awal kematian

Yanto terdiam beberapa saat, alisnya bergerak kesana kemari, menandakan bahwa dia tengah berfikir.

"Aku yakin, dia gentayangan karena menjadi budak setan. Secara diakan mengabdi kepada setan, jelas kalau dia mati tidak akan tenang!" Ucap yanto yang entah-entahan sesuai kebenaran.

Aceng dan tejo saling tatap mendengar ucapan yanto.

Kemudian yanto berucap, "kalau begitu kalian hati-hati saja, jangan sampai arwah gentayangan itu melukai kalian.." ucap yanto yang membuat kedua pria jawa totok itu gemetaran.

Setelah mengatakan hal itu, yanto dan beberapa temannya itu langsung melenggang pergi. Meninggalkan aceng san tejo yang menggigil hebat.

"Bagaimana ini ceng? Apa kita lanjut meronda?" Tanya tejo yang ketakutan.

"Ndak usah, pulang saja, takut aku!" Jawan aceng cepat.

Tanpa berfikir lama mereka berdua bergegas pulang ke rumah mereka masing-masing. Tidak lagi melanjutkan meronda, karena ketakutan mereka yang lebih besar.

"Toh, sih pencuri hewan ternak sudah meninggal. Sekarang malah mau mencuri nyawa kita." Celetuk aceng.

Setibanya di rumah masing-masing, tejo langsung masuk ke dalam rumah tanpa menjawab pertanyaan istrinya.

Aceng yang memang tinggal seorang diri langsung masuk ke dalam kamarnya dan langsung merebahkan diri.

Meski hatinya tidak tenang karena terpikir oleh sosok nenek saroh yang gentayangan.

Aceng menutup wajahnya menggunakan bantal. Tidak ingin mengingat apapun tentang nenek itu lagi.

Tok... tok.... tok....

Meski kepalanya tertutup bantal, nyatanya dia masih bisa mendengar suara ketukan dari pintu utama.

Aceng tidak langsung membuka pintu. Justru dia semakin menenggelamkan wajahnya di bantal.

Tetapi, suara ketukan di pintu utama itu tidak kunjung mereda. Membuat aceng tak kunjung tenang.

Dengan hati yang bergetar kencang, aceng memberanikan diri untuk beranjak dari ranjangnya.

Dia berjalan keluar kamar dengan tatapan awas yang terus menatap ke arah pintu utama.

Nafasnya tersenggal-senggal, dengan kerongkongan yang mencoba untuk menelan ludah.

"Si... siapa itu?" Batin aceng masih mengambil ancang-ancang untuk melangkah.

Tidak ada jawaban, hanya terdengar suara ketukan pintu, yang semakin terdengar tidak terjeda. Seolah tidak sabar untuk di buka.

Meski sejujurnya aceng teramat ragu untuk membuka pintu itu, akhirnya dia tetap meraih knop pintu utama dengan jantung yang berdebar 2 kali lebih cepat.

Perlahan dia memutar dan menarik daun pintu utama tersebut. Aceng begitu terkejut kala melihat wanita muda nan cantik, berbaju putih, dengan selendang berwarna senada. Berdiri anggun dengan tangan mulus yang memegangi selendang menutupi wajahnya.

"Ca... cari siapa neng?" Tanya aceng dengan raut wajah gugup.

"Boleh numpang singgah mas?" Tanya wanita itu dengan suara lembut. Suara itu benar-benar tidak asing di telinga aceng.

Tidak menunggu jawaban dari bibir aceng, wanita itu melenggang masuk ke dalam begitu saja. Dia langsung menutup pintu setelah berhasil masuk.

"Eh tapi..." aceng menghentikan ucapannya, kala tiba-tiba wanita itu nyelonong masuk ke dalam kamarnya begitu saja.

Aceng yang kebingungan dengan sosok wanita itu, hanya bisa menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

Mau tidak mau aceng mengikuti wanita itu dari belakang.

"Hah!" Aceng teramat terkejut, kala membuka pintu kamarnya, aceng melihat wanita itu menurunkan dress putih yang di kenakannya begitu saja.

Wanita itu menanggalkan bajunya tepat di hadapan aceng. Tentu itu membuat adik kecil aceng langsung beraksi melihatnya.

Susah payah aceng menelan ludah, pemandangan alam lengkap dengan danau indah terpapang jelas di hadapannya, membuat matanya menggelap lupa akan segalanya.

"Dy.. dy.."

"Sssttthhh! Kemarilah!" Wanita yang menjadi tamu istimewa pria lajang puluhan tahun itu menarik lembut tangan aceng masuk ke dalam kamar itu. Tidak lupa pintu ia kunci dan mencabut kunci itu dari tempatnya.

Aceng yang sudah sangat terhipnotis, hanya bisa diam membisu memandang wanita yang ada di hadapannya ini.

Ia berjalan melenggak-lenggok mendekati aceng, yang telah duduk di pinggir ranjang. Mata aceng tidak bisa lepas, dari pemandangan bola lembut yang menggelantung menantang dirinya.

Wanita itu bergegas mendorong tubuh aceng dengan kasarnya, dengan gerakan cepat wanita itu langsung mengukung tubuh aceng.

"Sudah siap?" Tanya wanita itu dengan nada lembut. Jemari lentiknya menyentuh dada aceng yang sudah polos.

Aceng hanya mengangguk lirih, lalu memejamkan mata menerima setiap sentuhan dari lawannya.

Tepat ketika bibir tebal wanita itu menyentuh bibir aceng, matanya yang memiliki bola mata kecoklatan serta bulu mata lebat nan lentik alami itu, meraih belati yang ternyata dia sembunyikan di balik bajunya yang tergeletak di pinggir ranjang.

crok!

Satu tusukan belati mendarat di kerongkongan aceng, aceng langsung tidak berteriak dan hanya bisa kejang-kejang meregang nyawa sebab mulutnya di bekap menggunakan bibir tebal wanita yang ada di atas aceng itu.

"Enak kan sayang?" Lirih wanita itu tepat di telingan aceng, di saat-saat sekarat aceng.

Hingga akhirnya tubuh aceng tidak bisa lagi bergerak.

Crashh!

Wanita itu mencabut belatinya kesamping kanan menciptakan luka sayatan di leher yang teramat panjang.

Wanita itu bergegas mengelap semua benda yang sempat ia sentuh, tidak lupa membawa barang-barang yang bisa membuat dirinya di curigai. Setelah selesai, dia bergegas memakai kembali pakaiannya dan menuliskan sesuatu di kaca menggunakan bercak darah, setelah melakukan semua itu, wanita itu kemudian meninggalkan rumah aceng dengan bibir yang terus mengembangkan senyum seringai.

***

Tong.... tong.... tong.....

Semua warga desa wanara, berkumpul ke pos kampling begitu mendengar suara kentungan yang di pukul oleh tejo.

Wajah mereka semua tegang dan bertanya-tanya, ada apa gerangan pagi-pagi buta kentungan di bunyikan.

Sedangkan tejo wajahnya sangat ketakutan, sampai-sampai keringat membasahi dahi dan punggungnya meski masih dini hari.

Suara adzan di desa itu memang jarang sekali terdengar. Apa lagi ketika ustaz di desa itu tengah pergi ke kota karena ada sebuah urusan.

"Ada apa jo? Kenapa pagi-pagi pukul-pukul kentongan?" Tanya salah satu warga yang kebingungan melihat tejo yang berdiri dengan kaki gemetar hebat.

Terpopuler

Comments

FiaNasa

FiaNasa

apakah pelakunya Dyah ya

2025-05-26

0

Ikko_Suwais

Ikko_Suwais

dya dya dya /Hey/

2025-05-13

0

Nike Raswanto

Nike Raswanto

target 1 sudah metong 🤭

2025-04-25

0

lihat semua
Episodes
1 sumpah!
2 awal teror
3 awal kematian
4 menghakimi dyah
5 rizky dan dewi
6 kematian tejo
7 yanto?
8 dyah?
9 jasad dandi
10 siapa dia?
11 ada apa dengan dyah?
12 sosok yang menyerupai dyah
13 bingung
14 gadis penuh misteri
15 pesan nenek saroh
16 organ menggantung
17 sosok dendam dan kebencian
18 darso ayah siska
19 transformasi dyah
20 menemui mbah rasimah
21 mencintaimu dengan tulus
22 kabur
23 tegang
24 malam yang hangat
25 ada yang mengintai
26 kerasukan
27 masa lalu dyah
28 dayu
29 ayunina
30 sakit
31 cerita masa lalu
32 ayunina yang cemas
33 ayunina, pandega tiba di desa wanara
34 ayunina bertemu dengan mbah rasimah
35 perjuangan ayunina
36 pertolongan dari bibi dan mbah buyut
37 kembalinya teror, nenek minta gendong!
38 ayunina mendapatkan izin
39 kegeraman ayunina
40 keputusan
41 hendak mencari kebenaran tentang fitnah masalalu
42 cerita
43 sebuah rencana
44 gaun pengantin
45 gaun pengantin setan
46 misteri gaun
47 pernikahan dan teror
48 bab 48
49 bab 49
50 bab 50
51 bab 51
52 bab 52
53 bab 53
54 bab 54
55 bab 55
56 bab 56
57 bab 57
58 bab 58
59 bab 59
60 bab 60
61 bab 61
62 bab 62
63 bab 63
64 bab 64
65 bab 65
66 bab 66
67 bab 67
68 bab 68
69 bab 69
70 bab 70
71 bab 71
72 bab 72
73 bab 73
74 TAMAT
Episodes

Updated 74 Episodes

1
sumpah!
2
awal teror
3
awal kematian
4
menghakimi dyah
5
rizky dan dewi
6
kematian tejo
7
yanto?
8
dyah?
9
jasad dandi
10
siapa dia?
11
ada apa dengan dyah?
12
sosok yang menyerupai dyah
13
bingung
14
gadis penuh misteri
15
pesan nenek saroh
16
organ menggantung
17
sosok dendam dan kebencian
18
darso ayah siska
19
transformasi dyah
20
menemui mbah rasimah
21
mencintaimu dengan tulus
22
kabur
23
tegang
24
malam yang hangat
25
ada yang mengintai
26
kerasukan
27
masa lalu dyah
28
dayu
29
ayunina
30
sakit
31
cerita masa lalu
32
ayunina yang cemas
33
ayunina, pandega tiba di desa wanara
34
ayunina bertemu dengan mbah rasimah
35
perjuangan ayunina
36
pertolongan dari bibi dan mbah buyut
37
kembalinya teror, nenek minta gendong!
38
ayunina mendapatkan izin
39
kegeraman ayunina
40
keputusan
41
hendak mencari kebenaran tentang fitnah masalalu
42
cerita
43
sebuah rencana
44
gaun pengantin
45
gaun pengantin setan
46
misteri gaun
47
pernikahan dan teror
48
bab 48
49
bab 49
50
bab 50
51
bab 51
52
bab 52
53
bab 53
54
bab 54
55
bab 55
56
bab 56
57
bab 57
58
bab 58
59
bab 59
60
bab 60
61
bab 61
62
bab 62
63
bab 63
64
bab 64
65
bab 65
66
bab 66
67
bab 67
68
bab 68
69
bab 69
70
bab 70
71
bab 71
72
bab 72
73
bab 73
74
TAMAT

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!