Sebelum Pulang Tadi Raya Sudah Berbicara pada Tama Dan Maja kalau Pergi Nya Mereka Bertiga Ke Sebuah Curug tidak Boleh Sampai Bu Nara Tahu.
Motor Tama Dan Maja Mengawal Dari Belakang Hinga Sampailah Di Depan Rumah Bu Nara, Bangunan Jawa Kuno Yang Masih Asri. Di Depan Rumah Raya Di keliling Banyak Tumbuhan Buah-Buahan, Seperti Belimbing Sayur Dan Belimbing Wuluh, Serta Pohon Rambutan Dan Manggis, Dan Pohon Mangga Yang Sudah Berbunga.
"Eh-kalian Sudah Pulang" Bu Nara Menyapa Mereka Bertiga Saat Bu Nara Sedang Menyapu Halaman Rumah Nya.
"iya Bu, Kami Mampir Yah Sekalian Numpang Ces Laptop Buat Edit Video." Ucap Tama Setelah Bersalaman Dengan Bu Nara.
"iya Monggo Nak'Mari Masuk" Bu Nara Menyambut Mereka Dengan Ramah.
Nampak Nya Bu Nara Memperhatikan Jalan Raya Yang Nampak Menyeret Satu Kaki Nya.
"Kamu Kenapa Rai?" Bu Nara Menghampiri Anak Nya.
"Jatuh Bu Ngak Papa, Tapi Tadi Udah Di Obatin Sama Tama" Raya Tersenyum Simpul Ke Arah Bu Nara Yang Nampak Panik.
Bu Nara Mengerutkan Kening Nya. Biasanya Setiap Jatuh Raya Selalau Heboh Bahkan Merengek Layaknya Anak Kecil, Namun Sekarang Raya Nampak Tenang Dan Biasa Saja.
"Memang Nya Tadi Kalian Ekspor Ke Mana?" Bu Nara Menghentikan Langkah Mereka.
Mereka Bertiga Menoleh Saling Menatap Satu Sama Lain, "kalian Ngak Ke Terjun Kan?" Bu Nara menata Mereka Dengan Tatapan Penuh Selidik.
"kita Ke-Cu-" Maja Memotong Kalimat nya.
Raya Langsung Menginjak Kaki Maja, Maja Memasang Ekspresi Menahan Sakit. " Ngak Bu Kami Tadi Eksport Ke Rumah Peninggalan Belanda" Umpat Raya Penuh Dengan Hati-Hati.
Beruntung Ponsel Tama Berdering Gajih Pertama Dari Sosial Media Mereka Cair 10 Juta. "Wah Liat Ini" Tama Menunjukan Bukti Pembayaran Nya Pada Maja Dan Raya.
Jadi Mereka Bertiga Bisa Mengecoh Bu Nara Mengalihkan Perhatian Satu Persatu Dari Mereka Masuk Kedalam Rumah.
Tentu Saja Bu Nara Paham Ada yang Berbeda Dengan Gerak-Gerik Sang Anak, Karen Bu Nara Merasa Ada Yang Di Sembunyikan Oleh Raya.
"Seperti Ada yang Di Sembunyikan" Bu Nara Manggut-Manggut.
Ia Kembali Masuk Menyusul Anak-Anak. Dan Langsung Membuatkan Mereka Berdua Minuman Di Dapur
Terlihat Raya Langsung Bersih-Bersih Ke Kamar Mandi, Namun ingatan Laki-Laki yang Tersenyum Di Hutan Siang Tadi Terus Saja Berkelindan Dalam Benak Nya.
Tampa Sadar Raya Tersenyum Seorang Diri, Karena Dalam Hidupnya Ia Baru Pernah Melihat Pria Setampan itu.
"Apa Yang Ku Lihat Apakah Sama Seperti Makhluk-Mahluk Lain Yang Ku Lihat Sebelumnya? Hanya Saja Ia Berganti Wujud?!" Bisikan Hatinya Terus Saja Berisik memikirkan Siapa Sosok Laki-Laki Yang Melambai Padanya Siang Tadi!
"Apa Ucapan Ibu Nyata? Tapi Jika Nyata Kenapa Aku Tidak Hilang Sama Seperti Yang Menimpa Ibu Dulu?" Raya Merasa Aneh. kemudian Ia Kembali menyisir Rambut Nya Yang Panjang Sepinggang.
Setelah Itu Raya Menemui Tama Dan Maja Di Ruang Tamu, Terlihat Tama Dan Maja Sedang Menikmati Agar-Agar Buatan Ibunya.
"Gimana Enak Ngak?" Raya Menghampiri Mereka Yang Sedang Duduk Manis.
"Enak Dong Buatan Ibu Mu Kan Ngak Pernah Gagal" Ucap Maja Mulut Nya Penuh Dengan Agar-Agar
"Oh-iya Ini Uangnya Mau Di Tf Apa Di Ambil Langsung Gua antara Besok?" Ucap Tama Melirik Ke Arah Raya.
"Di Tf Aja Lah, Gw Juga Masih Ada Pegangan" Raya Terseyum Simpul Ke Arah Tama.
Tama Mengangguk ia Langsung Mengambil Ponsel Nya Di Atas Meja, Segera Mentransfer Uang Ke Rekening Raya.
"ini Udah Yah" Tama Menunjukan Bukti Tf pada Raya.
"Oke... udah Balik Sono Udah Sore Juga" Nada Raya Sedikit Bercanda Pada Kedua Teman nya.
"iya Deh Ia, Bentar Lagi Aku Balik Kalau Puding ini Udah Abis, Soalnya Sayang Mubazir Kalau Ngak di Habisin" Maja Terkekeh.
"Dasar Maja Kamu ini, Nanti Kamu Bayar Yah Buat Ganti Ibu Karena Udah Buatkan Kamu Puding Agar-Agar" Raya tidak Mau Kalah, Ia Juga Turut Meledek Maja.
"Raya Jagan Gitu Nak" Bu Nara Muncul Dari Dapur Membawa Sangkul Berisi Nasi Di Dalam Nya.
"Eh... ibu Kita Lagi Bercanda Aja Kok bu" Raya Tersenyum Getir.
"Tama Maja Kalian Jangan Pulang Dulu Yah, Ibu Udah Masak Banyak Ini. Kalian Makan Dulu" Bu Nara Menahan Mereka.
"Ibu... Mereka Malah Tambah Seneng Kalau Di Kasih Makan" Raya Geleng-Geleng Melihat kedua Tingkah Teman Nya.
"Ngak Papa Kan Bu- Yah Sekali-Kali" Ucap Tama Tampa Dosa!
"Gundul Mu, Sering Kali!. Bukan sekali Kali Lagi!" Raya Menepuk Kening Nya.
Sambil Di Iringi Gelak Tawa Maja Dan Tama, Mereka Jika Berkunjung Ke Rumah Raya Pasti Akan pulang Dengan Perut Yang Sudah Kenyang. karena Sifat Bu Nara Yang Sangat baik Hati.
Beliau Bukan Hanya Ibunya Raya Tapi Ibu Bagai Semua Teman Nya Raya.
Setelah Perut Terisi Kenyang Maja Dan Tama Pamit Pergi Dari Rumah Bu Nara.
Selepas Itu Juga Raya Langsung Masuk Kedalam Kamar Nya. Berjalan Dengan Kaki Yang Di Seret Satu, Karena Luka Nya Masih Memar Akibat Terjatuh Siang Tadi.
Tubuh Raya Yang Lelah Ia Membaringkan Tubuh Nya Ke Kasur Dan Memejamkan Mata.
Namun Aneh Baru Saja Terpejam Raya Langsung Pulas, Dan Dirinya Mendapati Mimpi Yang Seram.
Di Dalam Mimpi Nya. Raya Berjalan Di Tengah Hutan Yang Lebat, Banyak Mahluk Yang Tak Kasat Mata Meminta Tolong Pada Nya.
Ada Yang Menangis Pilu, Ada Yang Menangis Sambil Tertawa, Sejak Kecil Raya Sudah Bisa Melihat Mahluk Halus Dengan Wujud Yang Menyeramkan Sampai Yang Sudah Tidak Utuh Bagian Tubuh Nya.
Pipi Yang penuh Luka, Tangan Tergilir, Leher Yang Terjerat Tali Karena Bunuh Diri. Semua Teriakan Tolong Dan Tangisan Terus Membersamai Di Dalam Mimpi Raya.
"Dimana Aku? Kenapa Aku Berjalan Tidak Ada Ujung Nya?!" Raya Muter-Muter Di Tengah Hutan Belantara Yang Sangat Gelap Karena Deretan Pohon Disana Teramat Tinggi.
Sayup-Sayup Terdengar Kembali Suara Jeritan Dari Belakang Nya. Raya Engan Menoleh Karena Ia Tahu Mahluk Yang ada Di Belakang Nya Sudah Pasti Sosok Nya Hanya Akan Mengganggu.
"Yang Sudah Di Takdirkan Akan Terus Membersamai." Ujar Arya Narendra.
Terdengar Suara Yang Selembut Sutra Membuat Raya Langsung Menoleh Suara Itu.
Mata Raya Terazimat Melihat Pria Tampan Di Ujung Sana, Tersenyum Manis Pada Raya. Laki-Laki Itu Berjalan Ke Arah Raya.
"Dia Pria Yang Ku Lihat Siang Tadi!" Batin Raya Masih Tetap Mematung Melihat Laki-Laki Yang Ia Lihat Siang Tadi Masuk Kedalam Mimpi Nya.
"Aku Arya Narendra" Ia Memperkenalkan Diri Memasag Senyum Yang Membuat Raya Langsung Tersenyum Getir
Terdengar Suara Adzan Magrib Di Telinga Nya. Bersamaan Dengan Bu Nara Yang Membangunkan Dirinya.
"Raya Bangun Nak' Magrib Kok Tidur Sih! Bangun Nak" Bu Nara Menepuk Pipi Dan Lengan Raya Yang Nampak Pulas.
Visual Pria Tampan Dalam Mimpi
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 22 Episodes
Comments