Bab 5 - Cemburu?

Maureen menyapu sisa air mata yang tergenang di bawah kelopak matanya, dia bangkit dan mengambil tasnya kemudian keluar dari kamar. Tampak Essa sudah duduk di meja makan, sedang sang Ibu sibuk menyiapkan sarapan di dapur.

Maureen mengambil segelas air, kemudian menenggaknya tanpa menoleh pada Essa.

“Kamu mau kemana Reen?” tanya sang Ibu.

“Kerja lah Mah, kemana lagi,” sahut Maureen sambil mencomot perkedel dari atas piring.

“Kenapa kamu gak ngambil cuti aja sih beberapa hari, kamu kan baru aja nikah Reen,” usul sang Ibu yang menghadirkan tawa remeh di bibir Maureen.

“Gak Mah, aku tetep harus kerja. Aku pergi dulu Assalamualaikum.” Maureen menyalami tangan sang Ibu, setelah itu ia pun berlalu tanpa pamit pada sang suami.

Ibu Arumi menghela nafas berat melihat Maureen mengacuhkan Essa. “Makan yang banyak Nak,” ucapnya hendak menambahkan nasi ke piring Essa.

“Udah cukup Bu, aku udah kenyang,” tolak Essa, dia menahan centong nasi itu dengan telapak tangannya.

“Kamu sakit hati ya sama perlakuan Maureen sama kamu?” Essa hanya diam tak menanggapi ataupun menampik perkataan dari Ibu Arumi. Jika harus jujur, jawabannya tentu saja Ya, namun apa mau di kata pernikahan yang terjadi secara mendadak ini benar-benar diluar dugaan.

‘Maaf ya Sa, Ibu tahu kalian gak mungkin melakukan hal tak senonoh, karena keegoisan Ibu kamu harus menanggung semua ini. Tapi hanya kamu yang Ibu percaya untuk menjaga Maureen, jadi sekali lagi maafin Ibu, Sa.’ batin Bu Arumi bergumam.

“Pasti butuh waktu untuk Maureen menerima pernikahan ini, Ibu harap kamu bisa bersabar ya Sa. Toh ini juga demi kebaikan kalian, apa yang terjadi di antara kalian sudah menyebar ke seluruh telinga orang di kampung ini menikah adalah jalan satu-satunya meski kalian suka atau tidak suka,” terang Bu Arumi.

“Iya Bu, saya ngerti ko. Saya akan bertanggung jawab terhadap Maureen, tapi... Soal kedepannya, saya juga tidak menjamin, itu tergantung Maureen sendiri,” ujar Essa.

“Iya, nggak papa yang terpenting adalah reputasi Maureen saat ini.” sahut Bu Arumi.

Essa mengangguk pelan.

***

“Kenapa kamu diem aja dari tadi?” Tanya Arkan saat mereka tengah makan malam bersama di sebuah Resto. Maureen dan Arkan kerja di kantor yang sama namun berbeda pekerjaan.

“Gak papa,” sahut Maureen lembut.

“Carita aja Reen kalau kamu lagi ada masalah siapa tahu aku bisa bantu,” ujarnya.

Maureen mengigit bibir bawahnya, namun dia kembali menggeleng dan memilih untuk bungkam, mana mungkin dia cerita tentang dirinya yang kini sudah menikah dengan Essa.

“Ya udah kalau kamu gak mau cerita, tapi kamu harus ingat aku selalu ada disini buat kamu,” Arkan menggenggam jemari Maureen.

Maureen mengangguk pelan, tanpa ia sadari Essa melihatnya dia menyaksikan adegan itu dengan jelas, pria itu hanya memalingkan wajahnya kearah lain. Essa datang kemari karena undangan temannya, dia melirik jam yang melekat di pergelangan tangannya, rasanya begitu lama hingga temannya itu datang, Essa menyesal datang terlalu cepat dan harus menyaksikan adegan mesra Maureen dan pacarnya.

“Reen, aku udah cerita ke Ibu aku soal aku yang ingin melamar kamu.” Ucapnya, membuat Maureen yang tengah mengunyah makanan mendongak seketika.

“O-oh ya, g-gimana kata Ibu kamu?”

Arkan tersenyum lembut, “dia setuju,” bisiknya di telinga Maureen.

Maureen tersenyum miris, dia bingung harus bagaimana sekarang, ‘aku harus bagaimana sekarang? Kalau aku jujur apa Arkan akan menerimaku dan percaya padaku? Tapi aku takut Arkan akan memutuskan hubungan kami, aku gak siap kehilangan dia.‘ lirih batinnya.

Arkan menyelipkan anak rambut yang menghalangi wajah Maureen, dia menatap dalam wajah itu. Dan itu semua tak lepas dari pengawasan Essa, dia menatap tak suka pada pasangan itu. Ingin rasanya Essa menyergahnya dan menghempaskan tangan Arkan dari rambut Maureen.

‘Sial, kenapa aku jadi kesal melihat Maureen dan pacarnya,’ batin Essa, dia mengepalkan tangannya di bawah meja.

“Lu kenapa sih Sa, dari tadi tegang amat tuh muka, nahan berak lu?” ucap Bayu yang merasa heran dengan tingkah Essa.

“Hooh, elu mau nganter gue ke wc,” sarkasnya.

“Anjir parah lu.” decak Bayu. Dia menatap sejurus, melihat arah pandangan Essa.

“Itu Maureen kan?” ujarnya.

“Jangan di liat,” cegah Essa, dia bahkan sampe menyergah baju yang di pakai Bayu.

“Kenapa sih emang?” tanyanya bingung, sepertinya dia belum tahu soal pernikahan dadakan antara Essa dan Maureen.

“Gak papa, udah buruan makannya gue harus pulang. Mak gue di toko sendirian, gue gak bisa pergi lama-lama,” tepis Essa.

Entahlah rasa tak suka muncul begitu saja, apa dia cemburu? Tapi masa ia, apa perasaan tak suka hadir karena kini Maureen sudah menjadi istrinya?

Episodes
1 Bab 1 - Malam sial Maureen
2 Bab 2 - Sah!
3 Bab 3 - Jadi Pasutri dalam sehari
4 Bab 4 - Keputusan Essa
5 Bab 5 - Cemburu?
6 Bab 6- Hubungan yang salah
7 Bab 7 - Si keras kepala
8 Bab 8- Kebangkitan yang tidak disengaja
9 Bab 9- Kecurigaan Maureen
10 Bab 10- Fakta tentang Arkan
11 Bab 11 - Kenapa harus Essa?
12 Bab 12 - Pertemuannya dengan Aisyah
13 Bab 13 - Kegilaan Arkan
14 Bab 14 - Jujur
15 Bab 15 - Perpisahan
16 Bab 16 - Keputusan Maureen
17 Bab 17- Teman bukan musuh
18 Bab 18 - Bertemu Ibu Mertua
19 Bab 19 - Mengunjungi rumah mertua
20 Bab 20 - Menghindar
21 Bab 21 - Tiba-tiba risau
22 Bab 22- Semua tentang dia
23 Bab 23 - Ketahuan
24 Bab 24- Perasaan tak tenang
25 Bab 25- Rasa yang aneh
26 Bab 26 - Perasaan yang sulit dimengerti
27 Bab 27 - Pikiran-pikiran Maureen
28 Bab 28- Ternyata aku suka dia
29 Bab 29 - Dia pemilik hati
30 Bab 30- Perubahan Maureen
31 Bab 31 - Hadiah dari Vanya
32 Bab 32 - Rencana yang gagal
33 Bab 33 - Fitnah
34 Bab 34- Karena aku tahu kamu
35 Bab 35 - Dia Sasya
36 Bab 36 - Karena kamu itu penting
37 Bab 37 - Obat penenangnya Maureen
38 Bab 38 - Ternyata sama-sama suka
39 Bab 39 - Tidur bersama
40 Bab 40 - Ciuman selamat pagi
41 Bab 41 - Nona Bucin
42 Bab 42 - Misi Maureen
43 Bab 43 - Baju Haram
44 Bab 44- Gairah
45 Bab 45- Godaan terberat Essa
46 Bab 46 - Kedatangan teman lama
47 Bab 47 - Maureenku tersayang
48 Bab 48 - Pertemuan kembali dengan Aisyah
49 Bab 49 - Ketahuan Mamah
50 Bab 50- Hujan
Episodes

Updated 50 Episodes

1
Bab 1 - Malam sial Maureen
2
Bab 2 - Sah!
3
Bab 3 - Jadi Pasutri dalam sehari
4
Bab 4 - Keputusan Essa
5
Bab 5 - Cemburu?
6
Bab 6- Hubungan yang salah
7
Bab 7 - Si keras kepala
8
Bab 8- Kebangkitan yang tidak disengaja
9
Bab 9- Kecurigaan Maureen
10
Bab 10- Fakta tentang Arkan
11
Bab 11 - Kenapa harus Essa?
12
Bab 12 - Pertemuannya dengan Aisyah
13
Bab 13 - Kegilaan Arkan
14
Bab 14 - Jujur
15
Bab 15 - Perpisahan
16
Bab 16 - Keputusan Maureen
17
Bab 17- Teman bukan musuh
18
Bab 18 - Bertemu Ibu Mertua
19
Bab 19 - Mengunjungi rumah mertua
20
Bab 20 - Menghindar
21
Bab 21 - Tiba-tiba risau
22
Bab 22- Semua tentang dia
23
Bab 23 - Ketahuan
24
Bab 24- Perasaan tak tenang
25
Bab 25- Rasa yang aneh
26
Bab 26 - Perasaan yang sulit dimengerti
27
Bab 27 - Pikiran-pikiran Maureen
28
Bab 28- Ternyata aku suka dia
29
Bab 29 - Dia pemilik hati
30
Bab 30- Perubahan Maureen
31
Bab 31 - Hadiah dari Vanya
32
Bab 32 - Rencana yang gagal
33
Bab 33 - Fitnah
34
Bab 34- Karena aku tahu kamu
35
Bab 35 - Dia Sasya
36
Bab 36 - Karena kamu itu penting
37
Bab 37 - Obat penenangnya Maureen
38
Bab 38 - Ternyata sama-sama suka
39
Bab 39 - Tidur bersama
40
Bab 40 - Ciuman selamat pagi
41
Bab 41 - Nona Bucin
42
Bab 42 - Misi Maureen
43
Bab 43 - Baju Haram
44
Bab 44- Gairah
45
Bab 45- Godaan terberat Essa
46
Bab 46 - Kedatangan teman lama
47
Bab 47 - Maureenku tersayang
48
Bab 48 - Pertemuan kembali dengan Aisyah
49
Bab 49 - Ketahuan Mamah
50
Bab 50- Hujan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!