Chapter 05

Raya Masih Menangis Histeris, Namun Tiba-Tiba Angin Lembut Menyibakan Rambut Nya. Keningnya Seolah Di Elus Oleh Tangan Lembut, Membuat Kantuk Nya Datang.

Raya Tiba-Tiba Saja Langsung Memejamkan Matanya, Seolah Ia Merasa Bermimpi Kembali Bersama Pria Asing. Dengan Alur Mimpi yang Masih Sama, Setting Yang Sama, Dan Masih Juga Dengan Hutan Yang Sama.

Raya Kembali Membuka Matanya Ternyata Dirinya Sudah Berada Di Dalam Kamar Nya. Terlihat Bibi Puspita Dan Paman Alfan Menjaganya Disamping Nya.

"Bibi Aku Haus Sekali" Tenggorokan Raya Seperti Kering.

Bibi Puspita Langsung Mengambilkan Raya Minum, "ini Nak Minum Lah." Ucap Bibi Puspita Sambil Menyodorkan Segelas Air Putih.

Raya Menengok ke Arah Jam Ternyata Sudah Jam Sebelah. "bi... Kapan Aku Di Bawa Pulang?"

"Dua Jam Yang Lalu, Tadi Sebelum Pulang Kamu Pingsan Lagi, Dokter Tidak Menyarankan Kamu Untuk Dirawat Jadi Paman Alfan Membawa Mu Pulang." Ucap Bi Puspita Sambil Matnya Terpejam Karena Ngantuk.

"ibu dimana Bi?" Raya Menengok Mencari Ke beradaan Sang Ibu Yang Tidak Ada Di Kamarnya.

"ibumu Bibi Suruh istirahat, Soalnya Kasian Kalau Harus Jagain Kamu, Kamu Istirahat Lagi Aja Rai Hari Masih Panjang" Ujar Bi Puspita Ia Kembali Terpejam Karena Paman Alfan Juga Terlihat Sudah Tidur Pulas.

Raya Belum Bisa Tenang Bayangan Hantu Itu Terus Saja Muncul Di Benak Nya. Rasa Takut Menyelimuti Dalam Diri Raya Karena Melihat Ratusan Hantu Yang Nampak Sedang Reuni Datang Semua Ke Hadapan Nya.

"Kenapa Aku Jadi Penakut Gini Yah?" Raya Bergumam Dalam Hatinya.

"iya Juga Sih, Bayangin Aja Mereka Datang Bukan Hanya Satu Apa Dua Tapi Ratusan, Beruntung Nyawaku Tidak Melayang" Raya Mengusap Kening Nya. Sambil Menarik Selimut Menutup Semua Badan Nya.

Karena Mengingat Kejadian Tadi Bulu Kuduk nya Langsung Merinding.

"Serem Banget Sih Yah Ampun!" Raya Masih Belum Bisa Terpejam.

ia Sudah Berusaha Miring Kanan-Kiri Agar Bisa tidur Nyenyak Namun Tetap Saja Tidak bisa. "Aku Harus Bagaimana?" Raya Kembali Ketakutan.

Ia Bersembunyi Di Balik Selimut, Meskipun Keringat Mebasai Wajahnya Raya Tetap Engan Membuka Selimut, Bahkan Ia Bisa Pulas Saja Sampai Adzan Subuh Berkumandang baru Raya bisa Pulas.

Bangun Nya Tubuh Raya Lemas, padahal Hari ini Ia harus Pergi Ke Kampus. "Mau Kemana Pagi-Pagi Gini?" Ucap Bu Nara Yang Melihat Raya Mengambil Handuk di Teras Depan.

"kuliah Bu, Aku Harus Berangkat" Raya Nampak Sangat Memaksakan Diri Padahal Raga Nya Nampak Sangat Lemas.

"Kamu Baru Sembuh Kok Udah Mau Pergi Saja" Bu Nara Berdecak Melihat Kelakuan Sang Anak Yang Sangat Giat Dalam Belajar

"Yah Udah Kamu Telfon Maja Yah Buat Jemput Kamu" Ucap Bu Nara

"iya Ibu Aja Yang Telfon, Raya Mau Mandi Dulu" Raya Langsung Pergi Dari Hadapan Ibunya.

Sebelum Masuk Kamar mandi Raya Melewati Pintu Belakang Dapur, Sosok Yang Semalam Ia Lihat Sudah Tidak Nampak Disana. Hanya Terdengar Suara Burung-Burung Pagi Yang Berkicau Penuh Dengan Semangat.

"Semoga Saja Ganguan Yang Seperti Tadi Malam tidak Lagi Datang!" Raya Berharap Akan Hal Itu.

Setelah Selesai Mandi Raya Kembali Bersiap, Bibi Puspita Dan Paman Alfan Sudah Pulang Dari Tadi. Kini Tinggal Bu Nara Dan Raya Saja Yang Berada Di Rumah.

Di Halaman Rumah Terdengar Deru Suara Mesin Mobil Terparkir Disana, Raya Mengintip Lewat Kaca Mobil Ternyata Yang Datang Bukan Hanya Maja Tapi Juga Tama Membawa Mobil Pribadi Nya.

Padahal Mereka Tidak Satu Kampus Namun. Sebagai Teman Mereka Masih Perduli Akan Hal Itu.

"Assalamualaikum..." Maja Dan Tama Mengetuk Pintu.

"Waalaikumsalam..." Raya Menyaut Dari Dalam Rumah.

"Kamu Kenapa Rai? Udah Mendingan?" Maja Dan Tama Melayangkan Deretan Pertanyaan.

Raya Menggeleng Sejujurnya Kepalanya Masih Pusing Namun Ia Tidak Mau KetinggaLan Pelajaran.

"Kenapa Ngak Libur Dulu Sih, Lu Kadang Batu Juga!" Tama Nampak Kesal.

"Yah Gimana? Kalau Gw KetinggaLan Materi Hari Ini Kan Ngak Bisa Di Ulang Lagi" Raya Nampak Tidak Mau Di Protes.

Seperti Biasa Bu Nara Membawa Tiga Cangkir Coklat Panas Yang Mengepul Dalam Tiga Cangkir

"Ibu Sih Sudah Bilang Biar Raya Libur Dulu, Tapi Dianya Ngak Mau" Sambung Bu Nara Sambil Menyuguhkan Kue Kering Dan Coklat Panas.

"Makasih Bu..." Ucap Tama Dan Maja.

"Yah Habisnya Gimana, Ibu Kan Tahu Sudah Tiga Hari Raya Ngak Masuk Kan." Raya Nampak Membuang Wajah Kesal.

Bahkan Maja Dan Tama Saling Tatap Memandang Wajah Raya Dan Gaya Bicaranya Yang Nampak Tidak seperti Biasanya.

"Yah Sudah, Ibu Kan Cuman Bilang Itupun Kalau Mau Toh." Bu Nara Mengendori Nada Bicara Nya. Ia Nampak Beringsut Mundur Ke Dapur

"Kamu Lagi Kenapa Sih Rai?" Tatapan Maja Penuh Selidik.

"Harusnya Bagimana? Kalian Pikir Enak Jadi Aku? Semalam Aku Pingsan Melihat Ratusan Makluk Tak Kasat Mata Mendatangi Rumah ini Dan Semunya Ingin Masuk Kedalam Tubuh Ku" Raya Menekan Sedikit Nada Bicaranya.

"Yah Terus Maunya Gimana?" Maja Mencoba Memahaminya

"Kayanya Semua Ini Ada Kaitannya Sama Curug Itu, Aku Yakin! Soalnya Saat Makhluk Itu Datang Mereka Semua Hampir Merasuki Ku, Namun ada Sesosok Laki-Laki Yang Datang Seolah Membuat Mahluk Itu Pergi, Bersamaan Dengan Diriku Yang Tidak Sadarkan Diri!" Raya Mengusap Kening Nya Yang Pening.

"Sesosok Laki-Laki? Maksud Lo Gimana Rai? Emang Apa Kaitannya Dengan Curug itu?" Tama Mengecilkan Nada Bicara Nya.

"Aku Melihat Laki-Laki Yang Sama Saat Diri ini Jatuh" Ucap Raya Sambil Nanar

Mendengar Itu Bulu Kuduk Tama Dan Maja Langsung Merinding, Berteman Dengan Seorang Indigo sungguh Merasa Menyeramkan.

"Yah Sudah Kita Berangkat Kuliah Sekarang, Nanti Kita Cari Jalan Keluar Nya." Usul Tama.

"Ngak Bisa Tama, Jalan Satu-Satunya Adalah Menutup Mata Batin Ku!" Raya Nampak Pasrah.

Maja Dan Tama Tercengang. " Kalau kamu Tutup Mata Batin Yang Ada Semua Pengemar Kita Kabur Raya" Maja Mendengus Kesal.

Raya Menatap Maja Tajam." Jadi Selama Ini Kamu Ngak Perduli Dengan Ku, Hanya Memanfaatkan Ku Saja ia?" Raya Nampak Emosi Merasa Di Manfaatkan.

"Maja Lu Juga Apan Sih, Malah Memperkeruh Keadaan" Tama Mulai Pusing Sebagai Ketua Komunitas.

"Kalian Egosi, Ya kalian Cuman Mikir Gimana Caranya penonton Kita Naik Kan Di Media Sosial? Tampa Kalian Mikirin Apa Yang Menimpa di Aku!" Ucapnya Raya Nampak Emosi.

"Rai Lu Sabar Dulu, Bukan Itu Maksud Kita" Tama Berusaha Menenangkan.

"Iya Rai... Aku Minta Maaf Maksud Aku Bukan Gitu Rai, Cuman Kan kamu Tahu, Semua Penonton Tuh Udah Kenal Sama Kamu, Bahkan Setiap Tayang Juga Kan Harus Ada Kamu. Masa Usaha Keras Kita Selama Dua Tahun Ini Sia-Sia" Maja Membujuk Raya.

"Yang Terpenting Gimana Caranya Kita Memecahkan Misteri Ini! Dan Setelah Itu Terserah Jika Lu Mau Nutup Mata Batin Rai..." Tama Nampak Pasrah, Karena Ia Juga Merasa Kasihan Jika Raya Terus Di Ganggu Oleh Makhluk Halus.

Karena Ganguan Mereka Bukan Minta Tolong Tapi ingin Membuat Raya Celaka.

Episodes
1 Chapter 01
2 Chapter 02
3 Chapter 03
4 Chapter 04
5 Chapter 05
6 Chapter 06
7 Chapter 07
8 Chapter 08
9 Chapter 09
10 Chapter 10
11 Chapter 11
12 Chapter 12
13 Chapter 13
14 Chapter 14
15 Chapter 15
16 Chapter 16
17 Chapter 17
18 Chapter 18
19 Chapter 19
20 Chapter 20
21 Chapter 21
22 Chapter 22
23 Chapter 23
24 Chapter 24
25 Chapter 25
26 Chapter 26
27 Chapter 27
28 Chapter 28
29 Chapter 29
30 Chapter 30
31 Chapter 31
32 Chapter 32
33 Chapter 33
34 Chapter 34
35 Chapter 35
36 Chapter 36
37 Chapter 37
38 Chapter 38
39 Chapter 39
40 Chapter 40
41 Chapter 41
42 Chapter 42
43 Chapter 43
44 Chapter 44
45 Chapter 45
46 Chapter 46
47 Chapter 47
48 Chapter 48
49 Chapter 49
50 Chapter 50
51 Chapter 51
52 Chapter 52
53 Chapter 53
54 Chapter 54
55 Chapter 55
56 Chapter 56
57 Chapter 57
58 Chapter 58
59 Chapter 59
60 Chapter 60
61 Chapter 61
62 Chapter 62
63 Chapter 63
64 Chapter 64
65 Chapter 65
66 Chapter 66
67 Chapter 67
68 Chapter 68
69 Chapter 69
70 Chapter 70
71 Chapter 71
72 Chapter 72
73 Chapter 73
74 Chapter 74
75 Chapter 75
76 Chapter 76
77 Chapter 77
78 Chapter 78
79 Chapter 79
80 Chapter 80
81 chapter 81
82 Chapter 82
83 Chapter 83
84 Chapter 84
Episodes

Updated 84 Episodes

1
Chapter 01
2
Chapter 02
3
Chapter 03
4
Chapter 04
5
Chapter 05
6
Chapter 06
7
Chapter 07
8
Chapter 08
9
Chapter 09
10
Chapter 10
11
Chapter 11
12
Chapter 12
13
Chapter 13
14
Chapter 14
15
Chapter 15
16
Chapter 16
17
Chapter 17
18
Chapter 18
19
Chapter 19
20
Chapter 20
21
Chapter 21
22
Chapter 22
23
Chapter 23
24
Chapter 24
25
Chapter 25
26
Chapter 26
27
Chapter 27
28
Chapter 28
29
Chapter 29
30
Chapter 30
31
Chapter 31
32
Chapter 32
33
Chapter 33
34
Chapter 34
35
Chapter 35
36
Chapter 36
37
Chapter 37
38
Chapter 38
39
Chapter 39
40
Chapter 40
41
Chapter 41
42
Chapter 42
43
Chapter 43
44
Chapter 44
45
Chapter 45
46
Chapter 46
47
Chapter 47
48
Chapter 48
49
Chapter 49
50
Chapter 50
51
Chapter 51
52
Chapter 52
53
Chapter 53
54
Chapter 54
55
Chapter 55
56
Chapter 56
57
Chapter 57
58
Chapter 58
59
Chapter 59
60
Chapter 60
61
Chapter 61
62
Chapter 62
63
Chapter 63
64
Chapter 64
65
Chapter 65
66
Chapter 66
67
Chapter 67
68
Chapter 68
69
Chapter 69
70
Chapter 70
71
Chapter 71
72
Chapter 72
73
Chapter 73
74
Chapter 74
75
Chapter 75
76
Chapter 76
77
Chapter 77
78
Chapter 78
79
Chapter 79
80
Chapter 80
81
chapter 81
82
Chapter 82
83
Chapter 83
84
Chapter 84

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!