Bab 3 - Cowok culun

Grace yang belum siap pun terjatuh, namun segera di tahan oleh seorang gadis, namun karena tubuh gadis itu lebih mungil dari Grace dan tidak bisa menahan tubuh Grace, akhirnya mereka jatuh bersama.

"Aleesha," kaget Grey.

Gadis yang disebut namanya hanya meringis. Niatnya ia ingin membantu Grace yang jatuh, tapi sepertinya ia lupa bahwa tubuhnya lebih mungil dari Grace. Sehingga tidak dapat menahan Grace yang akan terjatuh, dan berakhir terjatuh bersama.

Malu banget plis mau ditaruh dimana muka gue, tenang Aleesha dan bersikaplah seperti biasa

Sebenarnya Aleesha malu karena semua murid menatapnya, tapi ia memilih bersikap seperti biasa. Aleesha berdiri dan membersihkan debu yang menempel diroknya.

"Lo mau terus duduk dilantai? " tanya Aleesha pada Grace, pasalnya gadis itu masih diam dilantai.

"Ah iya," dengan perasaan malu, Grace segera berdiri.

"Kenapa lo bantu dia? " tanya Ethan yang masih duduk di mejanya dengan buku yang masih di pegangnya.

Aleesha mengabaikan pertanyaan Ethan. Ia melihat cowok culun itu masih duduk dilantai dengan tangan memegang perutnya.

Dia pasti kesakitan, tadi gue pukul terus sekarang kena pukulan bertubi-tubi dari Grey, kasian banget, gimana kalau dia sekarat terus butuh pertolongan? gue harus bantu dia bawa ke uks atau kalau bisa ke rumah sakit biar dia sembuh

Aleesha menatap prihatin cowok culun itu. Ia mendekati cowok culun itu berniat membantunya. Namun lagi dan lagi penolakan yang ia dapatkan. Cowok culun itu malah menjauh berusaha menghindar darinya.

Perasaan kesal Ethan rasakan ketika Aleesha mengabaikan ucapannya dan memillih menatap cowok culun itu.

"Aleesha jangan ikut campur," suara dingin Grey terdengar seperti perintah yang tidak bisa dibantah.

Namun Aleesha tidak mendengarkan itu dan masih mencoba mendekati cowok culun itu. Hal itu membuat Grey marah, dengan kasar ia mencengkram tangan Aleesha.

"Gue bilang jangan ikut campur," tekannya menatap tajam Aleesha.

Meski takut, Aleesha memberanikan menatap tajam Grey."Dia udah sekarat, Grey."

"Kalau dia sekarat emang apa urusannya sama lo?"

Semua murid merasa tegang melihat perdebatan dari dua orang yang sudah menjadi mantan ini.

"Kita harus bawa dia kerumah sakit," ujar seorang gadis yang berada di tengah antara Aleesha dan Grey.

Grey tidak suka jika ada orang yang dengan lancang ikut campur ketika ia sedang berbicara.

"Lo diam," suara dingin dan tatapan tajam dari Grey membuat Grace merasa takut.

Aleesha menepis tangan Grey yang mencengkram tangannya."Ayo Grace bawa dia ke rumah sakit," Grace menganggukkan kepalanya.

Langkah Aleesha yang akan mendekati cowok culun itu terhenti ketika tangan Grey kembali mencengkramnya. Kali ini cukup erat, sampai Aleesha merasakan kesakitan.

"Lepasin tangan lo."

"Apa urusannya lo sama si culun? "

"Dia sekarat Grey, gue harus bantu dia," Aleesha mencoba melepaskan cengkraman tangan Grey, tetapi tidak bisa. Pemuda itu mencengkram pergelangan tangannya erat sampai bisa terlihat pergelangan tangannya memerah.

"Sejak kapan lo bantu orang? " sinis Grey, lalu menatap remeh Aleesha.

"Mulai hari ini, jadi lepasin tangan gue," ketus Aleesha menatap tajam Grey.

Grey melepaskan tangannya yang mencengkram pergelangan tangan Aleesha. Terlihat disana pergelangan tangan Aleesha memerah, Grey tersenyum miring menatap itu.

Dengan santai ia menarik kursi lalu duduk. Ia menatap dua orang gadis yang masih berdiri di depan cowok culun yang ia pukul.

"Siapapun yang membantu si culun, gue pastiin hidupnya gak nyaman, gue akan gangguin dia atau kalau perlu gue akan cabut beasiswanya," ucapnya menyeringai.

Mendengar itu membuat Aleesha dan Grace bimbang. Untuk Grace ia takut beasiswanya di ambil, apalagi ia baru masuk seminggu yang lalu, tidak lucu kan kalau ia langsung keluar karena di cabut beasiswanya. Sedangkan untuk Aleesha ia tidak mau berurusan dengan psikopat berambut abu-abu itu.

Apa yang harus gue lakuin? gue kasian sama dia, gue gak bisa biarin orang sekarat, tapi gue juga gak mau berurusan sama si psikopat

Aleesha menatap Grace yang terdiam. Sepertinya ancaman dicabutnya beasiswa membuat Grace diam tidak berkutik. Grace tidak bisa membantu cowok itu, maka hanya Aleesha yang bisa membantunya.

Gue harus bantu dia, hati nurani gue gak tega liatnya, masalah di ganggu Grey gue bisa menghindar, lagian dia juga gak akan mudah bunuh gue karena orang tua Aleesha punya kekuasaan, setidaknya dia gak sebodoh itu untuk berbuat nekat ngebunuh gue

Aleesha sudah memantapkan niatnya membantu cowok culun itu. Ia mendekati cowok culun itu, semua orang menatap Aleesha heran.

Langkah Aleesha terhenti begitu mendengar ucapan Grey.

"Lo yakin mau bantu dia? " tanya Grey menatap Aleesha dengan pandangan seperti melihat sesuatu yang menarik.

Begitupun dengan Ethan, cowok itu tidak lagi membaca buku. Ia fokus melihat apa yang dilakukan oleh Aleesha dengan pandangan yang menarik.

Aleesha memilih mengabaikan itu. Ia mendekati cowok culun itu. Saat ia akan menghindar dengan cepat Aleesha memegang tangannya.

"Jangan menghindar gue cuman mau bantu lo," ucap Aleesha.

"Lo masih bisa berdirikan? " cowok culun itu tidak menjawab. Tapi ia berusaha untuk berdiri. Aleesha membantu cowok culun itu berdiri.

Saat akan memapahnya cowok itu menghindar, namun segera Aleesha pegang tangannya."Gue ngerti lo takut bahkan benci sama gue, tapi gue cuman mau nolong lo, gue merasa bersalah jadi biarin gue bantu lo, gue bahkan rela diganggu sama Grey, jadi gue mohon biarin gue bantu lo ya? "

Kini cowok culun itu tidak menghindar lagi, dan menerima bantuan yang diberikan oleh Aleesha.

Semua murid menatap tingkah Aleesha heran dan penuh tanda tanya. Sheryn bahkan sedari tadi terdiam karena syok, melihat tingkah Aleesha yang benar-benar berubah.

"Pilihan yang bagus, jadi lo lebih suka gue ganggu ya, Aleesha nanti kan hari-hari yang menyenangkan bersama gue," Grey menyeringai menatap Aleesha.

"Gue akan tunggu tapi pastiin itu menyenangkan," sarkas Aleesha sebelum ia benar-benar pergi dari kelas dengan membantu cowok culun itu.

Sejak kapan dia semenarik ini ucap Grey dalam hati, masih menatap pintu kelas dimana tempat Aleesha keluar. Rencana gila mulai berdatangan dipikiran Grey.

Setelah Aleesha keluar, Sheryn baru sadar dari rasa syoknya. Saat ia akan menyusul Aleesha seorang guru datang ke kelas mereka. Sheryn pun duduk kembali di bangkunya.

Semua murid duduk dengan rapi meski pikiran mereka berkeliaran dimana-mana melihat sikap Aleesha yang tidak seperti biasa.

Grace pun bingung dengan Aleesha yang bersikap baik. Begitupun dengan Ethan yang sedari tadi memperhatikan mereka.

Orang yang selalu bersikap jahat tiba-tiba jadi baik? menarik ucap Ethan dalam hati sambil tersenyum miring

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!