"Nona sudah kembali?" Zeya—pekerja paruh waktu di toko bunga Aruna berjalan ke arah Aruna yang baru saja memasuki toko bunganya dengan menggendong Aiden—putranya yang baru berusia empat tahun itu. "Apa baik-baik saja, Nona?"
"Ah Zeya, tidak apa-apa, oh iya jam kerja kamu sudah habis yah, kamu berangkat kuliah saja, biar saya menghandle toko setelah ini," jawab Aruna menghela napas panjang.
"Nona, yakin?"
"Yah, sana berangkat kalau kamu kelamaan disini, nanti terlambat," jelas Aruna.
Zeya mengangguk dia beranjak mengganti seragamnya di ruang ganti kemudian berangkat meninggalkan toko bunga yang kini dijaga oleh Aruna. Aruna diam di balik meja kasir dan menghela napas panjang.
"Kamu bahkan belum bisa berbicara Aiden, tapi kenapa kata pertamamu adalah Daddy, dan kenapa harus kepada orang itu?" Aruna menghela napas panjang kemudian mendudukkan Aiden di kursi khusus bayi disampingnya.
Sejenak Aruna teringat flashback saat dia dinyatakan positif hamil dan menemui Rowan untuk terakhir kalinya sebelum benar-benar pergi dari hidupnya.
[Flashback On]
"Rowan."
"Ada apa menemuiku, Aruna, apakah mansion itu tidak cukup untukmu?" tanya Rowan kepada Aruna yang dimana keduanya kini berada disebuah restaurant. "Pelayan bawakan satu set daging sapi kemari."
"Kenapa diam? Bukannya kamu menemuiku untuk mengatakan sesuatu?" tanya Rowan kepada Aruna—Aruna menghela napas panjang kemudian menatap mata biru keputihan milik Rowan.
Aruna memantapkan dirinya. "Jika ada seseorang yang mengaku mengandung bayi dari benihmu, apa yang akan kamu lakukan?"
"Hm, tidak ada, karena aku buka tipe laki-laki yang suka bermain-main dengan wanita untuk mengotori diriku sendiri, jadi mana mungkin ada wanita yang mengandung anakku," jelas Rowan menyesap minumannya.
Aruna menghela napas. "Bagaimana jika itu terjadi denganku?"
Rowan mengangkat alis. "Maksudmu?"
"Bagaimana jika aku yang hamil, Rowan."
Rowan menyulam senyum smirk di bibirnya. "Entahlah Aruna, mungkin aku akan menyingkirkan anak itu jika kau mengatakan mengandung anakku saat ini."
"Seperti yang kuduga."
"Apa dugaanmu?"
"Laki-laki yang hanya hidup untuk keidealisan sepertimu tidak akan punya waktu untuk memiliki hati nurani," jelas Aruna berdiri dari duduknya. "Aku harap kita tidak pernah bertemu lagi, Tuan Muda."
Rowan mengangkat alisnya, Aruna sendiri meninggalkan Rowan disana setelah menemukan jawaban yang menurutnya sudah menjadi jawaban atas semua keinginannya dan besoknya dia akan benar-benar ke Australia untuk memulai hidup baru.
[Flashback Off]
"Bagaimana bisa aku bertemu dengannya lagi setelah bertahun-tahun berdiri sendiri, bagaimana jika dia tahu kalau Aiden adalah putranya, mungkinkah dia akan menyingkirkan Aiden?" Aruna benar-benar terbayang-bayang akan apa yang akan terjadi nantinya sampai dia tidak sadar suara lonceng di pintu berdentang menandakan ada seseorang yang masuk ke tokonya.
"Nona, bisakah anda memberikan sebuah bunga?"
Aruna menghela napas dan mengangkat kepalanya. "Ah Tuan, Bunga apa yang anda mau—" Seketika ucapan Aruna terhenti saat mendapati sosok dihadapannya kini adalah Rowan.
Dia memakai kemeja putih dan jas, penampilan korporat untuk sebatas Direktur Rumah Sakit menurut Aruna pribadi.
Rowan tersenyum dan memangku dagunya di atas meja kasir Aruna. "Bunga apa saja, asalkan bunganya secantik floristnya, maukah kau menyiapkannnya untukku, sayangku?"
Aruna terdiam, bagaimana bisa laki-laki yang dia hindari itu kini berdiri dihadapannya dengan tatapan tanpa dosa kepadanya.
— <3 —
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 25 Episodes
Comments
As Lamiah
siap lah kalok begituuuu semangat tour semoga sehat selalu dan rajin up 😁😁😁✌️💪💪💪
2025-04-13
0
Zainab Ddi
author ditunggu updatenya selalu untuk kelanjutannya selalu 💪🏻🙏🏻😍
2025-04-20
0
Zainab Ddi
iih nyebelin banget si rowan sikapnya jangan terperdaya
2025-04-20
0