Ceraikan Aku, Kak

ALUR MAJU MUNDUR

Darahku berdesir, mendidih. Ternyata inilah wanita yang dimaksud anak buah. Siapakah orang yang ada di dalam? Suara tadi begitu lantang terdengar. Apalagi dalam keheningan ruangan yang tak ada aktifitas pekerjaan dekat kantor utama.

Tak mau ambil pusing, langsung kubuka pintu dengan paksa. Mataku terbelalak. Tenggorokan tercekat. Urat nadi terasa terhenti.

Kerontang, rantang nasi jatuh dan membuat isinya sudah berhamburan dimana-mana.

Dunia 'pun ikutan runtuh menimpa badan, saat melihat bibir kak Ryan begitu tak malunya mencium balik bibir wanita yang entah siapa dia.

"Mila, kamu?" Kekagetan kak Ryan ketika kepergok.

Mereka melepaskan diri. Wanita itu begitu tenang sambil mengelap bibirnya. Melihat ekpresinya yang tanpa dosa ingin sekali ku hampiri dan menampar, tapi nampaknya percuma saja karena suami menikmati juga.

"Maaf ... maaf, sudah menganggu kalian," Mencoba undur diri sambil badan membungkuk.

"Tunggu, Mila."

"Apa ini jawaban yang menjadi kegundahanku selama ini? Kenapa kau tega sekali, Kak? Apa aku memang wanita yang tidak pantas bersanding denganmu? Apa diriku memang tidak berarti untukmu?" guman hati sudah kacau.

Langkah secepatnya menghindar. Tangan berkali-kali mengusap airmata yang sudah tak bisa dibendung.

"Mila, tunggu ... tunggu. Aku bisa jelaskan semua." Kak Ryan terus saja memanggil, namun aku tak menghiraukan.

Bagiku tak ada gunanya memberikan penjelasan jika semua nyata didepan mata.

"Tunggu Mila!" Dia terus saja berlari mengejar.

Aku justru terus menghindar dengan berlarian kecil.

"Kamu kenapa, Mila?" Om Bagas mencoba menghentikan ku.

"Maaf, Om. Aku tidak bisa menjelaskan," jawaban yang terus ber uraikan airmata.

"Berhenti dulu, Mila. Dia hanya mantan, jadi jangan salah paham," Teganya Om sendiri membela perselingkuhan mereka.

"Masa bodoh. Itu bukan urusanku. Maaf, permisi dulu," ketua ku tak senang.

Panggilan kak Ryan kian terdengar membisingkan, membuatku harus cepat-cepat pergi. Muak jika bisa menemuinya.

"Eeh, tunggu Mila. Tunggu!" Om Bagas terus memanggil.

"Maaf, Om. Aku harus pergi."

Langkah melebar-lebar biar kak Ryan tidak bisa mengejar. Bahkan menambah kecepatan berlari agar tidak tertangkap.

"Maaf, Bos. Kami tidak bisa menghentikan kakak ipar," om Ebi berteriak memberitahu.

"Haist, gaji dipotong."

"Ya ampun, Bos. Apa salah dan dosaku." Memukul jidat.

"Sudah kubilang jangan biarkan orang masuk. Kenapa pada dudul semua, hah!" Kemarahannya.

"Duh, kami masih saja salah. Tidak sengaja dan ngak kepikiran bakalan kayak gini."

"Udah, ah. Sekarang Mila ngambek. Puas kalian."

Untung saja jarak kami agak jauh dan semoga saja tidak tertangkap.

Mencoba menguatkan hati, namun masih saja tidak bisa. Ini adalah pukulan pertama kali tentang penghianatan. Rasa syoknya membuat otak tidak bisa jernih lagi untuk berpikir.

Sungguh ini sakit sekali. Tak menyangka dia bisa bercumbu dengan segudang kebohongan. Apakah salah jika sekarang aku pergi?.

Bila dia memang masih mencintai mantan buat apa melukai begini, apakah diri hanya bahan permainan atau pelampiasan saja?.

"Tunggu, Mila!" Sekali tarik Kak Ryan berhasil menghentikan langkahku.

Kami sudah berada diluar.

"Lepaskan aku, Kak!" rengek ku tak senang.

"Hh .. hhh, aku bisa jelaskan ini semua. Kamu salah paham."

Dia nampak mengambil nafas. Wajar kalau kalah lari, karena pelatihan perwira pasti sangat ketat.

"Salah gimana? Apa tidak ingat jika kau juga menikmatinya," Bibir menyungging.

Ingin rasanya memaki lebih. Alasan yang tidak masuk akal. Mata ini belum buta dan dengan jelas mereka berdua menunjukkan kemesraan. Apalagi si wanita kelihatan bahagia sekali.

"Apa yang kau lihat tadi, tidak seperti yang kamu bayangkan. Suer, itu hanya salah paham." Kak Ryan masih saja ingin meyakinkan.

"Aku tidak mau dengar alasanmu," Kedua tangan menutup telinga sambil mengelengkan kepala.

"Ahh, sial."

Airmata tak mau berhenti. Sesaknya bikin sakit dada, membuatku terduduk karena tidak kuat lagi.

"Maafkan aku. Jangan begini. Aku cukup sadar diri, kalau tadi adalah hal bodoh yang pernah kulakukan."

"Aku khilaf. Maafkan aku, yah! Tolong jangan begini dan hapus airmatamu," Terus saja membujuk dengan ikutan bersimpuh.

"Kamu tahu kalau aku sangat mencintaimu, jadi apa yang kamu lihat barusan hanya salah paham saja."

"Aah, masa bodoh apakah itu sungguhan, salah paham, ataupun kau hanya ingin menunjukkan bahwa masih ada cinta lain dihatimu. Apa salahku, Kak? Apa salahku, hah?" Berbicara keras minta penjelasan.

"Kamu tenanglah dulu!" Dia memelukku erat.

"Lepaskan ... lepaskan. Aku tidak sudi lagi disentuh olehmu." Mendorongnya agar mau menjauh.

"Jangan begini, Mila. Apa kau tidak mencintaiku lagi?"

"Jangan katakan cinta di depanku lagi. Seharusnya pertanyaan itu untukmu, sampai kau tega dan berani menghadirkan dia di depanku sekarang."

"Akkh ... akhhh. Aku tahu salah."

Kak Ryan terus saja berteriak-teriak tidak jelas.

"Please, dengarkan sekali saja."

"Aku tidak peduli."

"Diam."

Emosinya kian tidak terkontrol karena diriku masih saja tidak mempercayainya. Wanita mana yang mau dijelaskan, sedangkan nyatanya dia sudah berselingkuh.

"Oke, aku salah."

"Sekarang aku minta satu saja padamu yaitu percaya untuk saat ini, bahwa kami tidak ada hubungan sama sekali," Dia memegang lenganku begitu kuat, mungkin takut jika aku kabur.

"Bulsiit. Apa katamu? Percaya? Tidak ada hubungan?" Tidak ada sopan lagi berbicara.

"Bukan aku yang meruntuhkan semua kepercayaan, tapi dirimu sendiri 'lah yang sudah menghancurkannya. Sekarang semua sudah jelas, maka dari itu akhiri saja hubungan kita," ucapku dengan lantang.

"Kamu jangan sembarangan berbicara. Apa maksud kamu?" kekuhnya tidak mau percaya

"Aku tidak sembarangan. Sekarang ceraikan aku, paham?" Tetap tidak mau mengalah.

Berdiri tegak. Menantangnya. Syurgaku sudah tergugurkan. Masa bodoh dengan dosa karena membantah suami. Yang utama sekarang adalah bisa menyelamatkan hati terluka.

"Apa? Tidak ... tidak. Jangan asal bicara kamu," Kak Ryan sudah melotot tak suka.

"Aku tidak asal bicara."

"Jangan gila kamu. Semua keputusan hanya aku yang bisa memutuskan."

"Kamu jangan egois. Apakah kau ingin aku hidup bersamanya? Kamu 'lah yang jangan jadi orang gila. Bilang saja kau masih mencintai mantanmu itu. Aku tidak bisa, maka ceraikan aku sekarang."

"Ahhh, berapa kali aku harus menjelaskan."

"Tidak ada gunanya menjelaskan lagi. Kalau kau tidak ada hati untuknya lagi, kenapa kau tega bercumbu di depaku tadi, hah? Jawab, kak? Oh, aku tahu. Mungkin karena aku bodoh makanya sekarang kau menipuku."

"Bukan ... Bukan gitu, Mila."

Airmata yang tadi sempat jatuh terus, kini ku seka kasar menggunakan tangan. Rasanya malas sekali menangisi suami yang tak punya hati. Niat baik tapi dibalas dengan penghianatan.

Dia tetap kekeuh dan tidak ingin disalahkan, sedangkan diriku tetap kekeh tak mau menerima penjelasan. Terus saja bertengkar, bahkan semua anak buah Kak Ryan berhamburan keluar sedang menyaksikan kami.

Terpopuler

Comments

Umi1

Umi1

Patut lah mereka bilang tamu ya rupanya mantan pacarnya Ryan,apa dia tidak terima Ryan sdh menikah tau ada yang mereka rencana kan ni sebenarnya ya,tetiba saja ryan ajak mila nikah bilang cinta atau jangan2 kamu masih ingat mantan mu ni ryan, astaga teganyaa diri mu ryan demi apa coba kamu begitu ,rupa ada udang sebalik batu kamu menikah sama mila biar boleh leluasa sma mantan bgitu ,ish ryan jgn sampai kamu menyesal sdh sia2kan cinta mila buat kamu tu ya,masih byk yang lebih baik dari kamu pla tu diluar sana🤭jgn mau termakan alasannya ryan mila,salah faham apanya tu jika kamu juga ikut menikamatinya ryan ,wajar lah mila minta pisah kamu sja tidak menahan diri dari godaan mantan mu,

2025-04-07

0

🍭ͪ ͩ🍒⃞⃟🦅AGENCY²ᵗʰ🍀Ars𝐀⃝🥀

🍭ͪ ͩ🍒⃞⃟🦅AGENCY²ᵗʰ🍀Ars𝐀⃝🥀

Astaufiruloh Isti degan senang hati ingin antar masakan kau malah bercumbu dengan wanita lain
dan yg lebih parahh kariawan kantor pun ikut andill.. parahhh
Jgn terima Mila.. hempaskan laki" macam itu... kepercayaan dan kekecewaan ituh ngk gampang di obatin...😤😤🙄

2025-04-06

5

🍌 ᷢ ͩᶫᶦᵃ

🍌 ᷢ ͩᶫᶦᵃ

sepintar pintarnya orang menyembunyikan sebuah bangkai kebohongan, pasti suatu saat akan terbongkar juga Ryan. sudah tau dah nikah, kenapa kamu gk bisa bersikap lebih tegas kepada mantan kamu. dan yg lebih bodohnya juga, itu anak buahnya kok mau aja di ajak kerjasama kayak gitu. emangnya dia gk mikir kedepannya ya, kalau suatu saat adiknya di gituin gimana

2025-04-08

1

lihat semua
Episodes
1 Kisahku
2 Dia Ingin Jadi Pacarku
3 Dia Melamarku
4 Mengantarkan Bekal Makan Siang
5 Ceraikan Aku, Kak
6 Kekecewaan Minta Cerai. Lepaskan Diriku
7 Orang Tua Ikut Campur
8 Aku Jatuh Cinta Pada Anak SMA
9 Kepergok Istri Flashback
10 Hari Babak Belur 1
11 Hari Babak Belur 2
12 Hari Babak Belur 3. Meminta Maaf
13 Berbaikan
14 Manjaku
15 Numpang Tidur Dirumahku
16 Penemuan Mayat
17 Terluka Hati Saat Suami Selingkuh
18 Pamit Pergi
19 Mencari Jejak Pembunuhan
20 Wawancara Bersama Wartawan
21 Suamiku Ringan Tangan
22 TBC (Tekanan Bathin Celaka)
23 Dia Selingkuh Aku Yang Dihajar
24 Melapor KDRT Dapat Keberuntungan
25 Di Amanahi Kunci
26 Warisan Petaka Dan Hidup Celaka
27 Teman Yang Setia
28 Bahagia Mencari Angin
29 Saingan Muncul Penuh Emosi
30 Penyelidikan Pembunuhan 1
31 Penyelidikan Pembunuhan 2
32 Apes Ketemu Di rumah Sakit
33 Masih Belum Menemukan Pelaku
34 Ciuman Cemburu Buta
35 Tatangga Julid
36 Jalan Mediasi
37 Nasehat Teman Yang Baik
38 Saat Kehilangan Ku Serahkan Dia
39 Dia Diculik Aku Ikut Terseret
40 Kekhawatiran Dalam Penculikan 1
41 Kekhawatiran Dalam Penculikan 2
42 Saingan Jadi Teman Pengintaian
43 Musuh Tak Kalah Mengejar
44 Ketakutan Istri Sakit
45 Masih Setia Pada Majikan
46 Nyawa Yang Pantas Kau Bayar 1
47 Nyawa Yang Pantas Kau Bayar 2
48 Ketakutan Dalam Penculikan
49 Dihajar Para Penculik
50 Pagi-Pagi Dibuat Kesal
51 Berdebat Bagai Kucing Dan Tikus, Tidak Akur
52 Rasa Cemas Dalam Penculikan
Episodes

Updated 52 Episodes

1
Kisahku
2
Dia Ingin Jadi Pacarku
3
Dia Melamarku
4
Mengantarkan Bekal Makan Siang
5
Ceraikan Aku, Kak
6
Kekecewaan Minta Cerai. Lepaskan Diriku
7
Orang Tua Ikut Campur
8
Aku Jatuh Cinta Pada Anak SMA
9
Kepergok Istri Flashback
10
Hari Babak Belur 1
11
Hari Babak Belur 2
12
Hari Babak Belur 3. Meminta Maaf
13
Berbaikan
14
Manjaku
15
Numpang Tidur Dirumahku
16
Penemuan Mayat
17
Terluka Hati Saat Suami Selingkuh
18
Pamit Pergi
19
Mencari Jejak Pembunuhan
20
Wawancara Bersama Wartawan
21
Suamiku Ringan Tangan
22
TBC (Tekanan Bathin Celaka)
23
Dia Selingkuh Aku Yang Dihajar
24
Melapor KDRT Dapat Keberuntungan
25
Di Amanahi Kunci
26
Warisan Petaka Dan Hidup Celaka
27
Teman Yang Setia
28
Bahagia Mencari Angin
29
Saingan Muncul Penuh Emosi
30
Penyelidikan Pembunuhan 1
31
Penyelidikan Pembunuhan 2
32
Apes Ketemu Di rumah Sakit
33
Masih Belum Menemukan Pelaku
34
Ciuman Cemburu Buta
35
Tatangga Julid
36
Jalan Mediasi
37
Nasehat Teman Yang Baik
38
Saat Kehilangan Ku Serahkan Dia
39
Dia Diculik Aku Ikut Terseret
40
Kekhawatiran Dalam Penculikan 1
41
Kekhawatiran Dalam Penculikan 2
42
Saingan Jadi Teman Pengintaian
43
Musuh Tak Kalah Mengejar
44
Ketakutan Istri Sakit
45
Masih Setia Pada Majikan
46
Nyawa Yang Pantas Kau Bayar 1
47
Nyawa Yang Pantas Kau Bayar 2
48
Ketakutan Dalam Penculikan
49
Dihajar Para Penculik
50
Pagi-Pagi Dibuat Kesal
51
Berdebat Bagai Kucing Dan Tikus, Tidak Akur
52
Rasa Cemas Dalam Penculikan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!