Bab 5. cari calon istri

Ruang makan keluarga Aditya memang selalu dingin, tapi tidak sedingin malam ini, meskipun lampu gantung kristal menghangatkan ruangan itu ke segala penjuru ruangan.

"Bagaimana pekerjaanmu, sayang?" tanya sang ibu, Bu Sindi dengan hangat sambil menyendokkan sup ke mangkuk Revan, putranya.

"Baik," jawab Revan dingin.

"Saya dengar proyek rebranding baru mu akan segera di mulai?" tanya sang ayah, Frans Aditya. "Ada anak magang yang kamu libatkan?" tanyanya lagi, ini untuk pertama kalinya putranya itu melibatkan anak magang untuk proyek besarnya.

Aditya mengangkat alisnya, "Ya, anak desain. Apa ada masalah?" tanyanya dingin.

"Bukan masalah yang serius. Tapi jika kamu bisa percaya pada anak magang untuk memegang proyek besar, kenapa kamu tidak percaya untuk mencari pendamping hidup?"

Revan kembali meletakkan sendoknya perlahan, "Karena itu dua hal yang berbeda, ayah."

Bu Sindi meneguk air putih kemudian meletakkan kembali gelas itu di atas meja di samping piringnya, "Usia kamu sudah 32 tahun, sudah waktunya kamu berumahtangga. Bahkan sepupu kamu Daren sudah menikah dua kali, sedangkan kamu satu saja belum, Revan. Mama khawatir."

Revan menatap ibunya dengan lembut, "Revan bukan Daren, mam. Jangan di samakan."

"Tapi gosip yang beredar itu tidak benar kan?" tanya bu Sindi lagi, "Mama takut jika sampai kamu menyukai_,"

"Revan masih normal, ma. Revan masih menyukai wanita, tapi bukan sekarang." Revan tidak mau itunya sampai mempercayai gosip yang beredar.

Frans menatap istrinya, memberi isyarat pada istrinya untuk kembali bicara, Sindi hanya bisa menghela nafas kemudian kembali menatap putra semata wayangnya, "Kami sudah memilih tiga wanita baik-baik untukmu, semua berasal dari keluarga terpandang dan pastinya sukses dalam karir, kami hanya butuh satu kali pertemuan makan siang dan kamu bisa memilih dengan siapa duluan yang akan kamu ajak makan siang." ujar Bu Sindi sembari menyodorkan sebuah map yang berisi proposal perjodohan lengkap dengan biodata dan foto masing-masing calon yang di tunjuk oleh kedua orang tuanya.

Revan mengusap wajahnya pelan, ini untuk ke sekian kalinya kedua orang tuanya melakukan hal ini, "Revan tidak suka perjodohan."

"Kamu tidak pernah berusaha sendiri, Revan. Coba saja kalau kamu bawa calon kamu ke sini, pasti ini tidak akan kami lakukan." ujar pak Frans sembari menatap tajam pada putranya itu. Revan adalah putra mereka satu-satunya, jika Revan sampai tidak menikah dan tidak punya keturunan mereka khawatir tidak akan ada yang melanjutkan kerajaan bisnis mereka.

***

Revan tengah berdiri di balkon apartemennya, memikirkan kata-kata orang tuanya. Apa yang mereka katakan benar, tapi ia jelas belum siap dengan komitmen apapun. Apalagi setelah pengkhianatan yang dilakukan oleh tunangannya. Botol wine di tangannya seperti sudah begitu akrab dengannya, sesekali meneguknya sembari menatap langit yang tengah bertabur bintang, tampak begitu cerah. Tapi tidak dengan hatinya.

"Aku akan bawakan calon istriku sendiri ke hadapan kalian." kata-kata terakhirnya sebelum pergi meninggalkan rumah orang tuanya kembali terngiang di benaknya. Ia mengusap kasar rambutnya, membiarkan rambutnya yang biasanya di tertata rapi kini semakin berantakan.

Jangankan calon istri, saat ini ia bahkan tidak punya seorang wanita pun yang dekat dengannya.

Perasaan bersalah masih terus menghantui saat kembali mengingat kematian sahabatnya,

Revan pun teringat sesuatu, ia segera mengambil ponselnya dan menghubungi seseorang.

"Hallo pak, apa ada masalah?" itu suara Bastian, suaranya terdengar sudah serak sepertinya pria itu sudah tertidur pulas saat Revan menelponnya.

"Apa kamu sudah menemukannya?"

"Sudah pak, bahkan dia sudah mulai masuk perusahaan kemarin. besok saya akan memastikannya."

"Bagus."

Klek

Revan seperti biasa, ia selalu mematikan sambungan telpon terlebih dulu.

***

Aluna datang lebih pagi kali ini, ini hari keduanya di kantor. Ia tidak mau sampai terlambat dan membuat atasannya kecewa padanya. Ia sudah mulai hafal dengan sudut -sudut kantor, mulai dari meja-meja divisi hingga pantry.

Tim branding ternyata cukup menyenangkan, sepervisornya, kak Dimas suka bercanda meskipun tetap teliti dalam hal pekerjaan. Kali ini Aluna diminta untuk membantu presentasi untuk klien startup F&B yang akan rebranding.

"Untuk saat ini saya belum bisa kasih proyek besar karena kamu masih baru, Aluna." ucap Dimas sambil menyerahkan brief pada Aluna, "tapi coba dulu desain mood board sama puluhan tone warnanya, kita lihat seberapa nyambung kamu sama brief-nya."

Aluna menganggu, "Oke kak."

Aluna segera membuka laptopnya, ia mulai menyusun potongan gambar, warna dan inspirasi front dari referensi yang ia dapat. Tangannya tampak lincah memainkan keyboard komputer di depannya.

Hingga empat jam berlalu dan akhirnya pekerjaannya selesai, ia meregangkan otot-otot tangan dan punggungnya, "Akhirnya." gumamnya lega.

Ia memberi judul sederhana pada konsep pertamanya itu, "Konsep sederhana Aluna Rahardi" setelah merasa sudah benar-benar cocok, Aluna segera mengirim ke email milih supervisornya, Dimas. Tapi yang ia tidak tahu, ternyata email itu juga di teruskan ke alamat email, Revanaditya@avenir.co.id

***

Di ruangan lain, seseorang tengah menatap layar laptopnya,

"Ini hasil anak magang itu?" tanyanya dengan tatapan tajam pada Dimas, supervisor tim branding.

"Iya pak, jika anda tidak suka. Saya akan memintanya mengganti. Ini pekerjaan pertamanya, masih banyak kesalahan, saya rasa itu wajah." Dimas mencoba menjelaskan.

Revan tampak mencroll layarnya berkali-kali hingga terhenti di judul sederhana, "Konsep sederhana Aluna Rahardi". Membuatnya mengingat sesuatu.

Revan kemudian melirik pada Bastian yang berdiri di samping kirinya, nama itu tampak sama dengan nama yang berada di berkas yang di serahkan oleh Bastian pagi tadi dan Bastian pun menganggukkan kepalanya.

"Panggil dia ke sini." ucapnya kemudian.

Bersambung

Happy reading

Terpopuler

Comments

Entin Fatkurina

Entin Fatkurina

makin mendebarkan saja, tetap semangat kak tri.

2025-04-16

0

Sul Lasih

Sul Lasih

kukasih kopi kak ...biar semangat update🤗

2025-04-18

0

Angela04

Angela04

nah kannn dii kira belok 😀😀😀

2025-06-19

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1. Pacar sewaan
2 Bab 2, bayar receh
3 Bab 3. trauma masa lalu
4 Bab 4. pria dingin itu
5 Bab 5. cari calon istri
6 Bab 6
7 Bab 7
8 Bab 8
9 Bab 9
10 Bab 10
11 Bab 11
12 Bab 12
13 Bab 13
14 Bab 14
15 Bab 15
16 Bab 16
17 Bab 17
18 Bab 18
19 Bab 19
20 Bab 20
21 Bab 21
22 Bab 22
23 Bab 23
24 Bab 24
25 Bab 25. Istri CEO R Project
26 Bab 26. Jadi berhati-hatilah!
27 Bab 27. Ini perintah bukan tawaran!
28 Bab 28. ciuman pertama
29 Bab 29. Aku akan mengeringkannya
30 Bab 30. Harus agresif
31 Bab 31. Dia menggoda sekali
32 Bab 32. siapa wanita itu?
33 Bab 33. Mantan tunangannya
34 Bab 34. Tenaganya kuat sekali
35 Bab 35. Dia terlalu cerdik
36 Bab 36. Dia bilang aku kurus?
37 Bab 37. Cemburu
38 Bab 38. Makan siang
39 Bab 39. Kamu harus bayar aku
40 Bab 40. Dia berani sekali
41 Bab 41. Tamu tak terduga
42 Bab 42. Dia istriku
43 Bab 43. Maaf
44 Bab 44. Rahasia Revan
45 Bab 45. Siapa Revan?
46 Bab 46. Kegundahan Aluna
47 Bab 47. Kenapa dengan Aluna?
48 Bab 48. kekacauan
49 Bab 49. Dia pergi
50 Bab 50. Kerepotan Bastian
51 Bab 51. pencarian Revan
52 Bab 52. Godaan gadis cerewet
53 Bab 53. Terasa familiar
54 Bab 54. belum bisa benar-benar membenci
55 Bab 55. Rahasia Bastian
56 Bab 56. Bagaimana perasaan Aluna?
57 Bab 57. Kenapa pingsan?
58 Kebahagiaan
59 Penyesalan
Episodes

Updated 59 Episodes

1
Bab 1. Pacar sewaan
2
Bab 2, bayar receh
3
Bab 3. trauma masa lalu
4
Bab 4. pria dingin itu
5
Bab 5. cari calon istri
6
Bab 6
7
Bab 7
8
Bab 8
9
Bab 9
10
Bab 10
11
Bab 11
12
Bab 12
13
Bab 13
14
Bab 14
15
Bab 15
16
Bab 16
17
Bab 17
18
Bab 18
19
Bab 19
20
Bab 20
21
Bab 21
22
Bab 22
23
Bab 23
24
Bab 24
25
Bab 25. Istri CEO R Project
26
Bab 26. Jadi berhati-hatilah!
27
Bab 27. Ini perintah bukan tawaran!
28
Bab 28. ciuman pertama
29
Bab 29. Aku akan mengeringkannya
30
Bab 30. Harus agresif
31
Bab 31. Dia menggoda sekali
32
Bab 32. siapa wanita itu?
33
Bab 33. Mantan tunangannya
34
Bab 34. Tenaganya kuat sekali
35
Bab 35. Dia terlalu cerdik
36
Bab 36. Dia bilang aku kurus?
37
Bab 37. Cemburu
38
Bab 38. Makan siang
39
Bab 39. Kamu harus bayar aku
40
Bab 40. Dia berani sekali
41
Bab 41. Tamu tak terduga
42
Bab 42. Dia istriku
43
Bab 43. Maaf
44
Bab 44. Rahasia Revan
45
Bab 45. Siapa Revan?
46
Bab 46. Kegundahan Aluna
47
Bab 47. Kenapa dengan Aluna?
48
Bab 48. kekacauan
49
Bab 49. Dia pergi
50
Bab 50. Kerepotan Bastian
51
Bab 51. pencarian Revan
52
Bab 52. Godaan gadis cerewet
53
Bab 53. Terasa familiar
54
Bab 54. belum bisa benar-benar membenci
55
Bab 55. Rahasia Bastian
56
Bab 56. Bagaimana perasaan Aluna?
57
Bab 57. Kenapa pingsan?
58
Kebahagiaan
59
Penyesalan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!