Di kelas 11 ipa 2 shine duduk di samping hana. Mereka sibuk masing masing, shine dengan game di ponselnya alu hana dengan buku paket matematika yang baru saja dia beli. Itu berisi kumpulan soal2 matematika.
"shine, tadi aku melihatmu bersama seorang murid dan aku pastikan itu adalah murid baru kan?" shine menoleh pada hana lalu mengangguk.
"jadi apa hubunganmu dengannya?"
"dia oppa ku" hana menghentikan kegiatan menulis nya lalu menoleh berbinar pada shine.
"tidak bisa, aku tau isi otakmu, kalau kau menyukai oppa ku, berjuang sendiri, karena dia akan marah jika aku mendekatkan seseorang padanya jika kau ingin dia, dekati sendiri dengan caramu" hanya lansung cemberut karenanya.
Oh iya, shine dan hana sudah sangat dekat sejak minggu ke dua shine sekolah. Itu terjadi saat pertama kali yeri merecoki dan membuli shine, bukan membuli sih lebih ke mengganggu saja karena bagi shine itu tidk ada apa apanya. Dan shine yang bisa melawan yeri membuat banyak orang simpatik dan kagum padanya.
Karena selama ini tidka ada yang berani pada yeri. Hana yang memang sudah duduk sebangku dnegan sean saat itu masih canggung pada shine, namun setelah bercerita kalau dia pernah jadi korban buli yeri mereka bisa jadi dekat. Malah bisa di katakan seperti kembar oleh beberapa orang di sekolah. Selain kedua gadis ini sama sama cantik, berkulit putih dan pintar bentuk wajah mereka juga agak mirip.
"ceritakan padaku oppa mu itu seperti apa"
"hmm, jaemin oppa itu orangnya kaku, dingin dan tertutup. Dia akan susah akrab dengan orang baru atau lebih kepada menahan diri untuk tidak terlalu dekat engan orang. Kau tau oppa berfikir seperti jika dia dekat dengan seseorang dia pasti akan terlibat dengan masalah. Padahal kan tidka selamanya begitu, tapi sebenar nya oppa adalah orang yang baik dan penuh kasih sayang" hana mengangguk mengingat bagaimana jaemin.
"tapi sepertinya oppa sudah punya seseorang yang dia suka. " hana menatap shine penasaran.
"jangan tanya aku, aku sangat tidak tau tentang itu. Tapi saat di jepang dulu aku pernah beberapa kali mengenalkan temanku pada nya dia malah marah dan mendiamiku seminggu. Dan saat aku sudah minta maaf baru dia mengatakan untuk tidak pernah membawa teman ku lagi padanya apalagi dengan niat untuk mendekatkan mereka"
Shine ingat saat masih di jepang dan itu terjadi 9 bulan lalu. Shine mengajak salah satu temannya di tempat kursus panah untuk bertemu jaemin karena temannya itu panggil saja haruna, menyukai jaemin, namun bukan jawaban dan balasan uluran tangan haruna, jaemin malah menatap tajam shine lalu mengatakan jangan menemuinya lagi. Shine yang bingung hanya diam tidak mengerti. Sementara haruna yang paham dia di tolak hanya bisa menghela nafas.
Shine meminta maaf pada haruna karena sikap oppanya, namun memang dasarnya haruna baik dia mengatakan kalau itu bukan salah shine. Jadilah jaemin mendiami shine selama seminggu.
Hanya tidak bicara pada shine saja namun masih tetap mengantar dan menjemput shine lalu memperhatikan shine seperti memasakkan makanan untuk shine jika shine larut belajar dan lainnya seperti perhatiannya yang biasa hanya tidak bicara saja. Sejak saat itu shine kapok untuk tidak membawa teman temannya dengan niat mencomblangkan lagi dengan jaemin.
Kabar anak baru yang tampan dan menawan itu sudah menyebar ke seluruh penjuru sekolah dengan sangat cepat. Banyak orang yang penasaran dengan sosoknya karena tidak semua siswa sudah melihatnya. Dan orang orang berdecak iri pada yeri. Bagaimana tidak iri.
Yeri terlihat sangat dekat dengan anak baru itu, setelah satu kelas mereka ternyata juga duduk berdampingan. Jadi setiap meja diisi oleh dua orang jadi sebelumnya yeri duduk sendiri karena tidak mau duduk dengan orang lain jadi ah dia dengan jaemin sekarang.
Mereka akui sih kalau yeri itu cantik meski sombong dan tukang pamer dan dekat dengan jaemin tidak akan terlalu mencolok sepertinya fikir mereka karena sepertinya yeri dan jaemin sama sama anak orang kaya.
Dan makin iri lah orang orang saat melihat yeri dengan begitu ramah dan lembut pada jaemin menjelaskan tentang sekolah ini bahkan menemani jaemin ke perpustakaan karena dia harus mengambil beberapa buku paket wajib untuknya. Jaemin sih iya iya saja toh lebih baik dia nyusahin orang lain dari pada shine bukan?
Sementara shine dan hana juga jack sudah di kantin. Mereka makan siang dengan shine hanya memesan roti saja. Entah kenapa sejak kemarin dia tidak nafsu makan, mommynya sudah kawatir padanya namun memang dia seperti hilang selera makan seperti biasa bahkan mommy nya sudah membuatkan makanan kesukaannya sekalipun tetap tidak bisa mengugah selera shine. Dia hanya makan roti dan susu, tapi kata jungkook itu lebih baik dari pada shine tidak mau makan sama sekali.
Tadi shine sudah mendapat pesan dari jaemin kalau dia akan menyusul nanti jika sempat karena dia harus ke perpustakaan, awalnya shine mengatakan ingin mengantar tapi jaemin bilang sudah ada teman kelasnya yang mengantar. Shine senang senang saja kalau jaemin sudah memiliki teman fikirnya. Tidak tau saja shine sebenarnya teman jaemin itu adalah musuh bebuyutannya.
.
.
.
Taehyung bersiap seperti biasa untuk ke kantor. Dia masih memakai pakaian branded miliknya yang dia bawa dari mansion milik ayahnya saat pergi lalu. Jadi dia masih punya beberapa pakaian bagus. Baekhyun memasak bekal untu taehyung. Jika biasanya taehyung akan menyuruh salah satu karyawan untuk membelikan dia makan sekarang di pastikan tidak akan bisa lagi. Dan juga taehyung ingin berhemat saja dengan membawa bekal jadi uangnya yang untuk beli makanan itu bisa dia tabung atau untuk beli keperluan lain.
Jika dulu taehyung tidak mempermasalahkan harga suatu barang namun kiri taehyung sangat perhitungan akan apapun. Bahkan yeri tidak boleh tidur dengan lampu yang di hidupnya, harus di matikan untuk menghemat pemakaian listrik kata taehyung. Yeri sebenarnya tidak bisa tidur degan lampu mati dan keadaan kamar yang gelap namun karena dia tidur bersama baekhyun jadi dia bisa tidur meki butuh waktu lama untuk bisa benar2 tidur.
"tae, ini bekalnya" taehyung menoleh pada sang ibu yang mengulurkan paper bag berisi kotak bekal di sana tidak lupa dengan sebotol minuman.
Chup
"terima kasih bu" taehyung tidak berubah.
Masih seperti dulu mengecup pipi ibunya dan juga kening ibunya setiap pagi. Baekhyun tentu saja senang anaknya tidak berubah karena masih memperlakukan dirinya seperti biasa. Baekhyun awalnya sudah berfikir taehyung akan mengabaikannya dan membiarkan dirinya sendirian. Lagi pula baekhyun berfikir orang mana yang sudi tinggal dengan manusia menjijikan seprtinya. Benar kata chanyeol, dia adlah manusia sampah yang dengan mudahnya mengangkang sana sini, mengobral lubangnya dengan mudah.
"ibu" suara dalam dan lembut taehyung membuyarkan lamunan baekhyun. Alu menatap pada anak tunggalnya ini.
....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Comments