mengucek matanya...dia sebenarnya sudah bangun tapi kembali tidur setelah sholat..
"Iya bu..aku ingat kata mas Wandy semalam pagi ini kita akan pergi fitting baju...takutnya mas Wandy datang aku belum siap...!!" ucap Khansa.
"Oh..ya sudah lebih baik kamu mandi gih...biar ibu masak singkong, nanti kamu sarapan dulu baru pergi...ucap bu Tika sambil tersenyum menatap wajah putrinya yang sebentar lagi akan menjadi istri orang..
"Masyaallah...sebentar lagi putriku akan menikah dan menjadi istri orang...aku berdoa semoga setelah Khansa menikah dia mendapatkan kehidupan yang layak dari suaminya...Wandy laki-laki yang baik biarpun aku tahu bu Farda sama pak Amar sedikit tidak menyukai khansa...tapi semoga Allah mengetuk pintu hati mereka setelah Khansa menjadi menantu mereka.." doa seorang ibu pada kehidupan anaknya..
"Dan cinta ibu itu seperti kehidupan ini, tanpa perlu engkau minta, tanpa perlu engkau, ia pasti datang dengan sendiri. Saat hidupmu bahagia, ibumu tidak pernah memintamu untuk membagi kebahagiaanmu kepadanya, tapi saat kamu terluka ibumu selalu datang untuk menerima bagian dari lukamu Cinta ibu adalah yang paling menenangkan. Ia tak banyak wujud dan meneduhkan seperti oase di padang panjang nan gersang. Walau mustahil menjadi ibu yang sempurna, namun seorang ibu pasti berusaha untuk menjadi ibu terbaik bagi anak-anaknya.
Orangtuamu tidak pernah ingin kamu menjadi seperti mereka tapi mereka ingin kamu menjadi lebih baik dari mereka. Tak ada manusia yang menyayangimu melebihi ibu kamu. Dan dia tetap rela menyayangimu meskipun bukan ia yang paling kamu sayangi...Menjadi anak yang saleh dan tidak pernah menyakiti hati orang tua itulah hal yang paling diinginkan orang tua kita. Ketika hati tak menentu, jagalah lidah dari ucapan. Terkadang diam mempunyai peran penting agar tak menyakiti seseorang.
Hidup ini adalah pilihan yang kamu putuskan. Jika kamu tak ingin terlihat bodoh, jangan lakukan hal yang bodoh. Hati seorang ibu adalah ruang kelas tempat anaknya belajar.Selalu mencoba menyemangati pagi, Jangan berpikir bahwa tak cukup waktu tuk tunjukkan betapa kamu peduli. Anakku, jangan bersedih meski tadi Ibu memeluk dirimu sejenak saja, karena yang perlu kamu tahu, HATI IBU memelukmu selamanya. Kita boleh berharap, tapi tidak bermimpi kosong, cobalah untuk menjadikannya nyata nak, walau tidak sempurna" Bu Tika tidak mengeluarkan suara tapi dia berbicara dalam hati...
Khansa keluar dari kamar mandi kecil dengan penutup seadanya..dia segera berganti pakaian untuk berangkat bersama Wandy..namun saat memilih baju dia binggung harus pakai apa sementara tidak ada baju yang cocok atau bagus untuk di pakai..
"Ya Allah..tidak ada baju yang bagus untuk aku pakai...sepertinya celana jeans ini masih layak aku pakai ini saja dengan baju kemeja putih ini sopan kok ini..." gimana Khansa akhirnya dia memilih pakai baju kemeja putih dan celana jeans..biarpun penampilan sederhana tapi Khansa sangat cantik a lama ni...dia menunggu kedatangan Wandy sambil makan singkong buatan sang ibu..
Bersambung...
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!