Bab 3 - Jadi Pasutri dalam sehari

Maureen melempar tatapan penuh permusuhan pada Essa, sedang Essa hanya menunduk menghindari tatapannya.

“Yang, aku tutup dulu telponnya ya. Kebelet,” dustanya dengan suara lembut.

“Ya udah, tutup aja.” Sahut Arkan.

“Love you."

“Love you to.” sahut Maureen.

Maureen melempar ponselnya yang sudah mati keatas ranjang. Dia menatap nyalang kearah Essa sambil berkecak pinggang.

“Ngapain lo ke kamar gue? Keluar gak?” bentak Maureen.

“Gak! Essa udah jadi suami kamu Reen, mulai sekarang di akan tinggal di rumah ini dan tidur di kamar ini.” Balas sang Ibu yang masuk sambil membawa koper Essa yang tak sanggup dia bawa.

Maureen mengacak rambutnya frustasi.

“Sa, apa pun yang terjadi jangan keluar dari kamar ini.” ujar Ibu Arumi memperingatkan, sedang Essa hanya mengangguk patuh sebagai jawaban.

“Oke, kalau dia gak boleh keluar biar aku aja yang keluar.” Maureen mengambil koper dari bawah ranjang dan bersiap mengemasi barang-barangnya.

“Cukup Reen, mau sampai kapan kamu kaya gini? Apa gak cukup rasa malu yang kamu berikan untuk Mamah?”

“Rasa malu apa Mah? Udah aku bilang aku gak ngapa-ngapain sama dia, semua itu cuma dilebih-lebihkan oleh orang lain, dan mungkin aku juga sudah dijebak oleh dia.” Ucap Maureen dengan nada penuh amarah.

Ibu Arumi menghela nafas kasar, lantas berkata, “Reen, terlepas dengan cara apa kalian menikah yang pasti sekarang kalian sudah sah sebagai pasangan suami istri dimata hukum dan Agama, Mamah tidak ingin ada masalah lagi,” ujar Arumi sambil meringis memegangi dadanya.

“M-mah, Mamah kenapa?” Maureen tampak panik, aura kemarahan yang semula terpancar darinya lenyap seketika kala melihat sang Ibu meringis menahan sakit.

Maureen tahu Ibunya punya riwayat penyakit jantung, dulu saja saat Ayahnya meninggal Ibunya dirawat satu Minggu di rumah sakit karena penyakit jantungnya kambuh.

“Mamah gak papa,” Sahutnya lemah, dia menepis tangan Maureen yang berusaha membantunya, kemudian berlalu keluar sambil menutup pintu.

Maureen menghela nafas berat sambil menghempaskan tubuhnya di ranjang, dia mendelik menatap Essa yang hanya membisu sejak tadi.

“Kenapa lu diem aja hah? Jelasin ke gue gimana caranya kita bisa tidur di sopa?”

“Gue juga gak tahu,” balasnya sambil mengeluarkan pakaiannya dari koper.

“Elu mau ngapain? Itu lemari gue Essa!” protes Maureen kala melihat Essa ingin menata pakaiannya di lemari miliknya.

“Terus, masa baju gue disini terus.” tunjuknya pada kopernya.

“Wah parah lu Sa, lu pasti udah ngerancanain ini semua kan?”

Essa berdecak kesal dia berbalik menatap kearah Maureen, “Rencanain apa? Lu yang tiba-tiba dateng ke toko gue, lu sendiri yang mau nginep disana, terus elu cuma nyalahin gue, elu gak mikir elu juga salah saat elu mutusin buat nginep di tempat cowok.”

Maureen berdecak kesal, “masalahnya bukan itu kampret! Masalahnya adalah gimana ceritanya elu bisa tidur ama gue di sopa!”

Essa membuang muka kearah lain, entah mengapa dia seolah tak ingin menjawabnya, “Essa, jawab gue!” Sergahnya, dia bahkan menarik kerah kemeja yang di pakai Essa.

Namun lagi-lagi dia hanya diam, dan malah menghempaskan tangan Maureen dari bajunya, kemudian pergi.

Argghh... “si brengsek itu! Essa brengsek!” teriak Maureen.

***

Malam harinya. Essa kembali setelah lama pergi.

“Ngapain lu masuk kamar gue lagi?! Keluar gak?!” usir Maureen.

Essa hanya melempar tatapan jengah, kemudian membuka lemari dan mengambil pakaiannya.

“Essa!” teriak Maureen saat Essa hendak membuka baju tepat di hadapannya.

“Apa sih Reen lebay amat pake tereak-tereak segala, entar tetangga mikirnya gue apa-apain elu lagi,” Ujarnya dengan nada enteng.

“Lebay lu bilang! Lu mikir gak, sebelum buka baju depan cewek!”

“Iya iya, bawel banget sih,” akhirnya Essa pun mengalah dan terpaksa mengganti pakaiannya di kamar mandi.

Essa kembali ke kamar, baru saja dia menyentuh selimut Maureen langsung terbangun, ”mau apa lu? Tidur di sopa sana!”

Essa yang sudah lelah tak ingin lagi mendebat kata-kata yang keluar dari mulut Maureen, dia menurut begitu saja dan berbaring di sopa dengan posisi memunggungi Maureen.

Flash back.

Essa duduk menyandar ke dinding sambil menelusupkan wajahnya di antara lututnya, jam sudah menunjukkan pukul 01:30 dini hari, namun hujan tak kunjung reda. Dia melirik kearah sopa tempat Maureen duduk, gadis itu tampak tertidur dengan gelisah, bahkan jaket yang ia kenakan pun separuhnya basah.

Essa melepas jaketnya untuk menyelimuti tubuh Maureen, karena tak ada selembar pun kain di tempat ini.

“Ck, ngapin juga gue perhatian ama nih cewek. Udah nyebelin, biang rusuh, selalu ngajak ribut kalau ketemu,” Essa kembali mengurungkan niatnya, namun saat melihat tubuh Maureen yang menggigil ia pun kembali meneruskan niatnya dan menyelimuti tubuh gadis itu.

“Ayah,” lirihnya pelan.

Essa berjongkok dan mendengarkan gumaman pelan dari bibir Maureen.

“Ayah, jangan pergi,” isaknya lirih.

“Ck, dia pasti mimpi ketemu Ayahnya.” Ucap Essa, dia membantu membaringkan tubuh Maureen yang tidur sambil duduk. Namun saat dia hendak kembali pada posisinya, tiba-tiba Maureen mencengkeram tangannya.

“Tidak, jangan pergi.” lirihnya lagi, membuat Essa terpaksa duduk di lantai di dekat sopa tempat Maureen berbaring.

Haish... Essa berdecak pelan, kantuk pun menghinggapinya, dia terpaksa tidur sambil duduk di lantai sedang sebelah tangannya berada dalam genggaman Maureen.

Episodes
1 Bab 1 - Malam sial Maureen
2 Bab 2 - Sah!
3 Bab 3 - Jadi Pasutri dalam sehari
4 Bab 4 - Keputusan Essa
5 Bab 5 - Cemburu?
6 Bab 6- Hubungan yang salah
7 Bab 7 - Si keras kepala
8 Bab 8- Kebangkitan yang tidak disengaja
9 Bab 9- Kecurigaan Maureen
10 Bab 10- Fakta tentang Arkan
11 Bab 11 - Kenapa harus Essa?
12 Bab 12 - Pertemuannya dengan Aisyah
13 Bab 13 - Kegilaan Arkan
14 Bab 14 - Jujur
15 Bab 15 - Perpisahan
16 Bab 16 - Keputusan Maureen
17 Bab 17- Teman bukan musuh
18 Bab 18 - Bertemu Ibu Mertua
19 Bab 19 - Mengunjungi rumah mertua
20 Bab 20 - Menghindar
21 Bab 21 - Tiba-tiba risau
22 Bab 22- Semua tentang dia
23 Bab 23 - Ketahuan
24 Bab 24- Perasaan tak tenang
25 Bab 25- Rasa yang aneh
26 Bab 26 - Perasaan yang sulit dimengerti
27 Bab 27 - Pikiran-pikiran Maureen
28 Bab 28- Ternyata aku suka dia
29 Bab 29 - Dia pemilik hati
30 Bab 30- Perubahan Maureen
31 Bab 31 - Hadiah dari Vanya
32 Bab 32 - Rencana yang gagal
33 Bab 33 - Fitnah
34 Bab 34- Karena aku tahu kamu
35 Bab 35 - Dia Sasya
36 Bab 36 - Karena kamu itu penting
37 Bab 37 - Obat penenangnya Maureen
38 Bab 38 - Ternyata sama-sama suka
39 Bab 39 - Tidur bersama
40 Bab 40 - Ciuman selamat pagi
41 Bab 41 - Nona Bucin
42 Bab 42 - Misi Maureen
43 Bab 43 - Baju Haram
44 Bab 44- Gairah
45 Bab 45- Godaan terberat Essa
46 Bab 46 - Kedatangan teman lama
47 Bab 47 - Maureenku tersayang
48 Bab 48 - Pertemuan kembali dengan Aisyah
49 Bab 49 - Ketahuan Mamah
50 Bab 50- Hujan
Episodes

Updated 50 Episodes

1
Bab 1 - Malam sial Maureen
2
Bab 2 - Sah!
3
Bab 3 - Jadi Pasutri dalam sehari
4
Bab 4 - Keputusan Essa
5
Bab 5 - Cemburu?
6
Bab 6- Hubungan yang salah
7
Bab 7 - Si keras kepala
8
Bab 8- Kebangkitan yang tidak disengaja
9
Bab 9- Kecurigaan Maureen
10
Bab 10- Fakta tentang Arkan
11
Bab 11 - Kenapa harus Essa?
12
Bab 12 - Pertemuannya dengan Aisyah
13
Bab 13 - Kegilaan Arkan
14
Bab 14 - Jujur
15
Bab 15 - Perpisahan
16
Bab 16 - Keputusan Maureen
17
Bab 17- Teman bukan musuh
18
Bab 18 - Bertemu Ibu Mertua
19
Bab 19 - Mengunjungi rumah mertua
20
Bab 20 - Menghindar
21
Bab 21 - Tiba-tiba risau
22
Bab 22- Semua tentang dia
23
Bab 23 - Ketahuan
24
Bab 24- Perasaan tak tenang
25
Bab 25- Rasa yang aneh
26
Bab 26 - Perasaan yang sulit dimengerti
27
Bab 27 - Pikiran-pikiran Maureen
28
Bab 28- Ternyata aku suka dia
29
Bab 29 - Dia pemilik hati
30
Bab 30- Perubahan Maureen
31
Bab 31 - Hadiah dari Vanya
32
Bab 32 - Rencana yang gagal
33
Bab 33 - Fitnah
34
Bab 34- Karena aku tahu kamu
35
Bab 35 - Dia Sasya
36
Bab 36 - Karena kamu itu penting
37
Bab 37 - Obat penenangnya Maureen
38
Bab 38 - Ternyata sama-sama suka
39
Bab 39 - Tidur bersama
40
Bab 40 - Ciuman selamat pagi
41
Bab 41 - Nona Bucin
42
Bab 42 - Misi Maureen
43
Bab 43 - Baju Haram
44
Bab 44- Gairah
45
Bab 45- Godaan terberat Essa
46
Bab 46 - Kedatangan teman lama
47
Bab 47 - Maureenku tersayang
48
Bab 48 - Pertemuan kembali dengan Aisyah
49
Bab 49 - Ketahuan Mamah
50
Bab 50- Hujan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!