Bab 3. trauma masa lalu

"Pak, ini sudah malam. Sebaiknya kita pulang." sedari dua jam lalu Bastian memperingatkan atasannya itu, tapi pria itu bahkan bergeming dari tempatnya. Entah sudah berapa banyak minuman yang ia tuangkan ke dalam gelas kaca itu. Wajahnya bahkan tampak tidak berdaya.

"Jangan pedulikan saya." ucap Revan dalam terdengar penuh luka. Laki-laki yang biasanya tampil dingin dan teguh pendirian, seolah tidak terkalahkan oleh siapapun kini terlihat begitu kalah. Sejak lima tahun lalu, ia yang di tinggal mati sahabatnya karena sebuah kecelakaan membuatnya merasa bersalah di tambah tunangannya yang memilih pergi untuk mengejar cita-citanya dari pada melanjutkan pertunangannya mereka membuat hati Revan semakin hancur. hampir setiap malam ia memilih pergi ke klub malam untuk melupakan kesedihannya dan akan pulang dalam keadaan mabuk.

"Tapi, pak. Besok kita ada meeting penting. Saya harap bapak bisa fresh untuk besok." Bastian selalu setia menemani dan mengantarnya pulang dan akan datang pagi sekali untuk mamastikan atasannya baik-baik saja.

Revan tersenyum kecut, ia menyandarkan punggungnya di sandaran sofa tempatnya duduk. "Semua orang hanya peduli dengan uangku." ucapnya terdengar begitu patah membuat Bastian tidak mampu lagi membujuk. Ia memilih diam dan menunggu hingga Revan ingin pulang sendiri.

Revan selalu memilih VVIP untuknya, ia tidak suka bercampur dengan pengunjung yang lain. Selain itu, Bastian juga menjaga privasi atasannya, agar apapun yang terjadi dengan atasannya tidak menjadi konsumsi publik karena kini apapun yang menyangkut dengan kehidupan pribadi Revan Aditya adalah topik yang sangat di buru oleh para pencari berita. Seorang pengusaha muda yang tengah naik daun dengan segala kelebihannya. Ditambah lagi rumor yang tengah beredar tentang Revan Aditya mengalami gangguan disfungsi organ yang membuatnya tidak tertarik dengan wanita karena begitu banyak wanita cantik dari kalangan pengusaha dan artis yang mendekatinya tapi tidak ada satupun yang berhasil menarik perhatiannya.

***

Revan mengerjapkan matanya, mencoba menyesuaikan cahaya yang masuk ke dalam mata. Perlahan membuka matanya, dan cahaya matahari memasuki celah-celah gorden putih di kamarnya dan kini ia baru menyadari jika ia sudah tidur di dalam kamarnya yang nyaman.

Perlahan ia bangun, memijat keningnya yng terasa nyeri karena terlalu banyak minum semalam.

"Selamat pagi, tuan." seseorang tiba-tiba menyapanya dari arah lain, tapi Revan sudah terlalu hafal dengan suara itu. Itu suara pelayannya. "Saya bawakan air perasan lemon hangat untuk anda." ucapnya lagi sembari meletakkan air perasan lemon di atas nakas yng ada di samping tempat tidur, "Pak Bastian sudah datang sejak satu jam yang lalu, apa anda ingin saya memanggilnya?" tanyanya sepertinya sudah sangat hafal dengan apa yang harus ia ucapkan.

Revan mengibaskan tangannya, "Tidak perlu. Saya akan keluar satu jam lagi. Suruh dia menunggu."

"Baik. Ada lagi yang bisa saya bantu?" tanya pelayannya itu dan Revan memberi isyarat dengan tangannya yang mengatakan tidak.

Pelayan itu pun hendak pergi, tapi langkahnya kembali terhenti di ambang pintu, "Oh iya, tuan. Kemarin tuan besar datang."

Mendengar hal itu, Revan mengerutkan keningnya sembari menatap sang pelayan, "Dia mengatakan apa?"

"Nanti malam ada jamuan makan malam di rumah besar. Tuan besar meminta anda untuk datang."

Revan kembali memijat keningnya yang kembali terasa nyeri, kali ini bukan karena minuman keras tapi karena rencana orang tuanya di balik jamuan makan malam yang di adakan oleh orang tuanya.

***

Aluna menuruni tangga, pagi ini ia ingin bersemangat untuk berangkat magang, tapi suasana pagi di rumahnya tidak begitu bersemangat seperti yang ia harapkan. ibunya tampak juga sudah memakai setelan rapi, ibunya adalah seorang single mom, ia membesarkan Aluna sendiri sejak ayahnya meninggal lim belas tahun yang lalu, dulu ada kakak laki-lakinya yang selalu menjadi kebanggan sang ibu, tapi ternyata takdir juga berkata lain, kakak laki-lakinya meninggal tepat di hari Aluna ulang tahun yang ke 17. Kakak laki-lakinya mengalami kecelakaan saat akan merayakan ulang tahun Aluna.

Hal itu berdampak pada kehidupan Aluna dan ibunya, Aluna terus menyalahkan Aluna atas kematian sang kakak membuat hubungan mereka begitu renggang.

"Selamat pagi, ma." sapa Aluna begitu langkahnya tepat berdua di ujung tangga. Tapi rupanya sapaan Aluna tidak berhasil membuat ibunya bergeming. Ia tetap menikmati sandwich paginya.

Aluna pun memilih duduk dan mengambil selembar roti, mengoleskan selai kacang di atasnya, kemudian memasukkan ke dalam mulutnya perlahan, "Ma, ini hari pertama Aluna magang. Aluna diterima magang di perusahaan branding ternama di Jakarta."

Ibunya menghentikan kunyahannya, meletakkan sisa roti di tangannya ke atas piring kemudian menatap Aluna dengan tatapan dingin seperti biasanya, "Apa yang kamu harapkan dari mama? Mama tidak akan memberikan ucapan selamat padamu, kamu mengerti kan hal itu?!"

Aluna tersenyum kecut kemudian menganggukkan kepalanya, "Jika kakak yang_,"

"Berhenti membahas soal kakakmu. Mama nggak suka." ucapnya dengan cepat bahkan sebelum Aluna menyelesaikan ucapannya, ia pun berdiri dan meraih tasnya, tidak berniat melanjutkan sarapannya, "Mama akan keluar kota beberapa hari ini, jaga rumah." ucapnya lagi sebelum benar-benar meninggalkan meja makan.

Aluna hanya bisa menghela nafas menatap kepergian sang ibu. Ia begitu merindukan kasih sayang ibunya seperti dulu. Dulu begitu hangat, meskipun ia kehilangan ayahnya saat masih kecil tapi ibunya selalu memberi kasih sayang padanya lengkap membuatnya melupakan jika dirinya sudah tidak punya seorang ayah. Tapi kini rasanya semuanya begitu berbeda, bahkan ibunya tidak pernah mempedulikannya lagi. Hanya uang dari ibunya yang menemani setiap saat. Ibunya adalah seorang karyawan di sebuah perusahan tidak kalah terkenal dengan perusahaan tempat Aluna akan magang.

Aluna segera mengakhiri sarapannya saat ia menyadari jika kini sudah hampir jam setengah delapan. Ia tidak mungkin terlambat di hari pertamanya magang. Aluna pun bergegas mengambil kunci motornya dan juga helm untuk membungkus kepalanya.

Aku kasih visual mas CEO gantengnya ya. Moga-moga mewakili kita-kita yang lagi kesemsem sama dracin

Bersambung

Happy reading

Terpopuler

Comments

Ayesha Almira

Ayesha Almira

mungkin sahabat Revan ,kakaknya Aluna yg mengalami kecelakaan

2025-04-15

0

Entin Fatkurina

Entin Fatkurina

makin nggak sabar nunggu kelanjutan ceritanya, kak tri.

2025-04-15

0

OFFLINE

OFFLINE

wahh visual nya gak kaleng kaleng jadi senang baca nya

2025-06-19

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1. Pacar sewaan
2 Bab 2, bayar receh
3 Bab 3. trauma masa lalu
4 Bab 4. pria dingin itu
5 Bab 5. cari calon istri
6 Bab 6
7 Bab 7
8 Bab 8
9 Bab 9
10 Bab 10
11 Bab 11
12 Bab 12
13 Bab 13
14 Bab 14
15 Bab 15
16 Bab 16
17 Bab 17
18 Bab 18
19 Bab 19
20 Bab 20
21 Bab 21
22 Bab 22
23 Bab 23
24 Bab 24
25 Bab 25. Istri CEO R Project
26 Bab 26. Jadi berhati-hatilah!
27 Bab 27. Ini perintah bukan tawaran!
28 Bab 28. ciuman pertama
29 Bab 29. Aku akan mengeringkannya
30 Bab 30. Harus agresif
31 Bab 31. Dia menggoda sekali
32 Bab 32. siapa wanita itu?
33 Bab 33. Mantan tunangannya
34 Bab 34. Tenaganya kuat sekali
35 Bab 35. Dia terlalu cerdik
36 Bab 36. Dia bilang aku kurus?
37 Bab 37. Cemburu
38 Bab 38. Makan siang
39 Bab 39. Kamu harus bayar aku
40 Bab 40. Dia berani sekali
41 Bab 41. Tamu tak terduga
42 Bab 42. Dia istriku
43 Bab 43. Maaf
44 Bab 44. Rahasia Revan
45 Bab 45. Siapa Revan?
46 Bab 46. Kegundahan Aluna
47 Bab 47. Kenapa dengan Aluna?
48 Bab 48. kekacauan
49 Bab 49. Dia pergi
50 Bab 50. Kerepotan Bastian
51 Bab 51. pencarian Revan
52 Bab 52. Godaan gadis cerewet
53 Bab 53. Terasa familiar
54 Bab 54. belum bisa benar-benar membenci
55 Bab 55. Rahasia Bastian
56 Bab 56. Bagaimana perasaan Aluna?
57 Bab 57. Kenapa pingsan?
58 Kebahagiaan
59 Penyesalan
Episodes

Updated 59 Episodes

1
Bab 1. Pacar sewaan
2
Bab 2, bayar receh
3
Bab 3. trauma masa lalu
4
Bab 4. pria dingin itu
5
Bab 5. cari calon istri
6
Bab 6
7
Bab 7
8
Bab 8
9
Bab 9
10
Bab 10
11
Bab 11
12
Bab 12
13
Bab 13
14
Bab 14
15
Bab 15
16
Bab 16
17
Bab 17
18
Bab 18
19
Bab 19
20
Bab 20
21
Bab 21
22
Bab 22
23
Bab 23
24
Bab 24
25
Bab 25. Istri CEO R Project
26
Bab 26. Jadi berhati-hatilah!
27
Bab 27. Ini perintah bukan tawaran!
28
Bab 28. ciuman pertama
29
Bab 29. Aku akan mengeringkannya
30
Bab 30. Harus agresif
31
Bab 31. Dia menggoda sekali
32
Bab 32. siapa wanita itu?
33
Bab 33. Mantan tunangannya
34
Bab 34. Tenaganya kuat sekali
35
Bab 35. Dia terlalu cerdik
36
Bab 36. Dia bilang aku kurus?
37
Bab 37. Cemburu
38
Bab 38. Makan siang
39
Bab 39. Kamu harus bayar aku
40
Bab 40. Dia berani sekali
41
Bab 41. Tamu tak terduga
42
Bab 42. Dia istriku
43
Bab 43. Maaf
44
Bab 44. Rahasia Revan
45
Bab 45. Siapa Revan?
46
Bab 46. Kegundahan Aluna
47
Bab 47. Kenapa dengan Aluna?
48
Bab 48. kekacauan
49
Bab 49. Dia pergi
50
Bab 50. Kerepotan Bastian
51
Bab 51. pencarian Revan
52
Bab 52. Godaan gadis cerewet
53
Bab 53. Terasa familiar
54
Bab 54. belum bisa benar-benar membenci
55
Bab 55. Rahasia Bastian
56
Bab 56. Bagaimana perasaan Aluna?
57
Bab 57. Kenapa pingsan?
58
Kebahagiaan
59
Penyesalan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!