BAB 2.

Di tengah derasnya guyuran hujan malam, Karina berjalan sendiri dengan langkah lemah, seakan-akan ada duri di setiap langkahnya yang membuatnya merasakan sakit. Air mata yang sedari tadi ditahannya mulai mengalir deras dari matanya.

Dalam sela-sela tangisnya, Karina terbayang bagaimana sampai dia bisa menikahi pria yang menjadi suaminya itu, dan sampai akhirnya dia dikhianati. Karina dulunya berasal dari keluarga kaya sekaligus keluarga pengusaha, tapi perusahaan yang dikelola ayahnya mengalami kebangkrutan, sehingga mengharuskan Karina mengalami perjodohan agar bisa membantu ayahnya mendapatkan modal usaha. Karina dipaksa menikah dengan Ryan, pria yang tidak dia cintai.

Namun, demi membantu ayahnya yang terlilit utang dan membutuhkan modal, Karina pun terpaksa menerima pernikahan itu, yang pada akhirnya hanya perlakuan kasar yang dia dapat dari Ryan, serta hinaan dan cacian dari keluarga suaminya. Selama ini, Karina hanya diam dan sabar, berharap suaminya bisa berubah menjadi lembut kepadanya. Namun, apa yang dia harapkan berbanding terbalik dengan kenyataannya. Nyatanya, bukanlah perubahan yang dia dapatkan, melainkan penghianatan.

Dengan hati yang sakit dan berlinang air mata, Karina bertekat akan menjadi wanita mandiri yang sukses. Karina memutuskan untuk kembali ke rumah orang tuanya, daripada harus kembali ke rumah Ryan. Setibanya Karina di rumah orang tuanya menggunakan taksi, dia langsung masuk ke dalam rumah itu - rumah yang penuh dengan kenangan dia dan keluarganya.

Karina disambut oleh adiknya, Kaysan. Kaysan terkejut melihat kedatangan kakaknya di tengah malam dengan pakaian basah kuyup. "Loh! Kakak, kok datangnya larut malam gini? Mana bajunya basah kuyup gitu lagi?"

"Ceritanya panjang, besok aja kakak cerita. Sekarang kakak mau istirahat dulu," jawab Karina sambil berjalan naik ke lantai dua.

"Kakak mau makan apa? Biar aku masakin."

"Gak usah, kakak gak laper."

Setelah masuk ke dalam kamarnya, Karina pun membersihkan tubuhnya yang basah karena hujan. Sehabis membersihkan tubuhnya dan memakai piyama tidurnya yang memang Karina masih menyimpan beberapa pakaian di lemari kamarnya yang akan dia pakai jika sewaktu-waktu dia datang ke rumah.

Saat telah merebahkan tubuhnya di tempat tidur, Karina pun mulai berpikir apa langkah pertama yang harus dia lakukan. Tanpa terasa, karena kelelahan, Karina pun tertidur.

Keesokan harinya, karina terbangun oleh suara ketukan dipintu kamarnya. "Kak, kakak..bangun..," saut Kaysan membangunkan karina.

"iya...."

Karina pun bangun dan bangkit dari tempat tidurnya, lalu dia membuka gorden kamar, tanpa sadar senyum dibibir mungil nya mulai merekah saat melihat indahnya pemandangan pagi hari dari balik jendela kamarnya.

Setelah membersihkan diri, dia pun turun ke lantai satu, saat hendak mengambil gelas untuk minum, karina dikejutkan dengan kemunculan tiba-tiba adiknya yang tanpa suara sudah duduk di sebelah kursi nya.

"Astaga! kamu itu bikin kakak kaget aja," ucap karin sambil memukul pelan lengan adiknya.

"Ok deh, maaf..,oh iya kak, aku ini masih penasaran kakak kok kemarin pulang dengan pakaian basah kuyup terus larus malam lagi?," ucap Kaysan dengan penasarannya.

Tanpa ada yang ingin di tutup-tutupi, karin menceritakan semua perlakuan suaminya dan keluarganya. "Lantas,keputusan kakak sekarang apa?," Tanya Kaysan yang marah mengetahui semua penderitaan yang di alami kakaknya.

"Kakak mau urus perceraian sama Ryan dulu, setelah itu baru kakak mulai cari kerja."

"Apa pun keputusan kakak, aku sebagai adik pasti dukung."

"Makasih yah..," saut karin dengan mata berkaca-kaca.

Setelah beberapa hari karin tinggal bersama adiknya, karin mulai melupakan rasa sakit hatinya karena Ryan, dan mulai mengikhlaskan semua.

Sudah beberapa hari, karin sibuk mundar-mandir pengadilan.

Karina sangat ingin cepat mengakhiri pernikahan nya dengan Ryan, pernikahan yang membuatnya merasa seperti di neraka.

Saat tanpa sengaja, karina berpapasan dengan Ryan didepan kantor pengadilan, karin berusaha menghindari Ryan dan tak mau menatap nya. Namun tiba-tiba Ryan mulai mengeluarkan kata-kata hinaan kepada karina.

"Dasar! wanita tidak tahu diri, sudah bagus keluarga ku mau membantu orang tua mu, dan aku mau menampung mu," ucap Ryan sambil menangkap lengan karin.

"Lepas!," sambil melepaskan tangannya dari cengkraman Ryan.

"Kita lihat saja, kamu nanti akan datang berlutut di kakiku sambil memohon agar aku bisa menerima mu kembali, wanita seperti kamu itu cuma aku yang mau menerima."

"Kita lihat saja, aku pastikan hal itu hanya ada dalam khayalan mu saja," sahut karin dengan tegas sambil berjalan meninggalkan Ryan yang masih menatap punggung nya.

Terpopuler

Comments

Fannya

Fannya

Habis-habisan emosi baca ini. 😤

2025-04-01

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!