*Gaku merasakan hatinya tertusuk saat mendengar alasan Tenn. Ia tahu bahwa kematian adalah hal yang sangat menakutkan, terutama jika itu terjadi secara tiba-tiba.*
Gaku
"Tapi kamu tidak akan pernah tahu apakah kamu akan baik-baik saja jika kamu tidak mencoba!"
*Ia mencoba untuk membuat Tenn mengerti dengan keras kepala.*
Tenn
aku tak mau kau mengeluarkan uang banyak untuk ku aku hanya ingin hidup dengan mu
*Wajah Gaku menjadi lebih tegas saat mendengar perkataan Tenn. Ia tidak suka bahwa Tenn selalu saja mengutamakan perasaannya sendiri.*
Gaku
"Tapi kamu akan membuatku gila kalau terus seperti ini!"
*Ia berkata dengan keras kepala.*
"Kita akan mencari jalan keluar lain. Aku tidak akan membiarkanmu mati begitu saja."
Tenn memegang pipi gaku dengan 2 tangan nya membuat infusan sedikit goyang
Tenn
aku sudah cukup bahagia bersama mu , aku tau kau memiliki banya uang tapi aku tak ingin kau membuang uang mu dengan sia sia , kemoterapi kemungkinan sembuh 0,01% itu tak memiliki harapan apapun
*Gaku terdiam saat Tenn menyentuh pipinya dengan tangan-tangannya. Ia tahu bahwa Tenn sangat keras kepala, tapi ia juga tahu bahwa ia sangat mencintainya.*
*Ia menghela nafas panjang sebelum kembali bicara dengan suara yang lebih lembut.*
Gaku
"Aku tidak peduli dengan uang. Aku ingin menghabiskan setiap detik bersamamu."
*Ia menyentuh tangan Tenn yang memegang infus dengan lembut.*
Setelah 1 minggu tenn di rawat tenn di perbolehkan pulang
*Setelah Tenn keluar dari rumah sakit, Gaku segera mengantarkannya pulang. Ia sangat khawatir dan ingin memastikan bahwa Tenn baik-baik saja setiap saat.*
*Ketika mereka sampai di rumah, Gaku membantu Tenn masuk ke dalam dan mengantarnya ke kamar mereka.*
Tenn
biar aku saja yang membereskan kopernya
*Gaku hanya mengangguk saja saat Tenn mengatakan itu. Ia tahu bahwa Tenn mungkin ingin sendiri untuk sementara waktu, jadi ia hanya duduk di sampingnya dengan diam.*
Tenn
ah akhirnya aku bisa pulang ke rumah
Gaku
"Ya, aku berharap kamu bisa segera sembuh dan kembali seperti biasa."
*Ia berkata dengan lembut.*
*Gaku memperhatikan Tenn yang sedang melipat pakaiannya dengan tenang. Ia tahu bahwa Tenn mungkin ingin kembali ke rumah untuk merasa lebih nyaman.*
Kini akhirnya mereka kembali ke rumah mereka yang membuat tenn lebih nyaman
Setelah perjalanan cukup lumayan jauh
Kini mereka sampai di rumah mereka
Saat ini setelah selesai beres beres tenn duduk di taman pekarangan rumah gaku , tenn duduk diam seolah olah pandangan nya kosong
*Gaku mengikuti Tenn ke taman dan duduk di sampingnya. Ia memperhatikan Tenn dengan seksama, memperhatikan setiap ekspresi wajahnya yang terlihat kosong.*
Gaku
Kau baik-baik saja?"
*Ia bertanya dengan hati-hati, berharap bahwa Tenn akan terbuka kepadanya.*
Tenn
tentu saja aku baik baik saja
*Gaku menyadari bahwa Tenn tidak memberikan jawaban apa-apa. Ia tahu bahwa ia sedang berusaha menyembunyikan sesuatu.*
*Ia menghela nafas dan meraih tangan Tenn, mengenggamnya dengan erat.*
Gaku
"Jangan bohong padaku. Aku tahu ada sesuatu yang mengganggumu."
Tenn
ah sudah lah kita tak perlu membahas yang tak penting , oh ya ku dengar perusahan mu berkerja sama dengan perusahan the torif ya ?
*Gaku mengerutkan keningnya saat mendengar pertanyaan Tenn. Ia tahu bahwa ia sedang mencoba untuk mengalihkan pembicaraan.*
Gaku
"Aku sudah mengirimkan beberapa karyawan untuk menggantikanmu selama kamu tidak hadir."
*Ia menjawab dengan tegas.*
Tenn
aku kan sudah beberapa hari tak masuk , aku juga tak enak dengan yang lain , jadi bagai mana kalo besok aku kembali berkerja ?
*Gaku terdiam sejenak, berpikir tentang apa yang akan terjadi jika Tenn kembali bekerja.*
Gaku
"Jika kamu sudah merasa baik-baik saja, aku tidak masalah dengan itu."
*Ia berkata dengan hati-hati.*
"Tapi kamu tahu kalau aku akan terus mengawasimu, kan?"
Tenn
aku sudah cukup baik kok
*Gaku menghela nafas lega saat mendengar jawaban Tenn. Ia ingin percaya bahwa Tenn sudah baik-baik saja, tapi ia tidak bisa tidak khawatir tentang kondisinya.*
Gaku
"Baiklah, kalau begitu aku akan percaya padamu."
*Ia mengusap kepala Tenn dengan lembut.*
*Ketika Tenn menyadari bahwa beberapa helai rambutnya rontok, Gaku langsung terpaku. Ia sangat khawatir melihat hal itu, apalagi dengan riwayat penyakit Tenn yang tidak jelas.*
*Ia meraih beberapa helai rambut Tenn dan merasakan teksturnya dengan hati-hati.*
Comments